Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami
semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun untuk lebih mengetahui pemahaman tentang Alergi dan Proses Pernafasan
terhadap Sistem Imun .

Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini dan kepada temanteman yang ikut
berpartisipasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak
luput dari kekurangan maka dari ini kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan dan kemajuan di masa yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan tentang mata kuliah kesehatan reproduksi.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua mahasiswi Akademi
Kebidanan Widya Husada Payakumbuh.

Payakumbuh, Maret 2012

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alergi


2.1.1 Jenis Alergi
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Alergi
2.1.3 Imunodefisiensi
2.2 Pernafasan
2.2.1 Proses Pernafasan
2.2.2 Mekanisme Pertukaran Gas
2.2.3 Proses Perukaran Dasa dan Pengangkutan O2 dan CO2 serta
Sistem Buffer Darah Chloride Shift

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui.bahwa alergi sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia . karena
alergi dapat disebabkan oleh apa saja. Baik yang kita ketahui maupun tidak. Alergi dapat di artikan
dengan reaksi yang berlebihan oleh sistem imun sebagai tanggapan kontak badan dengan benda-
benda asing tertentu.

Mekanisme respirasi meliputi proses inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi yaitu pemasukan udara
ke paru-paru, sedangkan ekspirasi yaitu pengeluaran udara dari paru-paru. Proses inspirasi dan
ekspirasi melibatkan kontraksi relaksasi otot-otot tulang, rusuk, dan otot diafragma.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tentang Alergi dan Proses Pernafasan serta Pertukaran Gas
saat Pernafasan
Tujuan Khusus :
Untuk lebih memahami tentang Alergi dan Proses Pernafasan serta Pertukaran
Gas saat Pernafasan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ALERGI

Sebagian Orang terlalu peka terhadap udara yang mereka hirup , terhadap bahan makanan
atau sesuatu hal yang mereka jamah ( pegang ). Bahan yang sama mungkin tidak ber bahaya bagi
anggota-anggota keluarga yang lain pada manusia umunnya.

Kepekaan ini mungkin di warisi dari lahir ( faktor keturunan ), tetapi lebih sering
terbentuk sendiri karena terlalu sering bersentuhan dengan bahan-bahan penggangu tersebut.
Kepekaan inilah yang di sebut alergis, dan kalau memang sangat keras reaksi tubuh tersebut
anaphylaxis. Kita akan mebicarakanya dalam pasal ini, karena sering terjadi pada kulit kita .

Berbagai penyakit kulit di sebabkan oleh alergis. Demam panas, Asma, Muntah-muntah
( murus-murus ) terutama pada anak-anak, eksim, bintik-bintik merah, dan banyak lagi penyakit
kulit, sebagai contoh yang umum di antara bahan pengganggu yang sering mepengaruhi orang yang
terlalu peka adalah : serbuk bunga ,rambut Atau ketombe yang berasal dari kucing, anjing, kuda
atau binatang yang berbulu lembut. Binatang atau burung, makanan seperti susu, telor, ikan,kerang,
daging babi, daging burung, tepung, jeruk, buah seri, bubur, bau rempah-rempah atau mentega.

2.1.1 BEBERAPA JENIS ALERGI :

ALERGI RINITIS ( RADANG HIDUNG ) : adalah peradangan rongga hidung yang


disebabkan oleh faktor keturunan. Orang yang sering terserang menyebabkan bersin-
bersin. gejalanya bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung berair, pilek dan pada beberapa
kasus dapat menyebabkan mata merah dan berair.
PENYEBABNYA : rangsangan terhadap debu, serbu, asap rokok, parfum, bulu binatang, je
nis binatang, jenis makanan tertentu dan perubahan udara maupun cuaca.reaksinya timbul
peradangan dan pengeluaran cairan pada hidung maupun mata.

Pencegahannya adalah untuk tidak terkena debu, polusi, asap rokok. Hindari hewan
peliharaan, karpet, dan bahan-bahan yang menyerap debu. serta kurangi minuman yang dingin dan
makanan yang mencetuskan alergi.

ALERGI KULIT ( Eksema/Dermatitis ) : adalah suatu reaksi alergi berupa


gatal/ruam pada kulit, juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri. penyakit ini tidak
menular.tetapi cenderung diturunkan dalam keluarga.

Gejalanya : kumpulan lepuhan berwarna merah diatas kulit, kemudian pecah dan
mengeluarkan cairan yang gatal. Bila cairan itu mengering, menyebabkan kulit bersisik
dan sangat gatal sekali.

PENYEBABNYA : Alergi pada kulit sangat rentan yang mungkin dicetuskan oleh
bahan/senyawa mulai dari kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang
kasar dan pakaian yang lembab atau yang terlalu ketat yang dapat menimbulkan gatal.

PENCEGAHANNYA : Hindari kontak langsung dengan bahan senyawa yang membuat


iritasi pada kulit, jangan digaruk jika gatal dan perhatikan penyebab timbulnya reaksi
alergi.
2.1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALERGI

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik,
imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus.

Faktor genetik. Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek pada penderita .
Bila ada orang tua, keluarga atau kakek/nenek yang menederita alergi kita harus
mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini.

Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko
pada anak sekitar 17 40%,. Bila ke dua orang tua alergi maka resiko pada anak meningkat
menjadi 53 70%. Untuk mengetahui resiko alergi pada anak kita harus mengetahui bagaimana
gejala alergi pada orang dewasa. Gejala alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ
tubuh dan sistem fungsi tubuh.

Imaturitas usus (KETIDAKMATANGAN USUS). Secara mekanik integritas mukosa usus


dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi
asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secra imunologik
sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen
masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur system pertaha1.3nan tubuh tersebut masih lemah
dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.

Pajanan alergi . Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik sudah dapa tterjadi
sejak bayi dalam kandungan. Diketahui adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin,
gandum, telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif
mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama
kehidupan. Pemberian PASI meningkatkan angka kejadian alergi
2.1.3 IMUNODEFISIENSI

Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi
secara adekuat sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan
berlangsung lebih lama dari biasanya.

Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat ( pada bayi baru lahir, anak-anak maupun
dewasa ), serta tidak member respon terhadap antibiotic maka kemungkinan masalahnya terletak
pada sisitem kekebalan. Gangguan pada sistem kekebalan sehingga dapat menyebabkan kanker atau
infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.

2.2 Pernafasan

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan


mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi
pelepasan energy

Sistem Pernafasan pada Manusia

Hidung
Faring
Trakea
Bronkus
Bronkiolus
Paru-paru

Rongga Hidung

Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
Pangkal Tenggorok

Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal
tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan,
katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal
tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada
waktu kita bicara.

Batang tenggorok

Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada,
batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang
tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung
bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat
disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah.
Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah.

Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru ( Pleura ). Alveolus dlam paru-paru
jumlahnya sangat banyak kurang lebih 300 juta alveolus. Luas permukaan seluruh alveolus
diperkirakan 100 kali lebih dari pada permukaan tubuh. Alveolus di kelilingi pembuluh-pembuluh
kapiler darah

Pertukaran Gas dalam Alveolus

Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita
bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke
dalam alveolus.
Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya
masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi
oksihemoglobin.

Selanjutnya diedarkan oleh darah keseluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan kedalam sel-sel
tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin.

Karbohidrat yang di hasilkan dar pernafasan di angkut oleh darah melalui pembuluh darah
yang akhirnya sampai alveolus, dari alveolus karbondoiksida dikeluarkan melalui saluran
pernafasan pada waktu kita mengeluarkan nafas. Dengan demikian dalam alveolus terjadi
pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karbondioksida keluar

2.2.1 Proses Pernapasan

Bernapas meliputi dua proses yaitu menarik napas atau memasukkan udara pernapasan dan
mengeluarkan napas atau mengeluarkan udara pernapasan.

Menarik napas disebut inspirasi dan mengeluarkan napas disebut ekspirasi.


Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung
keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut
pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga
berkontraksi sehingga rongga dada mengembang.

Hal ini disebut pernafasan dada. Akibat mengembangkan rongga dada, maka tekanan dalam
rongga dada menjadi berkurang sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya saluran
pernafasan akhirnya udara masuk kedalam paru-paru, sehingga paru-paru mangembang.

Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan
juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut.
Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak
ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik.Dengan
naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran
pernapasan.

Kapasitas Paru-paru

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 nl. Setelah
kita melakukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat
masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang
1500ml.

Setelah kita ekspirasi biasa, kita masih bisa menghembuskan nafas sekuat-kuatnya. Udara
yang dapat di keluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer volumenya lebih kurang
1500 ml.

Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam
paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah
volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-
paru. Respirasi (pernapasan) pada manusia ada 2 macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.

1. Pernapasan Dada

Pernafasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : inspirasi, terjadi bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru
mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari udara atsmosfer, sehingga udara
masuk.
Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan tertarik ke
posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat, tekanan udara
dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atsmosfer, akibatnya udara keluar.

2. Pernapasan perut

Pernafasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu : inspirasi, terjadi bila otot diafragma
bekontraksi, diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan volume rongga dada
membesar sehingga tekanan udara di dalamnya mengecil dan di ikuti paru-paru yang mengembang
mengakibatkan tekanan udara lebuh kecil dari tekanan udara asmosfer dan udara masuk.

Ekspirasi diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi
menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga dada, sehingga volume rongga
dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga udara dalam paru-paru keluar. Pernafasan perut
umumnya terjadi saat tidur.

2.2.2 MEKANISME PERTUKARAN GAS

Pengangkutan O2

Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi didalam alveolus dan jarinagn tubuh, melaluai
proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan
berkaitan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah yang di sebut deoksigenasi dan menghasilkan
senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut :

Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 3% yang larut
dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi
pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi berikut :
Pengangkutan CO2

Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam
darah yang selanjutnya akan di angkut ke paru-paru untuk di keluarkan sebagai udara pernafasan.
Ada 3 cara pengangkutan CO2 :

1. Sebagai ion karbonat (HCO3) sekitar 60-70%


2. Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2) sekitar 25%
3. Sebagai asam karbonat (H2CO2) sekitar 6-10%

2.2.3 Proses pertukaran dasa pengangkutan O2 dan CO2 serta sistem buffer
darah chloride shift

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan. Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen
dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan
sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan
memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang
vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau
sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang
atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang. Oksigen yang
dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin)
untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa
hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. Pertukaran O2
dan CO2 antara alveolus dan Pembuluh darah yang menyelubungi Secara sederhana, pengikatan
oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin) berwarna merah jernih Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar
O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara.
Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan
O2 dalam udara inspirasi.

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan
O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan
oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat
masuk ke paru-paru secara difusi. Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang
tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang
tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di
jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke
jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang
hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama
yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc
oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang
bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
adalah 7 cc per 100 mm3 darah. Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya
berlangsung menurut reaksi kimia berikut: C02 + H2O (karbonat anhidrase) H2CO3 Tiap liter
darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena
terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut :

1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).

2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari
seluruh CO2).

3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

Reaksinya adalah sebagai berikut. CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO-3 Gangguan terhadap
pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa
dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi
akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Sesuai dengan hasil analisis makalah diatas, dapat kita simpulkan bahwa alergi
tersebut harus kita waspadai.karna alergi cukup barbahaya. Sebagian Orang terlalu peka
terhadap udara yang mereka hirup , terhadap bahan makanan atau sesuatu hal yang mereka
jamah ( pegang ). Bahan yang sama mungkin tidak ber bahaya bagi anggota-anggota
keluarga yang lain pada manusia umunnya.

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan


mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi
pelepasan energy

1.2 Saran

Jagalah kebersihan lingkungan. Terutama bahan makanan yang kita makanan. Karna
alergi dapat disebabkan karena pengaruh kebersihan lingkungan dan kebersihan bahan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai