DEMAM TIFOID
OLEH:
Imam Nurjaya C11112288
Nurhidayah binti Aziz C11112811
Natijah Syuhada binti Zubir C11112812
Liyana binti Mohd Arif C11112813
PEMBIMBING:
dr.Utami Murti Pratiwi
Adalah benar telah menyelesaikan laporan kasus dengan judul Demam Tifoid pada Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
1. Identitas Pasien
3. Psikologis Keluarga
4. Keadaan Rumah/Lingkungan
5. Spiritual Keluarga
8. Anggota Keluarga :
Suri Rumah
1 Ny. S Isteri 39 Islam Sehat Baik - - -
Tangga
B. ANAMNESIS
b. Keluhan Tambahan :-
d. Riwayat Pengobatan :
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
7. Mulut
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
E. RESUME PASIEN
Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Klinik Health and Nutrition Clinic
dengan keluhan demam dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan terutama
saat sore hari, naik perlahan, kadang disertai menggigil (pada awal demam). Demam
disertai rasa sakit kepala, mual, lemas dan nafsu makan berkurang. Pasien mengeluh rasa
tidak nyaman di daerah ulu hati dan punya riwayat BAB agak encer sejak 3 hari yang lalu.
Pasien sebelumnya sudah mengkonsumsi obat demam dan dirasakan berkurang, tetapi
demam kembali terjadi jika obat dihentikan. Pasien mempunyai riwayat penyakit maag dan
riwayat operasi perforasi akibat tifoid tahun 2014.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan statsu generalisata sakit ringan, gizi lebih,
compos mentis. Dari tanda vital didapatkan tekanan darah 120/90 mmHg, frekuansi nadi
88 x/menit, laju pernapasan, 20 x/menit dan suhu aksila 37,8 C. Ditemukan lidah kotor
pada pemeriksaan tenggorokan. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan peristaltic kesan
meningkat. Pada pemeriksaan lain ditemukan dalam batas normal.
F. DIAGNOSA KERJA
Demam Tifoid
a. Promotif
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit demam tifoid dan diharapkan agar pasien
dapat teratur minum obat antibiotik, menjaga higien, menjalankan pola hidup sehat
dengan mengonsumsi makanan sehat, melakukan olahraga ringan, istirahat yang cukup,
serta menghindari stress.
b. Preventif
Menganjurkan kepada pasien dan keluarganya untuk melakukan pengukuran tekanan
darah, dan kadar gula darah secara teratur. Menjalankan pola atau gaya hidup yang sehat
dengan menjaga higien, mengurangi aktivitas berlebihan, menghindari rokok,
berolahraga ringan, mengurangi aktivitas yang membutuhkan banyak pikiran, dan
menghindari stress.
c. Kuratif
Terapi medikamentosa :
- Paracetamol 500 mg 3 kali sehari
- Ciprofloxacin 500mg 2 kali sehari
Terapi non-medikamentosa
- Istirahat cukup
Rehabilitatif
- Kontrol penyakit ke dokter minimal tiap 3 hari sekali
- Monitor : demam dan efek gejala lain
- Interaksi obat dan efek samping
- Kepatuhan minum obat
A. PROGNOSIS
a. Ad vitam : dubia ad Bonam
b. Ad sanationam : dubia ad Bonam
c. Ad fungsionam : dubia ad Bonam
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Klinik Health and Nutrition
Clinic dengan keluhan demam dirasakan sejak 1 minggu yang dirasakan terutama saat sore
hari, naik perlahan, kadang disertai menggigil (pada awal demam). Demam disertai rasa
sakit kepala, mual, lemas dan nafsu makan berkurang Pasien mengeluh rasa tidak nyaman
di daerah ulu hati dan punya riwayat BAB agak encer sejak 3 hari yang lalu. Buang air
kecil lancar biasa. Pasien sebelumnya sudah mengkonsumsi obat demam dan dirasakan
berkurang, tetapi demam kembali terjadi jika obat dihentikan. Pasien mempunyai riwayat
penyakit maag dan riwayat operasi perforasi akibat tifoid tahun 2014. Riwayat dengan
keluhan yang sama ada 3 tahun yang lalu, dan didiagnosis dengan demam tifoid. Tidak ada
riwayat penyakit lain. Pasien ada riwayat merokok tetapi berhenti selama 3 hari, tidak
mengonsumsi alkohol, dan tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang. Pasien mengaku
jarang berolah raga.
Dari gejala-gejala diatas dan mengira pola demam pasien yang cenderug meningkat
pada malam hari, ditambah dengan adanya lidah kotor dan penurunan nagsu makan maka
diagnosis sementara adalah suspek demam tifoid. Namun hal ini masih perlu dibuktikan
dengan beberapa pemeriksaan. Penegakan diagnosis demam tifoid harus terbukti
ditemukan kuma Salmonella typhii pada kultur dengan specimen urin pada minggu ke-3
atau specimen feses pada munggu ke-2 dan ke-3.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yangdisebabkan oleh bakteri dram
negatif Salmonella typhii. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel
fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah. Keadaan ini
ditandai dengan demam intermitten yang paginya suhu lebih rendah berbanding pada
malam hari dan berlangsung lebih dari 7 hari dan menyebabkan gejala disaluran
pencernaan seperi diare atau konstipasi. Demam tifoid biasa di diagnosa banding dengan
demam denggue akan tetapi karena demamnya yang tidak pernah tinggi dan tes Rumple
leed negatif maka pasien ini didiagnosa sebagai demam tifoid.
Demam yang timbuk sebagai gejala demam tifoid merupakan akibat dari
terangsanynga makrofag oleh kuman Salmonella typhii sehingga makrofag melepaskan
sitokin, interleukin, dan mediator- mediator inflamasi lainnya yang dapat mengganggu
termoregulasi tubuh sehingga menimbulkan demam. Demam biasanya berkisar pada suhu
39-40 derajat selcius.
Pada pasien ini diberikan terapi Paracetamol 500 mg 3 x1, ciprofloksasin 500 mg
2 x1 selama seminggu. Pasien juga dianjurkan untuk bnyak berehat dan mengurangi
aktivitas yang berlebihan serta mendapatkan asupan gizi yang cukup dan memperhatikan
makanan yang dikonsumsi setiap hari baik untuk pasien maupun untuk keluarga pasien
sebagai usaha preventif. Pasien juga disaran untukrutin berobat dan patuh terhadap
pengobatan yang diberikan.