Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEWARGANEGARAAN

NEGARA, FUNGSINYA DAN CONTOH BENTUK


NEGARA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Kewarganegaraan
Yang dibina oleh

Oleh:
RETNO SELISTIYONINGSIH : 1531120028
RIZALDI AHMAD : 1531120082

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia sebagai mahkluk sosial (homososius) memerlukan suatu tempat
tinggal untuk melakukan interaksi dengan sesamanya dan juga sebagai tempat
mengembangkan ide dan kreativitasnya. Manusia yang membentuk suatu
perkumpulan, yang mana didalamnya terjadi suatu interaksi antar sesama
anggotanya disebut dengan masyarakat. Kemudian secara alamiah jika masyarakat
itu hidup rukun dan tentram sesuai dengan hukum akal ( law of reason) maka
akan terbentuklah suatu negara ( Jean Jacques Rousseau ).
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh
diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap
UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai
upaya memulai kontrak sosial baru antara warga negara dengan negara menuju
apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem
dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis
dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan
konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu
keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa
kedepannya. Sebab wajah negara yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan
nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan tidak lepas dari
perubahan konstitusi yang ada. Tulisan ini mencoba untuk memaparkan tentang
pengertian negara dan konstitusi serta empat poin penting yang terkait dengan
perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan oleh MPR, yaitu (1) alasan melakukan
perubahan, (2) perubahan-perubahan yang telah dilakukan, (3) implikasi
perubahan terhadap sistem ketatanegaraan, dan (4) catatan kritis (critical review)
terhadap hasil perubahan yang dapat menimbulkan implikasi lain dalam praktek
ketatanegaraan ke depan.
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu
dengan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di
wilayahnya.Membicarakan tentang negara adalah hal yang sangat penting
mengingat setiap warga negara pasti pernah berurusan dengan negara, mulai dari
urusan kelahiran, kematian, pembuatan KTP, Kartu Keluarga, pernikahan dan
yang lainnya.
Maka dalam kesempatan ini kami akan membahas tentang arti dan makna
negara negara, sifat negara, unsur-unsur pembentuk negara, tujuan dan fungsi
negara,serta teori terbentuknya negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain :
1.2.1 Apakah pengertian negara itu?
1.2.2 Apakah pengertian konstitusi itu?
1.2.3 Apakah pengertian Negara konstitusi?
1.2.4 Bagaimana sifat negara?
1.2.5 Apa saja yang meliputi unsure-unsur negara ?
1.2.6 Bagaimana fungsi Negara itu?
1.2.7 Apa saja bentuk-bentuk Negara?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari negara.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi.
1.3.3 untuk mengetahui pengertian nrgara konstitusi
1.3.4.Untuk mengetahui unsur-unsur Negara.
1.3.5 Untuk mengetahui fungsi Negara.
1..3.6 Untuk mengetahui bentuk-bentuk Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NEGARA
Negara secara literal merupakan penjelasan dari kata-kata asing yaitu state
(bahasa inggris), staat ( bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Prancis),
dimana semua kata-kata ini diambil dari bahasa Latin yaitu statum yang artinya
keadaan yang tetap dan tegak. Istilah umum itu diartikan sebagai kedudukan
(standing, station)
Adapun pengertian Negara menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Prof. Farid S.
Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan Negara lain
serta memiliki kedaulatan.
b. Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
c. Prof. Miriam Budiarjo
Negara adalah organisasi yang dalam satu wilayah dapat melaksanakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan
yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu.
d. Georg Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
e. Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
f. Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang memonopoli penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah.
g. Aristoteles
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga
pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan
dan kehormatan bersama.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian negara itu ada dua,
yaitu : pertama, negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya; kedua, negara adalah
kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan
tujuan nasionalnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara adalah suatu organisasi dari
kelompok-kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah
tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib
serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

2.2 KONSTITUSI
Kata konstitusi berarti pembentukan,berasal dari kata Constituer
(bahasa Prancis) yang berarti membentuk. Yang di bentuk adalah sebuah negara.
Maka, Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu
negara.
Maka dapat dipahami, bahwa bahasa Belanda menggunakan kata
Grondwet(grond=dasar,wet=undang-undang), yang berarti suatu undang-
undang yang menjadi dasar (grond)dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia
menggunakan kata Undang- Undang Dasar seperti grondwet tadi.
Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan
adat kebiasaan, yang ditarik dari prinsip-prinsip rasio tertentu yang membentuk
sistem umum, dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah.
Sedangkan Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro membagi
pengertian konstitusi menjadi 2 pengertian yaitu;
a) Pengertian sosiologis dan politis (sosiologiche atau politische begrip).
Konstitusi merupakan shintese faktor kekuatan yang nyata (dereele
machtstfactoren) dalam masyarakat. Jadi konstitusi menggambarkan
hubungan antara kekuasaan yang terdapat dengan nyata dalam suatu
negara.
b) Pengertian yuridis (yuridische begrip). Konstitusi adalah suatu naskah
yang memuat semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan.
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan aturan-aturan dasar
(fundamental) yang dibentuk didalam mengatur hubungan antar negara dan warga
negara. Konstitusi di Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.
2.3 NegaraKonstitusi
Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa negara konstitusi
merupakan suatu organisasi dari kelompok-kelompok manusia yang bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia tersebut, yang diatur dengan aturan-aturan dasar (fundamental) yang
dibentuk didalam mengatur hubungan antar negara dan warga negara.

2.4 Sifat Negara


Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifistasi dari
kedaulatan yang dimilikinya,yaitu.
1. Sifat memaksa
Artinya negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik
secara sah yaitu dengan memberlakukan sanksi pada pelanggar hukum dengan
tujuan agar peraturan perundang-undangan yang telah dibuat dan berlaku dalam
negara tersebut ditaati oleh anggota masyarakat sehingga ketertiban ,keamanan,
dan kedamaian dapat tercapai.
2. Monopoli
Artinya Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama
dari masyarakat. Sifat monopoli negara adalah suatu hak tunggal yang
dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan
bersama.
3. Sifat mencakup semua
Artinya bahwa peraturan perundangan yang ada di negara berlaku untuk
semua penghuni atau warga negara tanpa terkecuali.
2.5 Unsur-unsur Terbentuknya Negara
1. Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara.
Masyarakat atau rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam
suksesnya suatu tatanan dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam
suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi
perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi)
suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata
negara.
2. Wilayah
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping
pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan
khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk
suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara.
Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya
berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera
sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas
wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi
berbagai kewajiban yang ditentukan.

Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu


masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir deetre
ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada
keadaan khusus dari wilayah suatu negara

3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan
memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk
suatu negara dan berada dalam wilayah negara.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain
karena menyangkut keberadaan suatu negara. Apabila negara merdeka tidak
diakui oleh negara lain maka negara tersebut akan sulit untuk menjalin hubungan
dengan negara lain. Pengakuan dari negara yang lain ada yang bersifat de facto
dan ada yang bersifat de jure.
Pengakuan de facto, artinya pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara
merdeka. Pengakuan seperti ini belum bersifat resmi.
Sebaliknya, pengakuan de jure, artinya pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh negara lainsehingga terjadi hubungan ekonomi, sosial, budaya, dan
diplomatik.

2.4 Fungsi dan Tujuan Negara


Fungsi atau tugas negara adalah untuk mengatur kehidupan yang ada
dalam negara untuk mencapai tujuan negara. Fungsi negara, antara lain menjaga
ketertiban masyarakat, mengusahakan kesejahteraan rakyat, membentuk
pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Tujuan negara Indonesia telah jelas tercantum dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan Negara yang lain antara lain :
a. Menyelenggarakan ketertiban hukum
b. Memperluas kekuasaan
c. Mencari kesejahteraan hukum
Beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan sebuah negara :
a. Plato
Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia sebagai perseorangan
(Individu) atau sebagai makhluk sosial.
b. Ibnu Arabi
Tujuan negara adalah agar manusia dapat menjalankan kehidupan baik jauh dari
sengketa atau perselisihan
c. Ibnu Khaldun
Tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan dunia yang
bermuara pada kepentingan akhirat.

2.5 Bentuk-bentuk negara


Negara terbagi kedalam dua bentuk yaitu negara kesatuan(Uniterianisme)
dan negara serikat(Federasi).
a. Negara kesatuan
Bentuk suatu negara yang merdeka yang berdaulat dengan satu pemerintah
pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaannya
negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam yaitu :
Sentral dan Otonomi, sistem yang langsung dipimpin oleh pemerintahan
pusat model pemerintahan orde baru di bawah pimpinan presiden Soeharto.
Didesentralisan adalah kepada daerah diberikan kesempatan dan kewenangan
untuk mengurus urusan di wilayahnya sendiri, sistem itu dikenal sebagai Otonomi
daerah atau swantara.
Contoh Negara kesatuan : Indonesia,Brunei,Papua Nugini,Timor
Timur,Thailand,Laos, Kamboja,Vietnam,Jepang, dan Philipina.
b. Negara serikat
Negara serikat atau pederasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pelaksanaan dan mekanisme
pemilihannya, bentuk negara dapat di golongkan ke-3 kelompok yaitu monarki,
Oligarti dan Demokrasi.
Contoh Negara Serikat : Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Brasil, Jerman dan
Swiss.
a. Monarki, model pemerintahan yang dipakai oleh Raja atau Ratu.
Contoh Negara : Arab Saudi, Brunei, Swaziland, Bahrain, Jordania,
Kuwait, Oman, Qatar
b. Oligarti, pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang
berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
Contoh Negara : Indonesia saat ini.
c. Demokrasi, bentuk pemerintahan yang bersandar kepada kedaulatan
rakyat atau mendasarkan kekuasaaannya pada pilihan kehendak rakyat
melalui mekanisme pemilihan umum (Pemilu)
Contoh Negara :Amerika Serikat, India, Indonesia.

2.6 Teori Terbentuknya Negara


Ada empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu teori kedaulatan
Tuhan, kedaulatan negara, kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat.

1. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit)


Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap
kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Misalnya kerajaan
Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak
Tuhan bij de Gratie Gods, atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan Singa
Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi Raja di Ethiopia. Aurelius
Augustinus adalah seorang pemikir yang menekankan pada pelaksanaan negara
yang harus sesuai dengan ketentuan tuhan. Dalam Magnis-Suseno (1987: 192-
193) disebutkan bahwa negara diciptakan atas dasar kecintaan kepada tuhan, dan
tidak perlu ada negara dengan ketentuan dari manusia. Gagasan Au-gustinus
disimpulkan oleh Magnis-Suseno sebagai berikut, Negara tidak berhak untuk
memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah (Magnis-
Suseno, 1987: 193).Contoh Negara yang menganut teori kedaulatan tuhan adalah
negara Vatikan, negara Saudi Arabia.
2. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)
Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)menganggap sebagai suatu axioma
yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang
berdaulat. Inilah inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu
negara.
Otto Mayer (dalam buku Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan kemauan
negara adalah memiliki kekuasaan kekerasan menurut kehendak alam. Sementara
itu Jellinek dalam buku Algemeine Staatslehremenyatakan kedaulatan negara
sebagai pokok pangkal kekuasaan yang tidak diperoleh dari siapapun. Pemerintah
adalah alat negara. Negaralah yang menciptakan hukum, jadi rakyat harus
tunduk kepada negara. Tokoh-tokohnya adalah Jean Bodin dan George
Jellinek.Contoh Negara yang menganut teori kedaulatan Negara adalah Jerman
masa Adolf HitlerItalia masa Benito Mussolini
3. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit)
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan
dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam
buku Die Moderne Staats Idee.Contoh Negara yang menganutteori kedaulatan
hukum adalah Belanda [penegasan Krabbe].

4. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit),


Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu
negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis)
menyatakan apa yang dikenal dengan kontrak sosial, suatu perjanjian antara
seluruh rakyat yang menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu
negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara menjadi 4 bahkan
5 yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan, UUD (Konstitusi) dan pengakuan
Internasional (secara de facto maupun de jure).[3] John Lock sebagai pencetus
kedaulatan rakyat sangat mengidam-idamkan terwujudkan kedaulatan rakyat. Dia
menggambarkan bahwa terbentuknya sebuah negara berdasarkan kontrak sosial
yang terbagi atas dua bagian yaitu factum unionis (perjanjian antar rakyat) dan
factum subjectionis (perjanjian antara rakyat dengan pemerintah).
2.7 Hubungan Agama dengan Negara
2.7.1 Pengertian agama
Agama menurut etimologi berasal dari kata bahasa sanskerta dalam kitap
upadeca tentang ajaran-ajaran agama hindu disebutkan bahwa perkataan agama
berasal dari bahasa sanskerta yang tersusun dari kata A berarti tidak
dan gama berarti pergi dalam bentuk harfiah yang terpadu perkataan agama
berarti tidak pergi tetap ditempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terus
menerus dari generasi ke generasi.
Pada umumnya perkataan agama diartikan tidak kacau yang secara analitis
di uraikan dengan cara di memisahkan kata demi kata yaitu A berarti tidak dan
gama berarti kacau maksudnya orang yang memeluk suatu agama dan
mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh-sungguh hidupnya tidak akan
kacau.
Agama selalu diterima dan dialami secara subjektif. Oleh karena itu orang
sering mendifinisikan agama sesuai dengan pengalamannya dan penghayatannya
pada agama yang di anutnya. Menurut Mukti Ali, mantan menteri agama
Indonesia menyatakan bahwa agama adalah percaya akan adanya tuhan yang esa.
Dan hukum-hukum yang di wahyukan kepada kepercayaan utusan-utusannya
untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat
Sedangkan menurut James Martineau agama adalah kepercayaan
kepada tuhan yang selalu hidup. Yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang
mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia.
Friedrich Schleiermacer, menegaskan bahwa agama tidak dapat di lacak
dari pengetahuan rasional, juga tidak dari tindakan moral, akan tetapi agama
berasal dari perasaan ketergantungan mutlak kepada yang tak terhingga (feeling of
absolute dependence).
Di samping itu, agama merupakan pedoman hidup atau arahan dalam
menentukan kehidupan, sebagaimana dalam hadist.
kutinggalkan untuk kamu dua perkara tidaklah kamu akan tersesat selama-
lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya yaitu kitabullah dan
sunnah rasul
Secara sosiologis menurut johnstone
Religion can be defined as a system of beliefs and practices by which a
group of people interprets and responds to what they feel is sacred and usually
supernatural swell lebih lanjut johnstune menyatakan that by employing this
definition weare, for purposes of sociological investigation at least, adopting the
position, of the hardnosed relativist and agnostiec (saya kira dengan jujur kita
harus mengakui masih sangat sulit mencari orang atau pakar-pakar yang mengkaji
atau bergulat dengan agama tertentu di Indonesia, tetapi sekaligus merupakan
relativis dan agnostik.

2.7.2 Hubungan Agama dengan Negara


Dikalangan kaum muslimin, terdapat kesepakatan bahwa eksistensi
Negara adalah suatu keniscayaan bagi berlangsungnya kehidupan bermasyarakat
negara dengan otoritasnya mengatur hubungan yang diperlukan antara
masyarakat, sedangkan agama mempunyai otoritas unuk megatur hubungan
manusia dengan tuhannya.
Hubungan antara agama dan negara menimbulkan perdebatan yang terus
berkelanjutan dikalangan para ahli. Pada hakekatnya Negara merupakan suatu
persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrati manusia sebagai
mahluk individu dan makhluk sosial oleh karena itu sifat dasar kodrat manusia
tersebut merupakan sifat dasar negara pula sehingga negara sebagai manifestasi
kodrat manusia secara horizontal dalam hubungan manusia dengan manusia lain
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian negara mempunyai sebab
akibat langsung dengan manusia karena manusia adalah pendiri negara itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas konsep hubungan negara dan agama sangat
ditentukan oleh dasar ontologis manusia masing masing keyakinan manusia
sangat mempengaruhi konsep hubungan agama dan negara dalam kehidupan
manusia berikut di uraikan beberapa perbedaan konsep hubungan agama dan
negara menurut beberapa aliran atau paham antara lain sebagai berikut:
a. Hubunghan agama dan negara menurut paham teokrasi.
Dalam paham teokrasi hubungan agama dan negara digambarkan sebagai
dua hal yang tidak dapat dipisahkan, negara menyatu dengan agama karena
pemerintahan menurut paham ini dijalankan berdasarkan firman- firman Tuhan
segala tata kehidupan masyarakat bangasa dan negara dilakukan atas titah Tuhan
dengan demikian urusan kenegaraan atau politik dalam paham teokrasi juga
diyakinkan sebagai manifestasi Tuhan.
Sistem pemerintahan ini ada 2 yaitu teokrasi langsung dan tidak langsung.
Sistem pemerintahan teokrasi langsung adalah raja atau kepala negara
memerintah sebagai jelmaan Tuhan adanya negara didunia ini adalah atas
kehendak Tuhan dan oleh karena itu yang memerintah Tuhan pula.sedangkan
sistem pemerintahan teokrasi tidak langsung yang memerintah bukan tuhan
sendiri melainkan raja atau kepala negara yang memiliki otoritas atas nama
Tuhan. Raja atau kepala negara memerintah atas kehendak Tuhan dengan
demikian dapat dikatakan bahwa negara menyatu dengan agama .agama dengan
negara tidak dapat dipisahkan.
b. Hubungan agama dan negara menurut paham sekuler
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan
Negara.Dalam negara sekuler tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan
dengan agama. Dalam paham ini agama adalah urusan hubungan manusia dengan
manusia lain atau urusan dunia, sedangkan urusan agama adalah hubungan
manusia dengan tuhan dua hal ini menurut paham sekuler tidak dapat
dipersatukan meskipun memisahkan antara agama dan Negara.Lazimnya Negara
sekuler mmbebaskan warga negaranya untuk memeluk agama apa saja yang
mereka yakini tapi negara tidak ikut campur tangan dalam urusan agama.
c. Hubungan agama dan negara menurut paham komunisme
Paham komunisme ini memendang hakekat hubungan agama dan negara
berdasarkan filosofi dialektis dan materialisme histories paham ini menimbulkan
paham Atheis (tak bertuhan) yang dipelopori Karl marx menurutnya manusia
ditentukan oleh dirinya agama dalam hal ini dianggap suatu kesadaran diri bagi
manusia sebelum menemukan dirinya sendiri.
Manusia adalah dunia manusia sendiri yang kemudian menghasilkan
masyarakat negara sedangkan agama dipandang sebagai realisasi fantastis mahluk
manusia dan agama adalah keluhan mahluk tertindas. Oleh karena itu agama harus
ditekan dan dilarang nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi karena
manusia sendiri pada hakikatnya adalah materi.
d. Hubungan agama dan negara menurut islam
Tentang hubungan agama dan negara dalam islam adalah agama yang
paripurna yang mencakup segalagalanya termasuk masalah negara oleh karena itu
agama tidak dapat dipisahkan dari negara dan urusan negara adalah urusan agama
serta sebaliknya aliran kedua mengatakan bahwa islam tidak ada hubungannya
dengan negara karena islam tidak mengatur kehidupan bernegara atau
pemerintahan menurut aliran ini Nabi Muhammad tidak mempunyai misi untuk
mendirikan negara.
Aliran ketiga berpendapat bahwa islam tidak mencakup segala-galanya
tapi mencakup seperangkat prinsip dan tata nilai etika tentang kehidupan
bermasyarakat termasuk bernegara.
Sementara itu Hussein Mohammad menyebutkan bahwa dalam islam
ada dua model hubungan agama dan negara.
- Hubungan integralistik dapat diartikan sebagai hubungan totalitas dimana
agama merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipasahkan keduanya
merupakan dua lembaga yang menyatu.
- Hubungan simbiosis mutualistik bahwa antara agama dan negara terdapat
hubungan yang saling membutuhkan sebab tanpa agama akan terjadi kekacauan
dan amoral dalam negara.
Ibnu taimiyah (tokoh sunni salafi) berpendapat bahwa agama dan negara
benar benar berkelindahan tanpa tanpa kekuasaan negara yang bersifat memaksa
agama berada dalam bahaya sementara itu tanpa disiplin hukum wahyu pasti
menjadi sebuah organisasi yang tiranik.
Selanjutnya al-Ghazali dalam bukunya Aliqtishad fi Alitiqat
mengatakan bahwa agama dan negara adalah dua anak kembar agama adalah
dasar dan penguasa/kekuasaaan negara adalah penjaga segala sesuatu yang tidak
memiliki dasar akan hancur dan sesuatu yang tidak memeiliki penjaga akan sia-
sia.
Mengingat kompleksitas politis dan historis negara bangsa Indonesia
sejauh menyangkut kehidupan agama dan umat beragama dan juga political and
social repercussions yang bias muncul pada masa sekarang ini dalam masa masa
transisi mendatang maka jelas masih sangat sulit mencari format yang tepat dan
accep table bagi banyak pihak dalam reposisihubungan agama dan negara.
Akan tetapi agaknya satu hal sangat jelas bahwa akan sulit dibayangkan
jika reposisi itu dimaksudkan untuk menyisihkan begitu saja peran pemerintah
dalam mengatur kehidupan warga negara termasuk dalam kehidupan
beragama,khususnya dalam aspek administrasi keagamaan bukan aspek teologis
masing masing agama dan akan lebih sulit lagi jika reposisi itu dimaksudkan
untuk memisahkan agama dan negara melalui pemisahan kedap air(Waterlight
separation)dengan kata lain mengubah Indonesia menjadi negara sekuler
setidaknya sebagian besar umat islam belum siap untuk menerima perubahan itu.
2.7.3 Contoh hubungan Agama dan Negara NU dan politik
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan
memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian
mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91
kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai
yang mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah
satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya
GP Ansor.
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan
Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru.
Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo,
NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik
praktis lagi.
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU.
Yang terpenting adalahPartai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan
oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan
bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu
2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.

Anda mungkin juga menyukai