Anda di halaman 1dari 5
BABI PENDAHULUAN Pada Geometri Analitik Ruang, kita bekerja dalam dimensi tiga (R3). Untuk menentukan posisi atau letak suatu titik, diperlukan suatu sistem koordinat, Dalam Bab ini hanya dibicarakan sistem koordinat dengan salib sumbu yang saling tegak lurus (Karena sebenamya salib sumbu tidak harus saling tegak lurus). Pada Bab ini akan dibicarakan 4 (empat) Sistem Koordinat, yaitu “1. Sistem Koordinat Kartesius”, “2. Sistem Koordinat Polar”, “3. Sistem Koordinat Silinder”, dan “4, Sistem Koordinat Bola” 1 Sistem Koordinat 1.1 Sistem Koordinat Kartesius Pada Sistem Koordinat, dalam hal ini pada Sistem Koordinat Kartesius, digunakan tiga salib sumbu yang saling tegak lurus, yaitu Sumbu X, Sumbu Y, dan Sumbu Z. Untuk membuat gambar ruang yang sejauh mungkin memberi kesan ruang yang jelas, kita bebas menentukan sumbu-sumbu X, Y, Z, seperti misalnya dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah. yt, x" Y* xt Y % Gambar 1.1 Berbagai Salib Sumbu X*, ¥+, Z* Untuk Menampilkan Gambar Ruang (R3) aed Dra Mimiep Setyowati Madja, M.Kom (mimiep.setyowati.mipa@um.ac.id) Page 1 Untuk menunjukkan posisi/letak suatu titik, misalnya titik P, maka koordinat titik P ditulis sebagai P (x, y, z), dengan © x merupakan absis titik P, yaitu jarak titik P ke bidang YOZ, * ymerupakan ordinat titik P, yaitu jarak titik P ke bidang XOZ, dan * zmerupakan aplikat titik P, yaitu jarak titik P ke bidang XOY (Gambar 1.2). * OPatau f atau p atau p disebut vektor posisi dari titik P P(x, y, z) Gambar 1.2 Sistem Koordinat Kartesius P(ab,c) ravartee pavar +b + ce a cosa =£; cosp = Gambar 1.3 Bilangan Arah, Sudut Arah Arah, dan Cosinus Arah OP Vektor posisi dari titik P (a, 6, c) adalah p =ai + bj + ck, dengan i,j, dan k berturut-turut merupakan vektor-vektor satuan pada arah positif sumbu-sumbu X, Y dan Z. Posisi titik P tersebut dapat juga ditulis sebagai a = (*), dengan a, 6, dan c c merupakan bilangan arah dari PB Dra Mimiep Setyowati Madja, M.Kom (mimiep.setyowat Page 2 a, B, dan y yang berturut-turut merupakan “sudut antara arah p dengan arah sumbu X*, Y*, dan Z*” disebut sudut arah dari P (ingat: sudut antara dua garis adalah sudut terkecil antara dua garis, hal tersebut dapat ditulis sebagai 0° < a < 180°, 0° < B < 180°, dan 0° < y < 180°). Sedangkan cos a, cos B, dan cos y disebut cosinus arah dari p tersebut. Jika p adalah jarak titik P ke titik O, maka p = [OP|, maka: a b ¢ cos a == cos B== cos y == e B ° Wo Dengan demikian maka a=pcosa, b=pcosB, c=pcosy (Perhatikan Gambar 1.3 di atas). CATATAN: © Seandainya ditentukan suatu garis lurus “/” (selanjutnya disebut sebagai “garis” saja), maka sudut arah, cosinus arah, dan bilangan arah dari “J” ditentukan dengan cara membuat vektor yang berpangkal di titik O(0, 0, 0) dan yang sejajar garis tersebut. Yang penting pada bilangan arah adalah perbandingan ketiga bilangan tersebut, bukan besar-nya bilangan-bilangan tersebut. Jadi jika diketahui bilangan arah suatu garis “/”adalah “1, 2, 3”, maka bilangan arah ini dapat ditulis “5, 10, 15”, atau “-2, -4, -6”, atau “p, 2p, 3p (dengan p adalah bilangan real)”. 1 —2 P Jadi arah garis “?” dapat ditulis sebagai | = (2) atau |= (4) atau 1 = (2) 3 —6, 3p, Ly /-2 Pp dengan p € Real, atau | = () = (-4) = () 3. -6, 3p, _————— Dra Mimiep Setyowati Madja, M.Kom (mimiep.setyowati.fmipa@um.ac.id) Page 3 1.2 Sistem Koordinat Polar Pada Sistem Koordinat Polar, posisi titik P, ditulis menggunakan 4 (empat) variabel, yaitu P (p, a, B, 7), dengan p = jarak titik pusat ke P = OP, sedangkan a,B,dany berturut-turut adalah sudut antara OP dengan sumbu-sumbu X*, ¥*, dan Z + (perhatikan gambar 1.4 di bawah). P(p,0,8,9) i f \ a: sudut antara p dengan sumbu X*, B : sudut antara p dengan sumbu Y*, jy : sudut antara p dengan sumbu Z* pafetyitz (cosa == + x= pcosa : cosB => > y =pcosp i z Gambar 1.4 Koordinat Polar COS Vranas Lebih lanjut didapatkan: cos?a + cos?B + cos*y aye ey + y= ane at V costa + cos*B + cos*y Le Berdasarkan persamaan terakhir, dapat dilihat bahwa dua dari tiga sudut tersebut bebas, sedangkan sudut ketiga tidak bebas. Jadi misalkan a = 45° dan B = 60°, maka cos*y = 1~cos*a — cos*g =1-(2 ay - (Q) costy 7 cosy = £3 y = 60°atau 120° Jadi harga 7 tidak bebas, hanya ada dua kemungkinan 60°atau 120° saja. Dra Mimiep Setyowati Madja, M.Kom (mimiep.setyowat Page 4 1.3 Sistem Koordinat Silinder Pada Sistem Koordinat Silinder, posisi suatu titik P, ditulis menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu P(r, , 2). Perhatikan gambar 1.5 di bawah, 6 dapat dihitung dari: cos@ =~ +x =rcos8, sind =* > y =rsind, Zz Gambar 1.5 Koordinat Silinder 1.4 Sistem Koordinat Bola Pada Sistem Koordinat Bola (Spheris), posisi suatu titik P, ditulis menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu P (p, 0, 8). Perhatikan gambar 1.6 (arah sumbu X* ke arah depan) 2 x =psing cos 0 Pt! y =psing sind z= pcos P(p, 0,8) Vx? +y? pase ryt te? tan@ = : ¢ p= [OP| =jarak titik O ke titik P Gambar 1.6 Koordinat Bola x jarak P ke Q (proyeksi P ke XOY * 0°<9<180° © 0°<0<360° Dra Mimiep Setyowati Madja, M.Kom (mimiep-setyowati.{mipa@um.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai