Anda di halaman 1dari 6

3 Tipe-Tipe Budaya Politik di Indonesia Menurut Para Ahli

Tipe-tipe budaya politik di Indonesia merupakan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Kata budaya merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta
buddhayah. Kata buddhayah mempunyai makna yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan
akal budi manusia. Budaya merupakan sesuatu yang sangat kompleks di dalam kehidupan
manusia yang meliputi aturan, adat istiadat, kesenian, bahasa, dan nilai-nilai yang berlaku di
dalam suatu komunitas masyarakat. Budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia perlu
dilestarikan agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan identitasnya sebagai Cara Melestarikan
Budaya di Indonesia.

Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, Indonesia juga mengenal budaya di
dalam dunia perpolitikannya. Bentuk budaya politik yang ada di Indonesia merupakan bagian
kecil dari sistem politik di berbagai negara. Budaya politik sendiri diartikan sebagai pola yang
muncul dalam berbagai aspek dari suatu perilaku masyarakat dalam melaksanakan
kehidupannya sebagai warga negara. Pola perilaku yang muncul sebagai perwujudan budaya
politik dapat dijabarkan dalam aspek yaitu:

Kehidupan berbangsa dan bernegara


Pelaksanaan adminstrasi dalam negara
Sistem pemerintahan
Norma atau hukum yang berlaku

Semua aspek yang digunakan sebagai tempat untuk mewujudkan budaya politik dimaknai
sebagai suatu sistem nilai yang berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua elemen
masyarakat yang menjalankan kebudayaan politik di berbagai aspek yang sudah disebutkan
wajib melaksanakannya dengan baik demi terwujudnya masyarakat politik yang diharapkan.
Dalam sejarah Indonesia, Indonesia telah mengenal dan melaksanakan sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer dimana budaya politik yang tumbuh di dalam kehidupan
masyarakat sangat beragam. Artikel ini menjabarkan beberapa tipe budaya politik yang
berkembang di masyarakat dari era pemerintahan orde lama sampai dengan era Indonesia
sekarang ini. Berikut budaya-budaya politik yang diartikan dan dijabarkan dalam para ahli:

1. Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial biasa juga disebut dengan tipe-tipe Budaya politik di Indonesia yang
apatis. Budaya politik ini disebut dengan budaya politik yang apatis karena minat dan partisipasi
yang dimiliki oleh masyarakat untuk terlibat dalam suatu kegiatan politik sangat rendah bahkan
tidak peduli dengan adanya kegiatan politik yang ada di sekitarnya. Walaupun negara kita
adalah negara yang menganut sistem demokrasi liberal yang membebaskan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam dunia politik, budaya politik parokial masih banyak ditemukan di
masyarakat Indonesia.

Budaya politik parokial yang ditemuka di masyarakat Indonesia merupakan kebudayaan yang
terpelihara karena adanya kurangnya informasi dan rasa sakit hari kepada sistem perpolitikan di
Indonesia. Kurangnya informasi menjadi salah satu penyebab munculnya budaya politik
parokial yang meliputi beberapa faktor, diantaranya:

Minimnya keberadaan media informasi


Tempat tinggal penduduk yang jauh dari peradaban
Keengganan penduduk untuk mencari informasi

Faktor-faktor tersebut sampai sekarang masih menjadi penghalang informasi sehingga budaya
politik parokial masih ditemukan. Rasa sakit hati juga menjadi salah satu faktor adanya budaya
politik parokial ini. Sakit hati yang ditimbulkan cenderung pada pelaksanaan kebijakan-
kebijakan pemerintah yang meleset dari harapan masyarakat sehingga menyebabkan penyebab
konflik sosial di kehidupan bermasyarakat. Jika dibiarkan terus berkembang dan makin banyak
masyarakat yang menganut budaya ini, maka kehidupan politik di suatu negara akan menjadi
kacau karena masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Hal seperti inilah
yang dapat mengganggu pemerintah yang berdaulat sendiri.

2. Budaya Politik Kaula

Budaya politik kaula hampir sama dengan budaya politik parokial yang sudah dijelaskan.
Perbedaanya, dalam masyarakat yang menganut budaya politik kalula, partisipasi dalam
melakukan kegiatan politik masih nampak walaupun tidak banyak. Sebagai negara yang
menganut sistem politik demokrasi, budaya politik kaula masih ditemui di kalangan masyarakat.
Budaya politik kaula menekankan kepada tokoh yang muncul dalam proses politik yang sedang
berlangsung. Tokoh ini dapat disebut sebagai idola dalam kelompok masyarakat tertentu.
Masyarakat yang menganut budaya politik kaula ini lebih mengedepankan siapa yang menjadi
tokoh utama dalam sistem politik karena budaya politik ini mempunyai subjektivitas yang
tinggi.

Dalam sistem pemerintahan orde baru, budaya politik kaula sudah mulai nampak. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya beberapa partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu yang
berlangsung pada saat itu, Masyarakat bebas menentukan pilihannya sesuai dengan subjektivitas
masing-masing. Budaya politik kaula ini mempunyai efek yang cukup buruk jika subjek yang
menjadi tokoh idola dalam masyarakat tidak mampu mewujudkan keinginan masyarakat.
Ketidakmampuan ini dapat menimbulkan dampak ketimpangan sosial yang mengakibatkan
dampak tertentu bagi masyarakat. Hal yang paling mungkin muncul akibat ketidakmampuan
tokoh dalam mewujudkan keinginan masyarakat adalah beralihnya budaya politik kaula ke
dalam budaya politik parokial yang pasif terhadap kehidupan dan proses politik yang sedang
berlangsung di Indonesia.

3. Budaya Politik Partisipan

Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang paling diharapkan dalam kehidupan politik
yang berlangsung di Indonesia. Budaya politik ini merupakan salah satu implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada sila keempat. Masyarakat yang
menganut budaya politik partisipan mempunyai keinginan yang tinggi dalam mengikuti
perkembangan dalam kehidupan berpolitik sebagai partisipan secara langsung maupun tidak
langsung. Angka partispasi yang dimiliki oleh masyarakat yang menganut budaya politik ini
sangat tinggi bahkan tidak memandang usia yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Tingkat partisipasi yang tinggi dalam kehidupan berpolitik dipandang sebagai bentuk
perwujudan demokrasi yang menganut asas-asas pokok demokrasi di Indonesia. Dalam tipe-tipe
dudaya politik di Indonesia ini, masyarakat secara aktif memberikan aspirasinya dalam dalam
kegiatan politik, misalnya menjadi bagian dari sistem pemilu di Indonesia. Masyarakat yang
menerapkan budaya politik partisipan dalam kehidupan sehari-hari dapat melakukan berbagai
kegiatan politik tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Perlu diketahui, keberadan budaya
politik partisipan dalam masyarakat terdapat beberapa macam, diantaranya:

Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya paksaan.


Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya reward/ hadiah.
Budaya politik partisipan yang timbul karena kesukarelaan.

Ketiga kelompok budaya politik yang diutarakan merupakan bagian dari budaya politik
partisipan. Ketiga kelompok tersebut masuk dalam bagian budaya politik partipisan karena
indikator dalam budaya politik partisipan hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakatnya
tanpa mempertimbangkan faktor-faktot yang melatarbelakangi munculnya budaya tersebut.
Namun setidaknya partisipasi masyarakat yang tinggi dalam budaya politik partisipan
diperlukan guna mewujudkan proses kegiatan politik yang hidup. Budaya politik partisipan yang
dilakukan oleh masyarakat juga dapat berubah menjadi budaya politik parokial jika dalam
proses kehidupan berpolitik, tuntutan masyarakat tidak terpenuhi dalam kurun waktu tertentu.

Itulah penjelasan tentang budaya politik yang berkembang dalam masyarakat di Indonesia.
Melalui kebudayaan politik inilah kita dapat menentukan langkah kita dalam mengikuti
perkembangan politik yang ada di Indonesia. Budaya politik dapat diajarkan dalam jenjang
pendidikan formal agar kesadaran berpolitik masyarakat dalam tumbuh dan berkembang dari
dalam diri melalui pendidikan yang ditempuh. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian

Anda mungkin juga menyukai