Untuk memenuhi tugas matakuliah Maternitas yang dibina oleh Ibu Dra. G. M.
Sindharti, M.Kes
Kelompok 9
Disusun Oleh:
2
merupakan penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tedak
adanya selaput ketuban seperti pada premature rupture of the membrane
(PRM), flora normal vagina yang ada bisa menjadi pathogen yang bisa
membahayakan baik pada ibu maupun janin. Morbiditas dan mortalitas
neonatal meningkat dengan makin rendahnya umur kehamilan.
Diagnosis
Diagnosis dari PRM dapat di ketahui melalui:
1. Anamnesis
Dari anamnesis pasien 90% sudah dapat mendiagnosa PRM secara benar.
Namun pengeluaran urine dan cairan vagina yang banyak sering kali disalah
artikan sebagai PRM/KPD.
2. Tentukan ada tidaknya infeksi
Tanda-tanda infeksi antara lain bila suhu ibu >38oC. janin yang mengalami
takikardi dimungkinkan mengalami infeksi intrauterine.
3. Pemeriksaan fisik kondisi ibu dan janin
Pemeriksaan inspekulo secara steril merupakan langkah pemeriksaan pertama
terhadap kecurigaan PRM/KPD. Pemeriksaan dengan speculum pada
PRM/KPD akan tampak keluar cairan dari orifisum uteri eksternum (OUE),
kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, pasien diminta untuk
batuk, mengejan, atau bagian terendah di goyangkan, akan tampak keluar
cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior. Cairan yang
keluar dari vagina perlu diperiksa warna, bau, dan pH nya. Cairan ketuban
yang keruh dan berbau menunjukkan adanya proses infeksi. Tentukan juga
tanda-tanda inpartu. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Mengenai
pemeriksaan dalam vagina dengan tocher perlu dipertimbangkan. Berikut
adalah table dari diagnosis cairan vagina:
Gejala dan tanda Gejala dan tanda kadang- Diagnosis
selalu ada kadang ada kemungkinan
Keluar cairan Ketuban pecah tiba-tiba Ketuban pecah dini
ketuban Cairan tampak di introitus
Tidak ada his dalam 1jam
Cairan vagina berbau Riwayat keluarnya cairan Amnionitis
Demam/menggigil Uterus nyeri
Nyeri perut Denyut nadi cepat
Perdarahan pervaginam
3
sedikit-sedikit
Cairan vagina berbau Gatal, keputihan, nyeri perut, Vaginitis/servisitis
Tidak ada riwayat disuria
ketuban pecah
Cairan vagina Nyeri perut, gerak janin Perdarahan
berdarah berkurang, perdarahan antepartum
banyak
Cairan berupa darah Pembukaan dan pendataran Awal persalinan
dan lendir serviks, ada his aterm atau preaterm
I Pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien ( A.Aziz Alimul h, 2000 )
1. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register , dan diagnosa keperawatan.
2. Riwayat Penyakit
5
- Posisi fetus tidak normal
- Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks yang
pendek
- Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiensi nutrisi.
c. Riwayat Kesehatan keluar : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang pernah hamil
kembar atau turunan kembar.
3. pemeriksaan fisik
- Abdomen
6
Golongan darah dan faktor Rh.
Rasio lesitin terhadap spingomielin (rasio US) : menentukan maturitas janin.
Tes Ferning dan kertas Nitrazine : memastikan pecah ketuban.
Utrasonografi : menentukan usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung janin,
dan lokasi plasenta.
Pelvimetri : identifikasi posisi jantung
III. Intervensi
7
jernih,hampir tidak pemerikasaan vagina bakteri dan
berwarna dan tidak kontaminasi pada
3. Anjurkan perawatan
berbau) vagina.
perineum setelah
eliminasi setiap 4 jam Menurunkan risiko
dan sesuai indikasi infeksi saluran
8
dapat meningkat
9. Dapatkan kultus
kemajuan persalian
darah bila gejala sepsis
dan menurunkan
ada.
resiko infeksi
Antibiotik dapat
melindungi
perkembangan
karioamnionitis
pada ibu berisiko.
Mendeteksi dan
mengidentifikasi
organisme
penyebab terjadinya
infeksi.
9
persalinan. cairan omnion dan yang lama
waktu pecahnya mengakibatkan
ketuban. cairan amnion
berwarna seperti
mekonium karena
4. Catat perubahan DJJ
rangsangan vagal
selama kontraksi.
yang
Pantau aktivitas uterus
merelaksasikan
secara manual atau
sfingter anus janin.
elektronik. Bicara pada Mendeteksi
ibu/pasangan dan beratnya hipoksia
berikan informasi dan kemungkina
tentang situasi tersebut. penyebab janin
rentan terhadap
5. Kolaborasikan untuk
potensi cedera
persiapan kelahiran
selama persalinan
dengan cara yang paling
karena menurunnya
baik atau dengan
kadar oksigen.
intervensui bedah bila
tidak terjadi perbaikan. Dengan penurunan
reabilitas mungkin
memerlukan
kelahiran seksio
caerasia untuk
mencergah cedera
janin dan kematian
hipoksia.
10
nyaman : nyeri b.d berkurang / nyeri Vital pasien. keadaan umum
ketegangan otot rahim. hilang . pasien.
Kriteria hasil :
2. Kaji skala nyeri (1-10)
- Tanda-tanda vital Untuk mengetahui
dalam batas normal. derajat nyeri pasien
-Pasien tampak 3. Ajarkan
dan menentukan
tenang/rileks. pasien teknik
tindakan yang akan
- Pasien mengatakan
relaksasi
dilakukan.
nyeri pada perut
berkurang. Untuk mengurangi
4. Atur posisi pasien
nyeri yang
5. Berikan lingkungan
dirasakan pasien.
yang nyaman dan
Untuk memberikan
batasi pengunjung.
rasa nyaman.
Untuk mengurangi
tingkat stress pasien
dan pasien dapat
beristirahat.
11
pasien. rasa nyaman dan
menurunkan
kecemasan pasien.
V. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan dan
kehendak yang dicapai.
12