PENDAHULUAN
Kanker mulut rahim (serviks) masih menjadi momok bagi wanita. Sebab
meningkat, berdasar data RSU dr Soetomo, tiap hari tak kurang dari 8 pasien baru
kanker leher rahim berobat.dalam setahun diperkirakan terdapat 700-800 pasien baru.
patologik atau 16% berdasarkan data rumah sakit. Lebih dari tiga perempat kanker
ginekologi di RSCM adalah kanker serviks dan 62% diantaranya dengan stadium
kanker ginekologik yaitu 66% (Azis, 2003). Di RSUD Dr.Soeroto Ngawi pada tahun
2008 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 54 orang, sedang pada tahun 2009
mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrensik, yang penting meliputi
1) insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin ,
terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda ( < 16 tahun ). 2) tingginya
Apabila kanker serviks tidak ditangani, pada stadium lanjut ketika tumor keluar
serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain seperti,
nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki hal ini menandakan keterlibatan ureter,
berkemih, hematuri, perdarahan rectum, sampai sulit berkemih dan buang air besar.
tungkai bawah, atau terjadi uremia bila terjadi penyumbatan kedua ureter
(Prawirohardjo,2006).
pengobatan sangat baik pada stadium dini dan hampir tidak terobati bila tumor telah
menyebar sampai dinding panggul atau organ disekitarnya. Salah satu upaya untuk
mendeteksi secara dini kanker serviks dapat di lakukan dengan pap smear.
Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mengenali adanya perubahan awal sel epitel
serviks hingga dapat dilakukan tindakan pencegahan terjadinya kanker invasive. Pap
smear ini menjadikan kanker serviks sebagai suatu penyakit yang dapat dicegah
(Prawirohardjo,2006).
Dari fenomena di atas peneliti ingin meneliti hubungan usia menikah dan
penting : insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin ,
3
terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda ( < 16 tahun ), tingginya
ganti pasangan,wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus)-
Pada penelitian ini dibatasi pada hubungan usia menikah dan paritas
sebagai berikut Apakah ada hubungan usia menikah dan paritas dengan kejadian
serviks.
kanker serviks.
4
Bahan kajian teori tentang hubungan usia menikah dan paritas dengan
1. Bagi institusi
2. Bagi peneliti
kanker serviks.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian oleh Laminem tahun 2007, dengan judul Gambaran Pap Test.
Untuk Mendeteksi Dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia 20-60 Tahun.
dan dukumen hasil pap test pada wanita usia 20-60 tahun. Jumlah populasi
menunjukkan bahwa gambaran pap test untuk mendeteksi dini kanker leher
rahim pada wanita usia 20-60 tahun yang hasilnya termasuk klasifikasi stadium
perkawinan sebanyak 85,7% pada usia 21-25 tahun, PNS 54,3% dan ibu rumah
tangga 45,7%.
1.7.1 Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel)
dari leher rahim atau serviks, di mana sel-sel permukaan tersebut mengalami
penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal (Hartono, 2004).
5
6
Penyebab pasti dari kanker serviks belum diketahui banyak teori yang
kanker (bahan karsinogenik), penyakit kelamin, gizi jelek, kebersihan dan lain-lain.
Teori yang paling banyak dianut sampai saat ini, sebagai penyebab adalah infeksi
HPV 16, 18 (Human Pappiloma Virus) dan HSV (Herpes Simplex Virus) yang
didapatkan kelompok wanita yang mempunyai resiko lebih tinggi menderita kanker
serviks dibandingkan wanita lain, disebut kelompok resiko tinggi (high risk group)
yaitu :1) wanita dengan umur di atas 40 tahun,2) wanita dengan banyak anak,3)
wanita yang kawin pada usia muda atau yang mulai kegiatan seks pada usia muda,4)
keadaan sosial ekonomi yang rendah,5) golongan wanita tuna susila, wanita-wanita
yang berganti partner seks,6) adanya penyakit kelamin,7) adanya infeksi virus tipe
Artinya pada masa ini tak mengeluh atau merasakan suatu gejala atau keluhan
apapun, meskipun sebenarnya penderita sudah mengidap penyakit kanker serviks, ini
2. Keputihan
Pada masa ini penderita mengeluh adanya keputihan yang lama, tak sembuh-
sembuh meskipun telah dicoba dengan diobati sendiri maupun ke dokter. Keputihan
mula-mula sedikit tambah lama tambah banyak (Hartono, 2004) dan berbau busuk
jika terjadi nekrosis dan infeksi (Harahap, 1984). Pada waktu ini kanker sudah
3. Perdarahan
Pada umumnya penderita mengeluh haid tidak teratur. Perdarahan terjadi bila
terjadi bila ada kontak dari luar, misalnya sesudah senggama disebut post coitus
2004). Jika terjadi perdarahan maka tentu terjadi kerusakan pada pembuluh darah dan
4. Rasa nyeri
Rasa nyeri timbul bila sel kanker sudah mencapai ujung syaraf daerah
pinggul, atau syaraf yang menuju ke kaki, ke tulang belakang. Rasa nyeri juga dapat
8
timbul karena adanya infeksi sekunder yang diakibatkan adanya luka pada serviks
(Hartono, 2004).
Gejala ini disebabkan karena adanya penyebaran dari sel ganas ke berbagai
alat tubuh yang lain, baik penyebaran langsung, lewat pembuluh darah atau lewat
Gejala yang timbul misalnya : kencing sakit, tidak bisa kencing, ngompol atau
kencing darah, terjadi bila sudah ada penyebaran ke kandung kencing atau saluran
kencing. Sukar berak, berak berdarah atau beraknya lewat kemaluan bila kanker
sudah menjalar ke jalan BAB. Timbul gejala kuning bila sudah menjalar ke hati,
batuk darah atau sesak nafas bila menjalar ke paru, terjadi kelumpuhan bila menjalar
bening menuju 3 arah yaitu :1) ke arah fornises dinding vagina,2) ke arah corpus
Perjalanan penyakit kanker serviks lama tetapi terus progresif, yang dibagi
Pada stadium ini belum ada gejala dari penyakit kanker, tetapi sudah terdapat
kelainan dari jaringan yang bila dibiarkan saja akan menjadi kanker.
Pra kanker serviks disebut Neoplasma Intraepitelial Servikal (NIS), merupakan cikal
9
bakal kanker serviks terdiri dari : NIS 1 (displasia ringan), NIS 2 (displasia sedang),
Keadaan ini dapat diketahui dengan pemeriksaan pap smear atau kolposkopi,
dapat diobati dengan cara mudah dan murah sehingga tidak terus berlanjut menjadi
kanker serviks.
keganasan tetapi belum memberikan keluhan pada penderita dan belum dapat
diketahui bila dilakukan dengan pemeriksaan klinik biasa. Pada kanker serviks
2004).
Tabel 2.1
semakin baik hasil dari pengobatan, lebih baik lagi dapat ditemukan dalam fase pra
menjadi kanker, cara penanganannya jauh lebih sederhana dan murah dibandingkan
1. Pap smear.
Cara ini dilakukan di puskesmas sampai di kota besar, sangat berguna untuk
dilakukan ibu-ibu terutama yang masuk golongan resiko tinggi untuk diperiksa secara
teratur.
2. Biopsi
3. Kolposkopi
Melihat keadaan serviks dengan alat optik dengan pembesaran tertentu untuk
lebih jelas dan lebih tepat kelainan yang ada, juga untuk melakukan biopsi lebih tepat
4. Konisasi
1. Tahap operasi
2. Tahap penyinaran
penyinaran eksternal.
stadium penyakit, jenis sel ganas, kondisi fisik maupun psikis penderita, macam
1. Complete respons
Reaksi yang sempurna, di mana penderita dalam jangka waktu tertentu tidak
2. Partial respons
diteruskan.
3. No respons
4. Progressive disease
Tidak hanya tidak ada reaksi terhadap pengobatan tetapi penyakit tetap
berjalan terus.
12
Pada kawin muda sperma yang pertama kali mengenai serviks mempunyai
Usia menikah
Paritas
Umur
Kanker serviks
Ganti-ganti pasangan
perokok
HPV no 16 dan 18
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Penyebab pasti dari kanker serviks belum diketahui banyak teori yang
kanker (bahan karsinogenik), penyakit kelamin, gizi jelek, kebersihan dan lain-lain.
Teori yang paling banyak dianut sampai saat ini, sebagai penyebab adalah infeksi
13
HPV 16, 18 (Human Pappiloma Virus) dan HSV (Herpes Simplex Virus) yang
didapatkan kelompok wanita yang mempunyai resiko lebih tinggi menderita kanker
serviks dibandingkan wanita lain, disebut kelompok resiko tinggi (high risk group)
yaitu :1) wanita dengan umur di atas 40 tahun,2) wanita dengan banyak anak,3)
wanita yang kawin pada usia muda atau yang mulai kegiatan seks pada usia muda,4)
keadaan sosial ekonomi yang rendah,5) golongan wanita tuna susila, wanita-wanita
yang berganti partner seks,6) adanya penyakit kelamin,7) adanya infeksi virus tipe
2.5.1 Ada hubungan antara usia menikah dengan kejadian kanker serviks.
BAB 3
METODE PENELITIAN
control bedasarkan status paparannya (Bisma Murti : 111 112). Kasus penelitian ini
adalah kejadian kanker serviks di RS Dr. Soeroto Ngawi dengan paparan usia menikah
dan paritas.
E+
D+
E-
E+
D-
E-
15
Keterangan
D + : mengalami penyakit
D : tidak mengalami
Gambar 3.1
dilakukan dalam penelitian yang akan ditulis dalam bentuk kerangka alur
Populasi
Pengumpulan data
Kasus
Kontrol
Usia menikah
Usia menikah
Paritas
Paritas
Laporan
Publikasi
1.12 Populasi
(Notoatmodjo, 2002). Populasi penelitian ini adalah data rekam medik semua
17
penderita kanker serviks sebanyak 65 dan semua ibu bersalin normal sebanyak 226 di
3.1.1 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
ini adalah sebagian dari populasi penderita kanker serviks (65) dan seluruh ibu
random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dan setiap
anggota atau unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
memberi nomer dari seluruh data kanker serviks, kemudian diambil secara
seluruh data ibu melahirkan, kemudian diambil secara acak sebanyak .........
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
(Nursalam, 2003:102). Variabel bebas penelitian ini adalah usia menikah dan paritas.
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2003). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian kanker serviks.
> 16 tahun.
Paritas Data sekunder dari RM 1. : berisiko > 2 Nominal
RSUD Ngawi jumlah berapa 2. : tidak berisiko
kali wanita melahirkan. 2.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
2003). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari status pasien
Instrumen pada penelitian ini adalah chek list yaitu suatu daftar pengecek,
1. Editing
2.Coding
proses pengolahan data. Variabel umur berisiko < 16 tahun diberi kode 3,
Umur tidak berisiko > 16 tahun diberi kode 2, variabel paritas anak >2
Tabel 3.2
Tabel data
No responden Kasus dan kontrol Paritas Usia menikah
3. Tabulating
Tabulating data setiap penyebab kanker seviks di tabulasi dalam bentuk table
kontigensi yaitu sel-sel yang terjadi karena perpotongan antara dua alternatip dari
+ a b a+b
- c d c+d
dua responden (Arikunto, 2006). Untuk proses analisa ini digunakan bantuan
Tabel 3.3
Tabel kontigensi
F a k to r r e s ik o
Keterangan:
2 N (AD - BC)
X =
(A+B) (B+C) (A+C) (B+D)
Keterangan :
A :
B :
C :
21
D :
X :
N :
a / b ad
O R = =
c / d bc
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Hartono Poedjo, 2004. Kanker Leher Rahim, Surabaya: Lab/SMF Obstetri dan
Ginekologi FK Unair/RSUD dr Soetomo.
23
ID, 2002. Kanker Mulut Rahim, Momok Semua Wanita, (On Line), http : //
www.Media Indonesia.com.
Riono Yohanes, 1999, Kanker Leher Rahim, Dept of Surgery Holywood Hospital.
Soedoko Roem, 2004. Hidup Sehat Menanggulangi Kanker, Surabaya: PKTP RSU
dr. Soetomo/Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Sudjana, Nana , 1999, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah - Makalah - Skripsi - tesis
- Disertasi, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukardja I Dewa Gede, 1995. Deteksi dini dan Diagnosis kanker leher rahim,
Surabaya: Tim kanker FK UNAIR/RSUD dr.Soetomo.
Sukardja I Dewa Gede, 2000. Onkologi klinik, Surabaya: Airlangga University Press.
Team Uji Coba PKTP, 1995. Terapi Pembedahan pada Pra Kanker dan Kanker
Leher Rahim, Surabaya.
Wiknjosastro Hanifa, 1999. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo