Anda di halaman 1dari 8

TEMU MANGGA (Curcuma mangga)

Temu mangga (Curcuma mangga) merupakan salah satu jenis temu yang
tumbuh di Indonesia. Selain di Indonesia, temu mangga juga dijumpai di daerah
sekitar ekuatorial lainnya seperti Malaysia (dikenal dengan sebutan temu pauh) dan
Thailand (kha min khao). Ciri khas tanaman ini adalah umbinya (yang berwarna
kuning dan berbintik seperti jahe) memiliki bau khas seperti bau manga (Tedjo et
al., 2005).
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma mangga Val.
2. Kandungan Kimia dan Khasiat
Curcuminoid content yaitu sebesar 0.18-0.47% dideteksi menggunakan
metode HPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007). Secara empiris, rimpang
temu mangga secara tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan perut,
nyeri dada, demam, maag, dan perawatan post partum. Temu mangga berkhasiat
sebagai penurun panas (antipiretik), penangkal racun (antitoksik), pencahar
(laksatif), dan antioksidan. Khasiat lainnya untuk mengatasi kanker, sakit perut,
mengecilkan rahim setelah melahirkan, mengurangi lemak perut, menambah nafsu
makan, menguatkan syahwat, gatal-gatal pada vagina, gatal-gatal (pruritis),
luka, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), demam, kembung, dan
masuk angina.
3. Penelitian Antikanker
Aktivitas kemoprevensi ekstrak temu mangga ditentukan berdasarkan
pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode bilangan peroksida dan
aktivitas glutathione-S-transferase (GST) pada medium kultur dan sel lisat
(aktivitas GST total) sel Chang. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak
etanol memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yang disebabkan oleh senyawa
fenolik. Pemberian fraksi 4 dan fraksi 7 pada medium kultur sel Chang
menunjukkan peningkatan aktivitas GST masing-masing sebesar 47 % dan 15 %
dibandingkan dengan kontrol. Aktivitas GST total (GST sitosol dan GST
mikrosomal) mengalami peningkatan ketika H2O2 dan Fe2+ diberikan ke dalam
medium sel Chang sebagai inisiator radikal bebas. Penurunan aktivitas GST total
terjadi ketika pada medium sel Chang diberikan tambahan fraksi 4 dan fraksi 7
ekstrak etanol dibandingkan dengan yang hanya diberikan H2O2 dan Fe2+ (Tedjo
et al., 2005) mampu menekan terjadinya stres oksidatif yang dapat diamati mampu
menginduksi aktivitas glutation-S-transferase (GST).
JAHE MERAH (Zingiber officinale)
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
2. Morfologi
Jahe merah merupakan terna berbatang semu tegak yang tidak bercabang dan
termasuk famili Zingiberaceae. Batang jahe merah berbentuk bulat kecil berwarna
hijau dan agak keras. Daunnya tersusun berselang-selang teratur. Tinggi tanaman
ini 30-60 cm. Jahe merah tumbuh baik di daerah tropis yang beriklim cukup panas
dan curah hujannya sedikit. Jika cahaya matahari mencukupi, tanaman inidapat
menghasilkan rimpang jahe lebih besar daripada biasanya (Sudewo dalam Rahayu,
2010).
Habitus tumbuhan jahe merah yaitu herba dan semusim. Tumbuh tegak
dengan tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, dan berwarna
hijau. Daun tumbuhan jahe berbentuk tunggal, lancet, dengan tepi rata, ujung
runcing, pangkal tumpul, dan berwarna hijau tua. Bunga tumbuhan jahe merah
biasanya majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar
1,5-2 cm, tangkai panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau kemerahan, kelopak
bentuk tabung, bergigi 3 dan mahkota bentuk corong panjang 2-2,5 cm. Buah
tumbuhan jahe merah kotak, bulat panjang, coklat. Biji berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Akar berbentuk serabut berwarna putih kotor (Hutapea dalam
Rahayu, 2010).
3. Kandungan Kimia
Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri
dari minyak menguap, minyak tidak menguap, dan pati. Minyak atsiri termasuk
jenis minyak menguap dan merupakan suatu komponen yang memberi bau yang
khas. Rimpang jahe merah selain mengandung senyawa-senyawa kimia tersebut,
juga mengandung gingerol, 1,8-cineole, 10-dehydro-gingerdione, 6-gingerdione,
arginine, a-lino;enic acid, aspartic, dan unsur pati seperti tepung kanji, serta serat-
serat resin dalam jumlah sedikit. Kandungan minyak atsiri jahe merah sekitar 2,58-
2,72% dihitung berdasrkan berat kering. Kandungan minyak atsiri jenis jahe yang
lain jauh berada dibawahnya.
4. Khasiat dan Manfaat
Jahe segar dan jahe kering banyak digunakan sebagai bumbu masak atau
pemberi aroma pada makanan kecil dan sebagainya. Jahe muda bahkan dapat
dimakan mentah sebagai lalab atau diolah menjadi jahe awet yang berupa jahe asin,
jahe dalam sirup atau jahe kristal (Paimin, 1999). Berdasarkan penelitian, aksi
farmakologi jahe antara lain mencegah mual dan postoperative nausea dengan
mekanisme aksi meningkatkan motilitas pada gastrointestinal (Phillips et al dalam
Rahayu, 2010). Aksi farmakologi yang lain adalah hiperemesis gravidarum (Fischer
and Rasmussen et al dalam Rahayu, 2010), muntah yang diinduksi oleh kemoterapi
(Meyer et al dalam Rahayu, 2010) dan osteoarthritis (Altman and Marcussen dalam
Rahayu, 2010).
Pada Clinical Studies on Ginger ada dua study yang menerangkan bahwa jahe
memiliki efektifitas seperti metoclopramide untuk mengurangi postoperatif nausea
(Bone et al dalam Rahayu, 2010). Jahe merah yang memiliki rasa yang panas dan
pedas, terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, yaitu untuk
pencahar (laxatif), peluruh masuk angin, antimabuk (antiemetik), sakit encok
(rheumatism), sakit pinggang (lumbago), pencernaan kurang baik (dyspepsia),
radang tenggorokan (bronchitis), asma, sakit demam (fevers), pelega tenggorokan.
DAFTAR PUSTAKA

Bos R, Windono T, et al. 2007. HPLC-Photodiode Array Detection Analysis Of


Curcuminoids In Curcuma Species Indigenous To Indonesia. Phytochem
Anal.18(2):118-22
Nuratmi B, Nugroho YA, Sundari D. 2006. Efek Antidiare Jus Temu Putih
(Curcuma zeodoria Rosc) Dan Temu Mangga (Curcuma mangga Val. Et.
Zipp) Pada Tikus Putih. Media Litbang Kesehatan. XVI (1):29-34.
Rahayu, Fitri. 2010. Formulasi Sediaan Chewable Lozenges yang Mengandung
Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var). Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta
Tedjo, A., Sajuthi, D., Darusman, LK. 2005. Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu
Mangga, Makara, Kesehatan, Vol. 9, No. 2, 57-62
BAWANG TIWAI

Klasifikasi
Menurut DepKes RI (2001)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Iridaceae
Marga : Eleutherine
Jenis : Eleutherine palmifolia(L) Merr

Tanaman ini mempunyai banyak jenis dengan bentuk dan jenis yang beragam
seperti bawang merah, bawang putih dan berbagai jenis bawang lainnya. Ciri
spesifik tanaman ini adalah umbi tanaman berwarna merah menyala dengan
permukaan yang sangat licin. Letak daun berpasangan dengan komposisi daun
bersirip ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk
daun berbentuk pita berbentuk garis. Selain digunakan sebagai tanaman obat
tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya indah
dengan warna putih yang memikat.
Tumbuhan ini berupa terna menahun yang merumpun sangat kuat, akhirnya
merupakan rumpun-rumpun besar. Tingginya hanya mencapai 26 hingga 50 cm.
Batangnya tumbuh tegak atau merunduk, berumbi yang berbentuk kerucut dan
warnanya merah. Daunnya ada dua macam, yaitu yang sempurna berbentuk pita
dengan ujungnya runcing, sedang daun-daun lainnya berbentuk menyerupai batang.
Bunganya berupa bunga tunggal, warnanya putih, terdapat pada ketiak-ketiak daun
atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga.
Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan kemudian
menutup kembali. Buah kotaknya berbentuk jorong dengan bagian ujungnya
berlekuk. Bila masak merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Bentuk
bijinya bundar telur atau hampir bujur sangkar. Umbinya mirip bawang merah
tetapi sama sekali tidak berbau.
Secara empiris, umbi bawang Dayak dikenal memiliki khasiat untuk
mengatasi bisul atau penyakit kulit. Cara penggunaannya yaitu dengan
menempelkan parutan umbi bawang dayak pada daerah yang luka. Umbinya
bersifat diuretik, astringen, pencahar, analgetik, mengobati luka, sakit kuning,
batuk, mencret berdarah, sakit perut, disentri, radang poros usus, kanker colon,
kanker payudara, perangsang muntah, dan obat bisul. Daunnya berkhasiat sebagai
obat bagi wanita yang nifas (Galingging, 2009).
Walaupun dikenal sebagai bawang dayak, di daerah Jawa Barat
(Sunda),vtanaman ini juga dikenal dengan nama daerah yaitu babawangan
beureum. Hasil penapisan fitokimia pada bagian umbi menunjukkan adanya
kandungan metabolit sekunder antara lain : alkaloid, glikosida, flavanoid, fenolik,
kuinon, steroid, zat tannin dan minyak atsiri. Bagian daun dan akar mengandung
flavonoida dan polifenol (Heyne, 1987).
JAMBU KRISTAL

Anda mungkin juga menyukai