Anda di halaman 1dari 13

1.1.

Latar Belakang
Selama ini sejarah perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang diajarkan di
sekolah formal pada umumnya didominasi oleh nama-nama para penemu dan ilmuwan Barat.
Padahal faktanya orang-orang Islamlah yang pertama kali menemukan dan mengembangkan
beragam pengetahuan itu. Ratusan tahun silam, sebelum ilmuwan Barat mengenal ilmu
pengetahuan dan sains, ilmuwan muslim telah maju dan berkembang dengan serangkaian
penemuan yang merupakan cikal bakal dari sains modern sekarang.

Ilmuan muslim sangat berjasa dalam berbagai bidang ilmu di dunia, termasuk bidang
Kesehatan. Namun, sayangnya nama nama tokoh muslim tersebut tenggelam dan yang
muncul kemudian hanya tokoh tokoh barat. Para ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari
buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, namun juga mengembangkan,
mengkritisi serta menemukan sesuatu yang baru dalam studi anatomi dan studi lainnya
terutama yang berhubungan dengan kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana mengenal lebih dekat para ilmuwan islam dalam bidang kesehatan.

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk mengenal lebih dekat para ilmuwan islam terutama dalam bidang kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Ar-Razi (Ilmu Anatomi)
Filosofi Ar-Razi: Ar-Razi dilahirkan pada tahun 846 di Rayy,dekat Teheran,Iran.Nama
lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-Razi.Di barat,ia dikenal dengan
sebutan Razhes.Ia juga sering dijuluki sebagai GALEN-nyaArab.Galen adalah seorang dokter
dan filosof Yunani yang sangat terkenal.sejak kecil,Ar-Razi telah menunjukkkan minat yang
besar terhadap ilmu pengetahuan. Di bidang medis,Ar-Razi mencurahkan segenap pikirannya
untuk mendiagnosa penyakit cacar.
Dalam salah satu karyanya,Ar-Razi memberikan sebuah informasi yang amat menarik
perhatian para peneliti,yaitu tentang small-pox(penyakit cacar).Sehubungan dengan itu,ia pun
dianggap sebagai dokter pertama yang meneliti penyakit tersebut.Ar-Razi membedakan
penyakit cacar menjadi cacar air(variola)dan cacar merah(rougella).
Ar-Razi juga menulis sejumlah karya.salah satunya adalah al-judari wa al-
hasbah(cacar dan campak),yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris oleh
J.Ruska dan diterbitkan dengan judul ar-Razis buch:geheimnis de gehemnisse,sejak tahun
1498-1866,al judari wa al hasbah versi bahasa Inggris teleh dicetak sebanyak empat puluh
kali.Buku inilah yang memberikan pengetahuan tentang seluk beluk penyakit cacar kepada
para dokter Eropa.
Selain memperkenalkan penyakit cacar,Ar-Razi juga melakukan pengobatan khas
dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting pengobatan penyakit kepala pening.Lagi-
lagi,iaadalah dokter pertama yang melakukan kedua hal tersebut. Selain itu,ia juga diduga
sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. Ar-Razi
mengungkapkan tentang kyai,yaitu pengobatan serupa akupuntur .Ia memanfaatkan
pengetahuannya tentang titk-titik penting pada tubuh manusia untuk pengobatan.Caranya ia
menusuk titk tersebut dengan sebatang besi yang pipih dan rucing,yang sebelumnya telah
dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana.
Selain itu, Ar-Razi juga memaparkan tentang beberapa macam luka,penggunaan kayu
pengapit dan penyangga(spalk)untuk keperluan patah tulang,serta injeksi erethal(saluran
kencing dan sperma). Lebih jauh lagi,ia menguraikan jenis sakit perut yang disebutnya
batr(potong),dan fatg(koyak).ia juga menulis tentang penyakit anak-anak. Selama
hidupnya,Ar-Razi telah mengarang sekitar dua ratus buku ilmiah.salah satu diantaranya
adalah al hawi(buku menyeluruh)yang terdiri dari dua puluh jilid.Al hawi pun dianggap
sebagai karya terbesar Ar-Razi.
Buku ini juga dianggap sebagai intisari ilmu Yunani,Syiria,dan Arab.Kurang lebih
setengah abad setelah kematiannya.Buku tersebut baru ditemukan dua jilid,sebelum akhirnya
ditemukan lagi beberapa jilid.Karya Ar-Razi tersebut tersimpan di berbagai tempat di Eropa.
Abu bakar muhammad bin Zakariya ar-Razi dilahirkan pada bulan syaban tahun 251 H. dan
wafat pada bulan syaban tahun 313 Hijriyah. Beliau seorang kimiawan yang mampu
mengobati pasiennya dengan makanan. Yang paling banyak membantu beliau dalam ilmu
kimia ialah Jabir bin Hayyan. Dalam kitab Mansuri beliau menyebutkan semua anggota
badan dan menjelaskan fungsinya masing-masing, beliau menulisnya dengan sangat rinci.
Ahli sejarah sepakat bahwa ar-Razi adalah mercusuar bagi kedokteran dalam dunia
Islam dan barat sampai abad ke tujuh. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau
dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap
sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251
H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat,
kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin
Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah
sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai
seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang
membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang
menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah
mencium bunga mawar pada musim panas.
Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme
tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat
peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang
berasal dari merkuri. Ar Razi (abad ke8); pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia)
tentang penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang
Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca
warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-
bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan,
penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.

2. Ibnu an-Nafis (Konsep Sirkulasi Pernafasan)


Filosofi Ibnu an-Nafis : Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn
Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Dia biasa dipanggil dengan Ad-Dimasyqi, karena ia
dilahirkan di Syam dan awal masa mudanya ia habiskan di kota Damaskus, sebagaimana dia
juga dipanggil dengan Al Mishri, karena ia telah mengabiskan sebagian besar usianya di kota
Cairo dan memiliki ikatan yang kuat dengan Mesir dan penduduknya. Selain itu, ia juga
mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua), yang
diberikan oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus referensi
lain menyebutkan ia dilahirkan di Syria pada tahun 607 H (1210 M).
Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa. Dia
tinggal dan menetap di Mesir hingga ajal menjemputnya. Setelah menyelesaikan pendidikan
dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan kedokteran di Medical College Hospital.
Gurunya adalah Muhalthab al-Din Abd al-Rahim. Selain itu, ia juga mempelajari hukum
Islam. Di kemudian hari, selain sebagai dokter, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai pakar hukum
Islam bermazhab Syafi'i. Pada tahun 1236, setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang
kedokteran dan hukum Islam, Ibnu Nafis meninggalkan tanah kelahirannya menuju Kairo,
Mesir.
Di sana, ia belajar di Rumah Sakit al-Nassiri. Prestasinya yang gemilang membuat ia
kemudian ditunjuk sebagai direktur rumah sakit tersebut. Sebagai seorang dokter, Ibnu Nafis
tidak pernah merasa puas dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya. Ia terus memperkaya
pengetahuannya melalui berbagai observasi. Hal inilah yang membuat namanya terkenal.
Ia adalah dokter pertama yang mampu menerangkan secara tepat tentang paru-paru
dan memberikan gambaran mengenai saluran pernapasan, juga interaksi antara saluran udara
dengan darah dalam tubuh manusia. Ibnu Nafis dikenal sebagai seorang dokter muslim yang
mempunyai pendapat dan pemikiran yang masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh
Barat. Dalam studinya, Ibnu Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei,
dan percobaan. Ia mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah
gejala dan unsur yang mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu Nafis, selain melakukan
pengobatan, memeriksa unsur-unsur penyebab munculnya penyakit juga perlu.
Selain itu, ia juga memaparkan mengenai fungsi pembuluh arteri dalam jantung
sebagai pemasok darah bagi otot jantung (Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai
peredaran darah di paru-paru ini merupakan penemuan yang menarik. Sehubungan dengan
hal itu, Nafis dianggap telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu
kedokteran Eropa pada abad XVI. Lewat penemuannya tersebut, para ilmuwan
menganggapnya sebagai tokoh pertama dalam ilmu sirkulasi darah.
Pendapat yang diyakini selama ini, teori mengenai sirkulasi paru-paru (kaitan antara
pernafasan dan peredaran darah) ditemukan oleh ilmuwan eropa mulai abad ke 16.
Penggiatnya berturut-turut ialah servetus, Vesalius, Colombo, dan terakhir Sir William
Harvey dari Inggris. Namun dengan meneliti berbagai manuskrip dan objek sejarah lain maka
kejelasan diungkapkan bahwa penemu sirkulasi paru paru adalah Ibnu an-Nafis pada abad
ke 13. Dr. Muhyo al-Deen al-Tawi, psikawan mesir menemukan sebuah tulisan berjudul
"Commentary on The Anatomy of Canon of Avicenna" di perpustakaan nasional prussia,
berlin.
Belakangan diketahui bahwa tulisan itu karya Ibnu an-Nafis. Ini juga mengungkap
sesuatu yang mengejutkan, yaitu diskripsi pertama di dunia mengenai sirkulasi paru paru.
ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui, merupakan orang pertama yang secara akurat
mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia (pada 1242).
Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan. Khususnya, ia merupakan
orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru. Secara besar-
besaran karyanya tak tercatat sampai ditemukan di Berlin pada 1924. Dia lahir di Damaskus
(kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di Kairo (kini wilayah Mesir), 17 Desember
1288 pada umur 77/78 tahun)

3. Al-Balkhi (Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa)


Filosofi Al-Bakhi : Jauh sebelum barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa
dan tempat perawatannya, pada abad ke 8 M. Di kota baghdad telah didirikan rumah sakit
jiwa atau insane asylums oleh para dokter dan psikolog islam. Hal itu disampaikan oleh
Ibrahim B. PhD. Dalam bukunya yang berjudul: Islamic Medicine: 1000 years ahead of its
times.
Konsep kesehatan mental atau at-Tibb ar-Ruhani pertama kali diperkenalkan di dunia
kedokteran Islam oleh seorang dokter persia bernama Abu Zayd Ahmad Ibnu Sahl al-Balkhi,
beliau lahir pada tahun 850 dan wafat pada tahun 934. Dalam bukunya berjudul Masalih al-
Abdan wa an-Anfus, Al-Balkhi berhasil menghubungkan peyakit antara tubuh dan jiwa.
Beliau menggunakan istilah ath-Thibb ar-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spritual dan
psikologi.

4. At-Tabrani (Terapi Konseling & Psikoterapi)


Selain al-Balkhi, peradaban islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu
Sahl Rabban at-Tabari. Lewat kitab Firdaus al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke 9 M.,
beliau telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami
gangguan jiwa. Beliau menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

5. Az-Zuhr (Penemu Penyakit Saraf)


Filosofi Az-Zuhr : Ibnu Zuhr alias Evenzoar juga berhasil mengungkap penyakit
syaraf secara akurat. Ibnu zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi
neuropharmakology modern. Namun, Sejarawan francis, Bacon, menyebut al-Haitham
sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar dasar psychophysics dan psikologi eksperimental.
Berdasarkan penulusurannya, ia yakin bahwa al-Haitam adalah sarjana pertama yang
berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi. Boleh az-Zuhr, boleh juga al-Haitam, tapi
yang jelas dunia kedokteran berutang begitu banyak terhadap ilmuwan muslim di era
keemasan. Dokter muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan
penyembuhan beragam penyakit.

6. Al-Jahiz (Peletak Dasar Teori Revolusi)


Filosofi Al-Jahiz : Beliau bernama lengkap Abu Utsman amr bin Bahr al-Fuqaymi al-
Bashri. Julukan al-Jahiz diberikan oleh masyarakat sekitar karena bentuk matanya yang unik.
Menurut catatan sejarah, beliu keturunan Abesinia, berkulit hitam, dan berpenampilan sangat
sembarangan. Pokok pikiran al-Jahiz dipertajam oleh cendikiawan muslim, Ibnu Miskawaih
dan kamaluddin ad-Damiri. Al-Jahiz telah menulis lebih dari 100 judul buku meliputi bidang
biologi, botani, zoology, sosiologi, polotik, dan ekonomi, namun hanya sekitar 30 judul yang
bisa diselamatkan ketika perpustakaan baghdad dibakar oleh Hulagu Khan.
Sebagai seorang muslim, al-Jahiz meyakini hanya Allah yang menciptakan seluruh
eksistensi di jagad raya. Ketika Allah Swt menciptakan makhluk, Allah melengkapinya
dengan kemampuan bervolusi. Dan hanya Allah swt yang merupakan zat yang tak pernah
berubah. Disegi aliran, mungkin al-Jahiz agak cenderung ke mutazilah karena gurunya
merupakan orang yang cenderung kepada aliran tersebut.

7. Thabib Bin Qurra (Penulis dan pemikir bidang kesehatan)


Filosofi Thabib Bin Qurra: Thabib bin Qurra lahir di Haran (turki) dan meninggal di
baghdad (irak). Di bidang metematika beliau telah meletakkan asas pertama metematika
modern dibawah tajuk hisab calculus Beliau juga telah menulis buku "Muqaddimah li al-Ilm
al-adad", yaitu salah satu sumber dasar bagi orang islam di dalam ilmu bilangan. Di bidang
astronomi, beliau telah bekerja di pusat kajian yang dibina oleh khalifah al-Makmun di
baghdad pada tahun 851 M. Di bidang kedokteran beliau telah menghasilkan karya seperti
kitab "zakhirah" yang merupakan karya terpenting beliua, juga kitab Aujail kalli wa al-
Masani, kitab al-Maulud ibn sabata asyar, dan beliua telah menerjemahkan karangan
galinous yang bertajuk jawami al-adawiyati al-Mufradah

8. Abu Al Zahraw Filosofi abu al zahraw (Penemu Gips Era Islam)


Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal
dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan
menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini . Sebagai seorang
dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting
bagi era modern ini.Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang
terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol
di Eropa .
Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman
Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan
seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas . Al
Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena sebagai seorang
Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari
perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang
sufi .Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia
sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan
pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan
orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya .
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi
Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari
Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961
sampai tahun 976. Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi
kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita
patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali.
Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut
digips atau dibalut semacam semen.
Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang bergeser maka
tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula. Sedangkan untuk kasus
masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka harus digips.Untuk menarik tulang
lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan seorang dokter meminta bantuan dari dua
orang asisten. Kedua asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan .
Kemudian lengan harus diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut
dengan balutan kain panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar tulang
sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke tangannya. Hal ini
juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam proses penarikan.
Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga
tulang tersebut kembali ke tempatnya semula. Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi
merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang
diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi ..
Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif
sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis.
Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae
nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam
bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13.
Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul
Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin
oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di
Cirurgia. Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia.
Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al
Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.Al
Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima
abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai
belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum
jurusan kedokteran di seluruh Eropa.

9. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu
al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 Kairo 1039)
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah
seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah
memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.
10. Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan Orang-
orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah seorang
tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut
kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana
dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika,
dan sebagainya.

11. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Dalam
dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat
kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka,
sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan.
Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang
ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui
dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika,
fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi
adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi,
Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.

12. Abul Hakam Umar


Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani Abul Hakam
Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani adalah cendekiawan besar abad ke-12
dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan
berkarya di bidang bidang geometri dan logika.
Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, tak ada
yang sepandai Al-Kirmani dalam memahami geometri atau jawaban atas pertanyaan-
pertanyaannya yang tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya. Ia
lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia mempelajari
geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan tinggal di Sarqasta (Zaragoza).
Ia diketahui menjalankan praktik bedah seperti amputasi dan kauterisasi.
13. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-
Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-
Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan.
Dia lahir di Madinatuz Zahra, 936 1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya
terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul
Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol.
Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama El Zahrawi. Al-
Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah.
Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan
kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada
abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam
pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery, Medicine.

14. Ibnu Rushd Ibnu Rushd


Nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli falsafah,
perubatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.
Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di Sepanyol dan meninggal dunia di
Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah
Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan
masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman
sekularisme.

15. Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni


Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia,
astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli
farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-
obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan.
Beliau merupakan Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu
terletak dalam kekaisaran Persia. Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli
obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar
etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas
Mamun Khawarazmshah.
16. Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi
Hidup antara tahun 864-930 dan namanya dilatinkan menjadi Razes. Seorang dokter
klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau
sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia. Didalam penelitiannya pada waktu itu
Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis
hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping
itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan
sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang
pertama di dunia. Bidang lain: Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry, Astronomy.

17. Ibnu Sina Abu Ali Al-Husein


Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna, yang hidup antara tahun 986-1037 M.
Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan
julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-
Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada
waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi.
Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Ibnu Sina (1037) dikenal oleh
barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah
kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang
fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh
efek fikiran.

18. Fakhruddin Razi Fakhruddin Razi (1290)


Ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu
pengetahuan modern.

19. Ibnu Thufail Ibnu Thufail (1185)


Dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian
dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe

20. Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh


Filosofi Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh : ibnu Bajjah atau
lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan filsuf dan dokter
Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir di
Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez pada 1138.
Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang Besar Albert.
Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena kematiannya yang
cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada kedokteran, Matematika, dan Astronomi.
Sumbangan utamanya pada filsafat Islam ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun
sayangnya tak lengkap. Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib dan Motivahhed ekspresi
yang diakui dan terkenal dari Gnostik Islam. \

21. Az Zahra Az Zahra (939);


Pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan
ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.

23. Al Ibadi Al Ibadi (873);


Pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada
mata.Ibnu Fadlan (abad 10); membuat daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah Rusia)
dan sosiologi daerah tersebut.

24. Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd


(Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf dari
Spanyol (Andalusia). Dia lahir tahun 1126 Marrakesh, Maroko, dan meninggal 10
Desember 1198). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar
karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh
orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan
pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai
Kadi (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan
komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi
Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya semua ilmu hanya milik Allah SWT oleh karena itu kita harus banyak
bersyukur atas nikmat Allah kepada kita. Dalam Ilmu kesehatan banyak kita ketahui ilmuwan
muslim yang berperan didalamnya, baik dari ilmu kedokteran hingga penerapan pola hidup
sehat kepada masyarakat. Seperti kita ketahui bersama bahwa banyak dari ilmuwan kafir
yang memanfaatkan ilmu dari ilmuwan muslim baik dengan cara baik dan tidak baik. Hanya
Allah yang Maha melihat dan Maha mengetahui.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui dan mengetahui peran Islam
dan Ilmuannya di dunia khususnya bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Supriyadi, Dedi,dan Abdul Jaliel, Maman. 2008. Sejarah peradaban Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
2. Anonim. 2013. http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-terbesar-dan-
terhebat.html#ixzz3UUo5uAWP. Diakses 10 Januari 2017
3. M. Abdurrahman, Yusuf. 2013. Cara-Cara Belajar Ilmuwan-Ilmuwan Muslim
Pencetus Sains-Sain Canggih Modern. Yogyakarta. Diva Press
4. Masood, Ehsan 2009. Saince & Islam (Ilmuwan-Imuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang
Sains Modern). Jakarta. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai