DEFINISI
1. Tinadakan Medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostik atau teraupetik yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi.
2. Tindakan invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh.
3. Tindakan Non Invasif adalah pengobatan konservatif yang tidak memerlukan sayatan
kedalam tubuh atau penghapusan jaringan.
4. Resiko Medik adalah keadaan atau situasi yang tidak diinginkan yang mungkir setelah
dilakukannya tindakan medik oleh dokter.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Pelayanan
1. Setiap tindakan invasif harus dilakukan persetujuan Tindakan Kedokteran agar
tidak muncul gugatan atau tuntutan malpartek medik.
2. Setiap tindakan yang dilakukan harus dicatat didalam rekam medis pasien
(lembar asuhan terintegrasi).
3. Setiap hasil tindakan invasif harus dicatat dalam rekam medis pasien (lembar
asuhan terintegrasi).
4. Tidak semua tindakan invasif dilakukan oleh doketr spesialis dan dokter umum,
terdapat daftar tindakan invasif yang dapat didelegasikan kepada tenaga
kesehatan yang lain (perawat, perawat gigi, fisioterafis).
C. Asuhan Keperawatan
1. Asuhan keperawatan pre-operasi
2. Asuhan keperawatan intra operasi
3. Asuhan keperawatan post operasi
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
11. Dokter anestesi menentukan obat obatan dan tehnik yang diperlukan untuk
tindakan anestesi.
12. Dokter anestesi menjelaskan tentang kondisi pasien kepada pasien atau keluarga,
meliputi diagnosis kerja, rencana tindakan dan faktor penyulit anestesi serta
kemungkinan komplikasi intra maupun paska anestesi.
13. Dokter anestesia mengisi form ceklist assesmen anestesi dan menanda tangani
blangko terkait dengan anestesi.
14. Perawat ruangan memberikan surat persetujuan (informed consent) untuk dilakukan
tindakan invasif (tindakan pembedahan), setelah mendapatkan penjelasan dari DPJP.
15. Perawat ruangan memberikan konseling tentang:
a. Perawat mengajarkan cara melakukan nafas dalam dan batuk efektif.
b. Perawat mengajarkan mobilisasi ringan.
c. Perawat mengajarkan efek dari pembiusan.
16. Dokter memberikan instruksi untuk dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain:
a. Darah lengkap, BSS, HIV, Urium, Kreatinin, HBSAg, CTBT.
b. EKG
c. Rontgen
d. USG
17. Petugas meminta pasien agar melepas protease seperti gigi palsu, kaca mata, dan
perhiasan.
18. Perawat melakukan persiapan kulit/ cukur.
19. Perawat melakukan klisma/ menggunakan obat supostorial pencahar (pled enema).
20. Perawat menginstruksikan pasien agar berpuasa minimal 6 jam ( tergantung jenis
tindakan invasif yang akan dilakukan.
21. Perawat melakukan pemasangan dower cateter.
22. Perawat melakukan pemasangan infuse
23. Perawat memberikan injeksi antibiotik 1 jam sebelum tindakan operasi
24. Perawat mengukur TTV (tanda-tanda vital) harus dalam rentang normal
25. Pasien siap diantar ke kamar operasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
B. Persiapan Bedah
1. Persiapan Pre Operasi :
a. Sign-in
1) Tim anestesi mengkonfirmai ulang identitas, lokasi dan informed consent.
2) Tim anestesi memastikan apakah lokasi operasi sudah ditandai.
3) Tim anestesi memastikan apakah mesin dan alat-alat sudah lengkap dan
siap.
4) Tim anestesi memastikan apakah pulse oxymetri telah terpasang pada
pasien dan berfungsi dengan baik.
5) Tim anestesi mengidentifikasi ulang apakah pasien ada riwayat alergi, dan
kesulitan bernafas.
6) Tim anestesi mengidentifikasi apakah ada risiko perdarahan.
b. Time-out
1) Seluruh tim yang ikut dalam pembedahan tersebut memperkenalkan nama
dan tugasnya.
2) Tim anestesi mengkonfirmasi ulang nama pasien, prosedur dan daerah
insisi yang akan dilakukan.
5
3) Tim anestesi mengidentifikasi ulang apakah obat profilaksis sudah
diberikan 60 menit sebelumnya.
4) Untuk Operator harus mengantisipasi kejadian-kejadian kritis yaitu:
a) Operator harus sigap menghadapi keadaan kritis atau kejadian luar
biasa pada pasien.
b) Operator harus bisa cepat dan tepat dalam menangani kejadian
tersebut.
c) Operator harus punya langkah-langkah untuk mengatasi perdarahan
yang terjadi.
5) Tim anestesi harus mengantisipasi kejadian-kejadian kritis yaitu:
a) Tim anestesi mengidentifikasi apakah pasien membutuhkan peralatan
khusus.
6) Untuk Perawat harus mengantisipasi kejadian-kejadian kritis yaitu:
a) Perawat instrumentator memastikan semua alat yang akan
dipergunakan dalam kondisi baik dan steril.
b) Perawat harus memperhatikan apakah ada peralatan yang rusak atau
sudah tak bisa digunakan.
c) Perawat mempersiapkan foto rontgen dalam keadaan terpasang.
d) Perawat instrumentor menyiapkan dan menyusun instrument steril
yang akan digunakan di atas meja mayo.
e) Instrumentator melakukan penghitungan jumlah instrument, kassa
steril, jarum yang akan dipakai dengan disaksikan oleh perawat
sirkuler.
f) Perawat sirkuler mendokumentasikan hasil penghitungan awal
didalam form penghitungan instrument, kassa, dan jarum.
C. Persiapan Pasca-Bedah
Setelah operasi selesai dilaksanakan,
1. Operator mendokumentasikan hasil tindakan operasi meliputi :
a. Diagnosa pra dan pasa bedah.
b. Nama prosedur tindakan.
c. Spesimen bedah untuk pemeriksaan.
d. Catatan-catatan penting spesifik, komplikasi atau tidak adanya komplikasi selama
operasi, termasuk jumlah kehilangan darah.
e. Tanda tangan.
2. Perawat RR mendampingi operator dalam membuat laporan dan membuat catatan
instruksi terintegrasi.
3. Perawat Recovery room melengkapi laporan operasi meliputi:
a. Identitas pasien yang terdiri dari nama, jenis kelamin, tanggal lahir dan nomer
rekam medis.
b. Nama dokter dan asisten.
c. Tanggal, waktu dan mengecek kembali laporan yang telah ditulis oleh operator /
DPJP.
4. Selama diruangan RR petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasca-
bedah yaitu:
a. Keadaan umum pasien : baik, sedang, buruk
b. Vital sign : TD, Nadi, RR, T.
c. Kesadaran : Compos mentis, apatis, samnolen, sporo, coma
d. Pernafasan : spontan, tersumbat, O2 nasal
e. Sirkulasi : merah mudah, sianosis
f. Turgor kulit : elastic, tidak elastic
g. Mukosa Mulut: Lembab, kering.
h. Ekstremitas : hangat, dingin.
i. Posisi : terlentang, power/semi, miring kanan/kiri.
j. Cairan drain : ya. Tidak, warna, jumlah.
k. Keadaan emosi : tenang, gelisah.
l. Jaringan PA dan Formulir : ya, tidak
m. Catatan khusus.
5. Petugas RR dan perawat ruangan melakukan serah terima pasien serta
menjelaskan seluruh laporan tindakan invasif yang sudah dilakukan pada pasien
tersebut sampai asuhan keperawatan yang sudah diberikan.
7
D. Asuhan Keperawatan
1. Asuhan keperawatan pre-operasi
1. Petugas RR harus memperhatikan asuhan yang ditimbulkan sebelum tindakan
pembedahan.
2. Petugas harus memperhatikan masalah-masalah keperawatan apakah yang
mungkin terjadi pada pasien, seperti:
a. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan, seperti salah interfrestasi informasi, kecemasan yang tinggi, dan
kurang daya ingat.
b. Asietas/kecemasan pasien mengenai krisis situsional, ketidakakraban dengan
lingkungan dan ancaman kematian.
3. Petugas membuat intervensi/implementasi asuhan keperawatan.
4. Petugas membuat evaluasi dan membuat nama, dan diparaf.
8
3. Semua tindakan non inVasif harus dilakukan pencatatan di CPPT, kapan dilakukan,
indikasi dilakukan tindakan tersebut, lokasi tindakan dan lama tindakan serta reaksi
pasien terhadap tindakan tersebut.
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10