Anda di halaman 1dari 12

PRM (Premature Rupture of the Membrane)/KPD (Ketuban Pecah

Dini) Beserta ASKEP

Untuk memenuhi tugas matakuliah Maternitas yang dibina oleh Ibu Dra. G. M.
Sindharti, M.Kes

Kelompok 9
Disusun Oleh:

Nurohaini Yulianingtyas (1401460012)


Nuning Hastuti W (1401460026)
Ilmyatus Sadiyah (1401460043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN MALANG
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
September 2015
Definisi
Ketuban pecah dini merupakan keadaan dimana ketuban pecah
sebelum ada tanda-tanda inpartu dan selanjutnya setelah ditunggu satu jam
belum juga mulai ada tanda-tanda inpartu (partus mulai). Sedangkan PRM
(premature/early rupture of membrane) merupakan kejadian dimana ketuban
pecah pada saat fase laten atau fase dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat, sampai pembukaan 3 cm.
Etiologi
Penyebab dari PRM/KPD ini masih belum diketahui dan tidak dapat
ditentukan secara pasti. Kemungkinan yang menjadi factor predisposisi
adalah:
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden
dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan PRM.
Penelitian menunjukkan infeksi sebagai penyebab utama ketuban pecah dini.
2. Tekanan intra urerin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
misalnya tumor, hidramnion, gamelli.
3. Serviks yang inkompetensia, analis servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan kuretase)
4. Kelainan letak, misalnya lintang. Kelainan letak ini mengakibatkan tidak ada
bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
5. Keadaan social ekonomi yang berhubungan dengan rendahnya kualitas
perawatan antenatal, penyakit menular seksual misalnya disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis dan Neischeria gonorhoe.
6. Factor lain :
Factor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu.
Factor multi graviditas, merokok dan pendarahan antepartum.
Defisiensi gizi dari tembaga dan vitamin C.
Komplikasi
Ada tiga komplikasi utama yang terjadi yaitu peningkatan morbiditas
dan mortalitas neonatal oleh karena prematuritas, komplikasi selama
persalinan dan kelahiran yaitu resiko resusitasi, dan yang ketiga adanya resiko
infeksi baik pada ibu maupu pada janin. Resiko infeksi, karena ketuban

2
merupakan penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tedak
adanya selaput ketuban seperti pada premature rupture of the membrane
(PRM), flora normal vagina yang ada bisa menjadi pathogen yang bisa
membahayakan baik pada ibu maupun janin. Morbiditas dan mortalitas
neonatal meningkat dengan makin rendahnya umur kehamilan.
Diagnosis
Diagnosis dari PRM dapat di ketahui melalui:
1. Anamnesis
Dari anamnesis pasien 90% sudah dapat mendiagnosa PRM secara benar.
Namun pengeluaran urine dan cairan vagina yang banyak sering kali disalah
artikan sebagai PRM/KPD.
2. Tentukan ada tidaknya infeksi
Tanda-tanda infeksi antara lain bila suhu ibu >38oC. janin yang mengalami
takikardi dimungkinkan mengalami infeksi intrauterine.
3. Pemeriksaan fisik kondisi ibu dan janin
Pemeriksaan inspekulo secara steril merupakan langkah pemeriksaan pertama
terhadap kecurigaan PRM/KPD. Pemeriksaan dengan speculum pada
PRM/KPD akan tampak keluar cairan dari orifisum uteri eksternum (OUE),
kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, pasien diminta untuk
batuk, mengejan, atau bagian terendah di goyangkan, akan tampak keluar
cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior. Cairan yang
keluar dari vagina perlu diperiksa warna, bau, dan pH nya. Cairan ketuban
yang keruh dan berbau menunjukkan adanya proses infeksi. Tentukan juga
tanda-tanda inpartu. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Mengenai
pemeriksaan dalam vagina dengan tocher perlu dipertimbangkan. Berikut
adalah table dari diagnosis cairan vagina:
Gejala dan tanda Gejala dan tanda kadang- Diagnosis
selalu ada kadang ada kemungkinan
Keluar cairan Ketuban pecah tiba-tiba Ketuban pecah dini
ketuban Cairan tampak di introitus
Tidak ada his dalam 1jam
Cairan vagina berbau Riwayat keluarnya cairan Amnionitis
Demam/menggigil Uterus nyeri
Nyeri perut Denyut nadi cepat
Perdarahan pervaginam

3
sedikit-sedikit
Cairan vagina berbau Gatal, keputihan, nyeri perut, Vaginitis/servisitis
Tidak ada riwayat disuria
ketuban pecah
Cairan vagina Nyeri perut, gerak janin Perdarahan
berdarah berkurang, perdarahan antepartum
banyak
Cairan berupa darah Pembukaan dan pendataran Awal persalinan
dan lendir serviks, ada his aterm atau preaterm

Pemeriksaan penunjang diagnosis antara lain:


a. Pemeriksaan laboratorium
Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa, ditandai dengan
berubahnya warna lakmus merah menjadi biru. Darah dan infeksi
vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Tes pakis. Dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan
Kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
b. Ultrasonografi
Pengukuran diameter biparietal, sirkumferensia tubuh janin, dan
panjangnya femur memberikan perkiraan umur kehamilan. Diameter
biparietal lebih besar dari 9,2 cm pada pasien nondiabetes atau plasenta
tingkat III, biasanya berhubungan dengan maturitas paru janin. Sonografi
dapat mengidentifikasi kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisasi
kantong cairan amnio pada amniosentesis.
c. Amniosentesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan
paru janin ( rasio L/S: fosfatidilgiserol; fosfatidilkolin jenuh). Pewarnaan
gram dan dihitung koloni kuantitatif membuktikan adanya infeksi
intrauterine.
d. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan awal
korioamnionitis. GAGAL:
Reaksi uterus tak ada
Tata Laksana Penanganan Kelainan letkep
KELAINAN Prolong
OBSTETRIlaten dan
Fetal distress
aktif fase
Ketuban
Letak pecah
sungsang
Fetal dini
distress
Letak lintang
Ruptura Utr imminen
HAMIL PREMATUR CPD Ternyata CPD
4
Observasi : Bed(Chepalopelvic
Obstetrik Hyst
MASUK RUMAH SAKIT:
Grandemulti INDUKSI INDIKASI
Temperatur Disproportion)
Antibiotika
Elderly primigravida Infeksi
Fetal distress KEHAMILAN
Batasi periksa
Infertilitas dalam BERHASIL:
waktu
Kortikosteroid Letak kepalavaginal
SEKSIO SESAREA Observasi
Persalinan tanda infeksi dan
obstruktif ATREM
Persalinan
fetal distress
ASUHAN KEPERAWATAN

I Pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien ( A.Aziz Alimul h, 2000 )
1. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register , dan diagnosa keperawatan.
2. Riwayat Penyakit

a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu datang dengan pecahnya ketuban sebelum


usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa komplikasi
b. Riwayat kesehatan dahulu:
- Adanya trauma sebelumnya akibat pemeriksaan amnnion
- Sintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual
- Kehamilan ganda, polihidramnion
- Infeksi vagina atau serviks oleh kuman streptokokus.
- Selaput amnion yang lemah/ tipis

5
- Posisi fetus tidak normal
- Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks yang
pendek
- Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiensi nutrisi.

c. Riwayat Kesehatan keluar : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang pernah hamil
kembar atau turunan kembar.

3. pemeriksaan fisik

a. Kepala dan leher


- mata perlu diperiksa dibagian sklera, konjungtiva
- hidung : ada atau tidaknya pembengkakan konkana salis. Ada atau tidaknya
hipersekresi mukosa
- mulut : gigi caries atau tidak, mukosa mulut kering, dan warna mukosa gigi
- leher berupa pemeriksaan JVP, KGB, dan tiroid
b. Dada
- Toraks
Inspeksi kesimetrisan dada, jenis pernafasan torako abdominal, dan tidak ada
retraksi dinding dada. Frekuensi pernafasan normal 16-24 kali/menit.
Palpasi : payudara tidak ada pembengkakan
Auskultasi : terdengan BJ 1 dan 2 di IC kiri atau kanan. Bunyi nafas normal
vasikular.

- Abdomen

Inspeksi : ada atau tidak bekas operasi striae dan linea


Palpasi : TFU, kontraksi ada atau tidak, posisi, kandung kemih penuh atau tidak.
Auskultasi : DJJ ada atau tidak
C. Genetalia
- Inspeksi : kebersihan, ada atau tidaknya tanda- tanda REEDA ( red, edema,
discharge, approximately) ; pengeluaran air ketuban ( jumlah,warna,bau) ; lendir
merah muda kecoklatan
- palpasi pembukaan serviks ( 0 sampai 4 )
- ekstrimitas edema, varises ada atau tidak
4. Pemeriksaan Diagnostik

Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia, infeksi.

6
Golongan darah dan faktor Rh.
Rasio lesitin terhadap spingomielin (rasio US) : menentukan maturitas janin.
Tes Ferning dan kertas Nitrazine : memastikan pecah ketuban.
Utrasonografi : menentukan usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung janin,
dan lokasi plasenta.
Pelvimetri : identifikasi posisi jantung

II. Diagnosis keperawatan

1. resiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan dengan prosedur


invasif,pemeriksaan,vagina berulang, dan ruptur membran amniotik.
2.Gangguan kerusakan pertukaran gas pada janin yang berhubungan dengan adanya
penyakit
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan ototrahim.
4. Kecemasan / ansietas b.d persalinan premature dan neonates berpotensi lahir
prematur.

III. Intervensi

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan criteria Intervensi Rasional


hasil

1 resiko tinggi Tujuan: Infeksi 1. Lakukan pemeriksaan Pemgulangan


infeksi maternal maternal tidak vagina awal, ulangi pemeriiksaan
yang berhubungan terjadi bila pola kontraksi vagina berperan
Kriteria hasil :
dengan prosedur atau perilaku ibu dalam insiden
Dalam waktu 3x24
invasif,pemeriksaa menandakan infeksi saluran
jam ibu bebas dari
n,vagina berulang, kemajuan. ansemdens
tanda tanda infeksi
dan ruptur
2. Gunakan tekhnik Mencegah
( Tidak demam,
membran
aseptik selama pertumbuhan
cairan amnion
amniotik.

7
jernih,hampir tidak pemerikasaan vagina bakteri dan
berwarna dan tidak kontaminasi pada
3. Anjurkan perawatan
berbau) vagina.
perineum setelah
eliminasi setiap 4 jam Menurunkan risiko
dan sesuai indikasi infeksi saluran

4. Pantau dan Pada infeksi, cairan


gambarkan cairan amnion menjadi
amniotik. lebih kental dan
kuning pekat serta
dapat terdeteksi
5. Pantau suhu, nadi,
adanya bau yang
perna[pasan, dan sel
kuat
darah putih sesuai
Dalam 4 jam
indikasi.
setelah membran
ruptur, insiden
6. Tekankan pentingnya kariomnionitis
mencuci tangan dengan meningkat secara
baik dan benar. progresif sesuai
dengan waktu yang
7. kolaborasi pemberian
ditunjjukkan
cairan oral dan
melalui TTV
parenteral sesuai
indikasi. Kolaborasi Mengurangi
pemberian enema nperkembangan
pembersih bula sesuai mikroorganisme
indikasi.
Meski tidak boleh
8. Kolaborasi pemberian
sering dilakukan,
antibiotok profiulaktik
namun evaluasi usu
bila diindikasikan

8
dapat meningkat
9. Dapatkan kultus
kemajuan persalian
darah bila gejala sepsis
dan menurunkan
ada.
resiko infeksi
Antibiotik dapat
melindungi
perkembangan
karioamnionitis
pada ibu berisiko.
Mendeteksi dan
mengidentifikasi
organisme
penyebab terjadinya
infeksi.

2 Gangguan kerusakan Tujuan : pertukaran 1, Pantau DJJ setiap 15 Takikardi dan


pertukaran gas pada gas pada janin 30 menit. bradikardi janin
janin yang berjalan normal. adalah indikasi dari
Kriteria hasil : Yang
berhubungan dengan kemungkinan
diharapkan dalam 2. Periksa DJJ dengan
adanya penyakit pernurunan yang
1x24 jam : segera bila terjadi pecah
mungkin pelu
- Klien
ketuban dan periksa 5
diintervensi.
menunjukkan
menit kemudian,
DJJdan variabilitas Mendeteksi distres
observasi perineum ibu
denyut per-denyut janin karena kolaps
untuk mendeteksi
dalam batas normal alveoli.
prolaps tali pusat.
- Bebas dari efek
efek merugikan dan 3. Perhatikan dan catat
Pada presentasi
hipoksia selama warma serta jumlah
ferteks, hipoksia

9
persalinan. cairan omnion dan yang lama
waktu pecahnya mengakibatkan
ketuban. cairan amnion
berwarna seperti
mekonium karena
4. Catat perubahan DJJ
rangsangan vagal
selama kontraksi.
yang
Pantau aktivitas uterus
merelaksasikan
secara manual atau
sfingter anus janin.
elektronik. Bicara pada Mendeteksi
ibu/pasangan dan beratnya hipoksia
berikan informasi dan kemungkina
tentang situasi tersebut. penyebab janin
rentan terhadap
5. Kolaborasikan untuk
potensi cedera
persiapan kelahiran
selama persalinan
dengan cara yang paling
karena menurunnya
baik atau dengan
kadar oksigen.
intervensui bedah bila
tidak terjadi perbaikan. Dengan penurunan
reabilitas mungkin
memerlukan
kelahiran seksio
caerasia untuk
mencergah cedera
janin dan kematian
hipoksia.

3 Gangguan rasa Tujuan : Nyeri1. Kali tanda-tandaUntuk mengetahui

10
nyaman : nyeri b.d berkurang / nyeri Vital pasien. keadaan umum
ketegangan otot rahim. hilang . pasien.
Kriteria hasil :
2. Kaji skala nyeri (1-10)
- Tanda-tanda vital Untuk mengetahui
dalam batas normal. derajat nyeri pasien
-Pasien tampak 3. Ajarkan
dan menentukan
tenang/rileks. pasien teknik
tindakan yang akan
- Pasien mengatakan
relaksasi
dilakukan.
nyeri pada perut
berkurang. Untuk mengurangi
4. Atur posisi pasien
nyeri yang
5. Berikan lingkungan
dirasakan pasien.
yang nyaman dan
Untuk memberikan
batasi pengunjung.
rasa nyaman.

Untuk mengurangi
tingkat stress pasien
dan pasien dapat
beristirahat.

4 Kecemasan / ansietas Tujuan : ansietas 1. Kaji tingkat Mengetahui


b.d persalinan pasien teratasi. kecemasan pasien. tingkatan
Kriteria hasil :
premature dan kecemasan yang
- Pasien tidak cemas
neonates berpotensi 2. Dorong pasien untuk dialami pasien.
lagi
lahir premature -Pasien sudah istirahat total.
Untuk
mengetahui tentang
3. Berikan suasana yang mempercepat
penyakit
tenang dan ajarkan proses
keluarga untuk penyembuhan
memberikan
dukungan emosional Untuk memberikan

11
pasien. rasa nyaman dan
menurunkan
kecemasan pasien.

IV. Implementasi keperawatan


Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawata yang didasarkan hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain

V. Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan dan
kehendak yang dicapai.

12

Anda mungkin juga menyukai