Anda di halaman 1dari 2

Sistem Injeksi Bahan Bakar

Sistem bahan bakar terdiri dari sistem suplai bahan bakar dan sistem penakar bahan
bakar. Sistem suplai bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke
sistem penakar bahan bakar. Selanjutnya sistem penakar bahan bakar baik yang
menggunakan karburator atau sistem injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut. 1.
Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara-bahan bakar
yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam silinder . 2. Atomisasi dan
penyebar bahan bakar di dalam aliran udara. Dalam hal ini dikenal parameter yang
disebut dengan Air-Fuel Ratio (AFR) yaitu perbandingan jumlah udara terhadap bahan
bakar dalam berat. Nilai perbandingan teoritis untuk proses pembakaran sempurna atau
disebut juga dengan AFR stoichiometri untuk motor bensin sekitar 14,7. Sistem bahan
bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara-bahan bakar yang dibutuhkan di
silinder sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai contoh pada waktu start dingin,
dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar. Dalam kondisi mesin masih dingin
otomatis bahan bakar yang menguap hanya sebagian sehingga diperlukan extra bahan
bakar untuk memperoleh campuran yang siap dibakar di dalam silinder.

Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik (Electronic Fuel Injection System).


Sejak Robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi pada motor diesel putaran tinggi
(1922-1927), maka dimulailah percobaan-percobaan untuk menerapkan pompa injeksi
tersebut pada motor bensin. Pada mulanya pompa injeksi motor bensin dicoba, bensin
langsung disemprotkan ke ruang bakar seperti motor diesel, namun timbul kesulitan saat
motor dihidupkan pada kondisi dingin karena bensin sukar menguap pada suhu rendah
dan akibatnya bensin akan mengalir keruang poros engkol dan bercampur dengan oli.
Untuk mengatasi hal ini, maka penyemprotan bensin dilakukan pada saluran isap (intake
manifold), hal ini pun bukan tidak bermasalah karena elemen pompa harus diberi
pelumasan sendiri mengingat bensin tidak dapat melumasi elemen pompa seperti solar.
Para ahli konstruksi terus berusaha merancang suatu sistem injeksi yang berbeda dari
sistem-sistem terdahulu (tanpa memakai pompa injeksi seperti motor diesel). Pada mesin
bensin konvensional suplai bahan bakar didapatkan dari hasil karburasi melalui
karburator. Untuk mendapatkan tenaga yang optimum, komposisi campuran
(perbandingan berat) antara udara dan bensin harus berkisar antara 14,7 : 1, dan ini
harus diperoleh pada setiap kondisi kerja mesin yang selalu berubah, namun pada
kenyataannya hal ini sulit sekali dicapai karburator, karena pada karburator percampuran
bensin dan udara sangat bergantung pada ukuran lubang-lubang spuyer karburator.
Keberhasilan sistem injeksi tak terlepas dari ketepatannya mencampur bensin yang
disalurkan ke mesin sesuai dengan putaran dan bebannya. Karena bensin disemprotkan
langsung kesaluran isap (intake manifold) melalui injektor, maka ketepatan campuran
dapat dicapai, sehingga polusi gas buang dapat ditekan dan mesin pun dapat bekerja
lebih efisien. Secara garis besar kerja sistem injeksi dapat dibedakan menjadi : 1) Sistem
injeksi secara kontinyu dan mekanis, yaitu sistem K-Jetronic, 2) Sistem injeksi secara
kontinyu dan elektronis, yaitu sistem KE-Jetronic, dan 3) Sistem injeksi secara terputus-
putus (periodik) dan elektronis, yaitu sistem L, L3, LH-Jetronic, (EFI Toyota) dan Motronic.

Anda mungkin juga menyukai