1978-3787
Oleh:
Sri Banun
Kepala SD Negeri 31 Ampenan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah dengan workshop dapat meningkatkan
kemampuan guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan dalam melakukan analisis KKM. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan subyek penelitian semua guru SD Negeri 31 Ampenan.
Teknik pengambilan data yang digunakan dengan observasi, evaluasi, dan dokumentasi. Sedangkan
Teknik analisa data adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Dengan workshop kemampuan guru-guru dalam menganalisis KKM meningkat, hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi kemampuan dalam melakukan analisis KKM pada siklus I untuk persentase ketercapaian
daya serap 58.63% sedangkan pada siklus II menjadi 72.50%; ada peningkatan 13.87%. Dan untuk
ketuntasan klasikal pada siklus I 58.63% menjadi 93.75% pada siklus II. Terjadi peningkatan 35.12%.
PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan siswa dalam penyusunan KKM; 3) beberapa guru
Nasional Nomor 20 Tahun 2007 disebutkan bahwa menetapkan KKM tanpa proses analisis. Penetapan
salah satu prinsip penilaian dalam kurikulum KKM berdasarkan pengalaman guru mengajar dan
tingkat satuan pendidikan adalah beracuan kriteria. atau kesepakatan dengan guru mata pelajaran
Hal ini berarti bahwa penilaian didasarkan pada sejenis; dan 4) tidak pernah diadakan workshop
ukuran pencapaian kompetensi yang telah khusus yang membahas tentang KKM, 5) KKM
ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan yang dibuat hanya sebatas KKM KD dan mata
harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran. Sebagai respon atas temuan dan
(KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam masukan tersebut, maka dalam upaya membantu
menilai pencapaian kompetensi peserta didik. guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan
Penetapan kriteria ketuntasan minimal belajar minimal setiap mata pelajaran, peneliti sebagai
merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian kepala sekolah tertarik untuk melakukan penelitian
proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. tindakan sekolah dalam meningkatkan kemampuan
Berdasarkan hasil supervisi tahun pelajaran guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan melakukan
2012/2013, masih banyak masalah yang ditemukan analisis KKM melalui workshop.
berkenaan dengan penetapan kriteria ketuntasan
minimal oleh guru-guru, diantaranya 1) pada LANDASAN TEORI
umumnya guru-guru sudah menyusun KKM, Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan
namun tidak menyimpan hasil analisis KKM yang manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak
telah dilakukan karena mereka belum tahu bahwa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh
berkas analisis KKM menjadi bagian yang tidak ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam
terpisahkan dari dokumen KTSP; 2) masih banyak sekolah, luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu
guru yang belum mengetahui bahwa KKM yang bekerja, melalui pengalaman, dan melalui
disusun sudah benar atau belum dan sejumlah guru workshop. Workshop adalah suatu pertemuan
belum memahami secara benar tentang penerapan ilmiah dalam bidang sejenis pendidikan untuk
kriteria kompleksitas, daya dukung, dan intake menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988 : 403).
_____________________________________________
Dalam kaitannya dengan pembinaan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
kemampuan guru melakukan analisis KKM menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria
melalui workshop, maka Amstrong ( 1990 : 209 ) paling rendah untuk menyatakan peserta didik
menyatakan bahwa tujuan workshop adalah untuk mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan Ketuntasan Minimal (Depdiknas, 2006).
dalam pekerjaan mereka dengan cepat, ekonomis, KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun
dan mengembangkan kemampuan-kemampuan pelajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah
yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
yang sekarang meningkat dan mereka dipersiapkan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik
untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam menyatakan lulus dan tidak lulus
di masa yang akan datang. pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
Siswanto (1989 : 139) mengatakan Workshop serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada
bertujuan untuk memperoleh nilai tambah acuan norma, kurva normal sering digunakan
seseorang yang bersangkutan, terutama yang untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik
berhubungan dengan meningkatnya dan jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal
keterampilan yang bersangkutan. untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang
Workshop dimaksud untuk mempertinggi melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan
kemampuan dengan mengembangkan cara-cara kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan
berpikir dan bertindak yang tepat serta tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk memberikan layanan remedial bagi yang belum
tugas dalam melaksanakan evaluasi diri ( Asad, tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang
1987 : 64 ). sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal
Workshop merupakan salah satu metode yang (Depdiknas, 2006).
dapat digunakan kepala sekolah dalam melakukan Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh
pembinaan. Metode ini tentunya bersifat kelompok satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah
dan melibatkan guru-guru yang ada sekolah, wakil guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
kepala sekolah dan/atau perwakilan komite beberapa satuan pendidikan yang memiliki
sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan
disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan pendidik atau forum MGMP secara akademis
dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok menjadi pertimbangan utama penetapan KKM
Kerja Kepala Sekolah atau orga- nisasi sejenis (Depdiknas, 2006)
lainnya. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop Nasional Nomor 20 Tahun 2007 penetapan KKM
tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
peran serta masyarakat, sistem penilaian dan dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau
sebagainya (Metode dan teknik supervisi Dirjen kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan
PMPTK, 2008). melalui professional judgement oleh guru dengan
Jadi dalam kaitannya dengan pembinaan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
kemampuan guru melakukan analisis KKM pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran.
melalui workshop maka tujuan workshop Metode kuantitatif dilakukan melalui analisis
sesungguhnya adalah untuk memperoleh tingkat ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator
kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan dengan memperhatikan tingkat kompleksitas,
mereka dengan cepat, ekonomis, dan daya dukung, dan intake siswa untuk mencapai
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ketuntasan kompetensi dasar dan standar
ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang kompetensi. Metode ini dilakukan dengan cara
sekarang meningkat. menganalisis setiap indikator, KD, dan SK dengan
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum menggunakan poin/skor atau skala/rentang yang
berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan telah ditetapkan (Panduan Penetapan Kriteria
_____________________________________
ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut: 12.00 s.d pukul 16.00. Hal-hal yang
keterampilan menganalisis KKM dikatakan dilakukan adalah:
meningkat (berhasil) apabila hasil penilaian telah (a) Setiap kelompok melanjutkan
mencapai rerata skor 70 dengan pencapaian melakukan analisis SK/KD untuk
persentase 85% menentukan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
HASIL PENELITIAN
(b) Menetapkan KKM Indikator.
a. Deskripsi Hasil penelitian Siklus I 3) Pertemuan ke-3
1. Perencanaan Tindakan Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari
Pada tahap ini kepala sekolah dalam hal ini Jumat tanggal 3 Agustus tahun 2013
peneliti dan pengawas sekolah sebagai mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul
observer berdiskusi untuk menyusun rencana 14.00. Hal-hal yang dilakukan adalah
yang akan dilakukan untuk memperbaiki melanjutkan kegiatan pada pertemuan
kekurangan guru dalam melalukan analisis ke-2 yakni:
KKM untuk tahun pelajaran 2013/2014. (a) Setelah analisis SK/KD selesai
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dilanjutkan dengan menentukan
rancangan tindakan dapat dibuat dengan KKM Kompetensi Dasar yang
rincian sebagai berikut: diperoleh dari rata-rata KKM
a) Membuat daftar masalah. indikator pada Kompetensi Dasar
b) Masalah yang sudah diinvertarisasi dalam tersebut.
daftar masalah kemudian dianalisis
(b) KKM Standar Kompetensi diperoleh
c) Menyusun Program workshop untuk
mengatasi masalah yang dianggap dari rata-rata KKM kompetensi
mendesak untuk segera diatasi. dasar pada Standar Kompetensi
d) Menyusun test awal dan test akhir untuk tersebut.
subyek penelitian (c) KKM mata pelajaran diperoleh dari
e) Menyiapkan daftar hadir subyek penelitian rata-rata KKM Standar Kompetensi
f) Menyiapkan instrumen atau lembar pada mata pelajaran tersebut.
observasi produk (hasil analisis KKM) dari
4) Pertemuan ke-4
semua subyek.
2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari
a) Kegiatan Selasa, 6 Agustus tahun 2013 mulai
1) Pertemuan ke-1 pukul 12.00 sampai dengan pukul
Pertemuan I dilaksanakan pada hari 16.00. Hal-hal yang dilakukan adalah
Rabu tanggal 1 Agustus 2013 mulai melanjutkan kegiatan pada pertemuan
pukul 12.00 s.d pukul 16.00. Hal-hal III yakni:
yang dilakukan adalah: (a) Melakukan analisis SK/KD selesai
(a) Menjelaskan teknik/tahap-tahap dilanjutkan dengan menentukan
penyusunan KKM dengan KKM Kompetensi Dasar yang
menggunakan power point. diperoleh dari rata-rata KKM
(b) Membagi responden berdasarkan indikator pada Kompetensi Dasar
Guru Kelas dan mata pelajaran dan
tersebut.
kelas yang diampu.
(c) Memberikan tugas kepada (b) Melakukan analisis KKM Standar
responden untuk menganalisis Kompetensi diperoleh dari rata-rata
SK/KD dengan kelompoknya KKM kompetensi dasar pada
masing-masing. Standar Kompetensi tersebut.
2) Pertemuan ke-2 (c) Melakukan analisis KKM mata
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari pelajaran diperoleh dari rata-rata
tanggal 2 Agustus 2013 dari pukul KKM Standar Kompetensi pada
mata pelajaran tersebut.
_____________________________________
_____________________________________
sampai dengan dihasilkan KKM. Disamping itu guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan belum
juga dilakukan penilaian atau evaluasi tiap siklus tercapai maka pelaksanaan kegiatan tindakan
untuk mengetahui kemampuan responden dalam dilanjutkan ke siklus kedua (II) dengan perbaikan-
hal pengetahuan tentang KKM dan juga dilakukan perbaikan seperti yang disarankan oleh observer
observasi terhadap aktivitas peneliti (kepala pada lampiran kegiatan observasi baik pada saat
sekolah) dalam melaksanakan workshop. mulai menganalisis SK/KD sampai pada
tersusunnya KKM.
a. Perbandingan hasil pengamatan dan
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum
evaluasi dari kemampuan keterampilan
berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
(tahapan menganalisis dan hasil karya
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
KKM )
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik
Tabel 3: Rekapitulasi hasil observasi dan evalusi
mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
tahap menganalisis dan hasil karya
Ketuntasan Minimal (Depdiknas, 2006).
KKM siklus I dan II
KKM adalah merupakan kriteria paling
Siklus Rerata Skor Persentase Skor dan % rendah yang harus dicapai oleh peserta didik.
Variabel Ketercapaian Ideal Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan,
Harapan Variabel Ketercapaian
sikap, dan keterampilan yang dikembangkan
(Hasil Karya Harapan Variabel
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Analisis (Hasil Karya Harapan
KKM) Analisis
Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar
KKM) (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh
I 58.63 58.63% 70 / 85 % siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang
II 72.50 93.75% 70 / 85 % telah ditentukan.
Setiap guru harus menjadikan KKM yang
Dari analisis data hasil pengamatan dan telah ditentukan sebagai acuan dalam penilaian
evaluasi kemampuan keterampilan menyusun baik itu penilaian dalam bentuk penugasan,
KKM pada siklus I untuk persentase ketercapaian ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun
daya serap 58.63% sedangkan pada siklus II ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas.
menjadi 72.50%; ada peningkatan 13.87%. Dan Dengan menjadikan KKM sebagai pedoman
untuk ketuntasan klasikal pada siklus I 58.63% dalam penilaian diharapkan mengurangi kekeliruan
manjadi 93.75% pada siklus II. Terjadi guru dalam memberikan penilaian terhadap peserta
peningkatan 35.12%. didik. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan
Bila di lihat dari indikator kinerja untuk bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
evaluasi terhadap kemampuan pengetahuan guru peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
dalam menyusun KKM dapat dikatakan berhasil berkepentingan terhadap penilaian di sekolah
karena telah mencapai persentase ideal untuk daya barhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
serap 70 dan ketuntasan 85 %. perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat
Melihat data di atas dapat dikatakan bahwa diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
indikator variabel harapan/hasil maupun variabel orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
tindakan sudah tercapai. Dengan demikian dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB)
pembimbingan melalui workshop telah dapat sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
meningkatkan kemampuan guru-guru di SD Negeri peserta didik.
31 Ampenan dalam melakukan analisis dan
menyusun KKM. PENUTUP
Dari paparan hasil siklus I dan II dapat a. Simpulan
dijelaskan bahwa pada siklus I baik menganalisis Berdasarkan data hasil penelitian dapat
maupun keterlaksanaan workshop sebagai tindakan disimpulkan bahwa:
yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
_____________________________________________
_____________________________________