Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak Kamsir (Umur : 66 tahun).
2. Alamat dan Telepon : Gunung Anyar Lor, RT 01, RW 01 Kel.
Gunung Anyar.
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Tukang batu dan kayu.
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SD tidak tamat.
5. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK
1. Ibu Zuroh P Isteri 40 th SD
2. Abdul Anas L Anak 18 th STM
3. Abdul Somat L Anak 17 th SMU
4. Habibie L Anak 11 th SD
5. Indahtul. A P Anak 8 th SD

Genogram :

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Pak Kamsir, Ibu Kamsir dan keempat anak kandung.
7. Suku bangsa.
Jawa Indonesia. Pak Kamsir berasal dari Blitar dan Ibu Kamsir asli
Rungkut Surabaya.
8. Agama.
Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruh pada status kesehatan.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga perbulan > Rp. 500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja
Pak Kamsir jika kondisinya sehat, usaha Bu Kamsir membutat krupuk dan 4
buah kamar dikostkan. Pak Kamsir dan Ibu mengatakan dari penghasilan
yang ada cukup unuk biaya makan, minum, berobat dan beli pakaian serta
biaya sekolah anak.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Anak-naka kadang memancing, bermain dan berkunjung ke rumah
teman, mendengar radio dan menonton TV bersama Pak Kamsir dan Ibu.
Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili Pak Kamsir di Blitar
atau bersendagurau dengan penghuni kost.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Anak I berusia 18 tahun dan sedang sekolah. Bapak dan Ibu Kamsir
mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-
masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3. Riwayat keluarga inti :
Bapak dan Ibu Kamsir mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan tertentu. Hanya pada usia mudanya pak Kamsir pernah menderita
penyakit batu ginjal yang sedianya akan dioperasi dokter, tetapi akhirnya
hancur sendiri tanpa operasi. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah
menderita penyakit berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat ini
pak Kamsir sedang menderita penyakit BRONCHITIS KRONIS
berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung Anyar sejak lebih dari 2
tahun lalu.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Pak Kamsir mempunyai saudara 5 orang dan Pak Kamsir anak bungsu (ke
enam). Ke empat saudaranya masih hidup kecuali anak ke lima sudah
meninggal dengan riwayat sakit yang tidak diketahui persis. Ibu Kamsir
mempunyai saudara 4 orang denan Ibu Kamsir sebagai anak bungsu (ke
lima). Anak sulung sudah meninggal dengan riwayat sakit yang juga tidak
diketahui persis.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 48 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 4 m. terdiri dari 2 kamar
tidur, satu kamar mushola, satu WC, satu kamar mandi, tanpa gudang, satu
biuah dapur dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah
terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang
tengah menghadap ke utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur
masing-masing satu buah. Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan
ruang tengah sangat kurang. Barang-barang diletakkan dilorong/ruang
tengah dan di ruang belakang depan dapur dan mushola. Tidak mempunayi
septi tank. WC permanent dibuat saluran pembuangan langsung ke kali
kecil di belakang rumah. Sumebr air minum dari PAM yang dibeli secara
ecertan (tidak berupa pipa permanent). Sumber air bersih untuk memcuci
digunakan sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar sehingga
banyak asap dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel
dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki
sehingga kesanya banya debu/tanah.

Denah Rumah :
D
RT
KK KK KK KK M KT II KT I

Keterangan :
RT = Ruang Tamu
KT = Kamar Tidur
M = Mushola
D = Dapur
KK = Kamar Kost.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga pak Kamsir bertetangga dengan satu keluarga Polisi dan lainnya
wiraswasta. Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat
beribadah kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali.
Hubungan dengan tetangga dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung
mengunjung dilakukan bila hari raya Agama.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Bapak dan Ibu
Kamsir kebanyakan berada di rumah selama Pak Kamsir masih sakit. Ibu
Kamsir setiap dua hari sekali pergi kewarung-warung di dekat rumah untuk
menitip kerupuk. Anak-anak aktif ke sekolah pada siang hari.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Pak Kamsir aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak dan
Ibu. Sedangkan anak-anak aktif kegiatan ngaji dan remaja masjid dan
sebagai anggota pondok pesantren.
5. Sistem pendukung keluarga :
Ibu Kamsir dan keempat anaknya sehat-sehat saja. u Kamsir dan keempat
anaknya sehat-sehat saja. Selama ini yang aktif merawat Pak Kamsir hanya
ibu kamsir sendiri. Pak Kamsir dan ibu mengatakan tidak punya tabungan
khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah degan
fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas 500 m. Adanya kegiatan
jimpitan kelompok yang bisa dipakai untuk biaya kesehatan. Selain itu Pak
Kamsir mengatakan untuk biaya pengobatannya kadang-kadang dibantu
oleh saudara-saudara ibu Kamsir termasuk memberikan dorongan agar
mencari pengobatan secara teratur. Saat ini Pak Kamsir lebih memilih pada
Tabib secara alternatif.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga :
Pak Kamsir dan Ibu mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara
terbuka. Menurut Pak Kamsir, kadang-kadang menegur dengan keras
kepada anak-anaknya yang melalaikan tugas-tugas sekolah atau terlambat
pulang makan kalau bertandang ke rumah teman.
2. Struktur Peran Keluarga :
Pak Kamsir mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena
itu tidak mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di
masyarakat. Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk
menjaga pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang
merusak citra keluarga.
3. Struktur Peran (formal dan informal) :
Pak Kamsir hanya sebagai anggota Takmir Masjid sedangkan ibu Kamsir
sebagai anggota organisasi Fatayat.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor
magis dan lainnya. Menurut pak Kamsir hal magis memang ada tetapi tidak
terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah
menyusahkan orang lain.
Menurut pak Kamsir, ... selama ini banyak orang beranggapan bahwa magis
merupakan keadaan yang menakutkan sehingga kalau sakit lebih suka ke
dukun terutama penyakit yang tak kunjung sembuh. Pada hal menurut paka
Kamsir kita harus teguh pada keyakinan agama. Oleh karena itu
keluarganya sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit. Namun sakitnya
pak Kamsir karena harus berobat rutin ke dokter dimana harga obat
semakin mahal sehingga akhir-akhir ini lebih cenderung berobat ke Tabib
dengan menggunakan pengobatan alternatif. Di samping itu menurut pak
Kamsir dan ibu sebagaimanapandangan umum masyarakat disekitarnya
bahwa obat yang diperoleh dari puskesmas sangat terbatas/sederhana
sehingga sakit seperti pak Kamsir dianggap sulit sembuh walaupun awalnya
sempat berobat beberapa kali ke puskesmas Gunung Anyar. Terhadap
kebiasaan pak Kamsir yang kadang-kadang masih merokok, ibu Kamsir
mengatakan saya serahkan pada keadaan bapak sendiri yang merasakannya.
Kalau sering ditegur malah marah-marah. Menurut pak Kamsir sendiri
mengatakan merokok hanya sesekali saja bukan setiap saat, itu buu
tergantung pada kondisinya. Kadang-kadang berobat ke dokter praktek
dengan berpindah-pindah.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Menurut Pak Kamsir dan ibu serta kedua anak yang sudah remaja Zuroh
dan Abdul Anas, mereka memandang dirinya masing-masing layaknya
manusia normal lainnya. Kecuali pak Kamsir mengatakan dirinya semakin
tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya masih kecil. Ibu Kamsir
mengatakan keluarganya saling menghormati satu sama lain dan tetap
mempertahankan keharmonisan keluarga.
2. Fungsi Sosial :
Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan
agamis muslim yang taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas
keagamaan.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Secara Umum keluarga masih belum mampu mengenal karakteristik
penyakit Bronkitis Kronis yang diderita pak Kamsir, Dalam mengambil
keputusan tindakan kesehatan masih lemah, kemampuan memberikan
perawatan pada pak Kamsir masih kurang, kemampuan menciptakan
lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih kurang, demikian
juga dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi tidak
konsisten.
4. Fungsi Reproduksi :
Pak Kamsir mempunyai 4 orang anak dan mengatakan tidak ingin punya
anak lagi. Ibu Kamsir berumur 40 tahun dan mengatakan belum berhenti
haid tetapi pasangan ini tidak mengikuti program KB. Menurut ibu Kamsir,
selain karena takut juga pada pak Kamsir sudah tua dan sakit-sakitan
sehingga hampir tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Menurut
pak Kamsir dan ibu, keduanya bisa menerima keadaan seperti ini selain
karena anak-anaknya semakin besar juga harus bisa menerima kenyataan
hidup.
5. Fungsi Ekonomi :
Pak Kamsir mengatakan kondisi akan keluarga saat ini menurun draktis
sejak kondisinya sakit-sakitan. Oleh karena itu pemanfaatan keuangan
seefisien mungkin.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Menurut Pak Kamsir, sejak 6 bulan terakhir ini sering memikirkan
keadaannya yang semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya
semua masih sekolah, belum ada yang bekerja. Tetapi Pak dan ibu Kamsir
mengaakan tidak terlalu cemas karena semuanya sudah diatur oleh yang
Maha Kuasa.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Selain kepasrahannya, pak Kamsir berharap anaknya Zuroh cepat mendapat
pekerjaan setamat STM nanti.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Pak Kamsir bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan problem
keluarga dengan kadang-kadang melibatkan anaknya Zuroh sebagai anak
sulung. Selain itu pak Kamsir dan ibu mengatakan disamping berusaha juga
berpasrah pada kehendak Yang Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat
mendesak, keluarga ibu Kamsir selalu dimintai bantuan.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Menurut Bapak dan ibu Kamsir, anak sulung Zuroh mulai belajar merokok.
Tetapi menurut Zuroh sendiri, hal itu dilakukannya hanya sebatas
penampilan sebagai anak muda untuk melepas ketegangan. Selama ini tidak
pernah membeli rokok dari uang pemberian orang tua kecuali diberi teman-
temannya.
VII. Pemeriksaan Fisik.
Pak Kamsir : T : 120/80, N : 72x/m, S : 36 5c. Retraksi +, suara parau, agak
kurus, mengeluh sesak napas, siamosis -, sering batuk berlendir.
Ibu Kamsir : T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.

VIII. Harapan Keluarga.


Pak Kamsir dan ibu berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung
seperti ini sehingga keluarganya bisa memahami norma-norma kesehatan.
Selain itu pengobatan di puskesmas kalau bisa lebih lengkap lagi terutama
untuk penyakit-penyakit kronis.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan


Data Subyektif :
Pak Kamsir mengatakan sedang menderita penyakit Bronchitis Kronis
sejak lebih dari 2 tahun lalu berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung
Anyar. Sakitnya sering kumat-kumatan dengan gejala : Batuk-batuk berlendir
terutama malam hari atau terkena udara dingin, sesak napas, suara parau,
kadang-kadang disertai panas badan, badan lemah dan pusing.
Akhir-akhir ini sering menggunakan pengobatan alternatif ke Tabib
karena berobat ke dokter semakin mahal sementara pengobatana di
puskesmas tidak cukup obatnya.
Sering berpindah-pindah dokter.
Pak Kamsir mengatakan masih merokok sesekali.
Data Obyektif :
Ventilasi rumah kurang akurat.
Kebiasaan keluarga memasak menggunakan kayu bakar sehingga
banyak asap dalam rumah.
Lantai rumah hanya disapu, jarang dipel, kebiasaan keluarga ke luar
masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga banyak debu/tanah
bertebaran.
Pak Kamsir nampak kurus disertai retraksi + saat bernapas.
Perumusan Masalah.
Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang
diderita pak Kamsir.
Etimologi :
Ketidakmampuan mengenal karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan
perawatannya.
Diagnosa Keperawatan 1
Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang diderita
Pak Kamsir berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
Data Subyektif :
Ibu Kamsir mengatakan belum berhenti haid.
Tidak menjadi apsetor KB selain karena takut juga ibu Kamsir mengatakan
hampir tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan pak Kamsir
suaminya selain karena pak kamsir sudah tua juga sakit-sakitan. Meskipun
demikian pak Kamsir maupun ibu Kamsir mengatakan dapat menerima
keadaan tersebut tanpa melakukan hubungan suami istri.
Keduanya mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi.
Data Obyektif :
Mempunyai 4 orang anak dengan usia anak pertama 18 tahun, laki-laki,
dan yang bungsu 8 tahun, perempuan.
Ibu Kamsir nampak sehat dan segar.
Perumusan Masalah.
Resiko tinggi terjadinya kehamilan diluar rencana.
Etiologi :
Ketidak mampuan mengenal program KB.
Diagnosa Keperawatan 2.
Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu Kamsir diluar rencana berhubungan
dengan ketidakmampuan mengenal program KB.
Data Subyektif :
Keluarga mengatakan mempunyai WC tetapi tanpa septi tank. Sistem
penyalurannya langsung ke kali kecil dibelakang rumah.

Data Obyektif :
Kondisi WC tanpa septi tank.
Sistem penyaluran dibuang langsung ke kali kecil dibelakng rumah.
Air kali mengalir menyusuri perkampungan.
Perumusan Masalah
Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga.
Etiologi :
Ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah
sehat.
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan
menciptakan lingkungan rumah sehat.

B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana
perawatan keluarga pak Kamsir terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sebagai berikut :
1. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi bertambah
memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang diderita Pak Kamsir
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
kurang/tidak sehat dan
memerlukan tindakan
segera.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Sumber-sumber yang ada
dapat diubah dan tindakan untuk me-
mecahkan masalah dapat
dijangkau keluarga.
3. Potensi untuk mence- 3/3 x 1 1 Masalah dapat dicegah
gah masalah untuk tidak memper-
buruk keadaan dapat
dilakukan pak Kamsir
dan keluarga dengan
memperbaiki perilaku
hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah x1 1/2 Keluarga menyadari
adanya masalah tetapi
tidak didukung dengan
pemahaman yang ade-
kuat tentang karakteristik
penyakit.
Total Skor 4 1/2

2. Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu Kamsir diluar rencana berhubungan


dengan ketidakmampuan mengenal program KB.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Adanya ancaman keseha-
tan tetapi tidak perlu
ditangani segera.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Untuk menjadi aseptor
dapat diubah KB dengan mengguna-
kan kontrasepsi mungkin
sulit bagi pasangan tetapi
menggunakan metode ka-
lender melalui pemaha-
man siklus haid dapat
diajarkan tanpa biaya
mahal.
3. Potensi untuk mence- 3/3 x 1 1 Dengan menggunakan
gah masalah metode kalender yang
sifatnya mudah dan mu-
rah, pasangan dapat le-
luasa berhubungan seks.
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 1/2 Bapak dan ibu Kamsir
mengatakan dapat mene-
rima keadaan hidup tanpa
berhubungan seks lagi.
Total Skor 4 1/6

3. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan
menciptakan lingkungan rumah sehat.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Adanya ancaman keseha-
tan tetapi tidak perlu
ditangani segera.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Untuk membuat septi
dapat diubah tank permanent tidak
terlalu membutuhkan bia-
ya mahal lagipula keluar-
ga dapat menabung sedi-
kit demi sedikit apalagi
pak Kamsir sendiri se-
orang tukang batu.
3. Potensi untuk mence- 3/3 x 1 1 Resiko terjadinya penula-
gah masalah ran penyakit saluran pen-
cernaan dapat dicegah
bagi keluarga.
4. Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0

Total Skor 4 1/6


PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
No Diagnosa Kp. Keluarga Tujuan Khusus Tgl Implementasi Evaluasi
1. Resti bertambah 1. Keluarga mengenal 5-6-01 Menggali pengetahuan keluarga tentang karakteristik Keluarga hanya mengenalnya sebagai jenis
memburuknya penyakit karakteristik penyakit penyakit Bronchitis Kronis. penyakit saluran pernapasan.
Bronchitis Kronis yang Bronchitis Kronis. Menggali pengetahuan keluarga tentang cara-cara Keluarga hanya bisa mengandalkan obat
diderita pak Kamsir b/d perawatan di rumah. dokter atau pengobatan alternatif dari Tabib.
ketidakmampuan Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit Keluarga mengerti.
keluarga mengenal Bronchitis Kronis dan perawatannya yang meliputi : Keluarga (pak Kamsir) mampu menjawab
karakteristik penyakit - Pengertian Bronchitis Kronis. dengan baik.
Bronchitis Kronis dan - Penyebab.
perawatannya. - Cara memberikan perawatan di rumah.
Menanyakan kembali materi diskusi tentang
karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan
perawatannya.
2. Keluarga membuat Membantu menyokong keluarga membuat keputusan yang Keluarga mampu membuat keputusan dan pak
keputusan yang tepat tepat tentang upaya pengobatan ke sarana kesehatan dan Kamsir menyatakan bersedia berhenti merokok.
tentang upaya kemampuan memberikan perawatan di rumah serta pak
pengobatan pak Kamsir Kamsir sendiri mampu membuat keputusan untuk berhenti
ke Sarana kesehatan merokok.
dan sanggup
memberikan perawatan
yang baik dan benar
serta pak Kamsir
mengatakan bersedia
berhenti merokok.
3. Keluarga sepakat jika 7-6-01 Meyakinkan keluarga akan manfaat lantai bersih dan - Pak Kamsir sudah dirawat/opname di
diadakan evaluasi terhindar dari debu/tanah. RSUD Dr. Soetomo dengan Diagnose :
sewaktu-waktu oleh Meyakinkan pak Kamsir akan bahaya merokok Gagal jantung kanan. Saat dirawat pak
perawat. terhadap penyakit yang diderita. Kamsir sedang terpasang O2 dan Infus Nacl
Meyakinkan keluarga akan bahaya dapur terutama 0,9%. (di Ruang Cardiologi).
bagi pak Kamsir.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis. Perawatan Kesehatan Keluarga.


Copyriche 1978. UP Coleege of Nursing. Dillman. Quezon City.
Philippines. Jakarta. 1989.

Depkes RI. Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1987.

________ Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Seri C. Jakarta. 1994.

Fakultas Keparawatan Universitas Indonesia. Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan


Keperawatan Keluarga. Jakarta. 2000.
RENCANA PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
TANGGAL 01 JUNI 2001

NoDiagnosis Kep. KeluargaTujuanKriteria EvaluasiRencana IntervensiUmumKhususKriteriaStandartResiko tinggi bertam-bah memburuknya pen-yakit Bronchitis Kronis yang diderita pak Kamsir berhubungan
dengan ketidakmam-puan keluarga menge-nal karakteristik penya-kit dan perawatannya.Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keadaan penyakit pak Kamsir berangsur membaik.1. Keluarga dapat mengenal
ka-rakteristik pen-yakit Bronchitis Kronis.
a. VerbalPengertian Bronchitis Kronis.
b. Penyebab :

Merokok

Serangan Bronchitis Kronis berulang.

Radang hidung.

Penyakit saluran Pernapasan lain disertai penumpukan dahak.

1. Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.Galih pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
2. Diskusikan bersama tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
3. Berikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan gambar, brosur dan sebagainya.
4. Dengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.
5. Tanggapi pertanyaan dengan sabar.
6. Bimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah diberikan.
1. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik dan benar.2. Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pe-ngobatan pak Kam-sir ke sarana kese-hatan dan bersedia
memberikan pera-watan yang baik dan benar dan pak Kamsir menyata-kan bersedia ber-henti merokok.VerbalKeputusan yang dibuat keluarga dan pak Kamsir sendiriDiskusikan alternatif untuk mengatasi
masalah yaitu :
- Pentingnya berobat teraur ke sarana kesehatan.
- Modifikasi lingkungan agar pak Kamsir terhindar dari asap dapur.
- Resiko jika pak Kamsir tetap merokok.
- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.
- Manfaat lantai rumah bersih dan terhindar dari debu/tanah.
2. Beri dorongan kepada keluarga dan pak Kamsir untuk membuat keputusan.
3. Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru.
3. Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu.Perilaku- Lantai rumah dipel bersih.
- Pak Kamsir telah berhenti merokok.
1. - Terhindar dari asap dapur.Jelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.
2. Jelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat keluarga.

Anda mungkin juga menyukai