Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan

System saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses berbagai informasi,


memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel.
Bahkan ubur-ubur dan cacing, yang merupakan hewan tingkat rendah dan sederhana ,
memiliki bentuk sederhana dari system saraf ini. Terdapat dua jaras saraf utama yang
menyampaikan informasi sensorik dari reseptor perifer ke korteks serebri.Masing-masing
jarad terdiri dari tiga neuron.sensasi posisi dan vibrasi dihantarkan oleh jarad yang
melibatkan kolumna posterior medula spinalis.di sini impuls dari reseptor berjalan melalui
neuron sensorik primer ke medula spinalis,memasuki radiks dorsalis.proses sentral dari
neuron yang sama naik di kolumna posteroir ke batang otak.hanya pada titik ini informasi
menyilang ke sisi lain sistem saraf melalui neuron kedua setelah bersinaps di
medula.neuron ketiga berproyeksi dari talamuske korteks serebri(lobus parietal)

Saraf Tungkai

Otot superfisial anterior

Tibialis anterior,otot superfisial tebal dan besar yang terletak di sisi lateral dari tepi
superfisial tibia(tulang kering).persarafannya yaitu saraf peroneal dalam(saraf lumbal l4
dan l5)

Ekstensor ibu jari kaki longus,otot pada sisi anterior tungkai di antara bagian tengah
tungkai dan ibu jari kaki.persarafannya saraf peroneal dalam(saraf lumbal l5,saraf sakral
s1)

Ekstensor jari kaki longus,bagian anterior lateral tungkai,terletak di sisi lateral tibialis
anterior.persarafannya saraf peroneal dalam(saraf lumbal 15,saraf sakral s1)

Peroneus tersier,otot kecil terletak antara sisi inferior fibula lateral dan kaki adalah bagian
lateral bawah ekstensor ibu jari kaki longus.persarafannya saraf peroneal superfisial(saraf
lumbal l4 dan l5 saraf sakral s1)

1
Otot superfisial lateral

Peroneus longus,otot superfisial pada tungkai lateral antara tungkai superior dan
kaki.persarafannya saraf peroneal superfisial(saraf lumbal l4 dan l5,saraf sakral s1)

Peroneus brevis,otot pendek pada bagian inferior tungkai lateral terletak lebih dalam dari
peroneus longus tendon insersi melapisi malleolus lateral menuju kaki,persarafannya saraf
superfisial peroneal(saraf lumbal l5,saraf sakral s1 dan s2)

Otot superfisial posterior

Gastroknemius,otot betissuperfisial berkepala dua,terletak antara bagian bawah paha dan


tumit menyilang pada dua persendian membentuk tonjolan besar pada betis
atas.persarafannya saraf tibial(saraf lumbal l4 dan l5,saraf sakral s1 dan s2)

Soleus,otot betis yang besar dan lebar terletak di bawah gastroknemius,terletak antara
tungkai superior dan tumit,bersilangan hanya pada persendian di pergelangan
kaki.persarafannya saraf tibial

Plantaris,otot betis dengan badan otot kecil di dekat dua kepala gastroknemius tendon
ramping panjng yang merentang sampai tumit mungkin tidak selalu ada.persarafannya
saraf tibial

Otot dalam posterior

Popliteus,otot triangular tipis dan pipih pada belakang lutut terletak lebih ke dalam dari
kepala gastroknemius.persarafannya saraf tibial

Tibialis posterior,otot panjang lebih di dalam dari soleus,terletak di sepanjang permukaan


lateral tibia di belakang tibialis anterior.persarafannya saraf tibial

Fleksor ibu jari kaki longus,otot lateral dalam di sepanjang fibula bawah tendon melintang
di belakang pergelangan kaki,berkelok-kelok di balik malleolus medial dan memanjang
ke dasar telapak kaki sampai ujung ibu jari kaki.persarafannya saraf tibial

2
Fleksor jari kaki longus,otot medial tipis di sepanjang tibia,tendon insersi membentang di
balik malleolus medial,melewati telapak kaki secara melintang,dan terbagi menjadi empat
bagian,masing-masing ke setiao sisi lateral dari empat jari kaki.persarafannya saraf tibial.1

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambung gabungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal
dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentaransmisi
suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam 3 cara:

Input sensorik, sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang
terletak ditubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor visceral}.
Aktivitas integrative. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar
di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,yg kemudian akan
menginterprestasik dan mengintegrasi stimulus,sehingga respons terhadap infomasi bisa
terjadi Output motorik, impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang
sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.1

Sistem persyarafan dibagi menjadi dua bagian: sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf
perifer. SSP terdiri atas otak di dalam tengkorak dan medulla spinalis, yang menjalar di
dalam kolumna vertebra dan memanjang ke otak. Pusat komunikasi di dalam SSP dan
berbagai saluran saraf memungkinkannya respons sadar atau tidak sadar terhadap
stimulus sendoris. Sistem saraf perifer dibentuk dari network saraf dan organ-organ
pengindra yang mendapat informasi dari seluruh tubuh dan meneruskannya ke otak.

Secara fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi sitem aferen dan sistem eferen.

Sistem aferen (sensorik)

3
Reseptor sensorik berperan untuk mentransduksikan stimulus lingkungan menjadi impuls
saraf. reseptor ini dapat diklasifikasi berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi
ujung reseptor. Jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada-
tidaknya lapisan pada ujung reseptor.

Sumber (lokasi) sensasi

Eksteroseptor sensitive terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak pada atau
di dekat permukaan tubuh; misalnya, sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu,
penciuman, penglihatan, serta pendengaran. 1

Proprioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga mencakup
reseptor ekuilibrum pada area telinga dalam. Jika distimulasi, bagian tersebuta kan
menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot, dan ekuilibrium.

Interoseptor (viseroseptor) dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ visceral
dan pembuluh darah yang memiliki inervasi motorik dari SSP. Contohnya adalah stimulus
yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti, ekskresi, dan sirkulasi.

Jenis sensasi yang terdeteksi

Mekanoreseptor sensitive terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran,


ekuilibrium, dan tekanan darah.

Termoreseptor sensitif terhadap perubhaan kerusakan jaringan.

Reseptor nyeri (nosiseptor) sensitive terhadap kerusakan jaringan. Semua reseptor


sensorik reseptor sensorik dapat berfungsi sebagai nosiseptor jika stimulusnya cukup kuat.

Fotoreseptor mendeteksi energy cahaya.

Kemoreseptor sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas darah, dan
glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indera pengecap dan penciuman.

Distribusi reseptor

Distribusi reseptor ada dua macam, yaitu pengindraan umum (mengacu pada informasi
dari tubuh sebagai satu kesatuan) dan penginderaan khusus (mengacu pada organ indera
yang terletak dalam kepala).

Ujung reseptor sensorik, biasanya terbagi menjadi dua jenis.

4
Ujung saraf bebas, tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit, jaringan ikat,
dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan, dan suhu. 1

Unjung saraf berkapsul, terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak di kulit,
otot, tendon, persendian, dan organ tubuh. Macam-macam reseptor berkapsul:

Korpuskel pacinian, mendeteksi stimulus dan tekanan vibratori. Korpuskel ini banyak
terdapat pada jari tangan, genitalia eksternal, dan payudara.

Korpuskel meissner dan diskus merkle, mendeteksi sentuhan.

Korpuskel ruffini, responsive terhadap tegangan di sekitar jaringan ikat dan memantau
tekanan. Korpuskel ini ditemukan terutama pada permukaan plantar kaki.

Ujung bulbus Krause, tipis berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap tekanan
sentuhan, kesadaran akan posisi dan kesadaran akan gerakan.

Spindle neuromuscular, memantau tonus otot (regangan dan tegangan) dalam otot dan
organ tendon golgi memantau teganga dalam tendon. 1

Fungsi dan Mekanisme Saraf Sensorik

System saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses berbagai informasi,


memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel.
Bahkan ubur-ubur dan cacing, yang merupakan hewan tingkat rendah dan sederhana ,
memiliki bentuk sederhana dari system saraf ini . pada hewan-hewann yang paling
sederhana dan hanya bisa bergerak, makan, dan mengeluarkan kotoran ini, system yang
dimilikimungkin hanya terdiri dari satu atau dua sel saraf. Pada manusia, yang mampu
melakukan berbagai tugas komplek seperti berdansa, memasak, dan megikuti kursus
psikologi system saraf yang dimiliki mengandung miliaran sel. Para ilmuwan membagi
jaringan kerja yang rumit ini ke dalam dua bagian utama, yakni system saraf pusat dan
system saraf perifer.

System saraf perifer berfungsi menangani pesan yang masuk dan keluar dari
system saraf pusat.System saraf perifer meliputi semua bagian dari system saraf yang
terletak di luar otak dan saraf tulang belakang, sampai saraf-saraf ujung jari tangan dan
kaki.System saraf perifer mencakup semua bagian system saraf yang terletak di luar otak
dan saraf tulang belakang (saraf sensorik dan saraf motoric).System saraf perifer terdiri
5
dari 43 pasang saraf yang menghubungkan informasi dari dan ke system saraf pusat (12
pasang saraf kranial dalam kepala memasuki otak secara langsung dan 31 pasang saraf
tulang belakang masuk ke dalam tulang belakang melalui celah antara tulang belakang
tersebut). Para ilmuwan, membagi system saraf perifer ke dalam 2 bagian, yakni: system
saraf somatic dan system saraf otonomik. System saraf motoris sering disebut juga system
saraf skeletal, terdiri dari saraf-saraf yang berhubungan dengan reseptor-reseptor
sensorik.System saraf otonomik berfungsi untuk mengatur fungsi pembuluh darah,
kelenjar, dan organ internal seperti kandung kemih, perut, dan jantung. System saraf
otonomik dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni system saraf simpatik dan system saraf
parasimpatik..kedua bagian ini bekerja saling bekerja sama secara berlawanan, untuk
membuat tubuh mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. System saraf
simpatik adalah bagian dari saraf otonomik yang menggerakkan sumber daya dalam tubuh
dan meningkatkan pengeluaran energy selama kondisi emosi dan stress. Sedangkan
system saraf parasimpatik adalah bagian dari saraf otonomik yang bekerja ketika
seseorang berada dalam kondisi santai; system saraf ini juga berfungsi melestarikan
energy.2

Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi


suaturangsang.Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi
tubuh.Sistem ini dapat juga di maknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.Dalam
sensorik kita mengenal istilah reseptor.Reseptor merupakan sel atau organ yang berfungsi
menerima ransang atau stimulus.Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan
berbagai bentuk energi di lingkungan dalam serta luar.Setiap reseptor sensoris
mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan metranduksi energi fisik ke dalam
sinyal (impuls) saraf.Menurut letaknya, reseptor di bagi menjadi exteroseptor,
proprioseptor, interoseptor. Exteroseptor adalah perasaan tubuh permukaan (kulit) seperti
sensasi nyeri, suhu dan raba.Prorioseptor merupakan perasaan tubuh dalam seperti pada
otot, sendi dan tendo.Interoseptor adalah perasaan tubuh pada alat viscera atau alat-alat
dalam seperti jantung, lambung, usus.Menurut tipe dan jenis stimulus dibagi menjadi
mekanoreseptor, thermoreseptor, nociseptor, chemoreseptor dan photoreseptor.Pada
mekanoreseptor merupakan kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan
tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau
sentuhan.Letaknya di kulit, otot rangka, persendian dan organ visceral. Contoh
reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini
(untuk sentuhan kasar dan tekanan). Chemoreseptor merupakan reseptor sensorik untuk

6
mendeteksi ransang kimiawi seperti bau-bauan yang di terima oleh sel reseptor pengecap
di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen,
osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di
hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah. Pada sistem sensorik terdiri dari
jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik. Untuk rasa permukaan seperti rasa
nyeri, raba, tekan dan juga suhu maka sinyal di terima oleh reseptor dan di bawa ke
ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis dan
berganti menjadi neuron sensoris ke-2, lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis
membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus. Pada saat menuju
thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 dan di lanjutkan menuju korteks
somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parientalis). Untuk rasa dalam
seperti rasa sendi, otot dan tendo maka sinyal di terima reseptor menuju ganglion spinale
dan radiks posterior medulla, lalu naik menuju funiculus grasilis dan funiculus cuneatus
dan berakhir di nukleus Goll dan berganti menjadi neuron sensoris ke-2 dan arah
menyilang ke sisi lain medulla spinalis. Ketika menuju thalamus di otak, maka berganti
menjadi neuron sensoris ke-3 dan pada akhirnya menuju somatosensorik di gyrus
postsentralis (lobus parientalis).2

Jaras Sensorik

Modalitas dasar sensasi yang dinilai pada pemeriksaan klinis rutin adalah:

-sensasi posisi

-sensasi vibrasi

-raba dan tekanan

-suhu dan nyeri(nosisepsi)

Terdapat dua jaras saraf utama yang menyampaikan informasi sensorik dari reseptor
perifer ke korteks serebri.Masing-masing jarad terdiri dari tiga neuron.sensasi posisi dan
vibrasi dihantarkan oleh jarad yang melibatkan kolumna posterior medula spinalis.di sini
impuls dari reseptor berjalan melalui neuron sensorik primer ke medula
spinalis,memasuki radiks dorsalis.proses sentral dari neuron yang sama naik di kolumna

7
posteroir ke batang otak.hanya pada titik ini informasi menyilang ke sisi lain sistem saraf
melalui neuron kedua setelah bersinaps di medula.neuron ketiga berproyeksi dari
talamuske korteks serebri(lobus parietal)

Suhu dan nyeri dihantarkan oleh jaras traktus spinotalamikus di medula spinalis.di sini
neuron sensorik primer memasuki medula spinalis melalui radiks dorsalis.tetapi setelah
bersinaps di medula spinalis informasi akan diteruskan ke talamus melalui traktus
spinotalamikus kontralateral,neuron sensorik kedua yang melintas di atau antara beberapa
segmen medula spinalis di atas segmen tempat maduk neuron ketiga adalah
talamokortikal.

Sensasi raba dan tekan naik di medula spinalis melalui lebih dari satu jaras,baik di
anterior dan posterior.jadi kolumna posterior terutama mengantar informasi sensorik
tanpa menyilang,sementara pada traktus spinotalamikus,informasi menyilang.perbedaan
ini menjelaskan disttibusi defisit sensorik pada penyakit medula spinalis.3

Kategori reseptor nyeri

Terdapat tiga kategori reseptor nyeri, atau nosiseptor. Nosiseptor mekanis berespons
terhadap kerusakan mekanis, misalnya tersayat, terpukul, atau cubitan. Nosiseptor suhu
berespons terhadap suhu ekstrim, terutama pana. Nosiseptor polimodal yang bersepons
sama kuat terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan
yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera. Karena manfaatnya untuk kelangsungan
hidup maka nosiseptor juga tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau
berulang.4

Terdapat dua jenis rasa nyeri yaitu rasa nyeri lambat dan cepat. Rasa nyeri cepat dapat
dirasakan 0,1 detik setelah stimulus nyeri dikenakan, manakala rasa nyeri lambat
dirasakan hanya setelah 1 detik stimulus diberikan dan sensasinya terasa semakin
meningkat setelah beberapa detik atau menit. Dalam erti kata lain, nyeri cepat juga bisa
disebut sebagai nyeri tajam, nyeri akut dan nyeri listrik. Sensasi ini dapat dirasakan
apabila kulit tertusuk jarum, dibelah pisau atau dibakar. Rasa nyeri lambat pula disebut
dalam nama lain sebagai nyeri kronis, nyeri berdenyut dan lain-lain. Rasa nyeri ini
biasanya berhubung rapat dengan destruksi jaringan (kulit, jaringan dalam atau organ) dan

8
bisa menyebabkan seseorang pasien itu menderita kesakitan dalam waktu jangka masa
yang panjang .4

Tabel 2. Karakteristik Nyeri.5

Nyeri Cepat Nyeri Lambat


Terjadi pada stimulasi nosiseptor mekanis dan Terjadi pada stimulasi nosiseptor polimodal
suhu
Disalurkan oleh serat A-delta halus bermielin Disalurkan oleh serat C halus tak bermielin
Menimbulkan sensasi tajam menusuk Menimbulkan sensasi tumpul, panas, pegal
Mudah diketahui lokasinya Lokasinya tidak jelas
Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap lebih lama; lebih
baik menyenangkan

Jaringan Saraf

Sistem saraf mencakup seluruh massa jaringan saraf dalam tubuh.fungsi dasar dari sistem
saraf yang menurun kepada yang lain adalah komunikasi ia tergantung pada sifat kimiawi
dan listrik khusus dari sel-sel saraf dan cabang-cabang sel yang panjang.sifat-sifat ini
mencerminlan dua ciri fundamental protoplasma yaitu kemampuan bereaksi dengan
secara bertingkat terhadap rangsang fisik atau kimiawi dan konduktivitas,yaitu
kemampuan menghantar dengan cepat dari satu tempat ke temapt yang lain.

Setelah menerima rangsang dari luar atau dalam tubuh bentuk dan aliran energi
rangsang ditranduksi oleh struktur khusus,yaotu reseptor menjadi potensial listrik yang
pada gilirannya membangkitkan rangsang saraf.deretan impuls ini kemudian dengan cepat
diteruskan ke pusat-pusat saraf,tempat mereka membangkitkan pola aktivitas tambahan
dalam sel saraf lain yang menimbulkan sensasi atau respon motoris.dengan cara ini
organisme bereaksi terhadap kejadian di sekitar atau di dalamnya dan mengkoordinasi
fungsi organnya.lagipula sistem saraf membangkitkan rangsang sendiri.jadi terdapat
aktibitas endogen selain kemampuan berespon terhadap rangsang.ciri-ciri ini merupakan
9
dasar struktual dan kimiawi dari pengalaman sadar merupakan mekanisme bagi kelakuan
dan pengaturannya.dan mempertahankan sifat-sifat ini secara keseluruhan didefinisikan
sebagai kepribadian.

susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinal dan mengandung sel-sel saraf
atau neuron dan sel-sel penyokong disebut neuroglia.impuls saraf keluar masuk SSP
melalui cabang neuron panjang disebut akson .susunan saraf tepi terdiri atas cabang-
cabang ini yang berjalan dalam saraf kranial dan spinal dan kelompok neuron di luar
terkait yang dikenal sebagai ganglia.fungsi semua bagian tubuh diintegrasi oleh sistem
ini.meskipun terdapat perkecualian pada respon saraf setempat tertentu.sentralisasi adalah
prinsip terpenting dari organisasi neural.

fungsi komunikatif neuron tidak hanya tergantung pada iribilitas dan konduktivitasnya
namun juga pada struktur.sifat integratif,dan hubungannya,selain pada senyawa kimiawi
yang dibuta dan disampaikannya ke neuron lain otot atau kelenjar.subtansi neuroaktif ini
ada tiga jenisnya:neurotransmiter yang bekerja cepat dan setempat untuk mengubah
aktivitas sel-sel sasaran neuromodulator,yang mengatur,namun umumnya tidak secara
langsung mempengaruhi neuotransmisi dan neurohormon,yang pengaruhnya lambat dan
luas.biasanya melalui cairan ekstrasel atau darah.neuron yang mengahasilkan
neurohormon jadinya mirip sel dari sistem endokrin.produk sekresinya dilepaskan dari
terminalis akson ke dalam ruang perivaskuler,diangkut ke dalam lumen pembuluh darah
dan dibawa darah ke jaringan dan organ jauh.memang studi tentang saling pengaruh
mempengaruhi antara sistem saraf dan sistem endokrin telah digabung dalam bidang
neuronendokrinologi.dan dengan dijelajahinya interaksi antara otak dan tubuh,muncullah
bidang neuromunologi.6

Sistem Saraf Pusat

Susunan sistem syaraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis. Dibentuk oleh
substansia alba dan substansia grisea (substansia kelabu). Pada substansia grisea terletak
terletak perikarion dan serat saraf tak bermielin. Dalam keadaan segar bagian ini bewarna
abu-abu. Sedangkan substansia alba terdiri atas akson bermielin yang dalam keadaan
segar bewarna putih karena adanya myelin dan dendrite. 7,8

10
Susunan saraf pusat berfungsi untuk menerima dan mengintegrasikan semua rangsang
yang diterima dari luar tubuh (eksteroseptif) dan dari dalam tubuh (interoseptif) melalui
reseptor-reseptor tertentu. Rangsang yang diterima oleh reseptor diubah menjadi impuls
saraf dan diteruskan ke Sistem saraf perifer (SSP). Oleh SSP impuls saraf ini kemudian
diterima, diolah dan diintegrasikan. SSP kemudian menjawab impuls yang diterima
tersebut dan akan mengirim impuls jawaban ke organ-organ efektor seperti otot, kelenjar,
dan sebagainya. Impuls yang diterima juga dapat disimpan sebagai memori untuk waktu
selanjutnya dan dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan.7

Secara histologi susunan saraf pusat terdiri atas komponen-komponen yaitu,

Neuron yang pada medulla spinalis terletak di substansia grisea, sedangkan didalam otak
letaknya di lapisan permukaan korteks serebri (juga daearah substansia grisea) dan
dibagian dalam otak yaitu di nukleus (kumpulan neuron dengan fungsi khusus). Neuroglia
yang merupakan sel-sel penyokong sel-sel saraf. Serat saraf yang merupakan akson yang
panjang dengan atau tanpa mielin. Dan struktur tambahan yang membantu atau
memelihara, melindungi sel saraf yang terdapat di dalam SSP seperti pembuluh darah,
cairan serebro-spinal, selaput otak, dan sebagainya.8

Mekanisme Vitamin Neurotropik

Vitamin neurotropik atau yang biasa disebut vitamin vitamin B1 (tiamin), vitamin B6
(piridoksin), vitamin B12 (kobalamin) yaitu vitamin yang akan membantu perbaikan
fungsi-fungsi syaraf dan berfungsi sebagai zat pengantar dalam metabolisme tubuh.

Vitamin B1 (Tiamin)

Vitamin ini berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat dan juga menormalkan aktivitas
saraf. Vitamin ini larut dalam air, dan dalam metabolisme karbohidrat menjadikan gula
yang lebih sederhana dan dapat digunakan sebagai bahan bakar energi tubuh. Tiamin ini
juga diperlukan untuk membuat kerja jantung menjadi normal, membuat kerja otak baik,
dan juga seperti yang lelah di sebutkan, menormalkan fungsi saraf tubuh.

11
Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B6 adalah suatu vitamin yang larut air dan termasuk dalam golongan vitamin B
kompleks. Piridoksal fosfat (PLP) adalah bentuk aktifnya dan merupakan kofaktor dalam
berbagai reaksi metabolisme asam amino, termasuk diantaranya proses transaminasi,
deaminasi, dan dekarboksilasi. Di dalam tubuh, vitamin B6 memiliki fungsi yang sangan
penting yakni dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu
tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi
sel darah merah, untuk membantu protein, membantu keseimbangan hormon seks, anti-
depresi dan diuretic alami, membantu mengendalikan reaksi alergi.

Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut dalam air. Fungsinya mengubah karbohidrat,
protein dan lemak menjadi energi, menjaga sel darah merah tetap sehat, melindungi sel
saraf, mencegah penyakit jantung, dan mencegah penyusutan otak yang dapat
menyebabkan daya ingat menurun.9

Penutup

Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi


suaturangsang.Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi
tubuh.Sistem ini dapat juga di maknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.Dalam
sensorik kita mengenal istilah reseptor.Reseptor merupakan sel atau organ yang berfungsi
menerima ransang atau stimulus.Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan
berbagai bentuk energi di lingkungan dalam serta luar.Setiap reseptor sensoris
mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan metranduksi energi fisik ke dalam
sinyal (impuls) saraf.Menurut letaknya, reseptor di bagi menjadi exteroseptor,
proprioseptor, interoseptor. susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinal dan
mengandung sel-sel saraf atau neuron dan sel-sel penyokong disebut neuroglia.impuls
saraf keluar masuk SSP melalui cabang neuron panjang disebut akson .susunan saraf tepi
terdiri atas cabang-cabang ini yang berjalan dalam saraf kranial dan spinal dan kelompok
neuron di luar terkait yang dikenal sebagai ganglia.fungsi semua bagian tubuh diintegrasi
12
oleh sistem ini.meskipun terdapat perkecualian pada respon saraf setempat
tertentu.sentralisasi adalah prinsip terpenting dari organisasi neural.

Daftar Pustaka

1.Sloane E,Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula,EGC 2004:149-1,154,184.

2.Anderson PD. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Jakarta: EGC.h.101.

3.WadeC&TavrisC.Psikologi.Jakarta:Erlangga;2005.h.113-4

4.Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: EGC. 2012.h. 208-9.

5.Universitas Sumatera Utara. Nyeri. 16 Januari 2014. Diunduh dari


http://www.gobookee.org/ebook/bab-2-tinjauan-pustaka-2-1-nyeri-3at4h4/, 24 April 2015

6.Blomm.Buku Ajar Histologi.EGC 2002:277

7.Jusuf AA, Antarianto RD. Aspek Histologis dalam Neurosains. FKUI; Departemen
Histologi: 2009. h.19-26.

8.Junquiera LC, Carneiro C. Basic histology text and atlas. 11th ed. Mcgraw-hill; 2005.

9.Hincliff S.Kamus Keperawatan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;1999.

13

Anda mungkin juga menyukai