PENDAHULUAN
1
mampu melakukan manajemen keperawatan melalui proses pengorganisasian
kegiataan-kegiatan keperawatan secara efektif dan efisien dalam pelayanan
keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan.
Praktek belajar lapangan dilakukan di ruangan 7 Weast Rumah Sakit
Columbia Asia Medan selama tiga minggu yang dimulai sejak tanggal 17 Juli
sampai dengan 4 Augustus 2017. Kegiatan yang dilakukan selama PBLK ini
mencakup manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan
keperawatan pada lahan praktekdan pasien kelola. Berdasarkan data dari ruangan
7 Weast Rumah Sakit Columbia Asia, salah satu dari sepuluh kasus gangguan
sistem pernafasan adalah Asma Bronchial.
Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data
mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade
terakhir (Mchpee and Ganong, 2011). Menurut Global Initiative for Asthma
(GINA) tahun 2008, asma didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronis pada
saluran pernafasan. Inflamasi kronis ini berhubungan dengan hiperresponsivitas
saluran pernafasan terhadap berbagai stimulus, yang menyebabkan kekambuhan
sesak nafas (mengi), kesulitan bernafas, dada terasa sesak, dan batuk-batuk, yang
terjadi utamanya pada malam hari atau dini hari. Sumbatan saluran nafas ini
bersifat reversibel, baik dengan atau tanpa pengobatan.
Angka kejadian penyakit asma akhir-akhir ini mengalami peningkatan dan
relative sangat tinggi dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. WHO
memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan
diperkirakan akan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya. (WHO,
2013) Kemenkes RI (2011) di Indonesia mengatakan penyakit asma masuk dalam
sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma 80%
terjadi di negara berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat 2 pendidikan,
pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit asma diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang,
jika tidak terkontrol dengan baik.
Jumlah kasus penderita asma cukup banyak ditemukan dalam masyarakat
walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah. Badan kesehatan dunia
2
(WHO) memperkirakan sekitar 100-150 juta penduduk di dunia menderita asma.
Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000
orang setiap tahun. Sumber lain bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta
orang di dunia dan terus meningkat selama 20 tahun kebelakang. Di Indonesia
prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun dalam penelitian pada anak
sekolah usia 13-14 tahun dengan kuesioner ISAAC (International Study on
Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi asma masih 2.1%, sedang
pada tahun 2003 meningkat menjadi 5.2%. Hasil survei asma pada anak sekolah
di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Bandung, Jakarta, Semarang,
Yogyakarta, Malang, dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD
(6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6,9%, sedang pada anak SMP di Jakarta
Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur sebesar 8,6%
(Depkes, 2009).
Berdasarkan data-data diatas, penulis tertarik untuk melakukan manajemen
kasus pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Asma Broncial.
1.2. Tujuan
PBLK ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan konsep dan teori yang didapat selama pendidikan dan mendapat
gambaran yang jelas tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan Asma Bronkial Di Ruangan 7 Weast Rumah Sakit Columbia Asia
Medan.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Manfaat PBLK ini bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang penyakit Asma Broncial serta bisa menerapkan konsep dan
teori pada lahan praktek.
3
Manfaat PBLK bagi lahan praktek yaitu untuk meningkatkan mutu
pelayanan di lahan praktek dengan melakukan penerapan intervensi kasus sesuai
dengan kasus kelolaan mahasiswa sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan
pada pasien secara komprehensif.