BAB II
LANDASAN TEORI
Kontrol automatik telah menjadi bagian yang penting dan terpadu dalam
industri modern. Karena kemajuan dalam teori dan praktek kontrol automatik
memberikan kemudahan dalam mendapatkan performansi dari sistem dinamik,
mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju
produksi, meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yang harus
dilakukan manusia, dan sebagainya.
Persyaratan umum sistem kontrol, setiap sistem kontrol harus stabil. Ini
merupakan persyaratan utama. Disamping kestabilan mutlak, suatu sistem kontrol
harus mempunyai kestabilan relatif yang layak. Jadi, kecepatan respon harus
cukup cepat dan menunjukan peredaman yang layak. Suatu sistem kontrol juga
harus mampu memperkecil kesalahan sampai nol atau sampai pada suatu harga
yang dapat ditoleransi. Setiap sistem kontrol yang berguna harus memenuhi
persyaratan ini.
itu dalam mendisain sistem kontrol, kita perlu melakukan kompromi yang paling
efektif diantara dua persyaratan ini.
Untuk sistem yang relatif sederhana, hukum kontrol dapat diperoleh secara
analitis. Untuk sistem yang kompleks, mungkin memerlukan komputer digital
yang dipasang langsung pada sistem untuk mendapatkan hukum kontrol optimal.
Karena setiap sistem tersusun dari komponen, maka analisis harus dimulai
dari deskripsi matematik tiap komponen. Setelah model matematik keseluruhan
sistem diturunkan, cara analisis yang digunakan tidak bergantung pada sistem
fisiknya, pneumatic, listrik, mekanik, atau yang lain.
Disain. Yang dimaksud dengan disain suatu sistem adalah mencari suatu
sistem yang dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada umumnya, prosedur
disain tidak diperoleh secara langsung tetapi memerlukan metoda coba-coba.
Kondisi yang sering dijumpai dalam praktek adalah diberikan suatu plant,
kemudian mendisain sisa dari sistem, sehingga secara keseluruhan memenuhi
spesifikasi dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan, perhatikan bahwa
spesifikasi tersebut harus diinterpretasikan dalam bentuk matematik.
Selanjutnya, dari hasil simulasi pada komputer dapat dibuat sistem fisik
prototype.
Spesifikasi domain waktu dari sistem untuk masukan unit step dapat
diekpresikan dalam beberapa istilah sebagai berikut :
(v) Overshoot
Rasio dari nilai maksimum keluaran terhadap nilai keluaran akhir disebut
sebagai overshoot pada sistem yang didefinisikan dalam persentase overshoot (%
overshoot)
Perilaku dari keluaran sistem hingga settling time disebut sebagai respon
transien dari sistem sedangkan perilaku keluaran sistem setelah settling time ts
disebut sebagai steady state response. Dua bagian tersebut masing-masing
berhubungan terhadap komponen transien dan steady state dari solusi persamaan
sistem.
(2.03)
Untuk sistem yang stabil < 1 dan dimana G.M dalam db adalah positif
Dimana G(j)H(j) pada gain crossover frequency diukur searah jarum jam
(clockwise).
Daya didefinisikan sebagai laju perubahan dari energi terhadap waktu. Jika
terminal dari beban disimbolkan dengan a dan n, dan jika tegangan dan arus listrik
diekpresikan sebagai :
Sudut dalam persamaan ini adalah positif untuk arus listrik yang
tertinggal (lagging) tegangan dan negatif untuk arus yang mendahului (leading).
Nilai positif dari p mengekpresikan laju dimana energy sedang diserap oleh
bagian dari sistem antara titik a dan n. instantaneous power akan positif ketika van
dan ian adalah positif dan akan negative jika van dan ian berkebalikan tanda.
Jika van dan ian adalah satu phasa maka beban adalah resistif murni,
instantaneous power tidak akan pernah menjadi negatif. Jika arus dan tegangan
berbeda phasa 90o, terjadi pada elemen sirkuit ideal induktif atau kapasitif murni.
(2.06)
Dimana dapat digantikan oleh produk tegangan dan arus rms (root mean
(2.07)
P = | V || I | (2.08)
P disebut dengan daya nyata atau dapat disebut daya aktif. Satuan dasar
baik untuk daya instantaneous maupun daya rata-rata nya adalah watt.
Cosine dari sudut phasa antara tegangan dan arus disebut dengan faktor
daya (power factor). Rangkaian induktif dikatakan memiliki faktor daya tertinggal
(lagging power factor) dan rangkaian kapasitif dikatakan memiliki faktor daya
mendahului (leading power factor). Dengan kata lain istilah lagging dan leading
power factor masing-masing mengindikasikan arus yang tertinggal (lagging) atau
mendahului (leading) tegangan.
bolak-balik (alternately) positif dan negatif dan memiliki nilai rata-rata adalah
nol. Komponen instantaneous power p tersebut dikenal dengan instantaneous
reactive power dan mengekpresikan aliran energi yang bolak-balik (alternately)
menuju dan menjauh dari beban. Nilai maksimumnya disimbolkan dengan Q,
yang disebut daya reaktif.
14
(2.09)
Q = | V || I | (2.10)
(2.11)
Tentu saja P dan Q memiliki satuan dimensi yang sama, akan tetapi untuk satuan
Q disimbolkan dalam var (votampere reactive).
P = | I |2| Z | (2.12)
Dan
Q = | I |2| Z | (2.13)
Karena Q/P = tan metoda lain untuk menghitung factor daya adalah
(2.15)
Jika ekpresi phasor untuk tegangan dan arus diketahui, maka untuk
perhitungan daya nyata/aktif dan daya reaktif adalah dalam bentuk kompleks. Jika
15
tegangan dan arus pada beban atau bagian rangkaian diekpresikan dalam
V = | V | dan I = | I | , produk dari tegangan dikalikan conjugate arus
adalah
(2.16)
(2.17)
Karena adalah sudut phasa antara tegangan dan arus atau maka
(2.18)
Daya reaktif Q akan positif jika sudut phasa antara tegangan dan arus
adalah positif, dimana yang berarti arus tertinggal (lagging) tegangan dan
sebaliknya.
Terdapat dua tipe deadband dalam sistem speed governing yaitu inherent
dan intentional. Hasil tes dari beberapa tipe governor yang berbeda termasuk
flyball mekanik, elektronik analog dan digital elektronik mengindikasikan bahwa
inherent deadband sangatlah kecil (kurang dari 0,005 Hz) pada kebanyakan
governor yang terkoneksi pada sistem tenaga listrik dan dapat diabaikan.
Intentional deadband, secara kebalikan digunakan oleh beberapa manufaktur dan
operator pembangkit untuk mengurangi aktivitas dari controller pada variasi
frekuensi sistem tenaga listrik normal dan mungkin cukup besar (sekitar 0,05 Hz)
untuk mempengaruhi performa pengendalian frekuensi tenaga listrik keseluruhan.
NERC Policy 1C, guide 3 suggests Governors should, as a minimum, be fully
responsive to frequency deviations exceeding 0.036 Hz ( 36 mHz).
18
Suatu governor yang diset dengan speed droop akan membuka control
valve dengan besar yang spesifik untuk gangguan (disturbance) yang diberikan.
Hal ini dikerjakan dengan menggunakan umpan balik (feed back) dari mekanisme
kendali prime mover utama (valve, gate, servomotor, dll). Jika terjadi perubahan
1% pada speed, mekanisme kendali utama harus cukup bergerak oleh akibat
umpan balik melalui elemen droop untuk menggagalkan perubahan speed
tersebut. Dari sini, untuk perubahan 1% speed, persentase pergerakan dari
mekanisme kendali utama akan berbanding terbalik terhadap droop. (jika droop
adalah 5% pergerakan akan 1/0.05 = 20).
Jika governor diset untuk isochronous (zero droop), hal tersebut akan terus
membuka katup hingga frekuensi kembali pada nilai nominalnya. Tipe ini
digunakan pada sistem tenaga listrik kecil, terisolasi, tapi akan menghasilkan
pergerakan governor yang berlebihan pada sistem interkoneksi yang luas. Maka
dari itu, speed droop digunakan untuk mengendalikan magnitude dari respon
governor untuk perubahan frekuensi yang diberikan sehingga seluruh generator
akan membagi respon setelah suatu gangguan (disturbance) terjadi.
uap yang mengalir melalui turbin. Governor yang menggunakan droop feedback
seharusnya diatur sehingga speed regulation memenuhi kebutuhan sistem tenaga
listrik. Speed regulation dapat di implementasikan secara langsung pada
electrohydraulic dan digital electrohydraulic governor dengan menggunakan
sebuah watt transducer untuk menyediakan umpan balik (feedback) dari generator
output untuk menggantikan feedback dari mekanisme kendali prime mover.
tambahan 35 MW harus dihasilkan oleh dua unit tersebut. Ketika frekuensi turun,
masing-masing governor unit akan menambah keluaran dari generator-nya hingga
speed regulation feedback signal menghentikan perubahan frekuensi seperti yang
dijelaskan diatas.
Titik operasi equilibrium awal ditunjukan pada gambar 2.4 sebagai I0.
Ketika frekuensi turun, unit 1 akan menghasilkan tambahan 10% (atau 10 MW)
dari pembangkitan untuk setiap 0,5% penurunan pada frekuensi. Sedangkan unit 2
akan menghasilkan 25% (25MW), dikarenakan perbedaan pada speed regulation
21
adjustment. Maka dari itu final speed sistem akan ada di 99,5%, dengan unit 1
menghasilkan 60 MW (pada titik I1) dan unit 2 menghasilkan 75 MW (pada titik
I2). Perlu diingat bahwa unit dengan setting speed regulation yang lebih rendah
akan lebih responsif terhadap perubahan pada frekuensi sistem. Sebagai
tambahan, persentase speed regulation sistem dapat dihitung sebagai persentase
perubahan steady-state frequency dibagi dengan per unit perubahan steady-state
power. Untuk contoh sistem disini, speed regulation keseluruhan adalah 0,5% /
(35/200) = 2,86%.
Efek dari masukan speed reference membuat sebuah grup dari kurva
karakteristik speed-load paralel. Penambahan dari speed reference dari generator
yang terhubung pada sistem tenaga listrik yang luas akan menghasilkan daya yang
lebih dari unit tersebut. Karenanya, daya keluaran generator tertentu dapat diatur
mempertimbangkan faktor ekonomis dari sumber pembangkit. Sebagai tambahan,
supplementary regulation dari beberapa speed reference generator akan
mengembalikan frekuensi sistem setelah terjadi gangguan frekuensi. Penambahan
pada speed reference dari generator yang terhubung pada sistem tenaga listrik
kecil maupun yang terisolasi akan menambah speed dari sistem, akan tetapi tidak
menambah daya yang dihasilkan unit.
22
Perlu dilihat kembali sistem dua unit seperti terlihat pada gambar 2.3. kita
asumsikan bahwa kondisi operasi awal dari salah satu unit yang didefinisikan
dengan titik I0 pada gambar 2.5, dimana frekuensi awal adalah 50 Hz dan daya
unit yang dibangkitkan adalah G0. Sedangkan unit yang lain terlepas dari sistem
secara tiba-tiba dan menghasilkan kondisi steady-state dari generator yang tersisa,
direpresentasikan dengan titik I1 setelah aksi direct governing seperti yang di
diskusikan sebelumnya. Frekuensi sistem turun menuju F1 dan keluaran generator
naik hingga G1 untuk menyamakan daya pembangkitan dan beban.
TURBIN
Pabrik ABB KRAFWERKW AG-JERMAN
Model GT 13 E1
Type Journal
Nomor 5.505
Jumlah Sudu 5 tingkat
Putaran 3000 RPM
Daya baseload / peakload 130 MW / 147 MW
Bahan Bakar Gas Alam dan HSD
Suhu Gas Masuk Pada :
Beban dasar 1070 Celcius
Beban puncak 1115 Celcius
Suhu Gas Buang pada :
Beban dasar 527 Celcius
Beban puncak 554 Celcius
Aliran Gas Buang 427 kg/s
Starting SFC (Static Frequency Converter)
Waktu Sinkron Min. 15 menit
Tahun pembuatan 1992
KOMPRESOR
Pabrik ABB KRAFWERKW AG-JERMAN
Type Axial Flow
Jumlah sudu 21 Tingkat
Rasio Tekanan 13,8
Kapasitas aliran 491 kg/s
GENERATOR
Pabrik ABB KRAFWERKW AG-JERMAN
Tipe WY 21.1-097 LLT/GT 13 E
Daya 210000 kVA
Faktor Daya (Cos ) 0,8
Tegangan 15,750 kV
Arus 7698 A
Frekwensi 50 Hertz
Jumlah Fasa 3 (R,S,T)
1992
Tahun Pembuatan
RUANG BAKAR
Manufacturer ABB KRAFWERKW AG-JERMAN
Type CYLO
Max over press 16,6 bar at 350 oC
Max temperature 453 oC at 12,4 bar
Volume 36 m3