Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah hebat yang terjadi sampai


umur kehamilan 20 minggu dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine yang bukan
disebabkan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.

2. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.


Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :

Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah


primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi
yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan


perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan
faktor organik.

1
Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada


penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien.

Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi
pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen
ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau
akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah


pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,

2
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan
karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma
berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan
Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati
dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

3. Gejala Dan Tanda

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi


dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :

A. Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum


penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan
mata cekung.

B. Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih


berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan
mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

C. Tingkatan III:

3
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dan samnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat
dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan
diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya
payah hati.

4. Penanganan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan


jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat.

Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat


memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.


Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.

2.2 Preeklampsi dan eklampsi

Preeklampsi
1. Pengertian preeklampsi
Pre Eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuriatetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda vaskuler atai hipertensi sebelumnya biasanya keadaan

4
ini timbul setelah umur kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsi merupakan
gangguan yang terutama terjadi pada primigravida penyakit dengan tanda tanda
hipertemsi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. ( Sarwono,
2002 )

2. Gejala-gejala dari preeklampsi:

Hipertensi: gejala yang paling dulu timbul ialah hypertensi yang terjadi
secara tiba-tiba, tekanan darah 140mm systol dan 90mm diastol dan juga
kenaikan systol 30mm atau diastol 15mm diatas tekanan yang biasa
merupakan pertanda.

Tekanan darah dapat mencapai 180mm systol dan 110mm diastol tapi
jarang mencapai 200mm.

jika tekanan darah melebihi 200mm maka sebabnya biasanya hipertensi


essensialis.

Oedema: timbulnya oedema didahului oleh tambah berat badan yang


berlebihan, penambahan berat badan yang tiba-tiba ini disebabkan retensi
air dalam jaringan dan kemudian baru oedema nampak. Oedema ini tidak
hilang dengan istirahat.

Proteinuria: sering ditemukan pada preeklampsi, disebabkan karena


vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal. Proteinuria biasanya
timbul lebih lambat dari hypertensi dan tambah berat.

Gejala subjektive seperti, sakit kepala,sakit diulu hati, gangguan


penglihatan.

3. Etiologi/faktor penyebab:

5
Sebab preeklampsi belum diketahui tapi pada penderita yang meninggal
karena eklampsi terdapat perubahan yang khas padaa berbagai alat, tapi kelainan
yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dann
coagilasi inravaskuler. Walaupun vasopasmus mungkin bukan merupaka sebab
primer penyakit ini, akan tetapi vasopasmus ini yang menimbulkan berbagai
gejala yang menyertai eklampsi.

4. Penanganan:
Pada tingkat permulaannya preeklampsi tidak memberikan gejala-gejala
yang dapat dirasakan oleh pasien sendiri maka diagnosa dini hanya dapat dibuat
dengan antepartum care. Pasien hamil hendaknya diperiksa sekali dua minggu
setelah bulan keenam dan seklai seminggu pada buklan terakhir. Pada
pemeriksaan ini secara rutin harus ditentukan tekanan darah, tambah berat dan
ada tidaknya proteinuria.
Usaha pencegahan preeklampsia yang terpenting ialah pembatasan
pemakaiann garam dan ada juga yang mengusahakan pembatasan tambah berat
pada gravidae. Usaha terakhir ini diragukan. Pembatasan pemakain garam baiknya
dianjurkan pada semua wanita pada triwulan yang terakhir dari kehamilan,
terutama pada pasien pada faktor predisposisi.
Pada pasien dengan preeklampsi berat penanganannya dengan pasien
dirawat inapkan dengan posisi tidur miring (lateral recumben position) untuk
meningkatkan filtrasi glomerulus, Tekanan darah, berat badan, protein urin,
masukan dan keluarkan dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik dasar
mengevaluasi beratnya proses penyakit dan keadaan janin.
Jika terjadi depresi pernapasan 10 ml larutan kalsium glukonas 10%
intravena dalam waktu 3 menit dianjurkansebagai antidotum terhadap keracunan
magnesium.

Eklampsi
1. Pengertian eklampsi
Eklampsia adalah terjadinya satu atau beberapa kejang pada wanita hamil
dan wanita dalam nifas yang bukan disebabkan oleh keadaan serebral lain seperti
epilepsi atau pendarahan otak pada pasien dengan preeklamsia.

6
2. Gejala-gejala dari eklampsia:

Pasien mengalami fase kejang atau keadaan koma yang diikuti satu atau
lebih kejang. Eklampsi selalu didahului oleh gejala-gejala preeklamsi yang berat,
seperti : sakit kepala yang keras, penglihatan kabur, nyeri diulu hati, kegelisahan
dan hyperrefleksi sering mendahului serangan kejang.

Gejala-gejala lain : selama kehamilan trimester kedua akhir atau trimester


ketika, gejala-gejala yang dapat meramalkan suatu kejang eklampsi: kenaikan
berat badan mendadak akibat retensi cairan, Pembengkakan muka dan tangan,
sakit kepala, gangguan visual, nyeri epigastrium, dan pengeluaran urin berkurang.

3. Etiologi/faktor penyebab

Sebab dari eklampsi belum diketaahui benar. Salah satu teori yang
dikemukakan ialah bahwa eklampsi disebabkan oleh ischemia rahim dan placenta
(ischaemia uteroplacentao). Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih
banyak. Pada mola hydatidosa,hyramnion, kehamilan ganda, mulipara, pada akhir
kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah obu, diabetes,
peredaran darah dalam rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari placenta atau
decidua yang menyebabkan vasopasmus dan hypertensi

4. Penanganan pasien eklampsi:

Karena eklampsi disebabkan oleh kehamilan maka teoritis pengobatan


yang terbaik dari eklampsi secepat mungkin mengakhiri kehamilan misalnya
dengan sectio. Tapi dalam praktek terbukti bahwa hasilnya kurang memuaskan,
terutama karena dilakukan operasi pada pasien yang keadaanya sudah buruk.
Dengan sikap yang konservatif hasil-hasil jauh lebih memuaskan, pada
umumnya eklampsi dirawat secara konservatif. Sebagai pertolongan pertama
dapat diberikan dengan segera suntikan 20 mg morfin misalnya sebelum
mengangkut pasien kerumah sakit atau sambil menunggu persiapan-persiapan
yang diperlukan. Pasien ditempatkan dalam kamar tenang dan setengah gelap tapi
yang masih cukup terang untuk memungkinkan observasi.

7
Persiapan yang cukup dilakukan menghindarkan pasien melukai diri
sendiri atau jatuh dari tempat tidur, gigi palsu yang harus ditanggalkan dan dicari
benda misalnya karet atau kain yang digulung atau dimasukkan antara tulang
rahang kalau terjadi kejang. Juga disediakan alat penghisap lendir. Perawat tidak
boleh meninggalkan pasien. Makan dan minum per os tidak boleh diberikan.
Setelah pasien agak tenang dilakukan pemeriksaann umum dan obstetri dan
dipasang dauer catheter.

2.3 Kelainan dalam lamanya kehamilan.

Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari
pertama haid terakhir. Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan
adakalanya melebihi waktu normal.

Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung dapat


dibagi sebagai berikut :

1. Abortus

Terjadi dimana berat anak < 500 gr dan lama kehamilan <22 minggu.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup dalam dunia
luar.

Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gr atau umur kehamilan 28 minggu. Abortus dapat dibagi sebagai berikut :

Abortus spontan terjadi dengan sendiri atau keguguran merupakan


20% dari semua abortus.

Abortus provokatus ( disengaja ) 80% dari semua abortus.

1. Abortus provokatus artifisialis : keguguran dengan alasan


kehamilan yang membahayakan bagi ibu.

8
2. Abortus provokatus pada hamil muda diatas 12 minggu
dilakukan dengan prostat glandin atau dengan penyedotan atau
vacum. Pada hamil tua diatas 12 minggu dilakukan dengan
hysterotomi dapat disuntikan garam hyperlonis 20%.

2. Partus immaturus

Terjadi pada berat anak 500-1000 gr. Lamanya kehamilan 22-28 minggu.

3. Partus praimaturus

Terjadi pada berat anak 1000-2500 gr dengan lamanya kehamilan 28-37


minggu. Partus prematurus merupakan sebab kematian neonatal terpenting
kejadiannya 7% dari semua kelahiran hidup.

4. Partus aterme

Terjadi pada berat anak >2500-(sampai 4500 gr) denagn lamanya


kehamilan 37-42 minggu.

5. Partus serotinus

Persalinan setelah kehamilan 42 minggu atau lebih.

2.4 Pendarahan Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ditempat luar biasa. Tempat


kehamilan yang normal adalah didalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
terjadi di luar rahim misalnya, dalam tuba, ovarium,atau rongga perut, tapi dapat
juga terjadi dalam rahim ditembap yang luar biasa, misalnya dalam cervix, pars
interstitialis tube, atau dalam tanduk rudimenter rahim.

1. Kehamilan tuba

9
Kejadian kehamilan tuba adalah 1 dianta 150 persalinan (Amerika).
Kejadian dipengaruhi oleh faktor sosial: mungkin karena golongan ekonomi kelas
bawah dan menderita gonorhoe dan todak mempunyai biaya untuk berobat.

Sebab-sebab kehamilan tuba:

1. Hal-hal yang mempersulit perjalanan telur kedalam cavum uteri

Salpingitis chronica

Kelainan congital tuba

Tumor-tumor yang menekan pada tuba

Perlekatan tuba dengan alat-alat sekitarnya

Migratio externa: perjalanan telur yang panjang dan lama, hingga


sudah terbentuk trofoblast sebelum telur ada dalam cavum uteri

2. Tuba yang panjang seperti hypoplasia uteri

3. Hal-hal yang memudahkan nidasi

Berakhirnya kehamilan tuba ada dua cara

Abortus tubae

Abortus tuber terjadi antara minggu ke 6-12. Pendarahan yang timbul


karena abortus keluar dari ujung tuba dan mengisi cavum Douglasi, terjadilah
haematocele cetrauterina. Ada kalanya ujung tuba tertutup karena perlekatan-
perlekatan hingga darah berkumpul dalam tuba dan timbullah haematosalpinx

Ruptura tubae

Ruptur pada isthmus tubae terjadi sebelum minggu ke 12 karena dinding


tuba disini tipis, tapi ruptur pada pars interstitialis terjadi lambat kadang-kadang

10
baru pada bulan ke 4 karena disini lapisan otot tebal. Ruptur biasanya terjadi
kedalam cavum peritonei tapi kadang-kadang kedalam lig latum kalau
implantasinya pada dinding bawah tuba.

Pada ruptura tubae, seluruh telur dapat melalui robekan dan masuk
kedalam cavum peritonei dimana telur itu mati.

2. Kehamilan interstisili

Implantasi telur terjadi dalam pars intertitialis tubae. Karena lapisan


myometrium disini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada
bulan ke 3 atau ke 4. Jika terjadi ruptur maka terjadi pendarahan hebat karena
tempat ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga dalam waktu yang
singkat dapat menyebabkan kematian.

3. Kehamilan abdominal

Kehamilan abdominal ada dua macam:

Kehamilan abdominal primer, dimana telur dari awal mengadakan


implantasi dalam rongga perut

Kehamilan abdominal sekunder, yang asalnya kehamilan tuba dan


setelah ruptur beru menjadi kehamilan abdominal.

Nasib janin yang mati inta abdominal sebagai berikut:

Dapat terjadi pernanahan sehingga kantong kehamilan menjadi


abses yang dapat pecah melalui dinding perut atau kedalam usus
atau kandung kencing. Dengan nanah keluar bagian-bagian janin
seperti tulang-tulang, potongan-potongan kulit, rambut dan lain-
lain.

11
Pengapuran (klasifikasi), anak yang mati mengapur, menjadi keras
karena endapapan-endapan garam kapur hingga berubah menjadi
anak batu (lithopedion)

Perlemakan, janin berubah menjadi zat kuning seperti minyak


kental (adipocere).

4. Kehamilan ovarial

Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan ruptur pada hamil muda.
Untuk mendiagnosa kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari Spiegelberg.

5. Kehamilan cervical

Kehamilan cervical jarang sekali terjadi

Nidasi terjadi dalam selaput lendir cervix

Dengan tumbuhnya telur, cervix mengembung

Kehamilan cervix biasanya berakhir pada kehamilan muda, karena


menimbulkan perdarahan hebat yang memaksa pengguguran.

Placenta sukar dilepaskan dan pelepasan placenta menimbulkan


perdarahann hebat hingga cervix perlu ditampon jika tidak, dilakukan
hysterektomi.

2.5 Penyakit dan kelainan placenta dan selaput janin

Bentuk placenta yang normal ialah ceper dan bulat, diameternya 15-20
cm, tebalnya 1,5-3cm. Placenta pada kehamilan aterme beratnya 1/6 x berat anak
atau 500 g.

Placenta yang besar dan berat sekali terdapat pada:

12
-erythtroblastosis

- syphilis

- penyakit ginjal

Beberapa contoh kelainan pada placenta:

Placenta fenestrata Ialah placenta yang berlobang ditengah-


tengahnya

Placenta bilobat Ialah placenta yng terdiri dari dua lobi

Placenta succenturiata Ialah disamping placenta terdapat placenta


tambahan yang kecil yang dihubungkan dengan placenta yang
sebenarnya oleh pembuluh-pembuluh darah.

Placenta tambahan ini dapat tertinggal pada pelepasan placenta dan


menyebabkan pendarahan. Kita dapat mengetahui tertinggalnya placenta
tambahan dengan memeriksa selaput janin dengan teliti. Jika terdapat lobang pada
selaput dekat pingir placenta, dan pada pinggir placenta ini terdapat pembuluh-
pembuluh darah yang koyak maka placenta tambahan bisa jadi penyebabnya.

Placenta membranacea Placenta lebar dan tipis meliputi hampir


seluruh permukaan chorion dan menyebabkan jonjot-jonjot chorion
dalam decidua capsularis tidak mati tapi tumbuh terus. Placenta
membranacea dapat menimbulkan pendarahan antepartum dan
memberikan kesulitan pada kala III karena placenta ini tipis dan
sukar terlepas.

Placenta circumvalata pada permukaan feotal pada pinggir


placenta terdapat cincin putih. Cincin putih menandakan pinggir
placenta, sedangkan jaringan disebelah luarnya terdiri dari villi
yang timbul ke samping dibawah decidua, jadi bukan villus
pancang. Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk

13
mencukupi kebutuhan, villi menyerbu kedalam decicua diluar
permukaan chorion frondosum.

Kelainan insersi placenta

Placenta biasanya melekat pada dinding belakang atau depan rahim dekat
fundus, kalau implantasi placenta rendah yaitu pada segmen bawah rahim
danmenutup sebagian atau seluruh ostium internum maka placenta demikian
disebut placenta praevia (prae=didepan, vias = jalan jadi artinya didepan jalan
lahir atau menghalangi jalan lahir. Jika jonjot-jonjot chorion masuk lebih kedalam
dinding rahim maka placenta disebut placenta accreta

Menurut dalamnya penyerbuan dinding rahim oleh jonjot-jonjot placenta


accreta dibagi sebgai berikut:

1. Placenta accreta, jonjot menembus decidua sampai berhubungan


dengan myometrium

2. Placenta increta, jonjot-jonjot sampai kedalam lapisan myometrium

3. Placenta parcreta, jonjot-jonjot menembus myometrium hingga


mencapai perimetrium dan kadang-kadang menembus perimetrium dan
menimbulkan ruptura uteri.

Placenta accreta ada yang komplit, diamana seluruh permukaan placenta


melekat dengan erat pada dinding rahim dan ada yang parsial dimana placenta
dibeberapa tempat saja melekat dengan erat pada dinding rahim.

Placenta accreta menimbulkan penyulit pada kala III karena sukar lepas
dari dinding rahim. Placenta accreta tidak boleh dilepaskan secara manual karena
dapat menimbulkan perforas. Terapi yang lazim digunakan adalah hysterektomi.

Penyakit placenta

14
1. Infark putih placenta yaitu, bagian-bagian yang lebih pucat dari
permukaan maternal placenta dan ditimbulkan oleh degenerasi trofoblast
(degenerasi fibrinoid)

2. Infark merah disebabkan karena syncytium mengalami degenerasi dan


kemudian melepaskan diri maka jaringan ikat villus langsug berhubungan
dengan darah hingga pada tempat ini timbul pembekuan darah

3. Infark placenta kadang-kadang terdapat kista pada permukaan feotal


placenta. Isinya cairan jernih kuning atau kadang-kadang kemerah-
merahan. Kista ini terjadi karena pencairan cairan chorion.

4. Tumor-tumor placenta.

Macam-macam tumor pada placenta:

Chorioangioma

Mola hydatidosa

Choriocarcinoma

Chorioangioma palcenta terjadi dari pembuluh-pembuluh daarah


jonjot chorion. Warnanya coklat kuning dan konsistensinya seperti
jaringan hati. Dikatakan bahwa chorioangioma dapat menimbulkan
hydramnion karena tekanan pada jaringan sekitarnya.

5. Radang placenta terjadi karena penjalaran infeksi decidua misalnya oleh


gonococcus atau kuman lain, radang placenta dapat juga terjadi pada
partus lama

6. Perkapuran placenta pada permukaan maternal kadang-kadang terdapat


temapt-tempat yang mengalami perkapuran

7. Oedema placenta terjadi pada hydrops feotalis dan pada gangguan


peredaran darah tali pusat.

15
8. Disfungsi placenta jika faal placenta kurang baik sehingga membahayakan
janin neonatus atau mempengaruhi secara negative pertumbuhan fisik atau
mental dari anak dikelak kemudian hari dan ini disebut dysfungsi placenta.
Dalam perinatologi sering dipakai istilah insuffisiensi placenta.

Gejala-gejala dysfungsi placenta:

Berat palcenta yang kurang dari 500g atau index placenta yang renadah
menambah kejadian kelahiran mati dan fetal distress (gawat janin). Juga
bentuk makrospis dan mikrospis yang luar biasa (infark) dapat menjurus
ke dysfungsi placenta

Uterus yang kurang membesar, berat badan ibu yang turun terutama kalau
disertai dengan gejala gawat janin

Penurunan kadar oestriol

Hal ini dapat ditentukan dengan pengukuran kwantitatip atau dengan


pemeriksaan tidak lansung, misalnya dengan infern test.

Persalinan juga merupakan test bagi reserve placenta dengan


mmeperhatikan BJ anak waktu persalinan

Kelainan selaput janin

Robeknya selaput dalam kehamilan

Selaput janin dapat robek dalam kehamilan:

o Spontan karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena


cervix terbuka (cervix yang incompetent)

o Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat

Gejala-gejala

16
1. Air tuban mengalir keluar hingga rahim lebih kecil dari yang sesuai
dengan usia kehamilan, konsistensinya lebih keras.

2. Biasanya terjadi persalinan

3. Cairan: hydrorrhoe amniotica

Untuk mengetahui apakah cairan yang keluar, betul-betul air tuban


ditentuka pH-nya, misalnya dengan lakmus atau nitrazin

Terapi

1. Jika kehamilan sudah aterme, dilakukan induksi

2. Jika anak prematus diusahakan supaya kehamilan dapat berlansung


terus , misalnya dengan istirahat dan pemberian progesteron

3. Kalau kehamilan masih sangat muda (dibawah 28 minggu)


dilakukan induksi

Kadang-kadang selaput robek pada kehamilan yang masih sangat muda,


misalnya pada minggu-minggu pertama dari kehamilan. Dalam hal ini anak keluar
dari kantongnya dan tumbuh extra chorial

Ada kalanya pada kehamilan yang sangat muda ini amnion saja yang
robek, sedangkan chorion tetap utuh maka terjadi kehamilan extra amnial. Ini
biasanya terjadi karena pemisahan amnion dengan permukaan badan anak kurang
sempurna hingga dibeebrapa tempat amnion tetap melekat pada kulit.
Karena air tuban bertambah banyak, perlekatan ini teregang dan terjadilah
benang-benang amnion atau benang Simonart. Benang-benang amnion ini tidak
dapat menimbulkan amputasi intra uterin dari anggota-anggota badan. Penyakit-
penyakit amnion lainnya adalah amnionitis, kista amnion dan amnion nodosa.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah hebat yang terjadi sampai


umur kehamilan 20 minggu dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine yang bukan
disebabkan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.

Pre Eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuriatetapi tidak

18
menunjukkan tanda-tanda vaskuler atai hipertensi sebelumnya biasanya keadaan
ini timbul setelah umur kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsi merupakan
gangguan yang terutama terjadi pada primigravida penyakit dengan tanda tanda
hipertemsi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Eklampsia adalah terjadinya satu atau beberapa kejang pada wanita hamil
dan wanita dalam nifas yang bukan disebabkan oleh keadaan serebral lain seperti
epilepsi atau pendarahan otak pada pasien dengan preeklamsia.

Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari
pertama haid terakhir. Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan
adakalanya melebihi waktu normal.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ditempat luar biasa. Tempat


kehamilan yang normal adalah didalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
terjadi di luar rahim misalnya, dalam tuba, ovarium,atau rongga perut.

Bentuk placenta yang normal ialah ceper dan bulat, diameternya 15-20
cm, tebalnya 1,5-3cm. Placenta pada kehamilan aterme beratnya 1/6 x berat anak
atau 500 g.

3.2 Saran

Dengan dipelajarinya pengertian, penyebab, gejala dan penanganan dari


Hiperemesis gravidarum, Pre eklampsi dan eklampsi, kelainan dalam lamanya
kehamilan, pendarahan kehamilan ektopik serta penyakit dan kelainan plasenta
dan selaput janin, diharapkan kita dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit-penyakit tersebut. Dengan adanya penyebab penyakit tersebut maka
harus menghindari penyakit tersebut dan juga mengajak orang lain untuk
menghindari penyakit itu, dan apabila penyakit tersebut menyerang seseorang
yang telah jelas gejalanya maka tangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa
yang telah kita pelajari.

19
Sebagai calon bidan masa depan kami menyarankan untuk kita semua agar
memanfaatkan ilmu yang telah kita dapat dengan sebaik-baiknya dan tetap up to
date karena dengan berkembangnya zaman maka ilmu pengetahuan dan teknologi
juga akan berkembang.

20

Anda mungkin juga menyukai