Anda di halaman 1dari 28

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016

Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

STUDI PENGARUH PRETREATMENT FISIK (MILLING), BIOLOGI


(MICROBIALCONSORTIUM) DAN KIMIA (NaOH) DALAM PRODUKSI BIOGAS
SECARA ANAEROBIC DIGESTIONDARI BAGAS

*)
Budiyono, Ihdina Sulistianiningtias dan Tri Yulianto Nugroho
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Indonesia, Tel./Fax: +62-24-7460058
*)
Email:ihdina.tias@gmail.com

Abstrak
Biogas merupakan salah satu sumber alternatif energi yang berpotensi untuk
dikembangkan. Penyusun utama biogas adalah metan (CH4) dan karbondioksida (CO2)
dengan sejumlah kecil H2. Biogas juga mengandung sejumlah kecil hidrogen sulfida,
nitrogen, hudrogen dan oksigen. Biogas dihasilkan dari dekomposisi bahan organik pada
kondidsi anaerob. Biogas generasi kedua menggunakan bahan baku limbah lignoselulosa.
Bahan baku lignoselulosa bisa didapat dari limbah residu organik. Salah satunya adalah
limbah ampas tebu. Bahan baku lignoselulosa sulit untuk diproses karena strukturnya yang
sulit ditembus oleh karena itu perlu dilakukan pretreatment bahan baku.Dalam penelitian ini
akan dikaji mengenai pengaruh waktu terhadap produksi biogas dengan perbandingan
komposisi antara bahan baku ampas tebu, pengaruh pretreatment fisika, kimia, dan biologi
pada bahan baku ampas tebu terhadap produksi biogas, kandungan komposisi biogas paling
banyak menggunakan bahan baku ampas tebu melalui proses anaerobik digestion. Produksi
biogas dilakukan melalui tahap hidrolisis, acidogenesis dan metanogenesis. Rasio
Feedstock/innolucum digunakan 10 dan 18 % dengan pretreatment fisik <16 mesh, kimia
perendaman dalam larutan NaOH 3% gr/gr TS, dan biologi 5% g/vol dengan microbial
consotium. Proses pembentukan biogas dilakukan selama 2 bulan, dengan respon uji hasil
kuantitatif berupa volume biogas tiap 2 hari. Hasil tertinggi yaitu 87,99 ml/gr TS didapat dari
variabel bagasse dengan preteatment fisik, penambahan mikroba, liquid state dan C/N25.

Kata Kunci : Biogas, ampas tebu (Bagas), lignoselulosa, pretreatment.

Abstract
Biogas is one of source of alternative energy that has the potential to be developed.
The main components of biogas are methane (CH4) and carbon dioxide (CO2). Biogas also
contains small amounts of hydrogen sulphide, nitrogen, and oxygen hydrogen. Biogas is
produced from the decomposition of organic material in anaerobic condition. The second
generation of biogas uses waste of lignocellulosic raw materials. Lignocellulosic raw
materials can be obtained from waste organic residues. One of them is waste bagasse.
Lignocellulosic raw materials difficult to processed because of their structure which is
impenetrable so that is necessary for the pretreatment of raw materials. Biogas is produced by
hydrolysis, acidogenesis and methanogenesis steps. In this research study about the effect of
time on the production of biogas with composition ratio between the raw material bagasse,
the effect of physical, chemical, and biological pretreatment in raw material bagasse for the
production of biogas, the mostbiogas components compositionis produced by anaerobic
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

digestion of raw materials bagasse. The variabels are Feedstock / innolucum used 10 and
18% use physical pretreatment <16 mesh, chemical submerged in a solution of NaOH 3 gr/gr
TS, and the biological pretreatment by microbial consotium 5% gr/v. Biogas formation
process conducted over 2 months, the test response quantitative results in the form of biogas
volume every 2 days. The highest biogas production is 87,99 ml/gr TS from variabel bagasse
with physical pretreatment, microbial, liquid state and C/N 25.

Key Words : Biogas, Sugar cane (Bagasse), lignocelulosic, pretreatment.

PENDAHULUAN
Kebutuhan energi dunia diperkirakan akan meningkat cukup tinggi seiring dengan
pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi dunia (Yan et al., 2012). Pertumbuhan
penduduk Indonesia menurut Bappenas dan BPS yaitu pada tahun 2014 adalah 1,49%. Hal
tersebut menunjukkan kebutuhan energi yang akan semakin banyak. Harga minyak juga
diperkirakan akan mencapai 126,4 USD/barrel pada tahun 2030 (Priyanto, 2014). Biogas
merupakan suatu alternatif solusi masalah krisis energi. Banyak negara maju dan berkembang
sudah mengembangkan teknologi biogas, bahkan alat penghasil biogas secara anaerobik
pertama dibangun pada tahun 1900 (Fang et al., 2011). Biogas dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan serta untuk pembangkit listrik dan panas (Carvalho, 2010). Biogas ini
memiliki keunggulan salah satunya tidak menghasilkan asap merupakan suatu energi
alternatif yang unggul. Seiring dengan perkembangan pengetahuan adanya kenaikkan harga
energi dan kebutuhan pengganti energi fosil banyak peneliti yang menganjurkan untuk
memproduksi biogas dari limbah tanaman atau tanaman (Herout., et al., 2011).
Biogas merupakan suatu alternatif solusi masalah krisis energi (Rajib, 2012). Biogas
merupakan energi yang dihasilkan oleh bahan organik yang difermentasi pada kondisi
anaerob (Budiyono dkk, 2013). Biogas diproduksi dari sumber energi yang dapat diperbarui
(Al Saedi, 2008). Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan serta untuk
pembangkit listrik dan panas (Radjaram and Saravanane, 2011). Produksi biogas dari bahan
baku biomassa telah dilakukan sejak beberapa dekade yang lalu, seperti di India yang telah
memproduksi biogas sejak tahun 1950-an (Divya et al., 2014).
Bahan baku biogas dapat diperoleh dari biomassa lignoselulosa dan berbagai macam
limbah organik seperti: kotoran binatang, limbah air industri. Produksi biogas dengan proses
anaerobic digesti merupakan upaya menggantikan bahan bakar fosil (Xu, et al., 2013).
Produksi biogas dari limbah dan berbagai jenis residu organik dengan metode digester
anaerobik telah banyak dipelajari, baik eksperimental maupun teoritis selama enam dekade
(Marek et al., 2014). Limbah pertanian seperti ampas tebu dapat diperoleh dalam jumlah
besar dari industri gula dan alkohol (De Souza., et al., 2011). Biasanya ampas tebu hanya
digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan tenaga pabrik gula. Namun, jumlah besar
dari ampas tebu yang tersisa tidak digunakan dan dibakar sehingga dapat menyebabkan
masalah lingkungan (Hanim.,et al., 2012). Ampas tebu diperoleh dari sisa produksi gula di
industri pengolahan (Liu et al., 2015).
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini dengan
melakukan percobaan skala laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Pengolahan
Limbah Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Proses dan cara pengolahan
yang dilakukan menggunakan metode anaerobic digestion pada keadaan mesofilik, yaitu
pada suhu lingkungan (25-35oC). Penelitian ini meliputi empat tahapan, antara lain:
Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengambilan bahan baku limbah pertanian yaitu Bagasse
dari Pabrik gula Trangkil yang terletak di Kabupaten Pati dan rumen sapi yang berasal dari
Rumah Pemotongan Hewan Penggaron Semarang serta pembelian microbial consortium dan
NaOH sebagai pretreatment untuk pendegradasi lignoselulosa bagasse. Mempersiapkan urea
sebagai mikronutrien.

Tahap Pretreatment
Pretreatment melalui 3 tahap, yaitu:
Pretreatment Fisika
Bagasse yang dibutuhkan setiap variabel yaitu 232 gram. Pada pretreatment fisika
terdapat ukuran kasar dan ukuran halus (<6mesh). Ukuran halus diperoleh dengan cara
memblender bagasse sampai halus kemudian saring sesuai ukuran.
Pretreatment Kimia
Bagasse yang berukuran kasar dan halus akan ditambahkan NaOH sebanyak 3% g/gTS
kemudian didiamkan selama 24 jam.
Pretreatment Biologi
Bagasse yang sudah melalui pretreatment kimia selama 24 jam kemudian diatur pH
terlebih dahulu sebelum ditambahkan microbila consortium, pengaturan pH
menggunakan HCl. Setelah pH netral tambahkan microbial consoritum 5% gr/v

Tahap Operasi (pembuatan biogas)


Substrat yang telah mengalamai pretreatmen dicampur dengan rumen sapi sebanyak
200ml (untuk tiap variabel) yang bertindak sebagai starter mikroba metanogenik. Tambahkan
urea sebagai mikronutrien dan tambahkan air hingga volume mencapai 2000 ml. Proses
fermentasi mulai dilakukan. Catat volume gas yang terbentuk setiap dua hari sekali.

Tahap Analisis Hasil (analis data)


Data volume biogas dianalisis dalam bentuk grafik hubungan volume biogas terhadap
waktu. Analisis secara grafis dan berdasarkan teori fenomena untuk pengaruh variabel
terhadap hasil yang didapatkan pada grafik hasil.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh Ukuran Bagasse Terhadap Produksi Biogas
Pengaruh Ukuran Bagasse Pada Kondisi Liquid State Terhadap Produksi Biogas

7 kasar+ liquid state + C/N 25


Produksi biogas (ml/gr TS) kasar + liquid state + C/N 30
6 halus + liquid state + C/N 25
halus + liquid state + C/N 30
5
4
3
2
1
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 1 Laju produksi biogas harian bagasse dengan kondisi liquid state pada C/N 25 dan 30
80 kasar+ liquid state + C/N 25
kasar + liquid state + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

70 halus + liquid state + C/N 25


60 halus + liquid state + C/N 30
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 2 Total produksi biogas bagasse dengan kondisi liquid state pada C/N 25 dan 30
Pada bagasse kasar C/N 25, volume total biogas sebesar 61,656 ml/gr TS. Pada bagasse
kasar C/N 30 volume kumulatif biogas hingga hari ke-60, yaitu sebesar 71,089 ml/gr TS.
Pada bagasse halus C/N 25 volume kumulatif biogas lebih baik hingga mencapai 48,236
ml/gr TS. Pada bagasse halus C/N 30 volume kumulatif biogas yaitu sebesar 58,447 ml/gr
TS. Produksi biogas tertinggi dihasilkan pada bagasse kasar C/N 30, yaitu sebesar 71,089
ml/gr TS.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Ukuran Bagasse Pada Kondisi Solid State Terhadap Produksi Biogas
kasar+ solid state + C/N 25
kasar + solid state + C/N 30
4 halus + solid state + C/N 25

Produksi biogas (ml/gr TS)


3.5 halus + solid state + C/N 30
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 3 Laju produksi biogas harian bagasse pada kondisi solid state dengan rasio C/N 25
dan 30

90 kasar+ solid state + C/N 25


kasar + solid state + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 halus + solid state + C/N 25


70 halus + solid state + C/N 30
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 4 Total produksi biogas bagasse pada kondisi solid state dengan rasio C/N 25 dan 30

Total produksi biogas pada bagasse kasar C/N 25, kasar C/N 30, halus C/N 25, dan
halus C/N 30 berturut-turut mencapai 82,0814 ml/gr TS, 63,148 ml/gr TS, 67,606 ml/gr TS,
dan 41,357 ml/gr TS.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Ukuran Bagasse Pada Kondisi Solid State Dengan Penambahan Bakteri
Konsorsium Terhadap Produksi Biogas
kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25
kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
4.5 halus + liquid state + mikroba + C/N 25

Produksi biogas (ml/gr TS)


4 halus + liquid state + mikroba + C/N 30
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 5 Laju produksi biogas harian pada bagasse pada kondisi liquid state dengan
penambahan bakteri konsorsium dengan rasio C/N 25 dan 30

kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25


kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
100 halus + liquid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

90 halus + liquid state + mikroba + C/N 30


80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 6 Total produksi biogas pada bagasse pada kondisi liquid state dengan penambahan
bakteri konsorsium dengan rasio C/N 25 dan 30

Pada bagasse kasar C/N 30 volume kumulatif biogas sebesar 54,085 ml/gr TS. Pada
bagasse halus C/N 25 produksi biogas sangat baik, volume kumulatif biogas mencapai 57,858
ml/gr TS. Pada bagasse halus C/N 30 volume kumulatif biogas yang dihasilkan sebesar ml/gr
TS. Produksi biogas tertinggi dihasilkan pada bagasse halus C/N 25, yaitu sebesar 38,584
ml/gr TS
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Ukuran Bagasse Pada Kondisi liquid State Dengan Penambahan Bakteri
Konsorsium Terhadap Produksi Biogas
kasar+ solid state+ bakteri+C/N 25
halus+solid state+bakter+C/N 25
4
kasar+solid state + bakteri + C/N 30
3.5 kasar+solid state+bakter+C/N 30
produksi biogas (ml/gr TS) 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50
waktu (hari)

Gambar 7 Laju produksi biogas harian pada bagasse pada kondisi solid state dengan
penambahan bakteri konsorsium dengan rasio C/N 25 dan 30

80 kasar+ solid state + mikroba + C/N 25


Produksi biogas (ml/gr TS)

kasar + solid state + mikroba + C/N 30


70
halus + solid state + mikroba + C/N 25
60 halus + solid state +mikroba + C/N 30
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 8 Total produksi biogas pada bagasse pada kondisi solid state dengan penambahan
bakteri konsorsium dengan rasio C/N 25 dan 30
Total produksi biogas pada bagasse kasar C/N 25, kasar C/N 30, halus C/N 25, dan
halus C/N 30 berturut-turut mencapai 57,9 ml/gr TS, 37,483 ml/gr TS, 52,076 ml/gr TS, dan
39,6 ml/gr TS.
Produksi biogas pada bagasse dengan pretreatment fisik lebih baik daripada produksi
biogas pada bagasse tanpa tanpa mengalami pretreatment fisik. Hal ini disebabkan pengecilan
ukuran partikel dapat mengurangi kristalinitas selulosa dan gangguan pertahanan pada lignin.
Dengan demikian, akan memudahkan proses hidrolisis sehingga menghasilkan peningkatan
produksi bioenergi (Li et al., 2010). Selain itu, pengecilan ukuran bagasse dapat
meningkatkan luas permukaan dan ukuran pori-pori, dan mengurangi kristalinitas dan derajat
polimerisasi selulosa (Taherzadeh dan Karimi, 2008). Pemberian NaOH dapat membantu
proses penghancuran struktur lignin yang biasa disebut proses delignifikasi.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Penambahan Bakteri Konsorsium Terhadap Produksi Biogas


Pengaruh Penambahan Bakteri Konsorsium Pada Bagasse Kasar Kondisi Solid State
Terhadap Produksi Biogas
kasar+ liquid state + C/N 25
kasar + liquid state + C/N 30
4 halus + liquid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)
3.5 halus + liquid state + mikroba + C/N 30

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60

waktu (hari)
Gambar 9 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar kondisi liquid state dengan C/N 25
dan 30

kasar+ liquid state + C/N 25


90 kasar + liquid state + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

halus + liquid state + mikroba + C/N 25


80 halus + liquid state + mikroba + C/N 30
70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 10 Total produksi biogas pada bagasse kasar kondisi liquid state dengan C/N 25 dan
30
Total produksi biogas pada C/N 25 dengan penambahan microbial consortium dan
tanpa microbial consortium berturut-turut untuk bagasse yang kasar mencapai 57,9 ml/gr TS
dan 51,823 ml/gr TS. Sedangkan total produksi biogas pada C/N 30 dengan penambahan
microbial consortium dan tanpa microbial consortium berturut-turut untuk bagasse yang kasar
mencapai 37,483 ml/gr TSdan 54,085 ml/gr TS.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Penambahan Bakteri Konsorsium Pada Bagasse Kasar Kondisi Liquid State
Terhadap Produksi Biogas

kasar+ solid state + C/N 25


kasar + solid state + C/N 30
4 halus + solid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS) 3.5 halus + solid state + mikroba +C/N 30
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 11 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar kondisi solid state dengan rasio
C/N 25 dan 30
kasar+ solid state + C/N 25
90 kasar + solid state + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

halus + solid state + mikroba + C/N 25


80
halus + solid state + mikroba +C/N 30
70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 12 Total produksi biogas pada bagasse kasar kondisi solid state dengan rasio C/N 25
dan 30
volume biogas total pada bagasse kasar untuk rasio C/N 25 dan C/N 30 tanpa
penambahan mikroba adalah 82,081 ml/gr TS dan 63,148 ml/gr TS, untuk biogas dengan C/N
25 dan C/N 30 dengan penambahan mikro konsortium didapat volume total 66,72 ml/grTS
dan 45,148 ml/gr TS. Sehingga disimpulkan hasil terbaik diperoleh dari bagasse kasar dengan
C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Penambahan Bakteri Konsorsium Pada Bagasse Halus Kondisi Solid State
Terhadap Produksi Biogas

halus+ liquid state + mikroba + C/N 25


halus + liquid state + mikroba + C/N 30
7 halus + liquid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

6 halus + liquid state + mikroba + C/N 30


5
4
3
2
1
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 13 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus kondisi liquid state dengan rasio
C/N 25 dan 30

halus+ liquid state + mikroba + C/N 25


halus + liquid state + mikroba + C/N 30
100 halus + liquid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

90 halus + liquid state + mikroba + C/N 30


80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 14 Total produksi biogas pada bagasse halus kondisi liquid state dengan rasio C/N
25 dan 30
Produksi biogas pada bagasse dengan penambahan microbial consortium pada rasio
C/N 25 memiliki hasil yang paling optimum. Total produksi biogas pada C/N 25 baik dengan
penambahan microbial consortium dan tanpa microbial consortium berturut-turut untuk
bagasse yang halus mencapai 87,989 ml/gr TS dan 48,236 ml/gr TS. Sedangkan total
produksi biogas pada C/N 30 baik dengan penambahan microbial consortium maupun tanpa
microbial consortium berturut-turut untuk bagasse halus mencapai 44,682 ml/gr TS dan
58,447 ml/gr TS.
disimpulkan bahwa produksi biogas pada bagasse dengan penambahan bakteri
consortium lebih baik daripada produksi biogas pada bagasse tanpa penambahan bakteri
konsortium. Hal ini disebabkan karena aktifitas bakteri konsortium yang terdiri atas
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Streptomyces sp., Geobacillus sp., dan jamur Trichoderma (Herawati dan Wibawa, 2010).
Fungsi mikro-organisme diduga melakukan delignifikasi, menurunkan derajat polimerisasi
selulosa, dan hidrolisis hemiselulosa. Penambahan bakteri konsortium mempercepat
degradasi selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme penghasil biogas, sehingga produksi biogas meningkat (Bai et al., 2010;
Zhang et al., 2011). Penggunaan mikroba dapat mengubah struktur komponen dan
meningkatkan hidrolisis enzimatik (Dhouib et al., 2006; Kurakake et al., 2007; Schober dan
Trsch, 2000; Srilatha et al., 1995; Taniguchi et al., 2005).

Pengaruh Penambahan Bakteri Konsorsium Pada Bagasse Halus Kondisi Liquid State
Terhadap Produksi Biogas
halus + solid state + mikroba + C/N 25
halus + solid state +mikroba + C/N 30
4 halus +solid state + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

halus + solid state + C/N 30


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 15 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus kondisi liquid state dengan rasio
C/N 25 dan 30
halus + solid state + mikroba + C/N 25
80 halus + solid state +mikroba + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

70 halus +solid state + C/N 25


halus + solid state + C/N 30
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 4.17 Total produksi biogas pada bagasse halus kondisi liquid state dengan rasio C/N
25 dan 30
Volume biogas total pada bagasse yang telah mengalami pengecilan ukuran. Bagasse
dengan C/N 25 mendapat hasil 67,606 ml/gr TS, untuk variabel dengan C/N 30 adalah 41,357
ml/gr TS. Pada ariabel dengan penambahan mikrroba didapat hasil pada C/N 25 adalah
61,318 ml/gr TS dan C/N 30 adalah 50,527 ml/gr TS. Sehingga hasil tertinggi didapat dari
tanpa penambahan mikroba C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

biogas total pada bagasse yang telah mengalami pengecilan ukuran. Bagasse dengan
C/N 25 mendapat hasil 50,908 ml/gr TS, untuk variabel dengan C/N 30 adalah 57,858 ml/gr
TS. Pada ariabel dengan penambahan mikrroba didapat hasil pada C/N 25 adalah 52,076
ml/gr TS dan C/N 30 adalah 39,6 ml/gr TS.

Pengaruh Rasio C/N Terhadap Produksi Biogas


Pengaruh Rasio C/N Terhadap Produksi Biogas pada Bagasse Kasar

kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25


kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
4 kasar + solid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

3.5 kasar + solid state + mikroba + C/N 30


3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 18 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar dan penambahan microbial
consortium
kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25
kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
90 kasar + solid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 kasar + solid state + mikroba + C/N 30


70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 19 Total produksi biogas pada bagasse kasar dan penambahan microbial consortium
volume biogas kumulatif pada bagasse kasar dan penambahan microbial consortium
untuk variasi bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state, dan C/N 30
liquid state. Pada bagasse C/N 25 solid state, volume total biogas meningkat dari hari ke-2
hingga hari ke-52, pada solid state C/N 25 dan C/N 30 hasil total biogas yaitu 66,72 ml/gr TS
dan 45,148 ml/gr TS. Pada liquid state C/N 25 dan C/N 30 yaitu 81,11 ml/gr TS dan 38,033
ml/gr TS. Hasil terbaik ditunjukkan dari biogas liquid state C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

kasar+ solid state + C/N 25


kasar + solid state + C/N 30
4 kasar+ liquid state + C/N 25
kasar + liquid state +C/N 30

Produksi biogas (ml/gr TS)


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 20 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar tanpa bakteri konsorsium

kasar+ solid state + C/N 25


90 kasar + solid state + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 kasar+ liquid state + C/N 25


70 kasar + liquid state +C/N 30
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 21 Total produksi biogas pada bagasse kasar tanpa bakteri konsorsium
volume biogas kumulatif pada bagasse kasar dan tanpa penambahan microbial
consortium untuk variasi bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state
dan C/N 30 liquid state. Pada bagasse C/N 25 solid state dan liquid state berturut-turut
adalah 82,081 ml/gr TS dan 61,656 ml/gr TS. Pada bagasse C/N 30 solid state dan liquid state
berturut-turut adalah 63,148 ml/gr TS dan 71,089 ml/gr TS. Sehinngga disimpulkan biogas
terbaik dihasilkan dengan solid state pada C/N 30.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Rasio C/N Terhadap Produksi Biogas pada Bagasse Halus


7

Produksi biogas (ml/gr TS)


halusr+ liquid state + C/N 25
6 halus + liquid state + C/N 30
5 halus + solid state + C/N 25
halus + solid state + C/N 30
4
3
2
1
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 22 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus
80
halusr+ liquid state + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

70 halus + liquid state + C/N 30


60 halus + solid state + C/N 25
halus + solid state + C/N 30
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)

Gambar 23 Total produksi biogas pada bagasse halus


volume biogas kumulatif pada bagasse halus dan tanpa penambahan microbial
consortium untuk variasi bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state
dan C/N 30 liquid state. Pada bagasse C/N 25 liquid state dan solid state, volume total yang
didapat berturut-turut adalah adalah 48,236 ml/gr TS dan 67,606 ml/grTS. Pada bagasse C/N
30 solid state dan liquid state, volume total yang didapat berturut-turut adalah adalah 58,447
ml/gr TS dan 41,357 ml/grTS. Sehingga disimpulkan volume maksimum dari biogas didapat
dari solid state C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

halus + liquid state + mikroba + C/N 25


halus + liquid state + mikroba + C/N 30
halus + solid state + mikroba + C/N 25
4.5 halus + solid state + mikroba +C/N 30

Produksi biogas (ml/gr TS)


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 24 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus dengan penambahan bakteri
konsorsium
100 halus + liquid state + mikroba + C/N 25
90 halus + liquid state + mikroba + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 halus + solid state + mikroba + C/N 25


70 halus + solid state + mikroba +C/N 30
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 25 Total produksi biogas pada bagasse halus dengan penambahan bakteri
konsorsium
Menurut Fry (1974), perbandingan C/N dari bahan organik sangat menentukan aktivitas
mikroba dan produksi biogas. Kebutuhan unsur karbon dapat dipenuhi dari karbohidrat,
lemak, dan asam-asam organik, sedangkan kebutuhan nitrogen dipenuhi dari protein,
amoniak dan nitrat. Perbandingan C/N (C/N rasio) substrat akan berpengaruh pada
pertumbuhan mikroorganisme. Perbandingan C/N untuk masing-masing bahan organik akan
mempengaruhi komposisi biogas yang dihasilkan. Perbandingan C/N yang terlalu rendah
akan menghasilkan biogas dengan kandungan CH4 rendah, CO2 tinggi, H2 rendah dan N2
tinggi. Perbandingan C/N yang terlalu tinggi akan menghasilkan biogas dengan kandungan
CH4 rendah, CO2 tinggi, H2 tinggi dan N2 rendah. Perbandingan C/N yang seimbang akan
menghasilkan biogas dengan CH4 tinggi, CO2 sedang, H2 dan N2 rendah (Bruni et al., 2010).
Menurut Yani dan Darwis (1990), mikroba yang berperan dalam proses secara anaerobik
membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang, berupa sumber karbon dan sumber
nitrogen. Kesetimbangan karbon dan nitrogen dalam bahan yang digunakan sebagai substrat
perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, jika terlalu banyak nitrogen pertumbuhan bakteri
akan terhambat, dalam hal ini terutama bahan yang kandungan amonianya sangat tinggi (Lin
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

et al., 2010), sedangkan substrat yang hanya terdapat sedikit nitrogen, bakteri tidak akan
dapat memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mensintesis senyawa (substrat) yang
mengandung karbon, substrat yang paling optimum yakni C/N 25 karena rasio optimum C/N
berkisar antara 20:1 sampai 30:1 (Deublein, 2008).

Pengaruh Kondisi Biodigester Terhadap Produksi Biogas


Pengaruh Rasio Kondisi Biodigester Terhadap Produksi Biogas pada Bagasse Kasar
kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25
kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
kasar + solid state + mikroba + C/N 25
4
kasar + solid state + mikroba + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 4.26 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar dan penambahan microbial
consortium

kasar+ liquid state + mikroba + C/N 25


kasar + liquid state + mikroba + C/N 30
90 kasar + solid state + mikroba + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 kasar + solid state + mikroba + C/N 30


70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 27 Total produksi biogas pada bagasse kasar dan penambahan microbial consortium
volume biogas kumulatif pada bagasse kasar dan penambahan microbial consortium untuk variasi
bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state, dan C/N 30 liquid state. Pada
bagasse C/N 25 liquid dan solid state, volume total biogas berturut-turut adalah 81,11 ml/gr TS dan
66,72 ml/gr TS. Pada bagasse C/N 30 liquid dan solid state, volume total biogas berturut-turut
adalah 38,033 ml/gr TS dan 45,148 ml/gr TS
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

kasar+ liquid state + C/N 25


4 kasar + liquid state + C/N 30
kasar + solid state + C/N 25

Produksi biogas (ml/gr TS)


3.5 kasar+ solid state + C/N 30
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
. waktu (hari)

Gambar 28 Laju produksi biogas harian pada bagasse kasar tanpa bakteri konsorsium

90
kasar+ liquid state + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

80 kasar + liquid state + C/N 30


70 kasar + solid state + C/N 25
60 kasar+ solid state + C/N 30
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 29 Total produksi biogas pada bagasse kasar tanpa bakteri konsorsium
volume biogas kumulatif pada bagasse kasar dan tanpa penambahan microbial
consortium untuk variasi bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state
dan C/N 30 liquid state. Pada bagasse C/N 25 solid dan liquid state, volume total biogas
berturut-turut adalah 51,823 ml/gr TS dan 48,215 ml/gr TS. Pada bagasse C/N 30 solid dan
liquid state, volume total biogas berturut-turut adalah 54,085 ml/gr TS dan 484,979 ml/gr TS.
Hasil terbaik diperoleh dengan kondisi solid state dan C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Pengaruh Rasio C/N Terhadap Produksi Biogas pada Bagasse Halus


halusr+ liquid state + C/N 25
7
halus + liquid state + C/N 30

Produksi biogas (ml/gr TS)


6 halus + solid state + C/N 25
halus + solid state + C/N 30
5
4
3
2
1
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 30 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus
80
halusr+ liquid state + C/N 25
Produksi biogas (ml/gr TS)

70 halus + liquid state + C/N 30


halus + solid state + C/N 25
60 halus + solid state + C/N 30
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 31 Total produksi biogas pada bagasse halus
volume biogas kumulatif pada bagasse halus dan tanpa penambahan microbial
consortium untuk variasi bagasse C/N 25 solid state, C/N 25 liquid state, C/N 30 solid state
dan C/N 30 liquid state. Pada bagasse C/N 25 liquid dan solid state, volume total biogas
48,236 ml/gr TS dan 67,606 ml/gr TS. Pada bagasse C/N 30 liquid dan solid state, volume
total biogas 58,447 ml/gr TS dan 41,357 ml/gr TS. Hasil terbaik didapat pada variabel solid
state C/N 25.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

halus + liquid state + mikroba + C/N 25


halus + liquid state + mikroba + C/N 30
halus + solid state + mikroba + C/N 25
4.5 halus + solid state + mikroba +C/N 30

Produksi biogas (ml/gr TS)


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 32 Laju produksi biogas harian pada bagasse halus dengan penambahan bakteri
konsorsium

100 halus + liquid state + mikroba + C/N 25


halus + liquid state + mikroba + C/N 30
Produksi biogas (ml/gr TS)

90
halus + solid state + mikroba + C/N 25
80 halus + solid state + mikroba +C/N 30
70
60
50
40
30
20
10
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
waktu (hari)
Gambar 33 Total produksi biogas pada bagasse halus dengan penambahan bakteri
konsorsium
Hasil akumulasi produksi biogas bagasse halus dengan penambahan mikroba pada C/N
25 liquid dan solid state yaitu 87,989 ml/gr TS dan 66,72 ml/gr TS. pada C/N 30 liquid dan
solid state yaitu 44,682 ml/gr TS dan 45,148 ml/gr TS. Biogas terbaik didapat pada kondisi
solid state dengan C/N 25. Menurut Sadaka dan Engler (2003), kadar air merupakan salah
satu parameter yang sangat penting untuk mempengaruhi anaerobic digestion limbah padat.
Menurut Sadaka dan Engler (2003), kadar air merupakan salah satu parameter yang sangat
penting untuk mempengaruhi anaerobic digestion limbah padat. Ada dua alasan utama yaitu
air memungkinkan pergerakan dan pertumbuhan bakteri untuk memudahkan pemutusan dan
pengangkutan nutrisi. Air mengurangi pembatasan transfer massa non homogen atau
partikulat substrat.

Kinetika Reaksi Produksi Biogas


Persamaan ini merupakan model matematis untuk pengamatan time series, yaitu
pertumbuhan paling lambat pada saat awal dan akhir periode waktu. Diasumsikan bahwa
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

biodigester merupakan sistem batch, digunakan persamaan Gompretz (Nopharatana et al.,


2007).

Ue
y = A exp {exp [ ( 1) + 1]}
A

y = produksi biogas kumulatif, ml/gr pada waktu t hari


A = produksi biogas maksimum, ml/gr
U = laju produksi biogas maksimum, (ml/gr.hari)
= waktu lag phase, hari
t = waktu kumulatif untuk produksi biogas, hari
e = bilangan Euler (e = 2.71828...)

Tabel 4.1 Data-data kinetika reaksi produksi biogas menurut perhitungan persamaan
Gompretz

U A
Variabel
(ml/gr.hari) (ml/gr) (hari)
kasar + liquid state+ C/N 20 3,629 61,656 2
kasar + liquid state+ C/N 30 3,642 71,09 2
kasar + solid state + C/N 25 3,75 82,081 2
kasar + solid state + C/N 30 2,67 63,149 3
kasar + liquid state + mikroba + C/N 25 3,79 81,111 3
kasar + liquid state + mikroba + C/N 30 2,33 38,033 3
kasar + solid state + mikroba + C/N 25 3,79 66,72 2
kasar + solid state + mikroba + C/N 30 2,54 45,148 3
halus + liquid state + C/N 25 2,922 48,236 2
halus + liquid state + C/N 30 1,99 58,447 2
halus + solid state + C/N 25 3,29 67,606 3
halus + solid state + C/N 30 2,2 41,358 3
halus + liquid state + mikroba + C/N 25 3,88 87,99 2
halus + liquid state + mikroba + C/N 30 2,12 44,683 2
halus + solid state + mikroba + C/N 25 2,66 61,318 2
halus + solid state + mikroba + C/N 30 2,45 50,527 2
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Nilai U adalah nilai produksi biogas maksimum volume per berat total solid. Nilai U
yang terendah adalah pada bagasse halus tanpa mikroba dan liquid state C/N 30. Dimana nilai
U tertinggi terdapat pada bagasse halus dengan penambahan mikroba liquid state dan C/N 25.
Dengan begitu ukuran, kondisi, penambahan mikroba dan rasio C/N mempengaruhi jalannya
proses produksi biogas, adanya penambahan mikroba juga mempengaruhi jalannya produksi
biogas, cepat lambatnya biogas terbentuk juga dipengaruhi faktor nutrisi yang diberikan pada
substrat yang digunakan sebagai bahan baku karena nutrisi bersifat toksik yang bisa
meningkatkan pH dan dapat mempengaruhi aktivitas mikroba untuk merombak senyawa
organik menjadi biogas, namun pengecilan ukuran tidak begiru mempengaruhi pertumbuhan
biogas (Ikrimah dan Pramianshar, 2014).
Nilai A terendah adalah variabel dengan bagasse halus liquid state dengan
penambahan mikroba dan C/N 30. Nilai A tertinggi didapat dari bagasse halus liquid state
dengan penambahan mikroba dan C/N 25.

KESIMPULAN
Produksi biogas pada bagasse dengan halus lebih baik daripada produksi biogas pada
bagasse kasar karena pengecilan ukuran partikel dapat mengurangi kristalinitas selulosa dan
gangguan pertahanan pada lignin, namun kurang begitu berpengaruh Produksi biogas pada
bagasse dengan penambahan microbial consosrtium lebih baik daripada produksi biogas pada
bagasse tanpa penambahan microbial consortium karena penambahan microbial consortium
dapat mempercepat degradasi selulosa, hemiselulosa dan lignin. Produksi biogas optimum
diperoleh pada rasio C/N 25. Perbandingan C/N substrat akan berpengaruh pada pertumbuhan
mikroorganisme, mikroba yang berperan dalam proses secara anaerobik membutuhkan nutrisi
untuk tumbuh dan berkembang, berupa sumber karbon dan sumber nitrogen. Liquid state
lebih baik dibanding solid state, kareana kandungan air dapat mempermudah transportasi
senyawa. Hasil tertinggi didapat pada variabel halus, liquid state, dengan penambahan
mikroba dan C/N 25 yaitu 87,99 ml/gr TS.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Pengolahan Limbah Teknik
Kimia Universitas Diponegoro atas kontribusinya sebagai penyedia alat dan tempat
dilakukannya penelitian ini.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, B. S., & Ismail, N. (2012). Anaerobic digestion of cow dung for biogas production.
APRN Journal of Engineering and Applied1 Sciences.
Akwaka, J.C., Kukwa, D.T. & Mwekave, S.S. (2014). Preliminary Study on Co-Digestion of
Cow Manure with Pretreated Sawdust for Production of Biogas and Biofertilizer.
International Journal of Science and Technology, 3(4), pp.222228.
Al Saedi, Rutz, D., Prassl, H., Kottner, M., Finsterwalder, T., Volk, S., et al. (2008). Biogas.
Denmark.
Anita, S. H., Fajriutami, T., Fitria, Ermawar, R. A., Yanto, D. H., & Hermiati, E. (2011).
Pretreatment Trametes versicolor dan pleurotus ostreatus pasa bagas untuk produksi
bioetanol. Teknologi Indonesia.
Badshah, M., Lam, D.M., Liu J., Mattiasson, B., (2012). Use of an automatic methane potential
test system for evaluating the biomethane potential of sugarcane bagasse after different
treatments. Bioresour Technol Vol. 114:262-9.
Bai Y, Li W, Chen C, Liao P. (2010). Biological pretreatment of cotton stalks anddomestication
of inocula in biogas fermentation. Microbiol China 37:513-9.
Balado-Rodriguez, s., Toquero, C., Martin-Juarez, J., & Travaini, R. (2015). Effect of thermal,
acid, alkaline and alkaline-peroxide pretreatments on the biochemical methane potential
and kinetics of the anaerobic disgetion of wheat straw and sugarcane bagasse. Bioresource
Technology, 182-190.
Biswas, & Rajib. (2012). Optimization of the wet explosion pretreatment for increasing biogas
and bioethanol yield of lignocellulosic biomass. Denmark: Aalborg Universitet.
Budiyono, Syaichurrozi, I., & Sumardiono, S. (2013). Biogas Production From Bioethanol
Waste: The Effect Of Ph And Urea Addition To Biogas Produstion Rate. Waste Tech, 1-5.
Budiyono, Syaichurrozi, I., & Sumardiono, S. (2013). Biogas Production Kinetic from Vinasse
Waste in Batch Mode Anaerobic Disgestion. World Applied Science Journal 26 (11), 1464-
1472.
Budiyono, Syaichurrozi, I., & Sumardiono, S. (2014). Kinetic Model of Biogas Yield Production
from Vinasse at various initial pH: Comparison between Modified Gompertz Model and
First Order Kinetic Model. Research Journal Applied Science 7(13), 2798-2805.
Budiyono and Sari, P,S. (2014). Enhanced Biogas Production From Rice Straw with Various
Pretreatment : A Review. Waste Tech, 17-25. 30
Budiyono., Widiasa, I, N., Johari, S., and Sunarso. (2014). Increasing Biogas Production Rate
From Cattle Manure Using Manure Fluid As Inoculums. International Journal Science and
Engineering, 31-38
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Budiyono., Putri, D, A., Saputro, R, R. (2012). Biogas Production From Cow Manure.
International Journal Of Renewable Energy Development. 61-64
Budiyono and Kusworo, T, D. (2011). Biogas Production From Cassava Starch Effluent Using
Microalgae As Biostabilisator. International Journal Science and Engineering. Vol 2(1):4-8
Canilha, L; Rodrigues, R; Antunes, F; Chandel, A; Milessi, T; Felipe, M; Silva, S. (2013).
Bioconversion OfHemicellulose From Sugarcane Biomass Into Sustainable Prducts.
Cavinanto, C., Giuliano, A., Bolzonella, D., Pavan, P., & Cecchi, F. (2012). Bio-hythane
production from food waste by dark fermentation coupled with anaerobic digestion process
: A long-term pilot scale experience. International Jurnal journal og hydrogen energy, xxx,
1-7.
Carvalho, Rui Nuno. (2010). Dilute Acid And Enzymatic Hydrolysis Of Sugarcane Bagasse For
Biogas Production. Lunds University.
Culhane, (2013). Biogas disgester. Tamer-Peace Research center
Daniyanto, sutidjan, Deendarlianto, & Budiman, A. (2015). Torrefaction of Indonesia sugar-cane
bagasse to improve bio-syngas quality for gasification process. Energy Procedia, 157-166.
Dien, B.S.; Li, X.L.; Iten, L.B.; Jordan, D.B.; Nichols, N.N.; OBryan, P.J.; Cotta, M.A.(2006)
Enzymatic saccharification of hot-water pretreated corn fiber for production of
monosaccharides. Enzyme Microb. Tech. 2006, 39, 1137-1144.
Divya, D., Gopinath, L.R. & P, M.C. (2014). A Review on Trends issues and Prospects for
Biogas Production in Developing Countries. International Research Journal of Environment
Sciences, 3(1), pp.6269.
De Souza Samuel N M; Santos, R; Fracaro, G. (2011). Potential For The Production OfBiogas In
Alcohol And Sugarcane Plants For Use In Urban Buses In The Brazil. Departement Of
Agricultural Engineering, Casavel. Brazil
Deublein, D. and Steinhauser, A. (2008). Biogas from Waste and Renewable Resource, Wiley-
VCH Verlag GmbH & Co. KGaA ,Weinheim
Dioha, I. J. C.H. Ikeme, T. Nafiu, N. I. Soba and Yusuf, M.B.S., 2013. Effect of Carbon to
Nitrogen Ratio on Biogas Production. International Research Journal of Natural Sciences,
1(3), pp.110. 31
Eskicioglu, C.; Terzian, N.; Kennedy, K.J.; Droste, R.L.; Hamoda, M.(2007). A thermal
microwave effects for enhancing digestibility of waste activated sludge. Water Res., 41,
2457-2466.
Fang, C., Boe, k., & Angelidaki, I. (2011). Anaerobic co digestion of desurgared molasses with
cow manure; focusing on sodium and potassium inhibition. Bioresource Technology, 102,
1005-1011.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Gopinathan. (2012). Process Optimization For Enhanced Biogas Production From Bagasse.
University Of Calicut. India
Guendouz, J. P. Bufefere, J. Cacho, M. Carrere, J.P. Delgenes.(2010). Dry anaerobic digestion in
batch mode : Design and operation of a laboratory-scale , completely mixed reactor. Waste
Management, 30(10), pp.17681771
Hanim,S. A. M, Norsafurah. S, 2012. Physical properties of hemicellulose films from sugarcane
bagasse. Procedia Engineering 42 ( 2012 ) 1390 1395
Hendriks, A.T.W.M. & Zeeman, G. (2009). Pretreatments to enhance the digestibility of
lignocellulosic biomass. Bioresource Technology, 100, pp.1018.
Hermiati, E.Mangunwidjaja. D, Sunarti. T.C, Suparno, O. dan Prasetya. B. (2010). Pemanfaatan
Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian,
29(4), 20102Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB
Herout, Y. Runcang, S. J, Tomkinson, F. C. Muo. And Sun, X. F. (2008). Physicochemical
Characterization of Rice Straw Pretreated with Sodium Hydroxide in the Solid State for
Enhancing Biogas Production. Energy & Fuels, 22(7), pp.27752781.
Igoni, A.H. M. Abowei, F.N. Ayotomuno. M. J. (2008). Effect of Total Solids Concentration of
Municipal Solid Waste on the Biogas Produced in an Anaerobic Continuous Digester.
Agricultural Engineering Intermational: the CIGR Ejournal, X, pp.111.
Jabeen, M., Zeshan, Yousaf, S., Haider, M.R., Malik, R.N. (2015). High-solids anaerobic co-
digestion of food waste and rice husk at different organic loading rates. Int. Biodeterior.
Biodegrad. 102, 149e153.
Janke, L; Leite, A; Nikolausz, M; Stinner, W. (2015). Biogas Production From Sugarcane
Filtercake: Start-Up Strategies, Co-Digestion With Bagasse And Plant Design. University
Of Rostock. Germany
Kabir, M.M. Shafiei, M. Zilouei, H. Horvarth, I. S. Karimi, K . (2014). Biogas production from
lignocelluloses by N -methylmorpholine- N -oxide ( NMMO ) pretreatment : Effects of
recovery and reuse of NMMO. Bioresource Technology, XXX. 32
Kangle, K.M. Kore, S. U. Kore. U.S. G. S, Kulkurni. (2012). Recent Trends in Anaerobic
Codigestion : A Review Review Article Abstract : 1 . 1 Anaerobic Digestion Process :
Universal Journal of Environmental Research and Technology, 2(4), pp.210219.
Kurabi, A.; Berlin, A.; Gilkes, N.; Kilburn, D.; Bura, R.; Robinson, J.; Markov, A.;
Skomarovsky, A.; Gusakov, A.; Okunev, O.; Sinitsyn, A.; Gregg, D.; Xie, D.; Saddler, J.
(2005). Enzymatic hydrolysis of steam-exploded and ethanol organosolv-pretreated
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Douglas-Firby novel and commercial fungal cellulases. Appl. Biochem. Biotechnol. 121,
219-230.
Liu, Y., Xu, J., Yuan, Z., & He, M. (2015). Sequential bioethanol and biogas production from
sugarcane bagasse based on high solids fed-batch SSF. Energy, 90, 1199-1205.
Lu Y, Lai Q, Zhang C, Zhao H, Ma K, Zhao X. (2009) .Characteristics of hydrogen and methane
production from corn stalks by an augmented two- or three-stage anaerobic fermentation
process. Bioresour Technol 100:2889-95.
Malau, K.M. (2009). Skripsi: Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan baku dalam pembuatan
papan partikel: Universitas Sumatera Utara
Marcelli, S. (2014). Ethanol from sugarcane lignocellulosic residues. Sweden: Department of
Chemical engineering, Lund University.
Marek, M. Bialobrzewski, I. Zielinski, M. Debowski, M. (2014). Optimizing low-temperature
biogas production from biomass byanaerobic digestion.
Mariano, A; Dias, M; Junqueira, T; Cunha, M; Bonomi, A; Filho, R. (2013). Utilization Of
Pentose From Sugarcane Biomass: Techno-economics Of Biogas VS. Butanol Production.
School Of Chemical Engineering University OF Campinas.
Maryana, R, Ma'rifatun, D. A. Wheni, Satriyo K.W., W. Rizal. A. (2014). Alkaline Pretreatment
on Sugarcane Bagasse for Bioethanol Production. Energy Procedia 47 pp 250 254
Megawati, & Aji, W. K. (2014). Pengaruh Pemanbahan EM4 (Effective Microorganism-4) pada
Pembuatan Biogas dari Enceng Gondok dan Rumen Sapi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, .
Mel, M., Yong, a. S., Avicenna, Ihsan, S. I., & Setyobudi, R. H. (2015). Simulation Study for
Economic Analysis of Bioga Production from Agricultural Biomass. Energy Procedia 65 ,
204-2914.
Michalska, K., Bizukojc, M., & Ledakowicz, S. (2015). Pretreatment of energy crops with
sodium hydroxide and cellulolytic enzymes to increase biogas production. Biomass and
Bioenergy, 80, 213-221. 33.
Mishima, D.; Tateda, M.; Ike, M.; Fujita, M. (2006). Comparative study on chemical
pretreatments to accelerate enzymatic hydrolysis of aquatic macrophyte biomass used in
water purification processes. Bioresource Technol. 97, 2166-2172
Mosier, N.; Wyman, C.; Dale, B.; Elander, R.; Lee,Y.Y.; Holtzapple, M.; Ladisch, M. (2005)
Features of promising technologies for pretreatment of lignocellulosic biomass.
Bioresource Technol. 96, 673-686.
Pandey, P., & Soupir, M. (2012). Impact Temperature on Biogas Production in Dairy Manure
Anaerobic Disgestion. Agricultural and Biosystems Engineering.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Panpong, K., Srisuwan, G., O-Thong, S., & Kongjan, P. (2014). Anaerobic Co Disgetion of
Canned Seafood wastewater with Glycerol Waste for enhanced Biogas Production. Enery
Procedia 52, 328-336.
Papacz, W. (2011). Biogas As Vehicle Fuel. Journal of KONES Powerstrain and Trasnport,
18(1), pp.403410
Patil, H. J. Raja, M. A. L. A. Raja, S. B.B.Shettyc, M. K. B. P .Kumard. P. (2013). Anaerobic Co-
Digestion of Water Hyacinth and Sheep Waste. Energy Procedia 52 pp 572 578
Petersson, A. Mette, H.T. Nielsen, H.H. Thomson, A.B. (2007). Potential bioethanol and biogas
production using lignocellulosic biomass from winter rye , oilseed rape and faba bean.
Biomass and Bioenergy, 31, pp.812819.
Priyanto. (2014). Gas Alam Bakal Jadi Energi Utama Industri Nasional. Retrieved 2015, from
kemenperin.go.id: http://kemenperin.go.id/
Rabelo, S.C. H. Carrere. Maciel, F.R. Costa. A.C. (2011). Production of bioethanol, methane and
heat from sugarcane bagasse in a biorefinery concept,Bioresource Technology 102 pp.
7887-7895
Radjaram, B., dan Saravane, R. (2011). Assesment of optimum dilution ratio for biohydrogen
production by anaerobic co-digestion of press mud with sewage and water. Bioresource
Technology, 102, 2773-2780.
Rashed, M. B. (2014). The Effect of Temperature on Biogas Production from Olive Pomace.
Ruiz, E.; Cara, C.; Manzanares, P.; Ballesteros, M.; Castro, E. (2008). Evaluation of steam
explosion pre-treatment for enzymatic hydrolysis of sunflower stalks. Enzyme Microb.
Tech. 42, 160-166.
S. McIntosh and T. Vancov. (2010). Enhanced enzyme saccharification of Sorghum bicolor straw
using dilute alkali pretreatment, Bioresour. Technol. 101, 6718-6727.
Said, S. (2014). Outlook energi Indonesia 2014.
Saputro, Roy Renatha dan Putri, Dewi artanti. (2009). Pembuatan Biogas dari Limbah
Peternakan. 34
Schimpf, U. Angelika, H. Mahnert, P. Unmack, T. Junne, S. Renpenning, J. (2013). Improving
the Efficiency of Large-Scale Biogas Processes : Pectinolytic Enzymes Accelerate the
Lignocellulose Degradation. Journal of Sustainable Energy & Environment, 4, 5360
Sindhu, R., Binod, P., & Pandey, A. (2015). Biological pretreatment og lignocellulosic biomass-
An overview. Bioresource Technology, 76-82.
Su, Y., Du, R., Guo, H., Cao, M., Wu, Q., Qi, W., et al. (2015). Fractional pretreatment of
lignocellulose by alkaline hydrogen peroxide : Characteristic of its major components.
Food and Bioproducts Proceessing, 322-330.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Sunarso, & Sumardiono, S. (2012). Pengembangan teknologi biodigester anaerobik untuk


mempercepat produksi biogas dari limbah tapioka dan limbah peternakan. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Taherzadeh, M. J., dan Karimi, K. (2008). Pretreatment of Lignocellulosic Wastes to Improve
Etanol and Biogas Production : A review. International Journal of Molecular Sciens, 1621-
1651.
Teghammar, A. (2013). Biogas Production from Lignocelluloses : Evaluation. Thesis: Chalmers
University of Technology.
Tuesorn, S. Wong, W.S. Champreda, V. (2013). Enhancement of biogas production from swine
manure by a lignocellulolytic microbial consortium. Bioresource Technology, 144, pp.579
586.
Ukpai, P.A. dan Nnabuchi, M.N. (2012). Comparative study of biogas production from cow dung
, cow pea and cassava peeling using 45 litres biogas digester. Advances in Applied Science
Research, 3(3), pp.18641869.
Widyawati, N. L., & Argo, B. D. (2014). pemanfaatan microwave dalam proses pretreatment
degradasi lignin ampas tebu (Bagasse) pada produksi bioetanol. Jurnal Tekonologi
pertanian, 15, 1-6.
Wijanarko, A., Witono, J. A., & Wiguna, M. S. (2006). Tinjauan Komprehensif Perancangan
Awal Pabrik Furfural Berbasis Ampas Tebu di Indonesia. Journal of the Indonesian Oil and
Gas Community.
Xu, F. Wang, Z. W., Tang, L., Li, Y., 2013. Comparison of different liquid anaerobic digestion
effluents as inocula and nitrogen sources for solid-state batch anaerobic digestion of corn
stover. Waste management (New York, N.Y.), 33(1), .2632.
Yassar, Abdullah. Ali, Aleena. Tabinda, Amtul Bari dan Tahir, Aleena. (2015). Waste to energy
analysis of shakarganj sugar mills; biogas production from the spent wash for electrycity
generation. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 43, 126-132. 35
Yavini, T.D. Usman, H. T . Mohammed, N And James, M. Namo. (2014). Comparative Study of
Mesophilic Biogas Production Potentials of Selected Agro-Wastes. The International
Journal Of Engineering And Science, 3(2), 16.
Yan, L; Yamei, G; Yanjie, W; Quan, L; Zhiyuan, S; Borui, F; Xue, W; Zongjun, C; Weidong, W.
(2012). Diversity Of A Mesophilic Lignocellulolytic Microbial Consortium Which Is
Useful For Enhancement Of Biogas Production. College Of Argonomy And Biotechnology
China Agricultural University
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Tahun 2016
Online di :http://ejournal-s1.undip.ac.id

Yang, L., Huang, Y., Zhao, M., Huang, Z., Miao, H., Xu, Z., et al. (2015). Enhancing biogas
generation performance from food wastes by high solid thermophilic anaerobic disgestion :
Effect of pH adjusment. International Biodeterioration dan Biodegradation, 153-159.
Z. Wang, D.R. Keshwani, A.P. Redding, J.J. Cheng. (2010). Sodium hydroxide pre-treatment and
enzymatic hydrolysis of coastal Bermuda grass, Bioresour. Technol. 101 3583-3585.
Zhang Q, He J, Tian M, Mao Z, Tang L, Zhang J, et al. Enhancement of methane production from
cassava residues by biological pretreatment using a con-structed microbial consortium.
Bioresour Technol,102, 8899-906
Zhao, J.W., Yang, Q., Li, X.M., Wang, D.B., An, H.X., Xie, T., Xu, Q.X., Deng, Y.C., Zeng,
G.M., 2015. Effect of initial pH on short chain fatty acid production during the anaerobic
fermentation of membrane bioreactor sludge enhanced by alkyl polyglcoside. Int.
Biodeterior. Biodegrad. 104, 283-289.
Zhu, S.; Wu, Y.; Yu, Z.; Wang, C.; Yu, F.; Jin, S.; Ding, Y.; Chi, R.; Liao, J.; Zhang, Y.
Comparison of three microwave/chemical pretreatment processes for enzymatic hydrolysis
of rice straw. Biosyst. Eng. 2006, 93, 279-283.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - Artikel Ilmiah
    Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - Artikel Ilmiah
    Dokumen28 halaman
    Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - Artikel Ilmiah
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Alur Pengerjaan
    Alur Pengerjaan
    Dokumen1 halaman
    Alur Pengerjaan
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - BAB I
    Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - BAB I
    Dokumen8 halaman
    Tri Yulianto Nugroho - 21030113120049 - BAB I
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 6 Logika Matematika
    Bab 6 Logika Matematika
    Dokumen12 halaman
    Bab 6 Logika Matematika
    SaorSiahaan
    Belum ada peringkat
  • 1659-tri-w-chem-eng-EVAPORATOR EV 50 II
    1659-tri-w-chem-eng-EVAPORATOR EV 50 II
    Dokumen23 halaman
    1659-tri-w-chem-eng-EVAPORATOR EV 50 II
    Pitri Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen12 halaman
    Bab II
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Tugas Khusus Fix 3
    Tugas Khusus Fix 3
    Dokumen11 halaman
    Tugas Khusus Fix 3
    'Tri Yulianto Nugroho
    0% (1)
  • BAB 4 Bagging Dan Pengendalian Mutu
    BAB 4 Bagging Dan Pengendalian Mutu
    Dokumen6 halaman
    BAB 4 Bagging Dan Pengendalian Mutu
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen4 halaman
    Bab Vi
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Abstrak CPDC
    Abstrak CPDC
    Dokumen1 halaman
    Abstrak CPDC
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Ctrust New
    Ctrust New
    Dokumen2 halaman
    Ctrust New
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Ctrust New
    Ctrust New
    Dokumen2 halaman
    Ctrust New
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Logic Math X
    Logic Math X
    Dokumen3 halaman
    Logic Math X
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen4 halaman
    Book 1
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Mahasiswa KKN Tim I 2017
    Surat Pernyataan Mahasiswa KKN Tim I 2017
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Mahasiswa KKN Tim I 2017
    Tri Suseno
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen1 halaman
    Formulir Pendaftaran
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Max Min
    Max Min
    Dokumen24 halaman
    Max Min
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Dokumen1 halaman
    Ke Simp Ulan
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Edit
    Bab 2 Edit
    Dokumen15 halaman
    Bab 2 Edit
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Jenis Proses
    Jenis Proses
    Dokumen1 halaman
    Jenis Proses
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Keselamatan Kerja Di Laboratorium PDF
    Keselamatan Kerja Di Laboratorium PDF
    Dokumen10 halaman
    Keselamatan Kerja Di Laboratorium PDF
    Julia Dwi Erayni
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen19 halaman
    Jurnal
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen16 halaman
    Bab 5
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Revisi
    Bab 1 Revisi
    Dokumen20 halaman
    Bab 1 Revisi
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat
  • Pengendalian Mutu LAB TRI
    Pengendalian Mutu LAB TRI
    Dokumen4 halaman
    Pengendalian Mutu LAB TRI
    'Tri Yulianto Nugroho
    Belum ada peringkat