Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGKAJIAN
1. Integritas ego
Gejala: perasaan takut akan kehilangan suara, kuatir bila pembedahan mempengaruhi
hibungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan.
Tanda: ansietas, depresi.

2. Makanan / cairan
Gejala: kesulitan menelan
Tanda: kesulitan menelan , mudah tersedak, bengkak, inflamasi/drainase. Oral, kebersihan
gigi buruk.

3. Hygiene
Tanda: kemunduran kebersihan gigi.
Tanda: kebutuhan bantuan perawatan dasar.

4. Neurosensori
Gejala: kesemutan, parestesia otot wajah.
Tanda: hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular). Kesulitan menelan,
kerusakan membran mukosa.

5. Nyeri/kenyamanan
Gejala: sakit tenggorok, penyebaran nyeri ketelingan dan wajah, nyeri lokal pada orofaring.
Tanda: perilaku berhati hati, gelisah, nyeri wajah, gangguan tonus otot.

6. Pernapasan
Gejala: riwayat merokok, penyakit paru kronis, batuk dengan/tanpa sputum
Tanda: dispnea, sputum, darah

7. Keamanan
Gejala: perubahan pendengaran.

8. Interaksi sosial
Gejala: kurang dukungan sistem keluarga, masalah tentang kemampuan berkomunikasi,
bergabung dalam interaksi sosial.
Tanda: bicara kacau, enggan untuk bicara.

B. DIAGNOSA
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder
akibat proses inflamasi.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan napas`atas sekunder akibat infeksi
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan napas atas.
4. Devfisit volumer cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder
akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam.
5. Kurang pengetahuan mengenai pencehgahan infeksi berhubungan dengan kurang
terpajan tentang peyakit dan pengobatan serta prosedur perawatan.

C. INTERVENSI
1. Diagnosa 1: Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang berlebihan
Intervensi :
1. Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan, catat kemudahan bernapas, auskultasi bunyi
napas, selidiki kegelisahan, dispnea, terjadinya sianosis.
Rasional: perubahan pada pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan atau adanya
ronchi diduga karena retensi sekret.
2. Tinggikan kepala 30 40 derajat
Rasional: memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan ekspansi paru.
3. Dorong menelan bila pasien mampu
Rasional: mencegah pengumpulan sekret untuk membersihkan oral, menurunkan resiko
aspirasi.
4. Dorong batuk efektif dan napas dalam
Rasional: memobilisasi sekret umtuk membersihkan jalan napas atas dan membantu
mencegah komplikasi pernapasan.

2. Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan napas atas akibat infeksi
Intervensi :
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, skala dan selidiki serta laporkan perubahan nyeri
yang tepat.
Rasional: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
2. Pantau tanda vital
Rasional: perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri.
3. Berikan analgetik sesuai in dikasi
Rasional: menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain.

3. Diagnosa 3: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi
Rasional: alasan untuk dukungan ventilator jangka panjang bermacam macam, pasien apat
sadar dan beradaptasi pada penullisan.
2. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain contoh pendengaran,
penglihatan.
Rasional: adanya masalah lain akan mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi
3. Berikan cara yang tepat dan kontinyu untuk memanggil perawat, contoh bel pemanggil
atau lampu
Rasional: pasien memerlukan keyakinan bahwa perawat waspada dan akan bererspon
terhadap panggilan.
4. Berikan pilihan cara berkomunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan
dan pensil, bahasa isyarat.
Rasional: memungkinkan pasien untuk menyatakan kebutuhan/masalah
5. Berikan komunikasi nonverbal, contoh sentuhan dan gerak fisik.
Rasional: mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang
6. Ingatkan pasien untuk tidak bersuara sampai dokter memberi izin.
Rasional: meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi potensial disfungsi pita
permanen.

4. Diagnosa 4: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan tentang


informasi penyakit dan pengobatannya.
Intervensi
1. kaji potensial kerja sama dalam program pengobatan dirumah termasuk orang terdekat
sesuai indikasi.
Rasional: orang terdekat memerlukan keterlibatan bila proses penyakit berat atau berubah
untuk batasan kesembuhan.
2. berikan informasi dalam bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhana.
Rasional: menurunnya rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untuk
menerima /memproses dan mengingat/menyimpan informasi yang diberikan.
3. diskusikan mengenai kemungkinan proses penyembuhan yang lama.
Rasional: proses pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa minggu/bulan dan informasi
yang dapat mengenai harapan dapat menolong pasien untuk mengatasi ketidak mampuannya
dan juga menerima perasaan tidak nyaman yang lama.

5. Diagnosa 5: Defisit volume cairaengan berhubungan dengan peningkatan kehilangan


cairan akibat diaforesia yang berkaitan dengan demam.

D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
1. Mempertahankan jalan napas tetap paten dengan mengatasi sekresi
a. Melaporkan penurunan pada kongesti
b. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi
2. Melaporkan perasaan lebih nyaman
a. Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan analgesic, kantung panas, kumur,
istrahat.
b. Memperagakan higyne mulut yang adekuat.
3. Menunjukan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan dan tingkat
kenyamanan.
4. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat.
5. Mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi jalan napas atas dan reaksi alergi.
6. Menunjukan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan diri secara
adekuat.
7. Bebas dari tanda dan gejala infeksi:
a. Menunjukan tanda-tanda vital normal (suhu tubuh, frekuensi nadi dan pernapasan)
b. Tidak terdapat drainase plurelen
c. Bebas dari nyeri pada telinga, sinus, dan tenggorokan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faringitis adalah gangguan saluran pernafasan bagian atas, timbul akibat rangsangan
dan infeksi pada faring karena terjadinya rinitis atrofi, sehingga udara pernapasan tidak diatur
suhu dan kelembapannya.
Rinitis kronik, sinusitis, inflasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol,
inhalasi uap yang merangsang infeksi, daerah berdebu, kebiasaan bernafas melalui mulut.
Adapun keluhan dengan rasa gatal, kering, serta berlendir yang sukar dikeluarkan di
tenggorokan, disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior faring
granular.
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan :
Para pembaca dan masyarakat mampu memahami dan mengerti tentang penyakit
faringitis ini
Para tenaga kesehatan mampu memberikan usulan keperawatan kepada pasien
khususnya faringitis secara profesional
Disarankan agar masyarakat mampu menjaga kesehatan dengan menghindari alasan
yang bisa mengakibatkan faringitis.

http://alam414m.blogspot.com/2011/06/askep-faringitis.html

Anda mungkin juga menyukai