Donny K. Mulyantoro
Hendra Dhermawan Sitanggan
Erlina Permatasari
Editor:
Agung Dwi Laksono
PENERBIT PT KANISIUS
Hipertensi Pembunuh Senyap Etnik Melayu di Kampung Bilis
1016003077
2016 - PT Kanisius
Cetakan ke- 3 2 1
Tahun 18 17 16
ISBN 978-979-21-5074-2
iii
KATA PENGANTAR
v
hatan RI yang telah memberikan kesempatan pada Pusat Pene-
li an dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan
untuk melaksanakan Riset Etnografi Kesehatan 2016 sehingga dapat
tersusun beberapa buku seri dari hasil riset ini.
vii
BAB III DINAMIKA KESEHATAN KAMPUNG BILIS................................... 45
3.1 Konsep Sehat dan Sakit ........................................................... 45
3.1.1. Sudut Pandang Kesehatan..................................... 45
3.1.2. Sehat Sakit Lingkup Budaya ................................. 46
3.1.3. Konsep Sehat dan Sakit
Persepsi Masyarakat................................................. 48
3.1.4. Penyebab Sakit ............................................................ 49
3.1.5. Sakit Karena Mahluk Halus ................................... 52
3.2. Sepuluh Besar Penyakit ........................................................... 55
3.3. Pelayanan Kesehatan Modern............................................. 56
3.3.1. Puskesmas ...................................................................... 56
3.3.2. Rumah Sakit Lapangan ........................................... 57
3.4. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat .......................... 59
3.4.1. Pos Kesehatan Desa ................................................. 59
3.4.2. Posyandu Balita ........................................................... 60
3.4.3. Posyandu Lansia .......................................................... 64
3.5. Pola Pencarian Pengobatan .................................................. 66
3.6. Metode Pengobat Tradisional.............................................. 69
3.6.1. Air Penawar ................................................................... 69
3.6.2. Air Limau ........................................................................ 69
3.6.3. Betetas ............................................................................. 70
3.6.4. Air Jage............................................................................. 70
1.7. Melindungi Rumah dari Pengaruh Jahat ...................... 71
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3.1. Puskesmas Palmatak, Kec. Palmatak,
Kab. Kepulauan Anambas ...................................................... 57
Gambar 3.2. Ruang Poli Rawat Jalan RSL Palmatak ............................. 58
Gambar 3.3. Puskesmas Pembantu Desa Piabung ............................... 59
Gambar 3.5. Kegiatan Penimbangan Balita Posyandu Asoka,
Desa Piabung ................................................................................ 62
Gambar 3.6. Kegiatan Demo Memasak Posyandu Asoka,
Desa Piabung ................................................................................ 63
Gambar 4.1. Faktor Utama yang Berkontribusi Berkembangnya
Hipertensi....................................................................................... 75
Gambar 4.2 Pemeriksaan Tekanan Darah pada Lansia..................... 77
Gambar 4.3 Foto warga yang menderita hipertensi saat
sedang diwawancara ................................................................ 80
Gambar 4.4. Foto Ikan Siembok disalai ...................................................... 87
Gambar 4.5 Masakan Ikan Siembok di Gulai Lemak Hijau ............. 90
Gambar 4.6. Suasana Pagi dan Keceriaan Anak Sekolah .................. 107
Gambar 4.7. Suasana Sore Hari dan Keceriaan Anak-Anak
Bermain Jongkong ..................................................................... 108
Gambar 4.8. Nelayan Mempersiapkan Pompong untuk Melaut . 109
Gambar 4.9. Nelayan Pergi Melaut Menggunakan Pompong
di Sore Hari .................................................................................... 110
1
mengakar, yang merupakan hasil pengetahuan berdasarkan proses
adaptasi dengan lingkungan fisik ataupun sosial masyarakat (internal
dan eksternal). Hal ini dianggap sebagai kebenaran kelompok, diyakini
akan memberikan kemudahan dan keselamatan dalam proses ke-
hidupan dan respon terhadap lingkungan.
Berkaitan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi, khu-
susnya di bidang kesehatan, terkadang pengetahuan dan perilaku
budaya yang terbentuk dan diyakini kebenarannya oleh anggota ke-
lompok etnik berbenturan dengan perkembangan konsep-konsep
kesehatan. Pengetahuan dan perilaku yang terbentuk berdasarkan
local wisdom lebih sering didasarkan pada pengamatan dan naluri
dalam menyelesaikan masalah, dak didasarkan oleh pengetahuan
yang teruji kebenarannya melalui suatu peneli an. Akibatnya, ter-
kadang suatu perilaku dan kebiasaan yang sudah mengakar kuat
sebagai perilaku budaya malah sebaliknya mendorong penyebaran
dan/atau peningkatan masalah kesehatan pada anggota masyarakat
etnik tertentu, termasuk etnik Melayu.
Budaya sendiri diar kan sebagai suatu sistem gagasan dan
rasa, sebuah ndakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia di
dalam kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana, diar kan sebagai
hal yang melekat dengan kehidupan masyarakat itu sendiri dan mem-
berikan pengaruh terhadap pembentukan persepsi terhadap konsep
sehat dan sakit dan berkontribusi kepada pembiaran terhadap norma
berperilaku dak sehat. Pada k itu, perilaku budaya yang terkait
dengan kesehatan mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk
mempengaruhi capaian derajat kesehatan masyarakat.
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2013
menunjukkan bahwa Kepulauan Anambas berada pada ranking 386
dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, dan kabupaten dengan IPKM
terendah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Salah satu masalah
kesehatan yang cukup nggi, baik dari data survei maupun pengakuan
masyarakat tentang penyakit yang banyak diderita, adalah hipertensi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa
5
Selain potensi kekayaan minyak, gas, kelautan dan perikanan,
potensi yang sangat menonjol yaitu potensi pariwisata. Kabupaten
Kepulauan Anambas merupakan gugusan 255 pulau ekso s yang
berbatasan dengan Laut China Selatan. Pulau-pulau dengan pasir
pu h, air laut yang jernih dan panorama bawah laut yang sangat kaya
dengan beragam biota satwa laut menjadi daya tarik pariwisata yang
luar biasa.
Pulau bawah adalah surga wisata bahari paling terkenal di
Kepulauan Anambas. Media internasional CNN pada tanggal 17 April
2012 mengeluarkan pers release yang menyatakan bahwa Pulau
Bawah terpilih sebagai Asias Top Five Island Paradise atau pulau
tropis terindah se-Asia, menyisihkan empat nominator lainnya yaitu
Koh Chang dan Similand Island (Thailand), Langkawi (Malaysia) dan
Halong Bay (Vietnam).
Des nasi wisata pulau lain adalah Pulau Durai. Pulau Durai
ibarat surga kecil di Laut China Selatan yang mempunyai keindahan
bahari alami. Terletak di sebelah Barat laut kota Tarempa dan
merupakan kawasan konservasi penyu yang dimiliki Kepulauan
Anambas. Selain keindahan pulau dan pantainya, saat yang paling
ditunggu ke ka berkunjung ke Pulau Durai adalah melihat penyu liar
bertelur.
Nelayan lepas pantai mencari ikan selama 4-5 hari di laut lepas.
Kapal pompong yang digunakan dilengkapi dengan alat penunjuk arah
dan koordinat yang oleh nelayan disebut kompas, alat pendeteksi
karang tempat ikan berumpul, dan solar cell tenaga surya untuk ke-
perluan listrik dan penerangan. Ukuran kapal yang digunakan agak
sedikit lebih besar dari kapal pompong nelayan bagan. Alat tangkap
ikan yang digunakan adalah pancing. Ikan sering diperoleh adalah ikan
tongkol, ikan kakap merah, dan beberapa ikan jenis lain.
2.4.6. Agama
Semua warga Desa Piabung adalah pemeluk agama Islam.
Terdapat ga Masjid di sepanjang jalur utama jalan desa. Kegiatan
ru n yang berhubungan dengan keagamaan Islam antara lain mengaji
anak-anak dan remaja di rumah guru mengaji se ap waktu dzuhur,
tahlil dan pembacaan surat Yasin se ap hari Kamis malam setelah
shalat maghrib di masjid oleh bapak-bapak, pembacaan surat yasin
dan wirid oleh ibu-ibu di rumah anggota pengajian secara begilir
yang dilakukan se ap hari Jumat siang, menjalankan puasa di bulan
Ramadhan dan shalat sunah Tarawih di masjid-masjid. Perayaan hari
besar keagamaan juga dirayakan oleh seluruh warga Piabung tanpa
terkecuali.
Menurut salah seorang tokoh agama, saat ini ketaatan dalam
menjalankan agama sudah mulai berkurang.
...100% penduduk Desa Piabung Islam, namun belum
tentu iman dan amalannya sesuai. Makin kesini makin
Gobang
Merupakan kesenian asli Jemaja yang unik dan khas. Seni joget
yang sepintas mirip opera tradisional ini dalam penampilannya selalu
dilengkapi dengan para penari dengan mengenakan topeng berwajah
seram seper monyet, raksaksa, dan hantu. Selain penari dan pemain
Zapin
Zapin merupakan perpaduan dari gerak dan tarian yang
berakar dari tarian zapin arab yang sudah diadaptasikan dengan
kehidupan masyarakat Anambas seper zapin Elang Tetak dan jenis-
jenis lagu serta tarian zapin lainnya.
45
se ap masayarakat memiliki batasan yang sama dalam mengetahui
kapan dia dikatakan sakit ataupun sehat. Pemahaman tentang
konsep sehat dan sakit dapat berkaitan dengan pencegahan kesakitan
dan waktu pencarian pengobatan. Waktu pencarian pengobatan
yang dimaksud adalah kapan seseorang mencari pengobatan. Pada
umumnya masyarakat mencari pengobatan pada saat dia merasa
sakit, baik datang ke pengobatan medis maupun tradisional. Pema-
haman tentang sakit bisa berbeda-beda pada masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lainnya, hal ini banyak dipengaruhi oleh
pengetahuan dan kebudayaan masyarakat.
3.1.2. Sehat Sakit Lingkup Budaya
Persepsi tentang kesehatan yang diilustrasikan sebagai sebuah
hubungan antara individu dengan lingkungannya berbeda dari orang
ke orang dan dari budaya ke budaya. Misalnya dalam beberapa bu-
daya, obesitas dianggap sebagai kondisi yang dak sehat dan berat
badan rendah sebagai kondisi sehat, sedangkan bagi budaya lainnya,
hal tersebut terjadi kebalikannya, orang gemuk dipandang sebagai
orang yang sehat dan kurus seper sakit-sakitan.
Perbedaan inipun terjadi antara masyarakat dan pelayanan
kesehatan modern. Perha an biomedis atau pelayanan kesehatan
modern terhadap kesehatan yang berfokus pada penyakit biologis
sering berbenturan dengan persepsi pasien. Hal ini sering terjadi
dan mengakibatkan terhambatnya perawatan yang efek f. Namun
pelayanan kesehatan sering dak menyadari atau mengabaikan
perbedaan ini. Mengabaikan persepsi pasien ini akan menyulitkan
pelayanan kesehatan dalam memahami masalah kesehatan yang
dihadapi.
Perawatan kesehatan yang efek f adalah dengan cara mema-
hami persepsi pasien tentang kesehatan sehingga dapat diintegrasikan
ke dalam pengobatan medis. Perspek f pasien sangat pen ng untuk
mengembangkan upaya pencegahan karena pengenalan kondisi dan
penggunaan sumber daya tergantung pada persepsi orang tentang
Gambar 3.4.
Posyandu Raflesia, Teluk Galeng Desa Piabung
Gambar 3.5.
Kegiatan Penyuluhan di Posyandu Asoka, Desa Piabung
Gambar 3.7.
Pemeriksaan Tekanan Darah Lansia
73
hipertensi ini sangat nggi, yaitu sekitar 90-95% dari keseluruhan
kejadian hipertensi. Hipertensi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seper faktor gene k, lingkungan, kurangnya olahraga, merokok,
kebiasaan minum kopi dan alkohol, pola makan yang salah dan berat
badan berlebih. Kedua adalah hipertensi sekunder, yaitu hipertensi
yang penyebab spesifiknya diketahui atau hipertensi yang disebabkan
karena penyakit lain. Hipertensi ini dapat disebabkan karena penyakit
ginjal, penggunaan estrogen, kehamilan, dan karena gangguan
hormonal. Persentase kejadian hipertensi ini lebih rendah dibanding
hipertensi primer, yaitu sekitar 5-10% dari keseluruhan kejadian
hipertensi.
Perjalanan penyakit hipertensi sangat lamban dan bisa saja
dak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Selama dak
menunjukkan gejala, hipertensi bisa menyelubungi perkembangan
penyakit sampai terjadinya kerusakan organ. Bila terdapat gejala,
biasanya dak spesifik, misalnya penderita mengalami sakit kepala
atau pusing, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk,
sukar dur, dan mata berkunang. Namun, jika masih tetap dak
diketahui dan dak dirawat maka dapat mengakibatkan kema an
karena penyakit jantung, stroke, ataupun gagal ginjal sehingga sering
disebut silent killer atau pembunuh senyap.
Beberapa perilaku yang merupakan faktor risiko berkem-
bangnya hipertensi antara lain: (1) mengkonsumsi makanan yang
mengandung terlalu banyak garam atau lemak dan kurang meng-
konsumsi buah sayuran; (2) mengkonsumsi minuman beralkohol
secara berlebihan; (3) kurang ak vitas fisik dan jarang berolah raga;
(4) pengendalian stres yang kurang baik.
113
dan budaya. Faktor sosial yang mendasari antara lain globalisasi,
urbanisasi, penuaan, pendapatan, pendidikan dan perumahan.
Adapun faktor yang berhubungan dengan perilaku adalah pola
konsumsi makanan dak sehat, banyak menggunakan garam dan
penyedap makanan, merokok dan ak vitas fisik yang rendah.
Penyakit hipertensi dikenal juga dengan Silent Killer atau
pembunuh senyap karena dak ada tanda-tanda khusus yang
dapat dikenali oleh penderita. Ka daktahuan dan tekanan darah
nggi yang dak terkontrol akan mengarah pada penyakit stroke
atau penyakit jantung bahkan kema an. Keadaan ke daktahuan
menderita hipertensi umumnya dialami oleh penderita hipertensi
di Desa Piabung. Mereka mengetahui dirinya menderita hipertensi
secara dak sengaja ke ka berobat karena penyakit lain atau secara
kebetulan ingin mengetahui tekanan darahnya.
Beberapa tokoh adat menjelaskan bahwa penyakit hipertensi
dak banyak ditemui sebelumnya, saat mereka berusia muda. Salah
seorang tokoh adat yang paling dihorma dan berusia kurang lebih 80
tahun, menyatakan penyakit hipertensi baru banyak terjadi pada
beberapa tahun belakangan ini...
Perubahan penyakit hipertensi menjadi prevalen kemung-
kinan dak terlepas dari perubahan pola hidup masyarakat dari pola
hidup bertani di kebun perbukitan beralih ke pola hidup pencari
ikan sebagai nelayan yang hidup di daerah pantai. Perubahan pola
hidup petani menjadi nelayan membawa konsekuensi perubahan
berbagai aspek kehidupan seper pola ak vitas, pola makan dan pola
pemilihan makanan.
Sebelum tahun 1990-an, penduduk umumnya nggal di
daerah perbukitan sebagai petani kelapa, karet dan cengkeh dengan
ak vitas berkebun, berjalan kaki atau menggunakan jongkong dengan
cara dikayuh untuk mobilitas antar sehari -hari. Makanan pokok di
tahun 1960-1980 an hanya makan ubi parut yang dicampur dengan
sedikit nasi, ditambah dengan gulai pucuk ubi dan gulai keladi. Karena
komoditas kelapa, karet dan cengkeh dirasakan dak dapat memenuhi
129
Mansjoer, A., Triyan , K., Savitri, R., Ika Wardhani, W., Se owulan, W.,
2001. Kapita Selekta Kedokteran, Ke ga. ed, I. Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Price, S.A., Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit.
Masriadi, 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Trans Info
Media, Jakarta, Indonesia.
Na onal Ins tutes of Health, Na onal Heart, Lung, and Blood In tute.
The Seventh report of the joint naonal commiee on prevenon,
detecon, evaluaon, and treatment of high blood pressure (JNC
VII). 2003.
Raghavendra, S.N., Raghavarao, K., 2010. Eect of dierent treatments
for the destabiliza on of coconut milk emulsion. J. Food Eng. 97,
341347.
Diehl H. 2001. Waspada Diabetes, Kolesterol, Hipertensi. Indonesia
Publishing House.
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Malonda, N.S.H., Dinar , L.K., Pangastu , R., 2012. Pola makan dan
konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada lansia. J.
Gizi Klin. Indones. 8, 202212.
Almatsier, S., 2002. Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, Dan Lemak
Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan Dan Pangan Siap
Saji.
World Health Organiza on, 2012. Guideline: Sodium intake for adults
and children. WHO Library Cataloguing, Geneva.
Muliya , H., Syam, A., Sirajuddin, S., 2011. Hubungan pola konsumsi
natrium dan kalium serta ak vitas fisik dengan kejadian
hipertensi pada pasien rawat jalan di RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Media Gizi Masy. Indones. 1, 4651.
133
N R
naba 91 resepsi 41
nasehat 121, 124 Ritual 33, 37
nyanyian 37, 39, 121, 124 Rumah 25, 26, 31, 32, 33, 49, 57, 58, 66,
67, 71, 102
O Rumah Sakit Lapangan 57, 58, 66
obesitas 46
observasi pasr sipasi 88 S
olah raga 106, 111, 122, 126 sakit 2, 3, 19, 36, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
orang bunian 37, 39, 40 51, 52, 53, 54, 57, 59, 64, 66, 67, 68,
69, 71, 72, 74, 76, 77, 78, 79, 81, 82,
P 84, 103, 104, 120, 122, 126
pangan 91, 93 Sepuluh besar penyakit 55
pantangan 45, 47, 50, 52, 53, 70, 78, 80, somboi 36, 52, 53, 68
81, 84, 123 spiritual 45, 47, 48
pantun 121, 124, 125 syair 121, 124
pelayanan kesehatan 46, 58, 59, 60, 66, syariat 36
76, 80
pembangunan kesehatan 45 T
penari 38 tarian 38, 39, 41, 42, 124
pengajian 34 tekanan darah 3, 52, 59, 73, 76, 77, 78,
pengalaman 50, 51, 66, 76, 116, 118 79, 80, 91, 92, 93, 94, 96, 101, 102,
pengawetan 127 106, 114, 116, 119, 121, 122, 124,
pengetahuan 2, 11, 46, 65, 103, 120, 126
122, 123, 126 tenaga kesehatan 51, 56, 80
pengobatan 3, 46, 49, 54, 59, 66, 69, 70, tradisional 1, 37, 38, 46, 47, 49, 66, 90,
120, 122 120, 124, 126
penimbangan 61, 64, 121 transportasi 23, 24, 31, 56, 111, 119
penyakit 2, 3, 4, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
52, 54, 55, 59, 66, 67, 68, 69, 70, 71, U
73, 74, 75, 76, 77, 96, 97, 102, 106, upacara 38, 121, 123, 124
113, 114, 116, 117, 120, 121, 122,
123, 124, 126 V
penyuluhan 61, 63, 121, 124, 126 vitamin 59, 91, 96, 100
perkawinan 37, 38, 39, 121, 124
pernikahan 1, 12, 36, 37, 41, 124 Z
Persepsi 46, 48
Zapin 42
Poskesdes 56, 59, 60, 63
Posyandu 60, 61, 62, 63, 64, 65, 81, 121,
122, 124, 126
produk f 45
135
Degenera f Bersifat degenarasi
Dipusung kemenyan dibakar, kemudian asapnya digosokkan
ke seluruh tubuh
Empak Mengunyah
Environment Lingkungan
Epidemiologi Suatu cabang ilmu kesehatan masyarakat yang
mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan
faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
Gobang Seni joget yang berasal dari Jemaja (salah
satu pulau di Kep. Anambas), yang dalam
penampilannya selalu dilengkapi dengan para
penari dengan mengenakan topeng berwajah
seram seper monyet, raksaksa, dan hantu
gulai lemak Sebutan untuk gulai yang dimasak menggunakan
santan
Haderoh perpaduan antara tarian yang diungkapkan
dalam bentuk lagu dan diiringi dengan alat musik
kompang
hantu laut pengaruh jahat dari setan atau jin yang ada di
laut dan dapat menyebabkan sakit
Hipertensi Tekanan darah nggi
Host Pejamu, manusia
Inai Daun pacar, sering digunakan untuk mewarnai
kuku
Jongkong Kapal kecil yang biasa terbuat dari kayu ataupun
dari fiber. Ukurannya lebih kecil dari pompong
dan dak memiliki mesin atau motor. Untuk
mengendarainya diperlukan keahlian khusus agar
jongkong tetap dalam keseimbangan. Biasanya
digunakan untuk memancing ikan
kalium mineral pen ng yang berperan dalam banyak
fungsi termasuk mengatur cairan dan menjaga
otot bekerja dengan benar
136
Keje kerja dalam bahasa Melayu
Kolesterol Kadar lemak dalam darah
Kringking Alat musik Melayu
Kumbik Kemiri
Lansia Lanjut usia
Lanun Bajak laut
lemak jenuh lemak di mana dak ada ikatan rangkap di
antara atom karbon pada rantai asam lemaknya,
misalnya mentega, minyak kelapa, minyak sawit,
dll.
Lila Meriam
Limau Salah satu jenis jeruk
mas sorong pasir yang berwarna emas dan berkelip
Mogul kuali besar yang terbuat dari tembaga
Mono Sodium Penyedap rasa
Glutamat
Nose Sejenis cumi-cumi
Orang Bunian Makhluk halus yang dipercaya oleh masyarakat di
Kep. Anambas
Pansik Sejenis kerang
Pelam Sejenis mangga
Pompong Kapal kayu yang dilengkapi dengan mesin atau
motor
Prevalensi Kejadian penyakit
Pukat darat pengaruh jahat dari setan atau jin yang ada di
darat dan dapat menyebabkan sakit
Pukat laut pengaruh jahat dari setan atau jin yang ada di
laut dan dapat menyebabkan sakit
Scabies penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh
tungau atau kutu
silent killer Pembunuh senyap
Somboi Sakit yang disebabkan karena makhluk halus.
137
Tepas penerawangan yang dilakukan oleh dukun
kampung yang memiliki ilmu nggi untuk menge-
tahui dimanakah pasien terkena sakit dan juga
dibagian tubuh yang mana yang terkena
tepuk tepuk Sebuah ritual yang dilakukan ke ka masyarakat
tepung akan memasuki rumah baru. Ritual ini bertujuan
agar keluarga yang akan menempa rumah
terhindar dari sihir, santet atau sejenisnya yang
biasa disebut mejik
Tekanan darah Merupakan angka atas pada hasil pengecekan
sistolik tekanan darah (misalnya tekanan darahnya
120/90 mmHg, maka tekanan darah sistoliknya
adalah 120). Nilai ini merupakan tekanan puncak
yang tercapai ke ka jantung berkontraksi dan
memompakan darah keluar melalui arteri.
Tekanan darah Merupakan angka bawah pada hasil pengecekan
diastolik tekanan darah (misalnya tekanan darahnya
120/90 mmHg, maka tekanan darah diastoliknya
adalah 90). Nilai ini merupakan tekanan ke ka
jatuh ke k terendah saat jantung rileks dan
mengisi darah kembali.
Tuju Pengaruh jahat yang ditujukan atau dikirimkan
pada orang tertentu dengan bantuan jin atau
setan.
Tuju bisa berbentuk limau, jarum, benang atau
telur ayam. Jika benda-benda ini jatuh di rumah,
maka bisa dipas kan salah satu atau semua
anggota keluarganya akan sakit atau bahkan
meninggal seke ka
Vetsin Penyedap rasa
WHO Singkatan dari World Health Organizaon
138
Zapin merupakan perpaduan dari gerak dan tarian
yang berakar dari tarian zapin arab yang sudah
diadaptasikan dengan kehidupan masyarakat
Anambas seper Zapin Elang Tetak dan jenis-
jenis lagu serta tarian Zapin lainnya.
139