Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Stem Sel

Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan


aplikasinya diklinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik
yang mungkin membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca
yang berasal dari embrio (embryonic stem cells). Tanggal 12 Pebruari 2004 sejumlah
peneliti di Korea telah mengumumkan pembuatan stem cell manusia pertama dengan
cara transplantasi sel somatik. Walaupun pernyataan ini kemudian ditarik kembali
dengan alasan manipulasi data atau perilaku tidak etis para penelitinya, hal ini telah
mendorong para peneliti untuk menggiatkan penelitian sel punca dan pengkolnan
embrio guna pemakaian dalam pengobatan penyakit-penyakit degeneratif. Penelitian
dengan menggunakan embrio dan pengklonan embrio telah menyulut kontroversi dan
menjadi bahan perdebatan dibanyak negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Swedia
dan sebagainya.1

Aplikasi atau Penggunaan Kultur Stem Cell


Stem cells dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cells adalah sebagai terapi gen. Stem
cells khususnya hematopoetic stem cells digunakan sebagai pembawa transgen
kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya apakah stem cells ini
berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya sifat self
renewing pada stem cell menyebabkan pemberian stem cells yang mengandung
transgen tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoetic stem cells juga
dapat berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel sehingga transgen tersebut dapat
menetap diberbagai macam sel.2
Selain terapi gen, penggunaan kultur stem cell juga berguna untuk terapi sel
(cell based therapy). Dimana stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di
cawan Petri. Sifat ini dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells
yang akan ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-
penyakit tertentu tanpa mengganggu organ tubuh.3

Penggunaan Stem Cell untuk Pengobatan Penyakit


Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk
menggunakan stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cells
untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy (CBT). Prinsip terapi
adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada organ yang rusak. Tujuan dari
transplantasi stem cells ini adalah mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel baru yang sehat pada jaringan atau organ tubuh pasien, menggantikan sel-sel
spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-sel baru yang
ditranspalantasikan.4
Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan
menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast,
fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan
jaringan yang rusak. Sel stem dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan
dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan
kontroversi etika.5

Penggunaan Sel Punca Embrionik untuk Mengobati Cidera Pada Medula


Spinalis (Spinal Cord)
Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan hilangnya
fungsi neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara
melakukan remielinisasi . Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat
menghasilkan oligodendrosit yang kemudian dapat menyebabkan remielinisasi akson
yang rusak.6

Penggunaan Sel Punca Pada Penyakit Stroke


Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca mesenkim atau
mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum tulang autolog. Penelitian ini didasarkan
pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Mesenchymal stem cells
diperoleh dari aspirasi sumsum tulang. Setelah disuntikkan perifer MSC akan
melintas sawar darah otak pada daerah otak yang rusak. Pemberian MSC intravenous
akan mengurangi terjadinya apoptosis dan menyebabkan proliferasi sel endogen
setelah terjadinya stroke.1
Bioetika Pada Penelitian Stem Cells
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan sel punca embrionik (embryonic
stem cell) dalam bidang kedokteran amat besar, namun sumber sel punca embrionik
ini merupakan masalah etika yang perlu mendapat perhatian.
Berkembangnya penelitian stem cell dan penggunaan stem cell dalam upaya
untuk mengobati penyakit pada manusia akan mengakibatkan timbulnya masalah
dalam hal etik. Hal utama terkait dengan masalah etik adalah sumber stem cell
tersebut.
Isu bioetika utama dalam penelitian dan penggunaan stem cell adalah penggunaan
stem cell embrio terutama tentang sumber sel tersebut yaitu embrio. Sumber embrio
adalah hasil abortus, zigot sisa IVF (In Vitro Fertilitation) dan hasil pengklonan.
Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat
menimbulkan kontroversi. Hal ini terkait dengan isu awal kehidupan dan
penghormatan terhadap kehidupan. Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh
stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan dengan pengklonan manusia
yang ditentang oleh semua agama.7
Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio dan
menyebabkan embrio tersebut mati. Adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama
dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima
Perdebatan yang cukup ramai adalah mengenai status moral embrio, apakah
embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi
untuk menjadi manusia atau sebagai jaringan hidup tubuh lainnya. Lebih jauh lagi
apakah embrio yang berkembang dianggap sebagai mahluk hidup.
Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung
sendiri. juga menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan
ketimbang surplus zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian.
Sebaliknya ada juga yang berpendapat bahwa sisa itu harus dipelihara hingga zigot itu
mati.7,8

Daftar Pustaka
1. Saputra V, Dasar-dasar stem cell dan potensi apilkasinya dalam ilmu
kedokteran. Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 21-25
2. Wiliudiari W. Makalah stem sel. [Internet] 2015 [Diakses: 3 Januari 2017].
Tersedia di: http://www.academia.edu/8424525/makalah_stem_cell
3. Prayogo R, Wijaya MT, Kultur dan potensi stem cells dari darah tali pusat.
Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 26-28
4. Stem Active. Terapi stem sel. [Internet] 2015 [Diakses: 3 Januari 2017].
Tersedia di: http://stemactive.weebly.com/terapi-stem-cell.html
5. Setiawan B, Aplikasi teraupetik sel stem embrionik pada berbagai penyakit
degeneratif. Cermin Dunia Kedokteran 2006; 153: 5-8
6. Islam MS, Terapi sel stem pada cedera medulla spinalis. Cermin Dunia
Kedokteran 2006; 153: 17-19
7. Tadjudin MK, Aspek bioetika penelitin stem cell. Cermin Dunia Kedokteran
2006; 153: 9-12.
8. Tohir. Teknologi kesehatan embrionik stem sel. [Internet] 6 oktober 2015
[Diakses: 3 januari 2017]. Tersedia di: http://chyrun.com/teknologi-kesehatan-
embrionik-stem-cell/

Anda mungkin juga menyukai