Perc. IX
Perc. IX
PERCOBAAN IX
KROMATOGRAFI KERTAS
OLEH
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik yang homogen maupun yang tidak homogen. Campuran yang terdiri dari
pemisahan dalam ilmu kimia sangat banyak, salah satunya yaitu metode
komponen-komponennya.
Prinsip kerja dari metode kromatografi yaitu memiliki fase diam yang
berupa padatan dan cairan dan memiliki fase gerak berupa cairan atau gas. Metode
kromatografi terbagi atas beberapa jenis, salah satu diantaranya yaitu metode
diperkenalkan oleh Martin dan Synge pada tahun 1942. Metode ini didasarkan
atas kromatografi cair-cair partisi. yang terjadi antara fase gerak dan diam.
mengetahui prinsip kerja kromatografi kertas serta dapat menghitung nilai Rf.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
Kromatografi adalah teknik pemisahan diantara dua fase, yaitu fase diam
(padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Kromatografi lapis tipis
merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi
komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama
serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak (Yazid, 2005).
dari fase diam dan fase gerak. Fase diam ditempatkan di dalam kolom atau
direkatkan pada sebuah pelat kaca atau peyangga logam untuk dapat dilaliri fase
gerak. Fase gerak dapat dialirkan melalui ujung kolom atau dinaikkan/diturunkan
metode analisis baik kualitatif atau kuantitatif yang dilakukan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya suatu senyawa. Suatu besaran yang penting dalam kromatografi
kertas adalah nilai Rf. Besarnya Rf ini menyatakan derajat retensi suatu komponen
dalam fasa diam. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen
(senyawa) dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen atau pelarut (fasa gerak)
(Fauziyah, 2012).
silika gel 60 (2 x 10 cm) sebagai fase diam dan aseton sebagai fase gerak. Metode
25 cm) sebagai fase diam dan larutan NaCl fisiologis (0,9%), asam asetat 50%,
aseton serta larutan amoniak : metanol : air (1:10:20) sebagai fase gerak (Aziz
dkk., 2011).
B. Pembahasan
perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan diantara dua fase yang tidak
bercampur. Pada teknik pemisahan dengan metode kromatografi dikenal dua jenis
fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam merupakan fase yang tetap pada
tempatnya. Fase diam biasanya berupa padatan maupun cairan, sedangkan fasa
gerak merupakan fasa pembawa analit yang biasanya berupa cairan maupun gas.
dimana yang bertindak sebagai fasa diamnya adalah air yang terikat pada kertas
multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang tidak saling bercampur.
Percobaan yang dilakukan ini bertujuan untuk menentukan nilai Rf. Nilai
Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dengan
jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Dalam menentukan nilai Rf dilakukan
Hasil totolan tersebut dimasukkan dalam chamber yang telah berisi pelarut
organik yang berisi lautan n-butanol, etil aseto asetat, asam asetat glasial serta
akuades. Tujuannya yaitu untuk menjenuhkan udara yang ada dalam chamber
sehingga penguapan pelarut sama dengan pergerakan pelarut pada kertas. Karena
pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan
kuning yang berupa noda, noda yang diperoleh berada pada jarak 3,3 cm
sedangkan jarak pelarut adalah 5,6 cm. setelah dibandingkan antara jarak zat
A. Kesimpulan
bahwa kromatografi kertas merupakan teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-
campuran yang terpisah dengan menggunakan kertas sebagai fase diam dan
pelarut sebagai fase yang bergerak. Nilai Rf dari suatu cuplikan ditentukan dengan
membagi antara jarak zat terlarut dan jarak pelarut, dimana nilai Rf yang diperoleh
Aziz, A., Marlina dan Muhamad B. F., 2011, Penentuan Kondisi Optimum Dalam
Penandaan Ligan EDTMP Dengan Radioisotop 170Tm, J. Iptek Nuklir
Ganendra, 14 (1).
Mamoto, L.V., dan Fatimawali, G.C., 2013, Analisis Rhodamin B pada Lipstik
yang Beredar di Pasar Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (2).