Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KEWIRAUSAHAAN LANJUT

Kisah Sukses Rohmat Sastro Sugito Ciptakan Soto Jamur Instan Sotoji

SIAPA yang tak tahu Soto! Makanan Indonesia yang banyak dijual di restoran, kedai, cafe,
hingga di warung kaki lima. Rasanya yang menggiurkan dan enak disantap dikala hujan. Bisa
Anda bayangkan, bila soto dijual dalam kemasan seperti mi instan yang sudah familiar di
masyarakat.
Adalah Rohmat Sastro Sugito yang menjadi ahli dalam membuat dan meracik soto instan.
Berbekal keinginan menyajikan makanan siap saji, namun tetap kaya gizi, terpikirlah
membuat penganan tersebut.

Awalnya banyak petani jamur. Nah, kalau sedang panen harganya kan jadi murah. Kalau
diolah harganya jadi stabil, katanya saat berbincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.
Dari awalnya iseng coba-coba membuat menu dari berbagai macam jenis jamur yang ada,
saat ini dia mengaku sudah mematenkan makanan yang dibuatnya yaitu Sotoji atau Soto
Jamur Instan. Menurutnya, rasa jamur tiram-lah yang mampu diterima pasar dan enak untuk
dijadikan olehan Sotoji-nya.

Sebelumnya sempat dicoba segala jenis jamur, ada tiram, kancing, akhirnya setelah
dipertimbangkan yang paling bisa diterima pasar adalah jamur tiram, akunya.
Saat ini, usahanya ini telah menjadi sebuah perusahaan kecil dengan nama PT Tri Rastra
Sukses Sejahtera. Meski diakuinya perusahaan ini masih dalam bentuk skala kecil, yang
hanya memproduksi 40 dus setiap harinya, namun dia menargetkan dalam waktu dekat bisa
memproduksi lima kali lipat.
Sehari 40 dus, satu dus isi 20 pieces. masih skala kecil karena terbatas di mesin, akunya.
Untuk memulai usaha, tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit. Saat disinggung
berapa modal yang digunakan untuk memulai usaha yang masih tergolong hijau ini, dia
enggan menyebut angka pasti. Yang jelas, modalnya seharga satu unit mobil kijang,
katanya berkelakar.
Dalam waktu dekat, perusahaan akan segera mendatangkan mesin baru yang berasal dari
Malang, Jawa Timur. Dengan datangnya mesin baru tersebut, dipastikan produksi akan
bertambah menjadi sekira 500 dus per hari. Karena menurutnya, jumlah optimal yang
seharusnya diproduksi adalah sekira 100 dus per hari.

Mesin dari Malang, pokoknya produknya, semuanya dari Indonesia, akunya mantap.

Keuntungan Sotoji

Berbicara modal, tentunya tidak terlepas dari berapa pundi-pundi yang dikantongi. Dengan
rendah hati dia memastikan, setahun pertama belum ada keuntungan fantastis yang bisa
diraihnya. Sebab, usahanya ini masih tergolong muda dan masih perlu banyak waktu untuk
semakin maju.
Saat ini, per dus sotoji di jual seharga Rp50 ribu. Dalam sehari, perusahaan baru
memproduksi 40 dus dan rencanannya akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Jadi
jika dikalkulasikan, pendapatan per hari Rp2 juta atau jika dihitung dalam satu bulan bisa
meraup pendapatan Rp60 juta.
Namun tahun pertama belum untung. Masih dalam tahap ekspansi pasar, elaknya.
Franchise

Usaha yang digelutinya ini diakuinya akan dibuat sistem waralaba. Bentuk waralabanya ini
juga masih dalam proses pengembangan. Dalam kedai-kedai yang sudah dimilikinya saat ini,
selain dijual Sotoji kemasan, juga dijual yang sudah siap makan. Hal ini menjadi salah satu
cara pemasaran Sotoji. Sebab, belum banyak yang menjual Sotoji kemasan. Karena, Sotoji
baru bisa diperoleh di beberapa toko kecil.

Untuk lokasi kedainya juga baru berada di kawasan Depok. Dan dia berencana akan terus
berekspansi ke pasar lokal yang menurutnya memiliki banyak peluang. Masuk pasar luar
memungkinkan kenapa tidak. Tapi fokus di pasar Indonesia karena saat ini kemungkinan
terbuka masih sangat luas, katanya lagi.

Berbicara produk tidak terlepas dari bagaimana cara pemasaran yang baik agar produk
tersebut cepat dikenal oleh masyarakat. Rahmat memiliki cara unik dan jitu dalam
memasarkan Sotojinya. Bagaimana caranya?

Gerakan pertama lomba blog, menggunakan ranah online. Hal itu dilakukan karena terbatas
dana. Mereka (peserta lomba) membuat blog segala hal mengenai Sotoji, tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai