Disusun oleh :
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KEDIRI
2017
Nama: Abu Salam
Nim: 932123115
Di lihat dari segi muatanya kurikulum 2013 ini memiliki banyak perbedaan dengan kurikulum
sebelumnya, meskipun kurikulum ini sesungguhnya adalah untuk menyempurnakan kurikulum
yang berbasis (KBK) yang telah berlangsung sejak tahun 2004 hingga saat ini. Salah satu contoh
perbedaan tersebut dapat dilihat pada proses pembelajaran. Jika pada kurikulum 2004 berpusat
pada guru (teacher centered learning) maka pada kurikulum 2013 ini pembelajaran berpusat
pada peserta didik ( student centered active learning ). Terkait dengan perubahan kurikulum
pendidikan, selama ini berkembang pemahaman masyarakat bahwa perubahan kurikulum terjadi
semata-mata tergantung pada keinginan pemerintah. Ungkapan praktis yang biasa kita dengar
adalah`` Ganti Mentri, ganti kurikulum. Pemahaman seperti ini menjadi maklum karena selama
ini perubahan kurikulum tidak memiliki pengaruh berarti terhadap peningkatan kualitas
pendidikan. Agar pemahaman masyarakat tersebut dapat berubah, perubahan ke kurikulum 2013
ini perlu dijadikan momentum bagi pemerintah maupun pemerhati pendidikan dan masyarakat
pada umumnya, untuk mengawalnya dengan sebaik baiknya. Upaya kementrian pendidikan
nasional untuk melanjutkan uji publik kurikulum ini tidak bisa berhendi hanya samapai sini,
yaitu sebatas perumusanya saja, tetapi publik perlu selalu dilibatkan sejak perumusan,
pelaksanaan, hingga evaluasi terhadap kurikulum tersebut, disisi lain, keunggulan suatu
kurikulum tidak hanya dilihat dari satu aspek. Ada banyak sudut pnadang yang dapat digunakan
untuk memahami relitas suatu kurikulum, salah satunya dengan menggunakan aspek sosiologis.
Muatan Isi Kurikulum 2013
Untuk memahami tentang pendidikan secara utuh diperlukan berbagai pendekatan, salah
satunya pendekatan sosiologis. Dengan menggunakan pendekatan sosiolagis ini akan
memperoleh berbagai perspektif dalam pendidikan. Perspektif tertentu yang digunakan dapat
menentukan sikap dan tindakan tertentu pula dalam kegiatan kependidikan. Karena itu
pemahaman atas perspektif yang digunakan oleh pemerintah,ilmuwan,maupun praktisi
pendidikan sangat penting untuk memahami ke arah pendidikan yang dimaksudkan oleh mereka.
Termasuk dalam hal ini adalah perspektif yang digunakan oleh kurikulum pendidikan. Adapun
dalam sosiologis ini ada tiga paradigma yaitu antara lain paradigma Behavioristik,Paradigma
konstruk tifistik dan paradigma Kognitif.
1. Paradigma Behavioristik
Paradigma ini berimplikasi pada berbagai faktor pembelajaran.Guru, menurut paradigma ini
adalah, harus bisa melatih skill siswa dengan tugas tugas yang benar dan cepat. Berkaitan dengan
kurikulum, siswa harus diperkenalkan mulai dari skill dan kompetensi yang lebih rumit dan
kompleks. Pembelajaran dimulai dari yang sederhana baru mulai ke yang lebih sulit.
2. Paradigma konstruktifistik
Menurut paradigma ini, belajar adakah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit.
Pengetahuan bukan merupakan seperangkat fakta fakta, konsep konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil atau di ingat manusia harus mengkostruksipengetahuan dan memberi makna dan
pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran, siswa perlu dibiasakan untuk memecahakan
masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuan benak mereka sendiri, karena guru tidak mungkin dapat memberikan semua
pengetahuanya kepada sisiwa, karena itu siswa harus terlibat aktif dan menjadi pusat dalam
proses pembelajaran.
Paradikma yang dikembangkan oleh bredo ini memiliki asumsi dasar yaitu bahwaa individu
bukan sekedar aktor yang memproduksi apa yang diperoleh dari struktur yang
melingupinya.Individu juga membangun struktur dan memprosesnya. Paradigma pendidikan dan
pembelajaran yang mendasarkan pada individu yang selalu berdialog pada lingkunganya ini
selanjutnya menggunakan jasa teori sosial.
1. Di tinjau dari sosiologi kurikulum 2013 memiliki kelebihan yaitu sebagai penyempurna
kurikulum KBK. Karena itu, disamping itu masyarakat bisa mengkritisi kurikulum ini dari
berbagai perspektif keilmuan, karena itu pendekatan secara sosiologis ini mutlak diperlukan.
2. siswa tidak lagi terbelenggu oleh guru sehingga sebelum kurikulum 2013 siswa sebagai objek,
maka pada kali ini siswa di tuntut aktif dan boleh mengembangkan potensinya.
1. Kekuranganya yaitu apabila model sosiologi ini diterapkan maka akan berdampak siswa
terasa bebas, dan proses belajar mengajar tersebut menjadi pasif dan tidak sejalan dengan
apa yang direncanakan.