Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PRODUK UNGGULAN DAERAH PADA

BATIK TULIS DAN CAP SOLO DI DATI II KOTA SURAKARTA

Kota Solo adalah kota yang memiliki banyak industri kecil menengah, sebagai
penggerak utama ekonomi masyarakat, yang memberi Kontribusi besar bagi pendapatan
daerah dan memegang peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian daerah.
Industri kecil menengah yang paling menonjol yang diutamakan bagi Kota Surakarta
apabila ditilik dari besarnya nilai produksi dan besarnya nilai investasi tentunyaadalah Batik
dan Produk Batik, Tekstil
dan Produk Tekstil serta Makanan yang menghasilkan berbagai aneka makanan dan makanan
ringan. Ketiga produk ini merupakan trade mark bagi Kota Surakarta atau Solo, dari sisi
Produksi yang dihasilkan daerah.
Suatu alasan mengapa prioritas produk unggulan yang terpilih adalah produk-produk
tersebut adalah; (1) dapat menyerap tenaga kerja yang banyak (2) nilai produksinya tinggi (3)
image tentang produk tersebut adalah menjadi trade-mark bagi kota Solo. Dari 7 prioritas
produk unggulan daerah kota
Solo selanjutnya dimunculkan produk unggulan utama yang menjadi pertimbangan
penentuan kriteria untuk memunculkan produk inti unggulan Kota Solo yaitu: Batik dan
Produk Batik.

Analisis Supply Chain Management pada


Batik dan Produk Batik
Menurut Schroeder (2000), supply chain management adalah strategi untuk merencanakan,
mengelola dan mengawasi aliran barang-jasa dan informasi dari pemasok, perusahaan,
distribusi sampai dengan konsumen akhir dengan kualitas yang terjaga sepanjang waktu.
Secara sederhana sebuah Supply Chain Management dapat diringkas seperti nampak dalam
gambar berikut.

Gambar 1. Aliran sederhana Supply Chain Management


Aktivitas pendukung

Aktivitas pendukung dalam sebuah rantai nilai terdiri dari empat aktivitas, yaitu antara lain
kesetiaan kerja, manajemen brand, tenaga kerja yang banyak serta SDA yang tidak merusak.
Bagi Batik dan Produk Batik Solo
yang menjadi prioritas utama dalam rantai nilai aktivitas pendukung adalah sebagai berikut:
1. Kesetiaan Kerja secara teoritis adalah lamanya SDM bekerja di mana dalam usaha
pembatikan dan produk batik pekerja memiliki suatu ciri unsur kesetiaan
kesetiaan/ketaatan kepada juragan/pengusaha dapat diatur dari turnovernya.
2. Manajemen Brand, adalah penggunaan merek dan pengelolaannya adalah merupakan
suatu wujud pencitraan bagi produk batik, yang dapat memberikan sentuhan nilai tambah
batik dan produk batik Solo.
3. Tenaga kerja yang banyak adalah merupakan jumlah tenaga kerja dalam industri batik
dan produk batik.
4. SDA di sini adalah merupakan sumber daya alam yang ramah lingkungan, sifatnya tidak
merusak. Batik dan Produk batik memerlukan komponen hasil olahan dari SDA seperti
gondorukem serta bahan pewarna alam.
Peta Rantai Nilai (Chain Map) Produk Unggulan Prioritas peringkat pertama yang terindikasi
di wilayah Kota Surakarta, yaitu Batik dan Produk Batik, Dengan spesifikasi batik tulis dan
batik cap, dalam bentuk bagan skematis sederhana dapat dideskripsikan seperti dalam gambar
berikut :

Hulu Produksi Hilir

Distributor
Supplier 1 Mori Dipola
Diklowangi
Dibatik Barang
Dicecek setengah
Supplier 1 Gondorukem Diukel jadi Wholeseller Pengecer
Diblok malam
Dibirono Barang
Diwedel Jadi Konsumen
Supplier 1 Malam Agen
Disogo
Dicuci
dijemur

Gambar 2. Aliran barang dan jasa serta informasi dalam IKM komponen batik dan produk batik
Distribusi
Masalah yang dihadapi perusahaan dalam sistem pendistribusian terbagi menjadi dua
bagian, yaitu: kearah hulu atau yang berkaitan langsung dengan manufaktur dan kearah hilir
yang berkaitan langsung dengan retailer dan end user. Pada arah hilir terdapat permasalahan
dimana permintaan produk yang susah untuk diprediksikan dan tidak stabil, serta jumlah
permintaan yang sering kali tidak mencerminkan kebutuhan konsumen saat ini. Sedangkan
arah hulu, permintaan penyediaan barang yang tidak selalu dapat dipenuhi sesuai waktu yang
dibutuhkan.
Untuk daerah hulu, kita bisa menggunakan Fuzzy logik untuk mempermudah
pemesanan barang kepada supplier, kapan kita harus memesan, seberapa banyak kita harus
memsan kita bisa menggunakan aplikasi fuzzy logic. Pada tahap hubungan dengan supplier
perusahaan juga harus bisa membaca situasi, tergantung pada kondisi apa sebuah pabrik atau
usaha harus memesan barang baku pada supplier, jika produk yang diminta dalam pasaran
banyak berapa besar dan kapan harus memesan bahan baku pada supplier, disini metode
peramalan sangat penting untuk digunakan.
Forecasting (peramalan) adalah perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi.
Dalam masalah sosial, seperti jumlah penduduk, pendapatan perkapita, volume penjualan,
konsumsi dan sebagainya, sulit diperkirakan perubahannya 4 secara pasti di masa mendatang
karena perubahan tersebut dipengaruhi faktorfaktor yang sangat kompleks, misalnya
kebudayaan masyarakat sekitar, penghasilan keluarga, keadaan pribadi dan sebagainya.
Untuk mempermudah melakuakan pemesanan kepada supllier dalam kondisi ketidak pastian
tersebut, bisa menggunakan aplikasi Fuzzy logic agar bisa mempermudah harus memesan
berapa banyak dan kapan harus memesan bahan baku tersebut, berikut adalah pengertian dari
fuzzy logic :
HULU
Fuzzy Logic
Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya
berada diluar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang
menjadi konsep dasar munculnya konsep logika fuzzy.
Pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1.
Sedangkan pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1.
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam
suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang
senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan
dapat berupa bilangan positif maupun negatif
Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak dibidang industri dihadapkan
pada suatu asalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk merencanakan atau menentukan jumlah produksi, Logika
fuzzy (logika samar) itu sendiri merupakan logika yang berhadapan dengan konsep
kebenaran sebagian, dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat di ekspresikan
dalam istilah binary (0 atau 1). Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1
Berbagai teori didalam perkembangan logika fuzzy menunjukkan bahwa pada dasarnya
logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sistem. Logika fuzzy dianggap
mampu untuk memetakan suatu input kedalam suatu output tanpa mengabaikan faktor
faktor yang ada. Logika fuzzy diyakini dapat sangat fleksibel dan memiliki toleransi terhadap
data-data yang ada. Dengan berdasarkan logika fuzzy, akan dihasilkan suatu model dari suatu
sistem yang mampu memperkirakan jumlah produksi. Faktor faktor yang mempengaruhi
dalam menentukan jumlah produksi dengan logika fuzzy antara lain jumlah permintaan dan
jumlah persediaan, yang diambil dari sini adalah jumlah pesediaan atau pemesanan bahan
baku kepada supplier.
Dengan menggunakan fuzzy kita bisa menentukan beberapa jumlah Mori,
gondorukem dan malam yang harus dipesan, dan kapan kita harus memesan bahan baku
tersebut. Tentunya fuzzi juga akan membaca dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi
dari pemesanan bahan baku, dalam fuzzy logic disebut variable dan semesta pembicara.
Sebagai contoh industri batik tulis ini adalah sebagai berikut :
Fungsi Nama Variabel Semesta Pembicara Keterangan
Permintaan 10-100 unit Jumlah permintaan
Batik perminggu
Jumlah Produksi 10-100 unit Jumlah produksi
Input
Batik perminggu
Persediaan 10-120 unit Jumlah persediaan
produk (unit)
Output Order bahan baku 10-120 unit Order bahan baku
(mori, gondorukem
dan malam)
Dengan adanya aplikasi fuzzi, kita bisa membaca kapan harus pesan produk, produk
apa yang harus dipesan dan kapan kita harus memesan bahan baku, inilah salah satu
keunggulan aplikasi fuzzy logic yang bisa menyelesaikan persoalan pemesan bahan baku
dengan berbagai ketikpastian produksi secara tepat.
HILIR.
Customer Relationship Management (CRM)
Strategi pemasaran yang berbasis pada upaya menciptakan hubungan antara pihak perusahaan
dengan pelanggan lebih dikenal dengan istilah Customer Relationship Management
(CRM).Customer Relationship Management(CRM) merupakan suatu strategi perusahaan yang
digunakan untuk memanjakan pelanggan agar tidak berpaling kepada pesaing (Gaffar, 2007:9).
Penerapan program Customer Relationship Management(CRM), diharapkan mampu membuat
pelanggan menjadi setia kepada perusahaan sehingga hubungan yang terjadi tidak hanya
hubungan antara penjual dan pembeli, tetapi lebih mengarah kepada suatu hubungan mitra.
Perusahaan menjadi lebih memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan
sehingga pelanggan enggan untuk berpaling kepada pesaing.
Definisi
Definisi Customer Relationship Management (CRM)menurut Buttle (2007:48) yaitu
CRM adalah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi-fungsi
internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para
konsumen sasaran secara profitabel. Sedangkan menurut Temporal dan Troot (2002:7)
berpendapat bahwa CRM pada intinya merupakan kolaborasi dengan setiap konsumen yang
mampu menciptakan keadaan yang tidak merugikan salah satu pihak (win-win situation). anda
menambah nilai pada kehidupan sehari-hari setiap konsumen, dan sebagai imbalannya, mereka
memberikan kesetiaan kepada anda. Sesungguhnya, proses ini merupakan hal yang berhubungan
dengan setiap konsumen secara individual.
Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan secara langsung dan secara maksimal yaitu dengan cara
mengembangkan hubungan dengan setiap pelanggan yang berharga melalui penggunaan
informasi atau basis data (database) pelanggan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan menggunakan strategi Customer Relationship Management (CRM) dengan tujuan
agar perusahaan tetap fokus terhadap pelanggan berdasarkan informasi atau basis data (database)
pelanggan yang dimiliki
Sebgai contoh dalam pembuatan batik tulis ini adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan data Analitis data
pelanggan pelanggan&identifik
Pelanggan

Implementasi Pengembangan
Program CRM Program CRM

Penerapan dalam produk batik tulis.

1. Penerapan Customer Relationship Management(CRM) yang dilakukan produk batik tulis.


a. Mengumpulkan data pelanggan.
b. Analisis data pelanggan dan identifikasi pelanggan sasaran.
c. Pengembangan program Customer Relationship Management (CRM).
d. Implementasi program Customer Relationship Management (CRM).

2. Tiga tataran Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan produk batik
tulis
a. Pelaksanaan CRM Strategis
b. Pelaksanaan CRM Operasional
c. Pelaksanaan CRM Analistis

3. Dampak dari Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan oleh produk
batik tulis.
4. Hambatan yang dihadapi oleh produk batik tulis dalam penerapan Customer Relationship
Management (CRM) sebagai upaya untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan penerapan Customer Relationship Management (CRM) yang


dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menghimpun serta menganalisa informasi dari
pelanggan, beserta infrastruktur teknologi yang mendukung program Customer
Relationship Management (CRM).
2. Mendiskripsikan program pelanggan yang dibuat oleh perusahaan dalan mendukung
penerapan Customer Relationship Management (CRM).
3. Menganalisa penerapan Customer Relationship Management (CRM) pada perusahaan
dan upaya perusahaan dalam mewujudkan keberhasilan penerapan Customer
Relationship Management (CRM) berdasarkan pada kunci keberhasilannya melalui
komitmen pada manajemen puncak, tidak hanya berfokus pada teknologi, adanya
keterlibatan pelanggan, otomatisasi sesuai kebutuhan, dan mitra bisnis.
4. Mendiskripsikan target dan realisasi penjualan yang dibuat oleh perusahaan selama
penerapan Customer Relationship Management (CRM) selama periode tertentu.
5. Mendiskripsikan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan dalam penerapan Customer
Relationship Management (CRM).
6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis sebelumnya mengenai penerapan Customer
Relationship Management (CRM) sebagai upaya untuk meningkatkan loyalitas pelanggan

Dampak Penerapan

Penerapan Customer Relationship Management (CRM) pada produk Batik tulis bisa berdampak,
antara lain sebagai berikut :

1. Membantu mengidentifikasi pelanggan produk batik tulis memanfaatkan database


pelanggan untuk mengetahui informasi dari pelanggannya. Hal ini akan mempermudah
produk batik tulis untuk memberikan pelayanan yang maksimal.
2. Membantu produk batik tulis dalam mensegmentasi pelanggan. Penerapan Customer
Relationship Management (CRM) dapat mempermudah mensegmentasi pelanggannya,
yaitu dengan adanya check point dalam kartu anggota Fashion Card. Dengan melihat
check point, Produk batik tulis dapat mengetahui dan mensegmentasi pelanggannya.
Yaitu pelanggan loyal atau pelanggan biasa
3. Membantu mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Penerapan Customer
Relationship Management (CRM) membantu produk batik tulis untuk mengembangkan
hubungan dengan pelanggannya, yaitu dengan aplikasi online
4. Membantu seluruh aspek penjualan, dan pemasaran produk batik tulis Penerapan
Customer Relationship Management (CRM) pada produk batik tulis dapat meningkatkan
volume penjualan melalui penawaran-penawaran khusus pada pelanggan berdasarkan
informasi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan adanya database pelanggan,
produk batik tulis akan lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan pelanggan
Produksi

Menurut Hidayat Wiweko (hal.1), Forecast (perkiraan/ramalan) penjualan merupakan


perkiraan penjualan pada suatu waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat
berdasarkan data-data yang pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003:147), Forecasting
penjualan adalah proyeksi teknis daripada permintaan langganan potensial untuk suatu waktu
tertentu dengan berbagai asumsi.
Hasil dari suatu forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang kuantitatif terhadap
permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Meskipun demikian hasil
perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana. Hal ini disebabkan karena

1. Forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang kuantitatif terhadap kondisi
masa depan mengenai subjek tertentu, misalnya penjualan.
2. Forecast penjualan merupakan proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial
untuk jangka waktu tertentu dengan menyebutkan asumsi yang mendasarinya.
3. Forecast selayaknya hanya dipandang sebagai bahan masukan untuk mengembangkan
suatu rencana penjualan
4. Manajemen dapat menerima atau menolak hasil suatu forecast
Pada umumnya hasil dari suatu forecast penjualan akan dikonversikan menjadi rencana
penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :
1. Pendapat.
2. Strategi-strategi yang direncanakan.
3. Keterikatan/komitmen dengan sumber daya
4. Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan

Forecast Berdasarkan Analisis Statistika


Apabila perhitungan berdasarkan data historis dari satu variabel yang akan ditaksir
dihubungan dengan data historis lain yang mempunyai hubungan kuat terhadap
perkembangan variabel yang akan ditaksir, maka digunakan cara :
Metode Korelasi, Metode Regresi.
Jika di aplikasikan pada perusahaan produk batik tulis ini dan jika diketahui data sebagai
berikut :
Dengan menggunakan data genap.
Bulan (2010) Penjualan (Y) X XY X2
1 70 -7 49
-490
2 75 -5 25
-375
3 78 -3 9
-234
4 80 -1 1
-80
5 85 1 1
85
6 90 3 9
270
7 94 5 25
470
8 98 7 49
686
Jumlah 670 0 332 168

Untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut :


a = 670/8 = 83,75
b = 332/168 = 1,98
Persamaan garis liniernya adalah : Y = 83,75 + 1,98 X
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penjualan
Pada tahun 2011 bulan 4 bisa dipresiksi dengan cara.
bulan x
9 9
10 11
11 13
12 15
1 (th 2011) 17
2 19
3 21
4 23

Untuk bulan 4 th 2011 X adalah 23.


Y = 83,75 + (1,98 . X)
Y = 83,75 + (1,98 . 23)
Y = 129,29
Artinya penjualan produk batik tulis pada bulan 4 th 2011 diperkirakan mencapai 129,29 unit.
Dengan adanya Forecasting ini, perusahaan produk batik tulis ini dengan mudah bisa
mengetahui prediksi penjualan bulan ke 4 th berikutnya, perusahaan produk batik tulis ini
bisa mempersiapkan lonjakan permintaan dari pangsa pasar atau konsumen. Sehingga
persiapan yang dilakuakn bisa matang.
Dengan metode Forecasting ini perusahaan produk batik tulis ini bisa memprediksi juga
berapa banyak perusahaan harus memesan bahan baku pembuatan batik tulis ini, sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian karena produksi berhenti akibat kekurangan bahan
baku atau pun sebaliknya, perusahaan tidak merugi dalam inventori karena terlalu banyak
memesan bahan baku. Inilah salah satu fungsi Forecasting untuk industri secara umum dan
industri produk batk tulis secara khusus.
Referensi
Tugas Akhir NOVIANA RAHMAWATI, Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ekonomi

Widodo, Kuncoro Harto. Pengelolaan Suply Chain Untuk Mengoptimalkan Keseimbangan


Antara Keuntungan Perusahaan Bakery Dengan Customer Service Level Bedasarkan Sekenario
Produck-Retur. Agritech. Vol. 27, No. 1

Ariani, Desi. Tugas akhir : Analisis Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja
Perusahaan. Universitas Diponegoro

Suswaini, Eka . Tugas Akhir : strategi mengoptimalkan perencanaan produksi dan distribusi
Dengan metode interger linier programming branch and bound Di perusahaan manufakturing
usaha maju Di kota jogjakarta. Universitas Maritim Raja Ali Haji

Anda mungkin juga menyukai