Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pada neonatus, dan bayi sangat beragam. Diantaranya bisulan dan milliaris.

Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering

mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang

kemerahan.

Milaris dapat terjadi pada bayi-bayi prematur pada minggu pertama pasca persalinan

disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada

kelenjar kulit dan mengakibatkan retensi keringat, biang keringat terjadi sekitar 40% pada

bayi baru lahir (FKUI, 2005).

Atas dasar pentingnya asuhan pada masalah ini, maka dalam makalah ini kami akan

memabahas mengenai Asuhan Pada Neonatus dan Bayi Dengan Masalah Bisulan Dan

Milliarisis.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimanakah Asuhan Pada

Neonatus dan bayi Dengan Masalah Bisulan Dan Milliarisis?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

mendeskripsikan Pada Neonatus dan bayi Dengan Masalah Bisulan Dan Milliarisis
D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Pada Neonatus dan

bayi Dengan Masalah Bisulan Dan Milliarisis

2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman Pada Neonatus dan bayi

Dengan Masalah Bisulan Dan Milliarisis


BAB II

PEMBAHASAN

A. BISULAN

1. Definisi Bisulan

Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/

bengkak, disertainyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari

korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi

menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya

dijumpai pada hari ke-3 atau lebih.

Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh

stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah

penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan

furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia,

empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk

keracunan makanan.

Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat

menyakitkan. Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan

pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.

Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar

minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman.

Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi

kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan

berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak

menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk,
belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang,

pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih

dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.

2. Etiologi/ Penyebab

Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai

berikut :

a. Iritasi pada kulit

b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga

c. Daya tahan tubuh yang rendah

d. Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-

1,5m, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil,

katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.

e. Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha

dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga,

atau jari-jari tangan.

3. Tanda dan Gejala

Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada

beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :

a. Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk

kubah dan bewarna merah disekitarnya.

b. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan

memiliki pustule.
c. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang

dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.

d. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat

menghilang dengan sendirinya.

e. Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau

bahkan lebih.

f. Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.

g. Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang

kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.

h. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.

i. Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

4. Patofisiologis

Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang

menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan

kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga

pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel)

sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di

dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui

lubang yang ada di kulit.

Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau

robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah

mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi

yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti

formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan
IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal

tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri,

dan sel kulit mati).

5. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari

keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :

a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan

sendirinya.

b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah

sekitarnya.

c. Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan

melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk

mencegah penularan kedaerah lainnya.

d. Jangan memijit furunkel terutama didaerah hidung dan bibir atas karena dapat

menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.

e. Bila furunkel terjadi didaerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka

dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi.

f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :

1) Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform concent.

2) Minta seseorang untuk memegangi anak.

3) Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera

pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah

penjepitnya. Dengan cara ini, akan membukan jalan keluar untuk nanah tanpa
mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk kedalam karena

dapat melukai pembuluh darah besar.

4) Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi

nyeri.

5) Tutuplah luka dengan kain kasa kering usahakan agar satu sudut dari kasa

kering, usahakan agar satu sudur dari kasa dimasukkan agar tetap terbuka,

sehingga nanah dapat keluar.

6) Bersihkan alat-alat

7) Pesankan agar ganti perban.

g. Terapi antibiotika dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya

penyakit. Misalnya dengan pemberian Achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per hari.

h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang

banyak maka kenali faktor perdisposisi adanya diabetes melitus.


B. Milliarisis

1. Definisi Miliarisis

Miliarisis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringan

buntet, priekle heat.Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat

tersumbatnya pori kelenjar keringat.

2. Etiologi

a. Udara panas dan lembab

b. Infeksi oleh bakteri.

3. Patofisiologi

Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat

tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar dimuara kelenjar keringat.

Kemudian akan timbul radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar

diabsorbsi oleh stratum korneum.

Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses diferensisasi sel

epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi pada 40-50% bayi

baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama akan menghilang dengan sendirinya

3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan

dapat menyebar kedaerah sekitar.

4. Pembagian

a. Milliaria kristalina

b. Milliaria rubra
5. Gejala klinis

a. Milliaria kristalina

Milliaria kristalina II timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti

pasien demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisal, bentuknya

kecil dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah

keringat. Vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat

gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi

peradangan asimptomatik dan berlangsung singkat. Umumnya tidak ada keluhan

dan dapat sembuh dengan sendirinya.

b. Milliaria rubra

Ditandai dengan adanya palupa vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat

merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah

ruam dan daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan

dapat juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.

6. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliaria

tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum

diberikan adalah :

a. Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan

menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.

b.Memlihara kebersihan tubuh bayi.

c. Upayakan kelembapakn suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan

kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau didaerah yang sejuk dan

kering.
d.Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap

keringat.

e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.

f. Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat ditambahkan

menthol 0,5% - 2% yang bersifat mendinginkan ruam.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/

bengkak, disertainyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari

korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis

bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari

ke-3 atau lebih. Etiologi/ Penyebab dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya

adalah sebagai berikut :Iritasi pada kulit; Kebersihan kulit yang kurang terjaga; Infeksi

oleh staphylococcus aureus; Daya tahan tubuh yang rendah; Bakteri lain atau jamur.

Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit.

Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut:Nyeri pada daerah ruam;

Ruam pada daerah kulit; Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus; Demam

dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat; Jika pecah spontan atau

disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian

tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi. Asuhan yang diberikan pada neonatus

dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim

diberikan adalah : Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah

sekitarnya; Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan

melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk

mencegah penularan kedaerah lainnya, dan lain-lain.

Miliarisis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringan buntet,

priekle heat.Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya

pori kelenjar keringat. Etiologi :Udara panas dan lembab; Infeksi oleh bakteri. Pembagian
:Milliaria kristalina dan Milliaria rubra. Gejala klinis : Milliaria kristalina II timbul pada

pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam diranjang. Lesinya berupa

vesikel sangat supervisal, bentuknya kecil dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm

terutama timbul setelah keringat. Milliaria rubra ditandai dengan adanya palupa vesikel

dan eritema disekitarnya. Keringat merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa

gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi

sekunder. Penatalaksanaan : Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita

dengan milliaria tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan

yang umum diberikan adalah : Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan

keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul; Memlihara kebersihan tubuh

bayi; Upayakan kelembapakn suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan

kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering;

Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap keringat, dll.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah : dengan adanya makalah ini kami

berharap sebagai mahasiswi kebidanan kita dapat memahami dan mengaplikasikan

pemahaman dan penatalaksanaan Pada Neonatus dan bayi Dengan Masalah Bisulan Dan

Milliarisis.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku :

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sumber dari website :

Bayi dengan bisulan. http://eniskure.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013,

pukul 17.34)

Anda mungkin juga menyukai