Anda di halaman 1dari 13

TANDA-TANDA KALA I DAN II

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas
yang dibimbing oleh Dra. G. M. Sindharti, M. Kes

Oleh Kelompok 1:

1. Fajrian Dwi Anggraeni (1401460001)


2. Rosyada Nirmala (1401460021)
3. Sivi Trining Tyas (1401460038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN MALANG
SEPTEMBER 2015
TANDA-TANDA KALA I DAN II

A. Tanda-tanda Kala I
1. Pengertian Kala I Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi


( janin dan uri ) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui
jalan lahir atau dengan jalan lahir. Persalinan adalah proses dimana
bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Kala I Persalinan adalah kala pembukaan yang berlangsung


antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan
his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8
jam. Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap
dapat diperkirakan.

2. Tanda-tanda kala I persalinan:

a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak


karena robekan kecil pada servik.

c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)

Tanda-tanda kala I menurut (Sulistyawati & Nugraheny, 2010):


Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi pembukaan
serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menitselama 40
detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 10
cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8
jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks
membuka dari 3 10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif.
Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturien (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I
untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8
jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm
per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut
maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

3. Tujuan Kala I persalinan


a. Menjelaskan batasan persalinan

b. Menjelaskan batasan kala satu persalinan

c. Membedakan apakah ibu sudah inpartu atau belum

d. Memahami langkah-langkah esensial untuk melakukan


anamnesis rutin dan pemeriksaan fisik pada ibu yang sudah
inpartu.

e. Mengidentifikasi kapan ibu berada dalam fase aktif persalinan.

f. Memberikan asuhan sayang ibu selama kala satu persalinan.

g. Penggunaan partograf secara rutin dan tepat untuk


mendokumentasikan dan memantau kemajuan persalinan
serta kesehatan dan kenyamanan ibu dan bayi, penuntun
untuk membuat keputusan klinik dan deteksi dini masalah dan
penyulit.

h. Mengambil tindakan secara tepat sasaran dan waktu. Jika


terjadi penyulit dan perlu dirujuk, dapat dilakukan dengan
sesegera mungkin.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan pada serviks.

4. Fase-Fase kala I Persalinan

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his :


kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir
yang tidak lebih banyak daripada darah haid.

Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap


(pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.

Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :

A. Fase laten :

1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan


dan pembukaan serviks Secara bertahap.

2. Pembukaan serviks kurang dan 4 cm.

3. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.

B. Fase Aktif :

1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus urnumnya


meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika
terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).

2. Serviks membuka dan 4 ke 10 cm, biasanya dengan


kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap (10 cm).
3. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Fase aktif terbagi atas :

a. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm


b. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
c. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).

Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks


(cervical effacement) pada primigravida dan multipara :

a. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih


dahulu sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya,
sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.

b. Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu


daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar)

c. Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam)


dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :

a. Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30


detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo
terus meningkat.
b. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir

c. Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai


60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik.
Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :

a. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat


mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di
kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks,
dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding
dalam uterus.

b. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga


serviks menipis dan mendatar.

c. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan


menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran
cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

5. Hal-Hal Yang Tidak Dianjurkan Pada Kala I

Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk


melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin.

Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung


kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri. Alasan:
Kateterisasi menimbulkan rasa sakit, meningkatkan risiko infeksi
dan perlukan saluran kemih ibu.

Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu merasa
ingin buang air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam
untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan
oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Jika ibu belum siap
melahirkan, perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan.
Klisma tidak akan memperpendek waktu persalinan, menurunkan
angka infeksi bayi baru lahir atau infeksi luka pas capersalinan,
malahan akan meningkatkan jumlah tinja yang keluar selama kala
dua persalinan.

1. Pencegahan infeksi

Menjaga lingkungan yang bersih merupakan hal penting dalam


mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan
bayinya. Hal ini tergolong dalam unsur esensial asuhan sayang
ibu. Kepatuhan dalam menjalankan praktek-praktek pencegahan
infeksi yang baik juga akan melindungi penolong persalinan dan
keluarga ibu dan infeksi. Ikuti praktek-praktek pencegahan
infeksi yang sudah ditetapkan, ketika mempersiapkan persalinan
dan kelahiran. Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan
dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian yang bersih. Mencuci
tangan sesering mungkin. menggunakan peralatan stenil atau
disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan.
Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka
sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi
baru lahir. Alasan: Pencegalian infeksi sangat penting dalam
menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Upaya dan keterampilan dalam melaksanakan prosedur
pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong
persalinan terhadap risiko infeksi.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin bagi ibu yang sedang


bersalin.

Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan


memerlukan: anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama.
Pertama, sapa ibu dan beritahukan apa yang akan anda lakukan.
Jelaskan pada ibu tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jawab
setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu. Selama anamnesis dan
pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda penyulit atau gawat
darurat dan segera lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan.
Catat semua temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
seksama dan Iengkap. Kemudian jelaskan hasil pemeriksaan dan
kesimpulannya pada ibu dan keluarganya.

2. Anamnesis

Tujuan dan anamnesis adalah mengumpulkan informasi


tentang riwayat kesehatan dan kehamilan. Informasi ini
digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang sesuai.

B. TANDA-TANDA KALA II

Proses persalinan dibagi kedalam 4 kala :

1. Kala I persalinan adalah tahap dilatasi dimulai dengan awal kontraksi persalinan yang
teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks secara lengkap, tahap ini dapat dibagi
kedalam tiga fase, yaitu : fase laten, aktif dan transisi.
2. Kala II persalinan adalah tahap panggul dimulai dengan dilatasi serviks secara
lengkap dan diakhiri dengan pelahiran dan kelahiran bayi.
3. Kala III persalinan adalah tahap plasenta dimulai dengan kelahiran bayi dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta.
4. Kala IV persalinan adalah tahap pemulihan dimulai dengan kelahiran plasenta dan
berlanjut sampai 1 hingga 4 jam pertama pascapartum.

Berikut ini adalah table Kala I dan II persalinan :

Kala Definisi Durasi Aktifitas Uterus Perilaku Maternal


dan Manifestasi
Kala I (tahap Periode dari Bervariasi
dilatasi) kontraksi sesuai dengan
pertama fase dan paritas.
persalinan sejati
sampai dilatasi
serviks yang
lengkap.
Fase Laten Dimulai dari Sekitar 8,6 jam Ringan, sering Ibu bersalin
awal persalinan untuk nullipara kali kontraksi secara umum
sejati dan dan 5,3 jam tidak teratur merasa gembira,
berakhir dengan untuk multipara. setiap 5-30 waspada, banyak
awal persalinan menit, lamanya bicara/diam,
aktif, 0 sampai 10-30 detik, tenang/cemas,
3-4 cm. serviks menjadi dapat mengalami
lebih lunak dan kram abdomen,
tipis, dilatasi 0 nyeri punggung,
sampai 3-4 cm. pecah ketuban,
nyeri dapat
dikontrol dengan
baik, dapat
berjalan.
Fase aktif Dimulai dari Sekitar 4-6 jam Kontraksi uterus Ibu bersalin
awal persalinan untuk nullipara sedang sampai secara umum
aktif dan maju dan 2,4 jam kuat setiap 2-5 merasakan
ke fase transisi untuk multipara. menit, lamanya peningkatan
4-7 cm. 30-90 detik ketidaknyamanan
dilatasi serviks , berkeringat,
Fase transisi Dilatasi 8-10 untuk nulipara mual dan muntah,
cm. 1,2 cm/jam dan kemerahan,
untuk multipara gemetaran pad
1,5cm/jam, paha dan kaki,
begitu juga pada tekanan pada
fase transisi. kandung kemih
dan rectum, nyeri
punggung, pucat
disekitar mulut,
amnesia antar
kontraksi, fase
transisi mungkin
lebih
mencemaskan,
takut kehilangan
terkontrol,
berfokus pada diri
sendiri, mungkin
lebih sensitif,
terdapat desakan
untuk mengejan,
tekanan rektum.
Kala II (tahap Periode dari Sekitar 1 jam Kontraksi uterus Dapat mengalami
panggul) dilatasi serviks untuk nullipara kuat sekitar 2-3 penurunan rasa
lengkap sampai dan -1/2 jam menit, lamanya nyeri, tekanan
kelahiran bayi. untuk multipara. 45-90 detik, pada rectum,
tekanan perineum
intraabdomen menggembung,
dilakukan. desakan untuk
mengejan, sering
kali bersemangat,
dan tidak sabar,
suara merintih
dan terdengar
suara hembusan
nafas.

Menurut (Eka Anisa, 2003) tanda dan gejala pada kala II adalah sebagi berikut:

a. Klien mulai mengejan sesuai kemauannya, hal ini disebabkan oleh reflek ketika
kepala mulai menekan dasar perineum.
b. Mood wanita yang meningkatkan ketakutan, yang terjadi sejak kontraksi dimulai
makin meningkat, ia menjadi lebih serius dan mungkin tampak bingung oleh kekuatan
kontraksi.
c. Biasanya terdapat peningkatan show secara tiba-tiba yang lebih berwarna darah.
d. Klien mungkin menjadi semakin mudah marah dan tidak mau disentuh, ia mungkin
akan menangis jika diganggu.
e. Klien dapat muntah dan melaporkan bahwa ia merasa mual.
f. Wanita berpikir bahwa ia perlu buang air besar, gejala ini disebabkan oleh tekanan
kepala pada dasar perineum dan pada akhirnya menekan rectum.
g. Walaupun wanita mengatasi kontraksinya dengan sukses selama sebagian besar
persalinannya, ketidakpastian yang telah dialami sejak pembukaan serviks 6-8 cm
mengenai kemampuannya untuk mengatasi kontraksi dapat menjadi sangat besar ia
merasa frustasi dan tidak mampu menanganinya jika ditinggalkan sendirian.
h. Ketuban pecah dengan pengeluaran cairan ketuban, hal ini tentunya dapat terjadi
setiap waktu tetapi terjadi paling sering pada awal kala kedua.
i. Wanita pada saat ini mungkin mengatakan bahwa ia ingin dibuat tidur atau
menginginkan dilakukan seksio sesaria karena peningkatan nyeridan keinginan untuk
menyelesaikan persalinan. Kesadaran wanita sedikit berubah karena nyeri
konsentrasinya yang di paksakan dan kemungkinan pengobatan oleh karena itu setiap
latihan harus singkat dan eksplisit dan mungkin perlu diulangi pada tiap kontraksi.
Perawat juga harus tegas, tetapi lembut dalam mengatur pembatasan pada wanita
sehingga ia dapat menghemat energinya untuk kala dua. Pemukulan dan tangisan
yang berlanjut hanya menyebabkan keletihan dan wanita perlu bimbingan yang kuat
dari individu terlatih untuk membantunya mempertahankan control.
j. Perineum mulai membengkak dan orifisium anus mulai membuka. Ini adalah tanda
akhir tetapi tanda nomor 1,3,5, dan 7 terjadi tanda tersebut harus diperhatikan pada
setiap kontraksi. Hanya pemeriksaan per vagina atau keluarnya kepala yang dapat
mengonfirmasi kecurigaan tersebut dengan pasti.

Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk


memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak pada vulva dengan
diameter 5 6 cm. berikut ini adalah gejala utama kala II (Sulistyawati & Nugraheny, 2010):

a. His semakin kuat dengan interval 2 3 menit, dengan durasi 50 100 detik.
b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran,
karena tertekannya fleksus frankenhouser.
d. Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga terjadi
kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomochilon, berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka serta kepala seluruhnya.

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
pada punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan:
- Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, ditarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, dan curam keatas untuk melahirkan bahu belakang.
- Setelah bahu lahir, ketiak dikait melahirkan sisa badan bayi.
- Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekatilah:
Ibu merasa ingin meneran
Perineum menonjol
Ibu kemungkinan merasa ingin buang air besar
Vulva vagina dan sphincter anus membuka
Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR/POGI, 2007,Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Prawirohadjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

http://muhammadyaniishak.blogspot.co.id/2014/08/makalah-tahapan-persalinan-kala-i.html.
Diakses pada tanggal 6 September 2015

Mardella, Eka Anisa (Eds).2003. Keperawatan Maternitas (Kesehatan Wanita, Bayi, &
Keluarga). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sulistyawati, Ani & Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai