PENDAHULUAN
Group Field Work (GFW) adalah kegiatan bersama (kelompok) untuk melakukan studi
banding atau Field Study atau Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diwajibkan bagi
mahasiswa Magister Teknik Sipil FT-UNDIP sebagai bagian dari kurikulum program studi.
Kegiatan GFW ini dijadualkan dapat dilaksanakan pada semester 3 atau semester 4.
Adapun tujuan dari kegiatan GFW ini adalah untuk :
Pada GFW ini, salah satu objek yang dikunjungi adalah Pengembangan Bandara
Internasinal Hang Nadim Airport Batam. Bandara Hang Nadim memiliki peran yang
semakin penting mengingat fungsi Hang Nadim telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah
satu pintu masuk dan keluar wilayah Indonesia untuk wisatawan Penyiapan Dokumen
Investasi Outline Business Case and Project Readiness Monorail Batam 3-42 mancanegara.
Selain itu keberadaan bandara ini difungsikan pula sebagai salah satu tempat bongkar muat
barang untuk menunjang kegiatan industri dan kegiatan perdagangan yang dikembangkan
di Kota Batam. Sebagai akses masuk dan akses keluar, Bandara Hang Nadim ini tidak
hanya untuk melayani pergerakan penumpang yang keluar - masuk Kota Batam serta
melayani bongkar muat barang guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan
dengan lingkup pelayanan internasional.
-1-
bandara internasional berupa peningkatan kuantitas maupun kualitas pelayanan bandara
yang sudah diupayakan sejak tahun 1990, diantaranya peningkatan runway, taxiway, apron,
serta memperluas daya tampung terminal, pegudangan serta tempat penyimpanan dan
pengisian bahan bakar, yang sebagian besar sudah terealisasikan. Peningkatan fasilitas
pelayanan penerbangan tersebut menyebabkan kualitas Bandara Hang Nadim saat ini
sudah dapat menampung pesawat-pesawat berbadan lebar, seperti boing 747 yang
melayani penerbangan internasional, serta jenis pesawat berbadan lebar lainnya untuk
angkutan barang. Fasilitas pelayanan penerbangan di Bandara Hang Nadim dan rencana
pengembangannya hingga tahun 2018. Dapat dilihat pada Tabel 1.1.
-2-
Sumber: Study Indulexco-DHV, AMS, 1990
Lokasi GFW pulau Batam sendiri memiliki luas 415 km atau 41.500 Ha (Lihat
Gambar 1.1 dan Gambar 1.2), ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya
dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun hingga Desember 2010 telah berpenduduk 915.882
jiwa, yang tersebar dibeberapa pulau yang termasuk dalam wilayah Barelang. Wilayah
Batam meliputi daratan dan juga perairan. Sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan
Malaysia, Sebelah Selatan berbatasan dangan Kabupaten Daik-Lingga, Sebelah timur
berbatasan dengan Pulau Bintan dan Tanjung Pinang, dan Sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Karimun.
-3-
Sumber: Study Indulexco-DHV, AMS, 1990
-4-
Maksud kegiatan GFW pada Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim
Airport Batam adalah sebagai implementasi kurikulum pada Magister Teknik Sipil
Program Studi Manajemen Rekayasa Infrastruktur Universitas Diponegoro. Kegiatan ini
juga memiliki maksud untuk memberikan wawasan keilmuan dan mengasah kemampuan
analisis serta kepekaan mahasiswa terhadap kondisi lapangan. Sedangkan tujuan dari
kegiatan GFW ini adalah untuk :
1. Memperoleh data dan informasi teknis yang terkait dengan Pengembangan Bandara
Internasional Hang Nadim Airport Batam langsung dari sumbernya;
2. Memberikan sarana pembelajaran langsung terhadap proses Pengembangan
Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam;
3. Menggambarkan Perencanaan Pengembangan Bandara Hang Nadim Airport Batam.
4. Memberikan sarana pembelajaran dalam rangka sinkronisasi antara ilmu
pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada proses belajar di dalam kelas dengan
ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari perencanaan pengembangan Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam agar pelayanan penumpang yang datang maupun
yang akan berangkat dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam ini lebih dapat
ditingkatkan dan dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan standar standar yang
berlaku. Selain itu diharapkan dengan adanya perencanaan ini dapat menjadi masukan atau
pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam pengembangan Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam.
1.4 Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan GFW ini dilakukan pada hari Senin, 11 Januari 2016.
Kunjungan tersebut diikuti oleh 47 (empat puluh) peserta yang terdiri dari 40 (empat
puluh) orang mahasiswa, 5 (lima) dosen pendamping, dan 2 (dua) perwakilan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.1.1. Bandar Udara
-6-
Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1,
bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas
pesawat udara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, serta
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan
antar moda transportasi. Bandar udara menurut statusnya terdiri sebagai berikut.
1. Bandar udara umum, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani Kepentingan
umum.
2. Bandar udara khusus, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
-7-
Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)
Gambar 2.1. Bagian-bagian dari Suatu Sistem Bandar Udara
2. 2. Terminal Penumpang
Menurut Horronjeff, R (1993) daerah terminal adalah daerah pertemuan utama
antara lapangan udara (airfield) dan bagian bandar udara lainnya. Daerah ini meliputi
fasilitas fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi, penanganan barang angkutan
(cargo) dan kegiatankegiatan administrasi, operasi dan pemeliharaan bandar udara.
Terminal penumpang mempunyai tiga fungsi yaitu :
1. Fungsi operasional
Fungsi operasional merupakan kegiatan pelayanan penumpang dan barang dari dan
ke moda transportasi udara. Yang termasuk dalam fungsi operasional, antara lain seperti
dibawah ini.
a. Pertukaran moda
Perjalanan udara merupakan perjalanan kelanjutan dari berbagai moda, mencakup
akses pelayanan darat dan pelayanan udara. Sehingga dalam rangka pertukaran
moda tersebut penumpang melakukan pergerakan dikawasan terminal penumpang.
b. Pelayanan penumpang
Pelayanan penumpang adalah proses pelayanan penumpang pesawat udara antara
lain : layanan tiket, pendaftaran penumpang dan bagasi, memisahkan bagasi dari
-8-
penumpang dan kemudian mempertemukannya kembali. Fungsi ini terjadi dalam
kawasan terminal penumpang.
c. Pertukaran tipe pergerakan
Pertukaran tipe pergerakan merupakan proses perpindahan penumpang dan atau
barang/bagasi dari dan ke pesawat.
2. Fungsi komersial
Bagian ruang tertentu yang terdapat didalam terminal penumpang dapat disewakan
antara lain untuk : restoran, toko, ruang pamer, iklan, pos giro, telepon, bank dan asuransi,
biro swasta dan lain-lain.
3. Fungsi administrasi
Bagian atau ruang tertentu pada terminal dapat diperuntukkan bagi kegiatan
manajemen terminal. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai
berikut:
a. Terminal penumpang umum
Terminal penumpang umum adalah terminal penumpang umum yang menampung
kegiatan-kegiatan operasional, komersial dan administrasi bagi pelayanan
penumpang, baik dengan penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal.
b. Terminal penumpang khusus
Terminal penumpang khusus adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi
penumpang umum dgn pelayanan khusus dan hanya dimanfaatkan pada waktu-
waktu tertentu, antara lain sebagai berikut.
1. Terminal haji Terminal haji adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi
kegiatan pelayanan jamaah haji dan barang bawaannya.
2. Terminal VIP
Terminal VIP adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi kegiatan
pelayanan orang-orang tertentu seperti pejabat tinggi negara dan tamu negara.
Perencanaan bangunan terminal VIP dapat terpisah / menyatu dengan bangunan
terminal penumpang umum.
3. Terminal TKI
Terminal TKI adalah terminal penumpang yang diperuntukkan bagi kegiatan
pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan barang bawaannya. Perancangan
-9-
bangunan terminal TKI dapat terpisah atau menyatu dengan bangunan
terminal penumpang umum.
Sistem pelayanan penumpang terdiri dari tiga bagian utama yaitu : jalan masuk
(acces interface), sistem pemrosesan ( processing), dan pertemuan dengan pesawat (flight
interface).
Disini penumpang berpindah dari cara perjalanan pada jalan masuk ke bagian
pemrosesan penumpang, sirkulasi, parkir dan naik turunnya penumpang dipelataran..
Bagian ini terdiri dari pelataran terminal, fasilitas parkir dan jalan penghubung yang
memungkinkan penumpang, pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal
(Zainuddin, A., 1986).
-10-
Menurut Horronjeff, R. (1993) jalan masuk (access interface) terdiri dari pelataran
terminal fasilitas parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan penumpang,
pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal. Bagian ini meliputi fasilitas
fasilitas sebagai berikut.
1. Pelataran depan bagi penumpang untuk naik dan turun dari kendaraan, yang
menyediakan posisi bongkar muat bagi kendaraan untuk menuju atau meninggalkan
gedung terminal.
2. Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir untuk jangka pendek dan jangka
panjang bagi penumpang dan pengunjung serta fasilitas fasilitas untuk mobil sewaan,
angkutan umum, dan taksi.
4. Jalan yang menuju pelataran teminal, pelataran parkir dan jaringan jalan umum dan
jalan bebas hambatan.
5. Fasilitas untuk menyeberangi jalan bagi pejalan kaki, termasuk terowongan, jembatan
dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara fasilitas parkir dan gedung
terminal.
6. Jalan lingkungan dan lajur bagi kendaraan pemadam kebakaran yang menuju berbagai
fasilitas dalam terminal dan ke tempat-tempat fasilitas bandar udara lainnya seperti
tempat penyimpanan barang, tempat truk pengangkut bahan bakar, kantor pos dan lain-
lain.
-11-
1. Tempat pelayanan tiket (ticket counter) dan kantor yang digunakan untuk penjualan
tiket, lapor-masuk bagasi (baggage check-in). Informasi penerbangan serta pegawai dan
fasilitas administratif.
2. Ruang pelayanan terminal yang terdiri dari daerah umum dan bukan umum seperti
konsesi, fasilitas-fasilitas untuk penumpang dan pengunjung, tempat perbaikan truk,
ruangan untuk menyiapkan makanan serta gudang bahan makanan dan barang-barang
lain.
3. Lobi untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu bagi tamu.
4. Daerah sirkulasi umum untuk sirkulasi umum bagi penumpang dan pengunjung, terdiri
dari daerah-daerah seperti tangga, eskalator, lift dan koridor.
5. Ruangan untuk bagasi, yang tidak boleh dimasuki umum, untuk menyortir dan
memroses bagasi yang akan dimasukkan ke pesawat (outbound baggage space).
6. Ruangan bagasi yang digunakan untuk memroses bagasi yang dipindahkan dari satu
pesawat ke pesawat lain dari perusahaan penerbangan yang sama atau berbeda
(intraline and interline baggage space).
7. Ruangan bagasi yang digunakan untuk menerima bagasi dari pesawat yang tiba dan
untuk menyerahkan bagasi kepada penumpang (inbound baggage space).
8. Daerah pelayanan dan administrasi bandar udara yang digunakan untuk manajemen,
operasi dan fasilitas pemeliharaan bandar udara.
9. Fasilitas pelayanan pengawasan federal yang merupakan daerah untuk memroses
penumpang yang tiba pada penerbangan internasional dan yang kadang-kadang
digabungkan sebagai bagian dari elemen penghubung.
-12-
menghubungkan terminal dengan pesawat yang diparkir dan biasanya meliputi fasilitas
fasilitas berikut.
1. Penumpang pesawat
2. Pengunjung yang menemani penumpang
3. Pengunjung lapangan untuk rekreasi
4. Karyawan lapangan terbang
5. Taksi, sub-urban, persewaan mobil
6. Orang yang berkepentingan dengan usaha dilapangan terbang
Menurut Basuki Heru ( 1990 ), Bandar udara harus memiliki fasilitas seperti
Runway, Taxiway, Apron, Holding Bay, Holding Apron, bangunan terminal, jalan masuk
dan tempat parkir. Pada perinsipnya beberapa fungsi produk angkutan udara yang harus
dicapai antar lain sebagai berikut.
-13-
2. 5. 1. Landas pacu ( runway )
Landas Pacu adalah komponen Bandar udara yang digunakan untuk landing dan take
off pesawat terbang ( Lihat Gambar 2.3. dan Gambar 2.4. ). Landas pacu sendiri terdiri atas
lima macam, yaitu landasan tunggal, landasan pararel, landasan dua jalur, landasan
berpotongan dan landasan terbuka V. ( Soengkono, J., 1999 ).
Runway
Apron
-14-
Sumber: BP Batam 2009
Taxiway
2. 5. 3. Apron
Apron adalah bagian dari Bandar udara yang disediakan untuk keperluan menaikan
dan menurunkan penumpang, atau barang, pengisian bahan bakar, parkir dan pemeliharan
pesawat terbang ( Wulandari, l., 1996 ).
2. 5. 4. Holding apron
Zainudin, A. ( 1983 ) menfinisikan Holding Apron sebagai tempat berhenti pesawat
yang akan lepas landas yang terletak pada ujung ujung runway, taxiway dan dapat
menampung 2-3 pesawat pada waktu take off.
2. 5. 5. Holding bay
Basuki Heru ( 1990 ) mendefinisikan Holding Bay sebagai Apron yang tidak luas
-15-
yang berlokasi di Bandar udara untuk parkir sementara. Holding Bay tidak diperlukan bila
kapasitas sebanding dengan permintaan, namun demikian fluktuasi permintaan di masa
depan sangat sulit diramalkan sehingga fasilitas untuk parkir sementara masih tetap
diperlukan.
BAB III
PEMBAHASAN
-16-
Reksodipetro mengangkat 12 pejabat yang menduduki posisi manajerial Badan Usaha
Bandara Udara (BUBU) Hang Nadim Batam. Adapun Manajemen BUBU kini memiliki 3
divisi utama, Kepala Bagian Umum Bandara dipilih sebagai General Manager BUBU
Hang Nadim, Kepala Bidang Komersial Bandara dilantik sebagai Manager Marketing
BUBU, dan posisi Manajer Keuangan. Sementara itu, ada 9 posisi baru, yakni Manager
Ground Operation, Manajer Engineering, Manager Security, Manager Penjualan Avtur dan
jasa Cargo, Manager Fasilitas dan Teknik, Manager Informasi Teknologi, Manager SDM
dan Umum, Manager Terminal Penumpang serta Manager Legal. digambarkan dalam
Gambar 3.1.
-17-
Sumber : BP Batam (2016a)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bandara Hang Nadim
-18-
Keinginan Bandar Udara Hang Nadim sebagai hub airport didorong sebagai
Bandar udara cadangan dan terdekat dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura
sehingga apabila Bandar Udara Changi padat maka penerbangan dapat dialihkan melalui
Bandar Udara Hang Nadim Batam. Dalam perjalanannya untuk menjadikan hub airport
dari dalam negeri pemerintah telah membangun bandar udara Kuala Namu di Sumatera
Utara yang merupakan Bandar udara terbesar di pulau Sumatera. Bandar udara ini
menggantikan Bandar udara Polonia di Medan karena overload capacity dan di tengah
kota. Dalam persaingannya itu maka Bandar udara Hang Nadim berbenah dengan
mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana dan diyakini sebagai bandar udara yang
mempunyai letak strategis dan menjadi hub domestik ke Bandar udara-Bandar udara di
kota pulau Sumatera. Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free
Trade Zone Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian dirubah
beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no 44 tahun 2007. Ada
juga Undang-Undang 36 tahun 2000 Tentang " Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
UU No 1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi
Undang Undang serta masih banyak Undang-Undang lainnya yang berkaitan dengan FTZ
Batam. Kemudian di saat masa akhir jabatan anggota DPR Pusat tahun 2009, bersama
dengan pemerintah pusat dibahas mengenai UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang
akan mendasari pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di daerah Batam dan daerah
lainnya di Indonesia. Ini merupakan keyakinan bahwa keinginan menjadi hub airport bisa
dicapai seiring dengan kawasan FTZ di Pulau Batam.
Rencana pengembangan bandar udara tersebut mempunyai beberapa prioritas kerja
yang harus segera dikerjakan untuk segera menjadi hub airpot, adalah:
1. Merubah dari UPBU menjadi BUBU
2. Penambahan kapasitas apron 60.000 m2
3. Perbaikan pagar perimeter bandar udara
4. Pemasangan CCTV perimeter
5. Overlay ruway dan taxiway
6. Penambahan taxiway
-19-
7. Memacu pertumbuhan bisnis MRO dalam rangka mewujudkan Hang nadim sebagai
cluster industri MRO
8. Optimalisasi lahan tersedia untuk Pelayanan jasa Penunjang Kegiatan Bandar udara
(hotel, lapangan golf, bussiness center, maall, rumah sakit dll)
9. Penyesuaian tarif setelah menjadi BUBU.
3.2.1 Visi dan Misi Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam
1. Visi Perusahaan
2. Misi Perusahaan
a. Menyediakan prasarana dan sarana bandar udara yang andal, optimal dan
terintegrasi
b. Mewujudkan kelembagaan yang efektif yang didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional dan peraturan perundangan yang komprehensif.
-20-
Jumlah
Pergerakan
pesawat
Tahun
Pada Gambar 3.3 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah penumpang mulai dari
tahun 2010 sebanyak 3.332.835 penumpang mengalami kenaikan setiap tahunnya dan pada
tahun 2015 mencapai 5.030.785 penumpang. Kenaikan ini berpengaruh pada sibuknya
Bandar udara dan potensi Bandar udara sebagai hub airport.
Jumlah
Penump
ang
Tahun
Berdasarkan Gambar 3.4 dapat disimpulkan selama tahun 2010 hingga tahun 2015
mengalami kenaikan kargo barang selama 3 tahun dari tahun 2010 sebanyak 28.754.315
pada tahun 2012 sebanyak 35.529.318. sedangkan terjadi penurunan pada tahun 2013
sebanyak 35.433.467, pada tahun 2014 sebanyak 33.116.238 penurunan ini disebabkan
-21-
tingkat kepercayaan terhadap pengelolaan kargo yang menurun misalnya damage cargo,
delay cargo dan missing cargo. Untuk mencapai perbaikan makan pihak pengelola
melalukan perbaikan-perbaikan, yaitu :
1). Sumber Daya Manusia meliputi: menaikan keahlian, ketanggapan, dan kerjasama,
Jumlah
Kargo
Tahun
. Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam Dalam PM No. 165 Tahun
2015 tersebut Kementerian Perhubungan membentuk tim yang bertugas melaksanakan
proses alih status pegawai dan aset pemerintah milik Kementerian Perhubungan yang
digunakan untuk pengelolaan Bandar Udara Hang Nadim Batam bersama dengan Badan
Pengusahaan Batam. Bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan BP Batam
berjumlah 17 (tujuh belas) penerbangan Domestik dan 1 (Satu) Penerbangan
Internasional dengan penyebaran sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.5.
-23-
Sumber : BP Batam (2016a)
Saat ini, kondisi eksisting ruang terminal dan apron Bandara Internasional Hang
Nadim Airport adalah sebagaimana digambarkan dalam Gambar 3.6. Gambar 3.6
menunjukkan foto kondisi konter check-in, ruang penjualan tiket, serta Terminal dan apron
di Bandara Internasional Ahmad Yani.
-24-
Ruang Check-In Selasar, Ruang Penjualan Tiket
Terminal Apron
Sumber : BP Batam (2016a)
-25-
Sumber : BP Batam (2016a)
-26-
Sumber : BP Batam (2016a)
-27-
Bandara Hang Nadim sendiri menjadi bandara percontohan dalam pembentukan
BUBU sesuai dengan PP No 65 Tahun 2014 tersebut. BP Batam sebagai pengelola tunggal
memiliki hak sepenuhnya atas bandara mulai dari pembentukan struktur hingga penentuan
tarif yang diberlakukan di Hang Nadim. Dengan adanya BUBU ini, Hang Nadim diberikan
keleluasaan untuk menaikkan tarif dan mencari income sebesar-besarnya. Pengelolaan
Hang Nadim di tangan BP Batam masih masa percobaan selama tiga tahun untuk
sementara. Pada tahun pertama, BP Batam sebagai masa peralihan, termasuk menunjuk
pimpinan untuk BUBU, serta mematangkan sumber daya di dalamnya. Pada tahun kedua,
BP Batam akan mematangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dan pada tahun
terakhir masa percobaan dan pematangan akan dilakukan secara keseluruhan. Penunjukan
BP Batam sebagai percontohan dikarenakan Hang Nadim memenuhi persyaratan seperti
fasilitas yang memadai, manajemen, personel serta pendapatan. Terbitnya peraturan
tentang penyelenggaraan Bandara Hang Nadim, sudah diperjuangkan BP Batam selama 18
tahun.
Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di BUBU termasuk jajaran direksi akan dites
setelah BUBU terbentuk. Penentuan direksi akan menerapkan asesmen pejabat oleh
penguji eksternal. BUBU di bawah BP Batam akan melakukan pelebaran appron atau
tempat parkir pesawat pada tahun 2016 mendatang. Dimana, BP Batam mengajukan
anggaran Rp 100 miliar untuk melebarkan appron. Saat ini, Bandara Internasional Hang
Nadim Batam memiliki appron untuk pesawat besar dan appron untuk helipad yang
memiliki luas berbeda. Appron pesawat besar memiliki luas 96.000 m2. Sementara appron
helipad hanya seluas 11.025 m2. BP Batam juga terus mengupayakan pengembangan
terminal sebagai upaya peningkatan pelayanan dalam mendukung investasi, pariwisata dan
aktivitas masyarakat. Sebelum melakukan pembangunan terminal kedua, terlebih dulu akan
melakukan peningkatan kapasitas terminal satu dari 5 juta menjadi 8 juta per tahun serta
perluasan appron. Sementara pembangunan terminal menjadi dua di Hang Nadim, akan
dilakukan setelah penumpang per tahun sudah mendekati 15 juta jiwa. Namun, lahan untuk
terminal kedua sudah harus disiapkan. Pembangunan terminal kedua, akan dilakukan
dengan menyesuaikan pada keinginan maskapai di Hang Nadim. Nantinya akan dibangun
juga landas pacu kedua. Jika terminal II Bandara Internasional Hang Nadim Batam
dibangun berikut landasan pacu dan appron. Sementara saat ini, landasan pacu yang sudah
-28-
ada, panjangnya 4,025 kilometer, dengan lebar 45 meter. Saat ini, luas appron Hang Nadim
Batam mencapai 165 ribu meter persegi dan mampu menampung 18 pesawat berbadan
lebar seperti Boeing 767. Sementara untuk pesawat berbadan besar seperti Boeing
A380,perlu penambahan appron 40 meter lagi. Sementara lebar landas pacu minimal 60
meter. Terminal dua Bandara Internasional Hang Nadim Batam, nantinya akan dibangun
pada sisi kiri terminal pertama dengan kapasitas delapan juta penumpang per tahun.
Diperkirakan hingga akhir tahun 2014, penumpang di Hang Nadim,mencapai 4,8 juta jiwa.
Pengembangan terminal dilakukan karena daya tampung penumpang akan meningkat dari
menjadi 8 juta orang per tahun. Langkah ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
overkapasitas di Hang Nadim dimana tidak lagi hanya menjadi kebutuhan masyarakat dan
dunia industri Batam. Hang Nadim kini sudah menjadi industri pendukun yakni dunia
pariwisata Batam dimana pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 69
Tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan (BVK) dari sebelumnya bebas visa kunjungan
singkat (BVKS). Secara prinsip, Perpres 69 Tahun 2015 berisi kebijakan mengenai bebas
visa kunjungan, terkait nomenklatur, dari bebas visa kunjungan singkat (BVKS), menjadi
bebas visa kunjungan (BVK). BVK meliputi 15 negara itu. Dimana, selain Singapura,juga
ada Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar,
Chili, Peru, Ekuador,Maroko, Hongkong dan Macao.
Dalam perkembangan pengembangan kawasan Bandar udara Hang Nadim akan
dibangunnya suatu monorail untuk menghubungkan antar terminal seperti pada Bandar
udara Changi Singapura, sehingga dapat menjadi ikon tersendiri dan mempunyai dampak
pada masyarakat secara langsung yaitu ketepatan waktu sampai tujuan dimana pesawat
berada. Pada tahun 2013 pemerintah melalui BP-Batam berencana membuka peluang
investasi pembangunan monorail yang akan melewati kota-kota di Pulau Batam seperti
pada Gambar 3.9. Rencana Koridor Monorail di Pulau Batam.
-29-
Sumber : BP Batam (2016a)
Gambar 3.9 Rencana Koridor Monorail di Pulau Batam
-30-
Sumber : BP Batam (2016a)
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa Apron cargo pada tahun 250 x 225 M kemudian
pada tahun 2033 akan dibangun 450 X 225 M, apron helliped dari eksisting di tahun 2009
2.882,5 m2 pada yahun 2018 akan dibangun 2.882,5 m2 dan pada tahun 2033 akan
dibangun 2.882,5 m2. Terminal cargo (pemindahan) tahun 2009 dari eksisting 1.685 m 2
kemudian pada tahun 2018 akan dibangun 612.000 m 2 sedangkan pada tahun 2033 akan
dibangun 168.700 m2. Taxiway 2 rapid (279 m X 23 m), pada tahun 2018 akan dibangun 5
rapid (279 m X 23 m) sedangkan pada tahun 2033 akan dibangun 4 rapid (279 m x 23 m).
Pada dasarnya pembangunan dilakukan secara bertahap dengan asumsi keterbatasan
penganggaran.
-31-
Sumber : BP Batam (2016a)
Pada Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa landasan pacu akan dipepanjang dan
diperlebar dari eksisting 4.025 m x 45 m akan menjadi 4.025 m x 60 m dan dibangun
landasan pacu baru dengan ultimate design 3.500 m x 60 m diharapkan maksud
pembangunannya agar dapat meminimalisir akibat antrian untuk take off maupun landing.
Estimasi Biaya Pekerjaan (terminal 1) sebesar Rp. 225.026.118.175 yang terdiri dari:
Estimasi Biaya Pekerjaan (terminal 2) sebesar Rp. 3.150.168.097.752 yang terdiri dari:
-32-
1. Pekerjaan struktur & site engineeringRp. 489.772.622.201
Gambar
Sumber 3.10
: BP Rencana
Batam (2016a)Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim
(a)
-33-
(b)
(c)
-34-
(a)
-35-
Sumber : BP Batam (2016a)
-36-
c. Standarisasi Bandar udara Hang Nadim perlu ditingkatkan melalui pengembangan-
pengembangan di sektor sisi uadara dan sisi darat, mengingat pertumbuhan
penerbangan di Bandar udara Hang Nadim sangat pesat.
d. Sumber Daya Manusia masih kurang didalam mendukung pengembangan bandara
e. Keterbatasan anggaran dalam hal pembelanjaan modal guna mendukung
perkembangan bandara karena investasi yang ditawarkan besar sehingga pemerintah
harus membangun fasilitas-fasilitas pendukung.
Beberapa hal yang perlu ditingkatkan antara lain :
1. Pelebaran Runway dari 45 m menjadi 60 m
2. Penambahan kapasitas Apron 60.000 m2
3. Penambahan kapasitas gedung terminal dari kapasitas 5 juta penumpang per tahun
menjadi 8 juta penumpang pertahun.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari rangkaian kegiatan Group Field Work (GFW)/Studi Ekskursi pada Proyek
Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam dapat kita simpulkan :
b. Taxiway
-37-
Taxiway tidak mengalami pertambahan dimensi panjang yang semula 279 meter
begitu juga pada lebar tetap 23 meter sesuai dengan lebar yg di tentukan ICAO untuk
pesawat yang berbadan besar seperti Boeing, dengan sudut 30, sehingga dapat dilewati
pesawat jenis terbesar Boeing 747 300.
c. Apron
Apron tidak mengalami pertambahan dimensi panjang dan lebar, sehingga dapat
diparkir 13 ( tiga belas ) pesawat yang terdiri dari tujuh pesawat jenis Boing 747, tiga
pesawat jenis DC dan tiga pesawat F27 dan sejenisnya dengan model jenis parkir nose in
parking bahkan dengan dimensi yang ada sekarang ini yaitu 690 x 140 m, daya tampung
Apron Bandar Udara Hang Nadim dapat melebihi kapasitas pesawat yang ada saat ini
yaitu 13 (tiga belas) pesawat.
Sisi darat terdiri atas terminal dan fasilitas penunjang lainnya. Dikarenakan Bandar
Udara Hang Nadim merupakan Bandar Udara Internasional, maka kebutuhan ruang
terminal minimal untuk terminal Internasional yaitu seluas 27,047 m2.
3. Konsep pembangunan di Bandara Internasional Hang Nadim Airport Batam adalah
green airport yaitu pembuatan conservation lake yang dikelilingi hutan mangrove,
pengurangan penggunaan AC dan lampu pada gedung terminal dengan konsep
bangunan dengan banyak lubang dan kaca serta tanaman hijau yang menyatu dengan
ornamen tradisional dan modern serta sumber utama listrik berasal dari natural gas
generator set dengan back up listrik dari PLN, kincir angin dan solar panel.
-38-
luas selain berorentasi pada pendapatan dan juga orientasi pada keberhasilan
pembangunan Nasional di kawasan tujuan Investasi Asia Pasific.
4.2 SARAN
1. Secara keseluruhan, desain dan besaran ruang yang ada di Bandara Internasional
Hang Nadim Batam telah memenuhi semua syarat. Dengan dibuatkannya Perencanaan
Pengembangan Bandara Intenasional Hang Nadim ini, dapat menjadi bahan referensi
bagi perencanaan pembangunan Bandar Udara Hang Nadim di masa yang akan
datang.
2. Lebih memaksimalkan semua fasilitas-fasilitas yang ada, terutama sebagai Bandar
Udara Internasional sehingga di masa yang akan datang Bandara Internasional Hang
Nadim Batam dapat menjadi Bandar Udara Transit Internasional yang
menghubungkan ke berbagai negara seperti Bandar Udara Changi yang di miliki oleh
negara Singapura yang berbatasan langsung dengan Kota Batam karena saat ini
Bandara Internasional Hang Nadim Batam hanya melayani penerbangan
internasionalnya pada saat ibadah haji sedang berlangsung.
3. Tingkat keamanan barang bawaan penumpang (bagasi) perlu diperketat karena selama
ini penumpang dapat langsung mengambil barang bawaan mereka tanpa melalui
pengecekan terlebih dahulu.
-39-
DAFTAR PUSTAKA
www.batam.go.id
www.boeing.com
Badan Pengusahaan (BP). 2016a. Bandara Internasional Hang Nadim Airport. Bahan
Tayang GFW. Batam.
Badan Pengusahaan (BP). 2016b. Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Bahan Tayang
GFW. Batam.
Badan Pengusahaan (BP). 2016c. Company Basic Information ATB. Bahan Tayang GFW.
Batam.
FAA, 1989, Airport Design, Advisory Circular, AC:150/5300-13, U.S. Departement
of Transportation, Washington. D.C.
Horronjeff, R., Mc.Kelvey,F.X., 1988, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid I
dan II, Penerbit Airlangga, Jakarta.
Putra, P. D., 1998, Lalu Lintas dan Landas Pacu Bandar Udara, Penerbit Universitas
Atmajaya,Yogyakarta.
-40-
Zainuddin, A., 1986, Selintas Pelabuhan Udara,Ananda, Yogyakarta.
Lala, Rezkiani. S. M., 2007, Perencanaan Pengembangan Terminal Processing System
Bandar Udara H. Aroepalla Selayar, Sulawesi Selatan, Skripsi Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta
-41-