Anda di halaman 1dari 26

Infeksi asimptomatik

Neisseria gonorrhoeae dan


Chlamydia trachomatis
pada laki-laki yang
berhubungan seksual
dengan laki-laki (LSL)
dr. Arif Widiatmoko, Sp.KK, FINSDV
Program Studi Dermatologi dan Venereologi
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Universitas Brawijaya RSUD dr. Saiful Anwar Malang
2017

LSL (Laki-laki homoseksual)
Laki-laki yang berhubungan seksual
dengan laki-laki
Seks anal
Seks oral

Kontribusi ter<nggi terjadinya


penularan HIV
Transmisi HIV pada LSL

European Centre For Disease PrevenOon And Control, World Health OrganizaOon Regional Oce Of
Europe. Surveillance Report HIV / AIDS Surveillance in Europe 2013. European Centre For Disease
PrevenOon And Control, World Health OrganizaOon Regional Oce Of Europe. 2014
Transmisi HIV pada LSL

European Centre For Disease PrevenOon And Control, World Health OrganizaOon Regional Oce Of
Europe. Surveillance Report HIV / AIDS Surveillance in Europe 2013. European Centre For Disease
PrevenOon And Control, World Health OrganizaOon Regional Oce Of Europe. 2014
Transmisi HIV pada LSL

European Centre For Disease PrevenOon And Control, World Health OrganizaOon Regional Oce Of Europe. Surveillance
Report HIV / AIDS Surveillance in Europe 2013. European Centre For Disease PrevenOon And Control, World Health
OrganizaOon Regional Oce Of Europe. 2014
Prevalensi HIV pada MSM

World Health OrganizaOon Regional Oce of South East Asia. HIV / AIDS Among Men Who
Have Sex With Men And Transgender PopulaOons In South-East Asia: The Current SituaOon
And NaOonal Responses. World Health OrganizaOon Regional Oce Of South East Asia. 2010
IMS pada MSM

Grak IMS pada LSL di 3kota di Indonesia berdasar Surveilans Terpadu Biologis Perilaku tahun 2007
Infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria
gonorrhea pada LSL
Sekitar 14% infeksi Chlamydia trachoma.s dan
40% Neisseria gonorrea pada laki-laki

SimptomaOk
The incidence and correlates of symptomaOc and asymptomaOc Chlamydia trachomaOs and
Neisseria gonorrhoeae infecOons in selected populaOons in ve countries. Sex Transm Dis.
2011 Jun;38(6):503-9


Sebagian besar ASIMPTOMATIK ekstragenital
Infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria
gonorrhea pada LSL
Prevalensi infeksi Chlamydia trachoma.s dan Neisseria
gonorrhea ekstragenital asimptomaOk

Marcus JL, Bernstein KT, Kohn RP, Liska S, Philip SS. InfecOons missed by urethral-only screening
for chlamydia or gonorrhea detecOon among men who have sex with men. Sexually Transmihed
Diseases. 2011 Oct 1;38(10):922-4.
Infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria
gonorrhea pada LSL
Prevalensi infeksi Neisseria gonorrhea LSL
Rektal berkisar antara 0,2% - 24%
Faring berkisar antara 0,5% - 16,5%
Prevalensi infeksi Chlamydia trachoma.s LSL
Rektal berkisar 2,1% - 23%
Faring berkisar 0 - 3,6%
Infeksi ekstragenital tanpa disertai infeksi genital
terjadi pada 57% kasus
Sebagian besar ASIMPTOMATIK

Chan PA, Robinehe A, Montgomery M, Almonte A, Cu-Uvin S, Lonks JR, Chapin KC, Kojic EM, Hardy
EJ. Extra genital InfecOons Caused by Chlamydia trachomaOs and Neisseria gonorrhoeae : A Review
of the Literature. Infec.ous Diseases in Obstetrics and Gynecology. 2016 Jun 5;2016
Infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria
gonorrhea pada LSL
F a k t o r r i s i k o m e n y e r t a i t e r j a d i n y a I M S
asimptomaOk pada LSL dengan HIV :
Pasangan lebih dari 1 = 45%
Berhubungan dengan pasangan yang Odak dikenal =
20%
Tidak menggunakan kondom pada anal seks = 20%
Tidak menggunakan kondom pada oral seks = 57%
Penggunaan obat saat hubungan seksual = 12%
Riwayat terjadinya IMS sebelumnya = 61%

Rieg G, et all. AsymptomaOc Sexually Transmihed InfecOons In HIV Infected Male Who Have Sex
With Man : Prevalence, Incidence, Predictors And Screening Strategies. AIDS Pa.ent Care and
STDs / Vol. 22/ No.12, 2008; p.947-954
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL

Scoh HM, Vijngho E, Irvin R, Sachdev D, Liu A, Gurwith M, Buchbinder SP. Age, Race/Ethnicity, and
Behavioral Risk Factors Associated with Per-Contact Risk of HIV InfecOon Among Men Who Have Sex with Men
in the United States. Journal of acquired immune deciency syndromes (1999). 2014 Jan 1;65(1):115
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL

Scoh HM, Vijngho E, Irvin R, Sachdev D, Liu A, Gurwith M, Buchbinder SP. Age, Race/Ethnicity, and
Behavioral Risk Factors Associated with Per-Contact Risk of HIV InfecOon Among Men Who Have Sex with Men
in the United States. Journal of acquired immune deciency syndromes (1999). 2014 Jan 1;65(1):115
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL
Tingginya transmisi virus HIV melalui hubungan
seksual anal tanpa kondom dengan atau tanpa
infeksi disebabkan karena
1. Lingkungan mikro rektum yang mudah meradang
2. AkOvasi sel imun mukosa akibat peradangan
3. Terkumpulnya sel target virus HIV (Limfosit T CD4)
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL
Beberapa peneliOan tentang risiko penularan
infeksi HIV pada LSL melalui hubungan seks oral
menunjukkan angka yang sangat rendah
IMS dan serokonversi HIV
pada LSL
Risiko penularan infeksi HIV karena hubungan seks
oral lebih kecil dari pada hubungan seks genital
vaginal dan anal :
1. Rongga mulut memiliki lapisan epithel lebih tebal
2. Jumlah sel CD 4 lebih sedikit dan memiliki anObodi
anOvirus yang menyebabkan lokasi ini lebih kebal
terhadap transmisi virus HIV

Risiko transmisi virus HIV melalui hubungan seks
oral meningkat :
1. Disertai ejakulasi di dalam rongga mulut
2. Adanya peradangan atau IMS di rongga mulut
Deteksi infeksi
Chlamydia trachomatis dan
Neisseria gonorrhea pada LSL
Infeksi CT dan NG ekstragenital pada LSL sering
terlewatkan asimptomaOk

SensiOtas Nucleic Amplica.on test untuk


menegakkan diagnosis NG dan CT rektum lebih
Onggi dibanding pemeriksaan kultur
Deteksi infeksi
Chlamydia trachomatis dan
Neisseria gonorrhea pada LSL
Deteksi IMS dan HIV pada
LSL
Pemeriksaan serta konseling IMS dan HIV pada LSL
sangat penOng sebagai strategi pencegahan
penyebaran HIV
Skrining seOap 3-6 bulan dilakukan terhadap LSL
yang memiliki risiko Onggi
Skrining pada pasangan seksual
Terapi infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria
gonorrhea pada LSL
Pedoman terapi untuk infeksi NG dan CT
ekstragenital hampir sama dengan terapi infeksi
urogenital baik menurut pedoman di Amerika
Serikat maupun di Eropa
Terapi infeksi Chlamydia
trachomatis
pada LSL
Terapi Chlamydia trachoma.s :
Azitromisin 1000 mg per oral dosis tunggal
kepatuhan
Doksisiklin 2x100 mg 7 hari ekasi sedikit lebih baik
Terapi infeksi Neisseria
gonorrhea pada LSL
Terapi Neisseria gonorrhea :
Selriakson 250 mg i.m dosis tunggal ditambah
Azitromisin 1000 mg p.o dosis tunggal langsung di
tempat layanan kesehatan
Terapi infeksi Neisseria
gonorrhea pada LSL
Eradikasi infeksi NG faring lebih sulit dibanding
urogenital dan rektum =
1. Reinfeksi asimptomaOk
2. Resistensi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai