Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGREN
A. Definisi
Gangren adalah kematian jaringan, biasanya berhubungan
dengan berhentinyaa lirandarahkedaerah yang terkena. Gangren adalah
proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau
nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi. (Askandar, 2001)
Gangren adalah akibat dari kematian sel dalamjumlah besar,
ganggren dapat diklasifikasikan sebagai kering atau basah. Gangren
kering meluas secara lambat dengan hanya sedikit gejala, gangrene
kering sering dijumpai di ekstremitas umumnya terjadi akibat hipoksia
lama. Gangren basah adalah suatu daerah dimana terdapat jaringan mati
yang cepat peluasannya, sering ditemukan di oragan-organ dalam dan
berkaitan dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang mati tersebut.
Gangren menimbulkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh
manifestasi sistemik. Gangren basahdapat timbul darigangrenn kering.

B. Etiologi
Gas gangren terjadi akibat infeksi oleh bakterik lostridium, yang
merupakan. Bakterian-aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama
pertumbuhannya, klostridium menghasilkan gas,sehingga infeksinya
disebut gas gangren.
Gas gangrene biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami
cedera atau trauma atau pada luka operasi.
Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun diantaranya
adalah alfa, beta, epsilon, dan iota menyebabkan gejala-gejala yang bias
berakibat fatal. Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis),
penghancuran sel darah (hemolisis), vasokonstriksi dan kebocoran
pembuluh darah.
C. Pathway

GangrenSirkulasi

Gangren Basah Gangren Kering

Trombosis/Emboli Trombosis/Emboli

Penyumbatan Arteri Penyumbatan Arteri


(Mendadak) (Perlahan)

PenurunanSuplaiO2danD
Intoleransi Ektremitas
arah
aktifitas

Infeksi
Iskemi jaringan
(anemik,layu,warna
hitam)
Gangguan Integritas
Nekrosis jaringan
kulit Mumifikasi

Berbau Busuk
Nyeri Kekurangan volume
cairan
Infeksi

Hipertermi
D. Tanda dan gejala
1. Luka yang luas dan berair.
2. Pada pemeriksaan palpasi dengan tangan teraba adanya gas dalam
jaringan (krepitasi).
3. Luka berbau khas dan berwarna coklat kehitaman. Hal ini diakibatkan
karena senyawa H2S yang dihasilkan oleh kuman clostridium
perfringens.
4. Luka yang cepat meluas ke arah proksimal bagian yang dekat dengan
tubuh

E. Pemeriksaan penunjang
1. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas
130mg/dl mengindikasikan diabetes.
2. Hemoglobin glikosilat
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah
selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1%
menunjukkan diabetes.
3. Tes toleransi glukosa oral
Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75
gr gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah
yang normal dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari
140mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick
Pemeriksaan dengan jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample
darah diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah
pada mesin glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk
memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan dirumah.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Memperbaikikeadaanumumpenderitadengannutrisi yang memadai
b. Pemberian anti agregasitrombositjikadiperlukan, hipolipidemikdan
anti hopertensi
c. Biladicurigaisuatugangren, segeradiberikanantibioticspektrumluas,
meskipununtukmenghancurkanklostridiahanyadiperlukanpenisilin.
d. Dilakukanpengangkatanjaringan yang rusak. Kadang-
kadangjikasirkulasisangatjelek, sebagian
atauseluruhanggotatubuhharusdiamputasiuntukmencegahpenyeb
araninfeksi.
e. Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) bisa juga
digunakan untuk mengobati gangren kulit yang luas. Penderita
ditempatkan dalam ruangan yang mengandung oksigen
bertekanantinggi, yang akanmembantumembunuhklostridia.
f. Bersihkan luka di kulit dengan seksama.
g. Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri,
keluarnya cairan, pembengkakan).

G. Klasifikasi
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan ,
yaitu :
1. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
2. Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
3. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
4. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

H. Diagnosa yang mungkin muncul


1. Intoleransiaktivitasberhubungandenganluka yang
terdapatpadaekstremitas
2. Nyeriberhubungandengankerusakanfisik/jaringan, trauma syaraf
3. Hipertermiberhubungandenganadanya proses infeksi
4. Kerusakanintegritaskulitberhubungandenganadanyalukaterbuka/tertut
up.

I. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Intoleransiaktivitasberhubungandenganluka yang
terdapatpadaekstremitas
RencanaTindakan Rasional

1. Tentukankemampuanfungsiona 1. Mengidentifikasikebutuhani
l (skala 1-5 ntervensi yang diperlukan
2. Catatresponemosional/tingkahl 2. Perubahanfisikdankemandir
akuuntukmengubahkemampua ianseringkalimenciptakanpe
n rasaan,frustasi, dandepresi
3. Rencanakanaktifitas/kunjungan yang
denganperiodeistirahatadekuat dapatdimanifestasikanseba
sesuaikebutuhan gaikeenggananuntukikutsert
4. Kajiresponklienterhadapaktifita adalamaktifitas
sdanberikanlatihanberjalanden 3. Mencegahkepenatan,
ganalat bantu menghematenergyuntukmel
5. Berikanlatihan ROM pasif akukanaktifitas
4. Melatihotot-ototekstremitas,
mencegahterjadinyaatropiot
ot
5. Melatihotot-ototekstremitas

2. Nyeriberhubungandengankerusakanfisik/jaringan, trauma syaraf


RencanaTindakan Rasional
1. Kaji TTV, 1. Mengindikasikan rasa
perhatikantakikardi, sakitakutdanketidaknyamanan
hipertensi, 2. Melepaskanketeganganemosio
danpeningkatanpernafasan naldanketeganganotot
3. Membantudalammengevaluasik
2. Dorongpenggunaantehnikr ebutuhandankeefektifaninterve
elaksasi, nafasdalam nsi
3. Catatlokasidanintensitasny 4. Mengurangi rasa nyeri yang
eri (skala 1-10), muncul
selidikiperubahankarakteris
tiknyeri
4. Kolaborasikandengantimm
edisdalampenggunaananal
getik

3. Hipertermiberhubungandenganadanya proses infeksi


RencanaTindakan Rasional
1. Pantau TTV, perhatikandiaphoresis 1. Membantudalamme
2. Berikankompreshangat, nentukan diagnosis
hindaripenggunaanalkohol danintervensi
3. Anjurkandalampemenuhankebutuhanc 2. Membantupenurun
airan yang adekuat andemam,
4. Kolaborasikandengantimmedisdalampe alkoholmenimbulka
mberianantipiretik nkedinginan,
kulitkering
3. Mengganticairantub
uh yang hilang
4. Menurunkanpanas

4. Kerusakanintegritaskulitberhubungandenganadanyalukaterbuka/tertut
up
RencanaTindakan Rasional
1. Kajikulitterhadapkelambata 1. Untukmengetahui prognosis
npenyembuhanluka daripenyembuhanluka
2. Rubahposisi di 2. Meningkatkansirkulasi, tonus
tempattidurdanlakukanlatih otot,
angerak dangerakantulangdenganmenin
gkatkanpartisipasipasien
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsu Hidayat R. De Jong Wim 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ediasi 2 Jakarta,
EGC.

DT : Smeltzer C Suzanne, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Jakarta,


EGC.

Corwin, Elizabeth. J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC.

Sudoyo, Aru.W, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jakarta,
FKUIHttp//: www.medicastore.com.

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,


dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005 2.

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,


Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta :
EGC.2005 3.

Anda mungkin juga menyukai