Anda di halaman 1dari 5

PENURUNAN TITIK BEKU

Nama :
Kelas : XII IPA 3
NIS/NISN:
BAB I
Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku.
BAB II
LANDASAN TEORI

Dasar Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 C karena pada suhu itu tekanan uap air
sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku ( Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa
penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi
partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
(id.answer.yahoo.com)

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana
titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita
tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya
berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu
larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan
itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam
larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan
lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan
mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult,
besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan
yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non
elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih
larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku
larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
Tb = m x Kb
Tf = m x Kf
Dengan : Tb = Kenaikan titik didih larutan
Tf = Penurunan titik beku larutan
Kb = kanaikan titik didih molal
Kf = penurunan titik beku molal
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan
berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut
diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu
larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami
disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan. (Modul Praktikum
Kimia Dasar I)

BAB III
Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Garam dapur
2. Gelas Kimia 2. Aquades
3. Pengaduk kaca 3. Larutan H20
4. Termometer 4. Larutan NHCl
5. Baskom 5. Larutan NaOH
6. Sendok 6. Larutan C2H5OH
7. Penggaris 7. Larutan CO(NH2)2
8. Tissue 8. Butiran ES
9. Serbet
BAB IV
Langkah kerja
1. Masukkan butiran es kedalam gelas kimia hingga tiga perempat volume gas,tersebut dan
tambahkan 8 sendok garam dapur, aduk campuran es dan garam dapur tersebut
2. Isi tabung reaksi dengan aquades kira kira setinggi 4 cm dan celupkan tabung tersebut kedalam
gelas kimia yang berisi campuran es dan garam dapur
3. Masukkan pengaduk kaca dalm tabung reaksi dan gerakkan naik turun sehinnga aquades dalam
tabung tersebut membeku
4. keluarkan tabung reaksi dari gelas kimia dan pengaduk kaca kemudian ukur dengan
thermometer,ketika es dalam tabung tersebut mencair catat suhu yang terbaca dalam
thermometer. Suhu ini merupakan titik beku air suling murni
5. Ulangi langkah yang sama untuk menentukan titik beku pada larutan lainnya

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran Titik Beku
No Zat Terlarut SuhuC
1 NaCl -4C
2 Aquades (H2O) 0 C
3 CO(NH2) -2C
4 NaOH -7 C
5 C2H5OH -3C

VI. Analisis data


Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan sendiri
kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing larutan tidak sama, sehingga
dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat. Selain itu, kekurang telitian
dalam menimbang bahan, membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang
digunakan belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar
kemungkinan terjadi penambahan suhu dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu
terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam pembacaan
skala thermometer.
Kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan kemungkinan telah mencair,
sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.

BAB VII
Kesimpulan

Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut
:
1. Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap, biasanya
diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah (nilai titik
beku akan berkurang).
2. Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah
dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0C, zat terlarut akan berpengaruh
pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan
menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.

BAB VIII
Daftar Pustaka
id.answer.yahoo.com
2010.Penurunan titik beku. http://lovekimiabanget.blogspot.com
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan/
(Modul Praktikum Kimia Dasar I)
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai