Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan subtansi yang diberikan kepada manusia sebagai perawatan atau
pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi didalam tubuh.
Dalam pelaksanaannya tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan
pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit untuk mendapatkan efek
terafeutik, namun bila salah dapat mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian.
Oleh karena itu sebagai tenaga medis harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan
dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat.
Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika meelakukan pembedahan
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.Istilah anestesi
pertama kali di gunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun1846.
Ada beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya kesadaran sedangkan jenis yang
lain hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakaianya tetap sadar.
Dan pembiusan lokal adalah suatu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian
tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius ini bila
di gunakan dalam oprasi tidak membuat lama waktu penyembuhkan operasi. Anestesi
hanya di lakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis
anestesiologis selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena
sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.
Pemberian obat melalui epidural, merupakan teknik untuk menghilangkan rasa sakit
atau nyeri dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil
melalui punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian telang belakang. Hal ini
dilakukan oleh dokter anestesi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Obat ?
2. Apa saja standar obat ?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat ?
4. Bagaimana reaksi obat ?
1|Page
5. Bagaimana persiapan pemberian obat ?
6. Bagaimana tehnik pemberian obat secara epidural ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian obat.
2. Untuk mengetahui standar obat
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat
4. Untuk mengetahui reaksi obat
5. Untuk mengetahui persiapan pemberian obat
6. Untuk mengetahui tehnik pemberian obat secara epidural

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Obat
Obat merupakan sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia ataubinatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaan tenaga medik memiliki tanggung jawab dalam
keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
Pentingnya bidan untuk mempelajari farmakologi agar dapat memahami tentang efek
dari obat yang diharapkan sehingga mampu mengevaluasi efek pengobatan.
Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang di gunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit untuk mendapatkan efek
terafeutik namun bisa salah dapat mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian oleh
karena itu sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan
dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat.

B. Standar Obat
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat
diantaranya:
1. Kemurnian (suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur keasliannya)
2. Tidak ada campuran.
3. Potensi yang baik.
4. Harus memiliki biovialibilitas (keseimbangan obat)
5. Keamanan.
6. Efektifitas.

C. Mekanisme Kerja Obat


Pada umumnya obat yang masuk kedalam tubuh akan mengalami 4 proses :
1. Absorpsi
Proses pergerakan obat dari sumber keedalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari
jenis topikal. Hal ini di pengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis obat,
keadaan tempat, makanan dan keadaan pasien
2. Distribusi

3|Page
Setelah obat di absorbsi, kemudian obat didistribusikan kedarah melalui vaskular dan
sistem limfatis menuju dan masuk kedalam jaringanProses dipengaruhi oleh
keseimbangan cairan, elektrolit dan keadaan patologi.
3. Metabolisme
Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolisme. Obat akan ikut
sirkulasi ke dalam jaringan, kemudian berinteraksi dengan sel dan melakukan sebuah
perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif. Obat yang tidak bereaksi akan
diekresikan.
4. ekskresi
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan, akan terdapat sisa zat
yang tidak dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal
dalam bentuk urine, dari intestinal dalam bentuk feses, dan dari paru-paru dalam
bentuk udara.
Farmakologi menjadi penting karena mempelajari tentang efek dari obat,
sehingga diharapkan mampu mengevaluasi efek pengobatan. Ada beberapa istilah
yang penting kita ketahui diantaranya adalah nama generik merupakan nama pertama
dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, nama resmi yang memiliki arti nama
dibawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang
berasal dari susunan zat kimianya, nama dagangmerupakan nama yang keluar sesuai
dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan simbol.

D. Reaksi Obat
Ada dua macam reaksi obat dalam tubuh diantaranya adalah:
1. Efek terapeutik yaitu obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai
dengan kandungan obatnya seperti
a) Paliatif (untuk meringankan gejala)
Mengurangi gejala penyakit tetapi tidak mempengaruhi terhadap kondisi
penyakit itu sendiri. Misalnya aspirin hanya digunakan untuk menurunkan panas
tanpa menghilangkan penyakit.
b) Kuratif (pengobatan)
Efek obat yang mengobati penyakit misalnya penicillin di gunakan untuk
membunuh metabolisme microorganisme.
c) Suportif (menaikan fungsi dan respon tubuh)

4|Page
Meningkatkan fungsi dalam tubuh selama pengobatan lain misalnya aspirin
digunakan untuk menurunkan panas sehingga obatlain bisa berfungsi
menyembuhkan penyakit
d) Subtitutif (berefek sebagai pengganti)
Berefek menggantikan cairan tubuh yang hilang dan sebagi subtansi tubuh,
misalnya obat insulin, infus,
e) Kemoterafi (berefek untuk mematikan atau menghambat)
Obat yang berefek mematikan dan menghambat sel-sel ganas.
f) Restoraft (memulihkan fungsi tubuh yang sehat)
Meningkatkan fungsi organ tubuh yang sehat misalnya vitamin dan mineral.
2. Efek samping yaitu merupakan dampak yang tidak diharapkan tidak bisa diramal, dan
bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya :
a) Alergi
Reaksi obat adalah reaksi hipersensitif terhadap obat terutama pada pasien
yang yang daya sensitivitasnya tinggi karena tubuh akan mengeluarkan antibody
untuk melawan antigen yang masuk kedalam tubuh. Gejalanya antara lain
kemerahan, gatal-gatal, mual muntah, sesak nafas.
b) Toksisitas (keracunan)
Toksisitas biasanya timbul akibat dosis yang berlebihan dan tidak dapat
diterima oleh tubuh sehingga terjadi keracunan. Hal ini dapat terjadi satu jam
setelah pemberian obat bahkan hingga beberapa bulan setelah pemberian obat.

E. Persiapan Sebelum Pemberian Obat


Sebelum meberikan obat kepada pasien ada bebeapa persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemverian obat diantaranya :
1. benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya petugas medis harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali, yakni ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpananobat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat
penyimpanan
2. benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan mengguankan alat standar, dengan demikian penghitungan dosis
benar untuk diberikan ke pasien

5|Page
3. benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasi identitas kebenaran obat yaitu mencocokan nama,
nomer, register, alamat dan program pengobatan pada pasien
4. benar jalur pemberian
Kesalahan rute pemberiuan dapt menimbulkan efek sistemik yang fatal pada
pasien, untuk itu cara pemb eriannya adalah dengan melihat jalur obat pada lebel yang
ada sebelum memberikan pada pasien.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan
karena berhubungan denag kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

F. Tehnik Pemberian Obat Epidural


1. Definisi
Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal dari
kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi sumsum
tulang belakang. Teknik ini untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan
jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke
daerah epidural (rongga di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter
anestesi.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi faktor
yang dapat menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah fahaman, ketakutan,
kelelahan, dan kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri dan menggunakan teknik-teknik seperti teknik
latihan pengalihan menonton televisi, berbincang- bincang dengan orang lain,
mendengarkan musik. Atau stimulasi kulit dengan menggosok dengan halus pada
daerah yang nyeri, menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin,
memijat dengan air mengalir.

2. Tujuan pemberian obat


Untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan
pembiusan total.

6|Page
3. Keuntungan Penggunaan Epidural
1) Delapan puluh persen ibu berhasil mengatasi rasa sakit.
2) Tidak mengacaukan pikiran.
3) Membantu dalam mengontrol tekanan darah tinggi.
4) Mengembalikan kemampuan ibu mengontrol persalinan sehingga mengembalikan
rasa percaya diri.
5) Kini, epidural lebih canggih. Penggunaannya tidak memberi efek kebas pada kaki
dan tangan.

4. Kerugian Penggunaan Epidural


1) Mungkin, ibu merasa mati rasa hanya di sebagian tubuh. Sebagian kecil perut
tidak mengalami efek pembiusan.
2) Ibu harus tetap di tempat tidur dan merasa sangat menggigil.
3) Mungkin, ibu membutuhkan infus di tangan karena epidural membuat tekanan
darah beberapa wanita turun. Efeknya kurang baik bagi suplai oksigen ke bayi.
Cara pencegahannya, tambah segera volume darah untuk membuat tekanan darah
normal kembali.
4) Mungkin, kateter terpasang di kandung kemih ibu. Penggunaan epidural
menyebabkan ibu tidak dapat memperkirakan waktu untuk buang air kecil
sehingga ibu buang air kecil secara otomatis.
5) Mungkin, ibu merasa tidak sepenuhnya sadar. Dengan terpasangnya tiga tabung di
tubuhnya, ibu harus diberi tahu saatnya mengejan jika efek pembiusan belum
hilang pada tahap melahirkan.
6) Epidural dapat memperpanjang waktu persalinan, khususnya fase mengejan dan
melahirkan bayi.
7) Denyut jantung bayi harus dimonitor sepanjang waktu.
8) Ada kemungkinan penggunaan forsep atau vacum untuk membantu kelahiran bayi
karena seringkali epidural membuat bayi tidak dapat bergerak ke posisi yang pas
untuk dikeluarkan.
9) Pada saat jarum epidural dicabut dan tabungnya dilepas, kemungkinan ada
kebocoran cairan rongga epidura. Cairan ini dapat bergesekan dengan serabut
saraf tulang belakang. Padahal, pergesekan sedikit saja dapat menimbulkan sakit
kepala berat. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil sedikit darah dari tangan

7|Page
ibu. Biasanya, sehari setelah kelahiran bayi dan menyuntikkannya ke punggung
untuk menutup lubang akibat jarum epidural.
10) Beberapa ibu mendapat masalah berkemih setelah menggunakan epidural.
11) Epidural tidak dapat digunakan pada persalinan di rumah.

5. Persiapan Alat
1) Jarum
2) Spuit steril
3) Kapas alkohol
4) Bengkok
5) Plester
6) Gunting
7) Bak instrumen
8) Jarum epidural nomer 18
9) Kateter epidural
10) Kateter konektor
11) Epidural filter
12) Obat yang diperlukan : Bupivacaino 0,5 %, Lidocain 20 mg, MO 6 mg

6. Prosedur kerja
1) Kajian adanya kebutuhan pemberian obat, periksa infus intravena dan siapkan
alat.
2) Posisikan ibu sesuai instruksi dokter anestesi, biasanya posisi miring pada kala
satu persalinan dan duduk pada kala dua.
3) Cuci tangan dan periksa kembali obat anestesi lokal.
4) Bila ibu bebas dari kontraksi, buka penutup filter, desinfeksi port tersebut dengan
kapas alkohol dan injeksikan obat anestetik lokal dengan kecepatan 5 ml per 30
detik.
5) Observasi ibu untuk adanya reaksi merugikan seperti Tinnitus, mengantuk dan
bicara tidak jelas.
6) Pasang kembali tutup filter.
7) Nadi dan tekanan darah diukur seperti pada pemeriksaan awal, setiap 5 menit
selama sedikitnya 20 menit.
8) Bila perlu posisikan ibu kembali.

8|Page
9) Bereskan alat dengan benar.
10) Dokumentasikan pemberian dan pengaruh serta lakukan tindakan yang sesuai.
11) Lanjutkan observasi untuk dampak dan efek samping, panggil dokter anestesi bila
perlu.

9|Page
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analgesia epidural adalah bentuk yang sangat efektif menghilangkan rasa sakit.
Namun, epidural dan spinals juga menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada
ibu dan bayi, dan mengganggu proses kelahiran alami dan ikatan antara ibu & bayi.
Dalam beberapa kasus epidural mungkin bermanfaat, namun bukti menunjukkan bahwa
tindaan ini tidak boleh digunakan sebagai tindakan rutin dalam proses persalinan.

B. Saran
Penggunaan anastesi epidural ini hendaknya tidak dijadikan tindakan rutin dalam
persalinan dengan menimbang berbagai kemunkinan yang ada. Bila ada keraguan,
misalnya kemungkinan bayi besar, posisi kepala masih tinggi, belum masuk ke daerah
panggul, atau ada kemungkinan panggul Anda kecil untuk dilalui bayi dengan berat
tertentu, atau panggul Anda asimetris, maka tidak dapat dilakukan persalinan dengan
menggunakan anastesi ini.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=413:persalinan-
normal-alami-vs-epidural-vs-ila--intra-thecal-labor-analgesia-&cat
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/01/19/wow-ternyata-melahirkan-bisa-tanpa-
rasa-sakit/
http://infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=356&catid=4
http://kebidananaskeb1.blogspot.co.id/2012/06/makalah-anastesi-epidural.html
http://1991bloguzie.blogspot.co.id/
http://indylaurenz.blogspot.co.id/p/tahap-pemberian-suntikan-epidural.html

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai