Anda di halaman 1dari 8

10 Media Bina Ilmiah ISSN No.

1978-3787

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN


MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN

Oleh:

Sri Banun
Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah dengan workshop dapat meningkatkan
kemampuan guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan dalam melakukan analisis KKM. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan subyek penelitian semua guru SD Negeri 31 Ampenan.
Teknik pengambilan data yang digunakan dengan observasi, evaluasi, dan dokumentasi. Sedangkan
Teknik analisa data adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Dengan workshop kemampuan guru-guru dalam menganalisis KKM meningkat, hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi kemampuan dalam melakukan analisis KKM pada siklus I untuk persentase ketercapaian
daya serap 58.63% sedangkan pada siklus II menjadi 72.50%; ada peningkatan 13.87%. Dan untuk
ketuntasan klasikal pada siklus I 58.63% menjadi 93.75% pada siklus II. Terjadi peningkatan 35.12%.

Kata Kunci: Workshop, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan siswa dalam penyusunan KKM; 3) beberapa guru
Nasional Nomor 20 Tahun 2007 disebutkan bahwa menetapkan KKM tanpa proses analisis. Penetapan
salah satu prinsip penilaian dalam kurikulum KKM berdasarkan pengalaman guru mengajar dan
tingkat satuan pendidikan adalah beracuan kriteria. atau kesepakatan dengan guru mata pelajaran
Hal ini berarti bahwa penilaian didasarkan pada sejenis; dan 4) tidak pernah diadakan workshop
ukuran pencapaian kompetensi yang telah khusus yang membahas tentang KKM, 5) KKM
ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan yang dibuat hanya sebatas KKM KD dan mata
harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran. Sebagai respon atas temuan dan
(KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam masukan tersebut, maka dalam upaya membantu
menilai pencapaian kompetensi peserta didik. guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan
Penetapan kriteria ketuntasan minimal belajar minimal setiap mata pelajaran, peneliti sebagai
merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian kepala sekolah tertarik untuk melakukan penelitian
proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. tindakan sekolah dalam meningkatkan kemampuan
Berdasarkan hasil supervisi tahun pelajaran guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan melakukan
2012/2013, masih banyak masalah yang ditemukan analisis KKM melalui workshop.
berkenaan dengan penetapan kriteria ketuntasan
minimal oleh guru-guru, diantaranya 1) pada LANDASAN TEORI
umumnya guru-guru sudah menyusun KKM, Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan
namun tidak menyimpan hasil analisis KKM yang manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak
telah dilakukan karena mereka belum tahu bahwa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh
berkas analisis KKM menjadi bagian yang tidak ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam
terpisahkan dari dokumen KTSP; 2) masih banyak sekolah, luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu
guru yang belum mengetahui bahwa KKM yang bekerja, melalui pengalaman, dan melalui
disusun sudah benar atau belum dan sejumlah guru workshop. Workshop adalah suatu pertemuan
belum memahami secara benar tentang penerapan ilmiah dalam bidang sejenis pendidikan untuk
kriteria kompleksitas, daya dukung, dan intake menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988 : 403).
_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 11

Dalam kaitannya dengan pembinaan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
kemampuan guru melakukan analisis KKM menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria
melalui workshop, maka Amstrong ( 1990 : 209 ) paling rendah untuk menyatakan peserta didik
menyatakan bahwa tujuan workshop adalah untuk mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan Ketuntasan Minimal (Depdiknas, 2006).
dalam pekerjaan mereka dengan cepat, ekonomis, KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun
dan mengembangkan kemampuan-kemampuan pelajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah
yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
yang sekarang meningkat dan mereka dipersiapkan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik
untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam menyatakan lulus dan tidak lulus
di masa yang akan datang. pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
Siswanto (1989 : 139) mengatakan Workshop serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada
bertujuan untuk memperoleh nilai tambah acuan norma, kurva normal sering digunakan
seseorang yang bersangkutan, terutama yang untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik
berhubungan dengan meningkatnya dan jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal
keterampilan yang bersangkutan. untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang
Workshop dimaksud untuk mempertinggi melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan
kemampuan dengan mengembangkan cara-cara kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan
berpikir dan bertindak yang tepat serta tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk memberikan layanan remedial bagi yang belum
tugas dalam melaksanakan evaluasi diri ( Asad, tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang
1987 : 64 ). sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal
Workshop merupakan salah satu metode yang (Depdiknas, 2006).
dapat digunakan kepala sekolah dalam melakukan Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh
pembinaan. Metode ini tentunya bersifat kelompok satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah
dan melibatkan guru-guru yang ada sekolah, wakil guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
kepala sekolah dan/atau perwakilan komite beberapa satuan pendidikan yang memiliki
sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan
disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan pendidik atau forum MGMP secara akademis
dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok menjadi pertimbangan utama penetapan KKM
Kerja Kepala Sekolah atau orga- nisasi sejenis (Depdiknas, 2006)
lainnya. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop Nasional Nomor 20 Tahun 2007 penetapan KKM
tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
peran serta masyarakat, sistem penilaian dan dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau
sebagainya (Metode dan teknik supervisi Dirjen kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan
PMPTK, 2008). melalui professional judgement oleh guru dengan
Jadi dalam kaitannya dengan pembinaan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
kemampuan guru melakukan analisis KKM pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran.
melalui workshop maka tujuan workshop Metode kuantitatif dilakukan melalui analisis
sesungguhnya adalah untuk memperoleh tingkat ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator
kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan dengan memperhatikan tingkat kompleksitas,
mereka dengan cepat, ekonomis, dan daya dukung, dan intake siswa untuk mencapai
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ketuntasan kompetensi dasar dan standar
ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang kompetensi. Metode ini dilakukan dengan cara
sekarang meningkat. menganalisis setiap indikator, KD, dan SK dengan
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum menggunakan poin/skor atau skala/rentang yang
berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan telah ditetapkan (Panduan Penetapan Kriteria
_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016


12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Ketuntasan Minimal, Direktorat Pembinaan dapat dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi


Sekolah Menengah Atas, 2010). dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang
Tingkat kompleksitas adalah tingkat telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai METODE PENELITIAN
oleh peserta didik. Sebagai contoh, suatu indikator Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi Sekolah (PTS) yang terdiri dari 2 siklus. Tiap
apabila dalam pencapaiannya perlu didukung oleh siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
komponen dengan sejumlah kondisi sebagai pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
berikut: ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan
a. Pendidik pengawas sekolah. Yang menjadi subyek dalam
1) memahami dengan benar kompetensi yang penelitian ini adalah semua guru di SD Negeri 31
harus dibelajarkan pada peserta didik; Ampenan yang berjumlah 16 orang yang terdiri
2) kreatif dan inovatif dengan metode atas 12 orang guru kelas , dan 4 orang guru mata
pembelajaran yang bervariasi; pelajaran. Sedangkan yang menjadi objek
3) menguasai pengetahuan dan kemampuan penelitian adalah kemampuan guru dalam
sesuai bidang yang diajarkan. menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal..
b. Peserta didik Pengambilan guru sebanyak 16 orang guru tersebut
1) kemampuan penalaran tinggi; menjadi subjek penelitian disesuaikan dengan
2) cakap/terampil menerapkan konsep; tujuan penelitian yaitu meningkatkan kemampuan
3) cermat, kreatif, dan inovatif dalam menganalisis KKM untuk tahun pelajaran
penyelesaian tugas/pekerjaan; 2013/2014. Waktu penelitian dilakukan selama 3
4) tingkat kemampuan penalaran dan bulan, mulai dari bulan Juli sampai dengan
kecermatan tinggi agar dapat mencapai September 2013.
ketuntasan belajar. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
c. Waktu variabel harapan adalah lembar
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk observasi/penilaian/telaah tahapan menetapkan
memahami materi tersebut sehingga dalam KKM dan Tes kemampuan pengetahuan KKM,
proses pembelajarannya memerlukan sedangkan untuk mengukur variable tindakan
pengulangan. adalah lembar observasi untuk aktivitas kepala
Jika suatu indikator hanya meliputi sebagian sekolah (peneliti).
dari kondisi tersebut di atas, maka dapat Untuk mengukur kebenaran dari langkah-
dinyatakan memiliki kompleksitas sedang dan langkah atau tahapan penyusunan KKM
apabila tidak memerlukan kondisi tersebut dipergunakan instrumen telaah penyusunan KKM
indikator dapat dinyatakan memiliki kompleksitas guru dengan jumlah item 20, dimana masing
rendah (Panduan Penetapan Kriteria Ketuntasan masing butir menggunakan rentangan skor 1 4,
Minimal Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah sehingga skor minimal 20 dan skor maksimalnya
Atas,2010). 80. Penentuan Kriteria Kemampuan Keterampilan
Daya dukung adalah segala sumber daya dan menganalisis KKM
potensi yang dapat mendukung penyelenggaraan Sangat tinggi = 73 - 80
pembelajaran seperti sarana dan prasarana meliputi Tinggi = 61 72
perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk Sedang = 61 72
proses pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik Rendah = < 50
dan tenaga kependidikan, manajemen sekolah, dan Kondisi akhir yang diharapkan setelah dilakukan
kepedulian stakeholders sekolah (Panduan workshop adalah meningkatnya kemampuan guru-
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal, Dit. P- guru di SD Negeri 31 Ampenan yang menjadi
SMA BAB III, 2010). subyek penelitian dalam menganalisis KKM.
Kemampuan (intake) rata-rata peserta Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka
didik atau kompetensi awal peserta didik yang
_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 13

ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut: 12.00 s.d pukul 16.00. Hal-hal yang
keterampilan menganalisis KKM dikatakan dilakukan adalah:
meningkat (berhasil) apabila hasil penilaian telah (a) Setiap kelompok melanjutkan
mencapai rerata skor 70 dengan pencapaian melakukan analisis SK/KD untuk
persentase 85% menentukan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
HASIL PENELITIAN
(b) Menetapkan KKM Indikator.
a. Deskripsi Hasil penelitian Siklus I 3) Pertemuan ke-3
1. Perencanaan Tindakan Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari
Pada tahap ini kepala sekolah dalam hal ini Jumat tanggal 3 Agustus tahun 2013
peneliti dan pengawas sekolah sebagai mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul
observer berdiskusi untuk menyusun rencana 14.00. Hal-hal yang dilakukan adalah
yang akan dilakukan untuk memperbaiki melanjutkan kegiatan pada pertemuan
kekurangan guru dalam melalukan analisis ke-2 yakni:
KKM untuk tahun pelajaran 2013/2014. (a) Setelah analisis SK/KD selesai
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dilanjutkan dengan menentukan
rancangan tindakan dapat dibuat dengan KKM Kompetensi Dasar yang
rincian sebagai berikut: diperoleh dari rata-rata KKM
a) Membuat daftar masalah. indikator pada Kompetensi Dasar
b) Masalah yang sudah diinvertarisasi dalam tersebut.
daftar masalah kemudian dianalisis
(b) KKM Standar Kompetensi diperoleh
c) Menyusun Program workshop untuk
mengatasi masalah yang dianggap dari rata-rata KKM kompetensi
mendesak untuk segera diatasi. dasar pada Standar Kompetensi
d) Menyusun test awal dan test akhir untuk tersebut.
subyek penelitian (c) KKM mata pelajaran diperoleh dari
e) Menyiapkan daftar hadir subyek penelitian rata-rata KKM Standar Kompetensi
f) Menyiapkan instrumen atau lembar pada mata pelajaran tersebut.
observasi produk (hasil analisis KKM) dari
4) Pertemuan ke-4
semua subyek.
2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari
a) Kegiatan Selasa, 6 Agustus tahun 2013 mulai
1) Pertemuan ke-1 pukul 12.00 sampai dengan pukul
Pertemuan I dilaksanakan pada hari 16.00. Hal-hal yang dilakukan adalah
Rabu tanggal 1 Agustus 2013 mulai melanjutkan kegiatan pada pertemuan
pukul 12.00 s.d pukul 16.00. Hal-hal III yakni:
yang dilakukan adalah: (a) Melakukan analisis SK/KD selesai
(a) Menjelaskan teknik/tahap-tahap dilanjutkan dengan menentukan
penyusunan KKM dengan KKM Kompetensi Dasar yang
menggunakan power point. diperoleh dari rata-rata KKM
(b) Membagi responden berdasarkan indikator pada Kompetensi Dasar
Guru Kelas dan mata pelajaran dan
tersebut.
kelas yang diampu.
(c) Memberikan tugas kepada (b) Melakukan analisis KKM Standar
responden untuk menganalisis Kompetensi diperoleh dari rata-rata
SK/KD dengan kelompoknya KKM kompetensi dasar pada
masing-masing. Standar Kompetensi tersebut.
2) Pertemuan ke-2 (c) Melakukan analisis KKM mata
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari pelajaran diperoleh dari rata-rata
tanggal 2 Agustus 2013 dari pukul KKM Standar Kompetensi pada
mata pelajaran tersebut.

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016


14 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

5) Pertemuan ke-5 4. Analisis dan Refleksi


Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Setelah pelaksanaan siklus I berakhir peneliti
Selasa, 6 Agustus tahun 2013 mulai melakukan telaah terhadap hasil kegiatan
pukul 12.00 sampai dengan pukul workshop pada siklus I.
16.00. Hal-hal yang dilakukan adalah Berdasarkan hasil telaah dari produk analisis
melanjutkan kegiatan pada pertemuan KKM dari 16 orang baru 7 orang yang
ke-4 yakni: memperoleh nilai 70, dan 9 orang yang
(a) Melakukan tes kemampuan akhir belum tuntas dengan perolehan nilai di bawah
tentang pengetahuan subyek 70. Sedangkan hasil penilaian pengetahuan
penelitian dalam menyusun KKM tentang KKM dalam bentuk tes terhadap guru-
(b) Menutup diskusi dan mengucapkan guru yang menjadi subyek penelitian baru
terimakasih atas kerjasamanya
mencapai 50%, ternyata belum mencapai
dalam pelaksanaan rencana tindakan
penelitian siklus I. skor ideal 70 dengan persentase ketuntasan
(c) Memberikan informasi kepada 85%.
responden pertemuan dan kegiatan
pada siklus II b. Deskripsi Hasil penelitian Siklus II
b) Kegiatan telaah hasil analisis Kriteria Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah
Ketuntasan Minimal siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 27
Setelah pelaksanaan siklus I selesai maka Agustus 2013 dengan 4 kali pertemuan di Ruang
peneliti melakukan penilaian terhadap pertemuan SD Negeri 31 Ampenan.
hasil analisis KKM dari semua kelompok. 1. Perencanaan Tindakan
Penilaian dilakukan selama 3 hari dari a) Menyusun skenario untuk tindakan siklus
tanggal 7 sampai dengan tanggal 9 II
Agustus 2013. Hasil penilaian analisis b) Koordinasi dengan sekolah tempat
KKM dapat di lihat pada tabel 4.3. penelitian baik guru sebagai subjek dan
kepala sekolah membantu peneliti sebagai
3. Pelaksanaan Pengamatan/Observasi Siklus I.
pengamat.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil telaah/penilaian c) Menyiapkan instrumen soal-soal
menganalisis KKM masing-masing kemampuan pengetahuan guru dalam
kelompok menyusun KKM, sebagai alat tes untuk
N Aspek Jumlah mengambil data kemampuan pengetahuan
o. guru dalam menyusun KKM
1 Jumlah Guru 16
d) Menyiapkan lembar observasi dan
2 Nilai Tertinggi 77
pedoman pensekorannya untuk mengambil
3 Nilai Terendah 47
data aktivitas guru selama dalam
4 Jumlah Nilai 938
workshop.
5 Nilai Rata-rata 58.63
6 Jumlah guru yang Tuntas 7 orang (43.75%)
e) Menyiapkan instrumen penilaian
7 Jumlah guru yang Tidak 9 orang (56.25%) kemampuan keterampilan menyusun
Tuntas KKM, sama dengan siklus I.
8 Indikator Kinerja 85% mendapat 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
nilai 70
a) Kegiatan
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari
Berdasarkan penilaian hasil menganalisis
Minggu tanggal 19 Agustus 2013 mulai
KKM ternyata dari 16 guru, yang
pukul 12.00 sampai dengan pukul
memperoleh nilai 70 sebanyak 7 orang, dan
16.00. Hal-hal yang dilakukan adalah:
yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak
(a) Peneliti dalam hal ini kepala sekolah
9 orang. Jadi guru yang tuntas baru mencapai menyampaikan hasil refleksi pada
43.75%. siklus I mulai dari hasil tes
_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 15

pemahaman tentang KKM, hasil 3. Pelaksanaan Pengamatan/Observasi Siklus II


analisis SK/KD, hasil analisis KKM
Tabel 2. Rekapitulasi hasil telaah/penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi,
sampai menetapkan hasil KKM menganalisis KKM
mata pelajaran. N Aspek Jumlah
(b) Mendiskusikan kekurangan- o.
kekurangan dan kesulitan-kesulitan 1 Jumlah Guru 16
pemahaman yang dialami responden
2 Nilai Tertinggi 80
dalam menganalisis KKM.
3 Nilai/Skor Terendah 73
(c) Berdasarkan hasil refleksi, peneliti
4 Jumlah Nilai Keseluruhan 1160
memberikan tugas kepada responden
melakukan reviu pada produk KKM 5 Nilai Rata-rata 72.50
yang telah disusun dengan 6 Jumlah guru yang Tuntas 15 (93.75%)
kelompoknya masing-masing. 7 Jumlah guru yang Tidak 1 orang (6.25%)
2) Pertemuan ke-2 Tuntas
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada 8 Indikator Kinerja 85% mendapat
tanggal 20 Agustus 2013 mulai pukul nilai 70
14.00 sampai dengan pukul 17.00. Hal-
hal yang dilakukan adalah melanjutkan
kegiatan pada pertemuan I yakni: Berdasarkan penilaian kemampuan guru
(a) Melanjutkan kegiatan reviu pada dalam melakukan analisis KKM ternyata dari
produk KKM dengan kelompoknya 16 orang guru sebanyak 15 orang telah
masing-masing. memperoleh nilai 70. Jadi persentase
(b) Kegiatan diskusi evaluasi, tiap Ketuntasan yang dicapai sebesar 93.75%,
responden mengoreksi produk KKM sedangkan persentase indikator kinerja yang
responden lainnya. diharapkan 85% guru telah memperoleh nilai
(c) Melakukan penilaian terhadap hasil 70. a yang diharapkan 85% dari seluruh
karya kelompok guru dalam hal ini responden memperoleh nilai 70%.
KKM.
(d) Melaksanakan tes akhir tentang PEMBAHASAN
pengetahuan menyusun KKM. Yang melatar belakangi penelitian tindakan
3) Pertemuan ke-3 sekolah ini adalah hasil temuan pada saat peneliti
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada (kepala sekolah) melakukan reviu dokumen I
tanggal 21 Agustus 2013 mulai pukul KTSP ternyata pada lampiran tidak ditemukan
12.00 sampai dengan pukul 16.00. Hal- adanya hasil analisis KKM. Jadi guru menentukan
hal yang dilakukan adalah melanjutkan KKM tanpa melalui tahapan yang benar sesuai
kegiatan pada pertemuan II yakni: dengan Permendiknas No. 20 Tahun 2007. Hal ini
(a) Kegiatan diskusi evaluasi, tiap terjadi karena peneliti sebagai kepala sekolah
responden mengoreksi produk KKM menyadari belum adanya pembinaan secara khusus
responden lainnya. bagaimana tahapan dalam menentukan KKM yang
(b) Melakukan penilaian terhadap hasil benar.
karya kelompok guru dalam hal ini Inilah yang menjadi akar permasalahan
KKM. sehingga muncul gagasan untuk melaksanakan
(c) Melaksanakan tes akhir tentang workshop untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan menyusun KKM. keterampilan guru-guru di SD Negeri 31
(d) Menutup diskusi dan mengucapkan Ampenan yang menjadi binaan peneliti.
terimakasih atas kerjasamanya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pengamatan/observasi terhadap aktivitas guru
mulai dari bagaimana mereka menganalisis KKM
sesuai dengan langkah-langkah penyusunan KKM

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016


16 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

sampai dengan dihasilkan KKM. Disamping itu guru-guru di SD Negeri 31 Ampenan belum
juga dilakukan penilaian atau evaluasi tiap siklus tercapai maka pelaksanaan kegiatan tindakan
untuk mengetahui kemampuan responden dalam dilanjutkan ke siklus kedua (II) dengan perbaikan-
hal pengetahuan tentang KKM dan juga dilakukan perbaikan seperti yang disarankan oleh observer
observasi terhadap aktivitas peneliti (kepala pada lampiran kegiatan observasi baik pada saat
sekolah) dalam melaksanakan workshop. mulai menganalisis SK/KD sampai pada
tersusunnya KKM.
a. Perbandingan hasil pengamatan dan
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum
evaluasi dari kemampuan keterampilan
berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
(tahapan menganalisis dan hasil karya
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
KKM )
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik
Tabel 3: Rekapitulasi hasil observasi dan evalusi
mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
tahap menganalisis dan hasil karya
Ketuntasan Minimal (Depdiknas, 2006).
KKM siklus I dan II
KKM adalah merupakan kriteria paling
Siklus Rerata Skor Persentase Skor dan % rendah yang harus dicapai oleh peserta didik.
Variabel Ketercapaian Ideal Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan,
Harapan Variabel Ketercapaian
sikap, dan keterampilan yang dikembangkan
(Hasil Karya Harapan Variabel
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Analisis (Hasil Karya Harapan
KKM) Analisis
Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar
KKM) (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh
I 58.63 58.63% 70 / 85 % siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang
II 72.50 93.75% 70 / 85 % telah ditentukan.
Setiap guru harus menjadikan KKM yang
Dari analisis data hasil pengamatan dan telah ditentukan sebagai acuan dalam penilaian
evaluasi kemampuan keterampilan menyusun baik itu penilaian dalam bentuk penugasan,
KKM pada siklus I untuk persentase ketercapaian ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun
daya serap 58.63% sedangkan pada siklus II ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas.
menjadi 72.50%; ada peningkatan 13.87%. Dan Dengan menjadikan KKM sebagai pedoman
untuk ketuntasan klasikal pada siklus I 58.63% dalam penilaian diharapkan mengurangi kekeliruan
manjadi 93.75% pada siklus II. Terjadi guru dalam memberikan penilaian terhadap peserta
peningkatan 35.12%. didik. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan
Bila di lihat dari indikator kinerja untuk bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
evaluasi terhadap kemampuan pengetahuan guru peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
dalam menyusun KKM dapat dikatakan berhasil berkepentingan terhadap penilaian di sekolah
karena telah mencapai persentase ideal untuk daya barhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
serap 70 dan ketuntasan 85 %. perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat
Melihat data di atas dapat dikatakan bahwa diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
indikator variabel harapan/hasil maupun variabel orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
tindakan sudah tercapai. Dengan demikian dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB)
pembimbingan melalui workshop telah dapat sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
meningkatkan kemampuan guru-guru di SD Negeri peserta didik.
31 Ampenan dalam melakukan analisis dan
menyusun KKM. PENUTUP
Dari paparan hasil siklus I dan II dapat a. Simpulan
dijelaskan bahwa pada siklus I baik menganalisis Berdasarkan data hasil penelitian dapat
maupun keterlaksanaan workshop sebagai tindakan disimpulkan bahwa:
yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan

_____________________________________________

Volume 10, No.12, Desember 2016 http://www.lpsdimataram.com


ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 17

1. Workshop penyusunan KKM oleh kepala Pendidikan Dasar dan Menengah.


sekolah dapat meningkatkan kemampuan Jakarta: -
pengetahuan dan keterampilan guru-guru di
SD Negeri 31 Ampenan dalam penyusunan --------------. (2008). Metode dan Teknik Supervisi.
KKM melalui suatu analisis. Dari hasil Direktorat Tenaga Kependidikan
evaluasi kemampuan dalam melakukan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
analisis KKM pada siklus I untuk persentase Pendidik dan Tenaga kependidikan
ketercapaian daya serap 58.63% sedangkan Departemen Pendidikan Nasional.
pada siklus II menjadi 72.50%; ada Jakarta: -
peningkatan 13.87%. Dan untuk ketuntasan
klasikal pada siklus I 58.63% menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
93.75% pada siklus II. Terjadi peningkatan Ampenan, (2008). Laporan Akhir
35.12%. identifikasi permasalahan kualitas
2. Pembinaan melalui workshop sangat efektif pembelajaran di Kota Ampenan.
karena pada kegiatan ini kepala Ampenan:Rizkika consultant
sekolah/peneliti secara langsung dapat
melakukan monitoring dan evaluasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
bagaimana guru menentukan KKM setiap Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
awal Tahun Pelajaran baru melalui suatu dan Menengah Direktorat Pendidikan
analisis. Guru dan Tenaga Teknis.
(1997/1998). Keputusan Menteri
b. Saran
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
1. Untuk kepala sekolah SD, KKM memliki Indonesia Nomor 020/U/1998 tentang
fungsi sebagi acuan bagi pendidik dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
menilai kompetensi peserta didik sesuai Fungsional Kepala sekolah Sekolah
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. dan Angka Kreditnya. Jakarta: -
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapaianya berdasarkan KKM yang Departemen Pendidikan Nasional Republik
ditetapkan. Oleh karena workshop oleh kepala Indonesia. (2006). Peraturan Menteri
sekolah dalam penyusunan KKM sangat baik Pendidikan Nasional Indonesia
di kembangkan, sehingga guru tidak lagi Nomor 22 Tahun 2006 tentang
menentukan KKM tanpa melalui suatu proses Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
analisis. Dasar dan Menengah. Jakarta
2. Untuk Guru, tingkatkan kemampuan
profesional sebagai guru dengan penguasaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
melalukan analisis dalam menentukan KKM (2007) Panduan Penetapan Kriteria
Ketuntasan Minimal. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
--------------. (2005). Peraturan Pemerintah Kemmis, S dan Mc. Taggart. (1990). The Action
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun Research Planner. Geeleng Deakin
2005 tentang Standar Nasional University.
Pendidikan. Jakarta: -
Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-
--------------. (2007). Peraturan Menteri undang Republik Indonesia Nomor 20
Pendidikan Nasional Indonesia Tahun 2003 tentang Sistem
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pendidikan Nasional. Jakarta:
Standar Penilaian untuk Satuan

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 12, Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai