ABSTRAK
Pemisahan merupakan suatu proses teknik kimia dalam konsep perpindahan massa.
Dalam proses pengeringan massa yang akan berpindah adalam massa air yang
terkandung dalam suatu bahan. Air dalam bahan biasanya akan membuat kualitas dari
suatu bahan menurun. Dalam industry bahan makanan, air dihilangkan dalam bahan
untuk memperpanjang keawetan suatu bahan tersebut. Dalam paktikum ini pengeringan
dilakukan terhadap kentang dengan luas permukaan kentang dan ketebalan yang
bervariasi. Hasil praktikum menunjukkan bahwa kentang yang luas permukaannya sama
namun tipis lebih cepat konstan pengeringannya, dikarenakan kadar air yang
dikandungnya sedikit.
BAB I
PENDAHULUAN
20
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21
22
2.1 Pengeringan
Tujuan akhir dari sistem pengeringan bukan saja untuk mempercepat proses
pengeringan, akan tetapi juga untuk meningkatkan mutu bahan yang dikeringkan dan
sistem dapat beroperasi dengan biaya relatif rendah. Dengan kata lain, kita ingin
mengoptimumkan operasi sistem pengeringan tersebut.
Sistem pengeringan dapat direka bentuk hanya setelah kita mengetahui prinsip dasar
pengeringan suatu jenis bahan. Hal ini penting untuk menghindari proses pengeringan
lampau dan pengeringan yang terlalu lama, karena kedua proses pengeringan ini akan
meningkatkan biaya operasi.
Metodologi dan teknik pengeringan dapat dikatakan baik apabila kita memahami
konsep pengeringan itu sendiri. Dengan mengetahui konsep tersebut maka dapat
membantu kita menghasilkan satu sistem pengeringan yang handal dan dapat beroperasi
secara optimum.
yang diberikan sehingga ikatannya pecah.Hal ini yang menyebabkan air tersebut
menguap. Proses yang sama terjadi pada oven gelombang mikro (microwave) yang
digunakan untuk memasak makanan.Pada pembahasan selanjutnya kita tidak akan
menyinggung proses pengeringan menggunakan gelombang mikro, tetapi difokuskan
pada pengeringan menggunakan tenaga panas. Hal ini disebabkan sistem pengeringan
gelombang mikro mahal dan tidak digunakan secara luas untuk mengeringkan suatu
bahan terutama dalam sektor pertanian.
Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum digunakan adalah
tenaga surya. Pada sistem tenaga surya ini, bahan diexpose ke sinar surya secara
langsung maupun tidak langsung. Uap air yang terjadi dipindahkan dari tempat
pengeringan melalui aliran udara. Proses aliran udara ini terjadi karena terdapat
perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan udara ini dapat terjadi secara konveksi bebas
maupun konveksi paksa. Konveksi bebas terjadi tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran
udara hanya bergantung pada perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan
densitas udara, sedangkan pada konveksi secara paksa digunakan kipas untuk memaksa
gerakan udara.
Pada sistem pengeringan yang bersumberkan tenaga minyak, bahan yang akan
dikeringkan diletakkan di dalam suatu ketel tertutup. Udara panas hasil pembakaran
minyak dialirkan mengenai permukaan bahan tersebut. Akhir-akhir ini, cara tersebut
diatas juga digunakan dalam teknologi tenaga surya. Udara yang dipanaskan oleh
pengumpul surya digunakan untuk menguapkan air pada bahan.
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam proses pengeringan, untuk
menghantar panas kepada bahan yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya
medium yang sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan biaya operasional. Oleh
karena itu untuk memahami bagaimana proses pengeringan terjadi, maka perlu ditinjau
sifat udara.
mengandung uap air dikatakan udara kering, sedangkan udara yang mengandung
banyak uap air dikatakan udara lembab.
Setiap unsur di dalam udara, termasuk uap air, mempengaruhi tekanan udara.
Pada suatu nilai tekanan udara tertentu, tekanan maksimum uap air yang dapat dicapai
dinamakan tekanan jenuh. Jika tekanan melebihi tekanan jenuh akan menyebabkan uap
air kembali membentuk titisan air. Seandainya suhu dinaikkan, tekanan jenuh juga akan
turnt meningkat. Oleh karena itu kita dapat mendefenisikan tekanan jenuh sebagai
tekanan uap air diatas permukaan air mendidih dalam suatu ketel tertutup tanpa udara.
Tekanan jenuh berubah menurut keadaan suhu yang menyebabkan air tersebut
mendidih. Oleh karena itu nilai tekanan jenuh senantiasa berubah. Kelembaban adalah
suatu istilah yang berkenaan dengan kandungan air di dalam udara. Udara dikatakan
mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya tinggi, begitu
juga sebaliknya. Secara matematis, kelembaban dihubungkan sebagai rasio berat uap air
di dalam suatu volume udara dibandingkan dengan berat udara kering (udara tanpa uap
air) di dalam volume yang sama. Kwantitas panas yang dibutuhkan untuk menguapkan
air pada suhu dan tekanan tertentu disebut kapasitas panas. Setelah kualitas udara
diketahui, barulah kita dapat mengkaji kemampuan udara menguapkan air yang berada
dalam suatu bahan, karena bahan yang akan dikeringkan selalu berada di dalam udara
berkualitas tertentu.
Pengalaman sehari-hari kita dapati bahwa sejumlah udara hanya mampu untuk
mengeringkan suatu bahan atau menguapkan air dari suatu bahan apabila bahan tersebut
tidak seratus persen lembab. Dengan kata lain, kemampuan udara untuk menguapkan air
dalam suatu bahan pada proses pengeringan adalah maksimum apabila udara tersebut
kering dan nol apabila udara tersebut jenuh dengan uap air. Pada keadaan biasa, udara
tidak seratus persen kering atau lembab, sehingga udara masih mampu melakukan
proses pengeringan apabila bahan-bahan yang mengandung air diletakkan di dalamnya.
Di dalam laboratorium atau ruangan tertentu yang memerlukan pengontrolan
udara sering terdapat alat yang terdiri dari dua termometer yang diletakkan
bersebelahan. Pada salah satu termometer bola kaca yang menempati air raksa dibalut
dengan kain basah sedangkan bola kaca yang satunya lagi dibiarkan kering. Alat ini
dinamakan psikrometer, yaitu meter yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara.
25
Jika psikrometer ini berada pada udara jenuh, kedua termometer akan
memberikan bacaan yang sama. Hal ini disebabkan kedua bola kaca berada dalam
keadaan lembab yang sama, yaitu seratus persen lembab, tetapi seandainya udara
tersebut tidak seratus persen jenuh, sebahagian dari air yang membasahi kain bola kaca
pada termometer tersebut akan menguap, sehingga menyebabkan sebahagian dari tenaga
akan digunakan dalam proses penguapan ini. Akibatnya, suhu pada termometer ini akan
lebih rendah berbanding dengan bacaan suhu pada termometer kering. Termometer
diletakkan bersebelahan pada tekanan yang sama, oleh karena itu hubungan antara
kedua suhu akan memberikan nilai kelembaban udara yang ditempatinya. Uap air dapat
jenuh pada suhu dan tekanan yang berbeda, sehingga pada tekanan yang lain kedua
termometer pada psikrometer akan memberikan bacaan yang berbeda pula.
Hubungan antara kelembaban, suhu termometer basah, suhu termometer kering, dan
tekanan biasanya dinyatakan dalam suatu chart yang dikenal sebagai psikrometri chart
seperti yang digambarkan pacta gambar L 1 pada lampiran. Pada gambar L 1. kadar
kelembaban udara diberikan oleh sumbu-y disebelah kanan, clan suhu termometer
kering diberikan oleh sumbu-x. Kurva paling atas menyatakan suhu termometer basah
yang merupakan suhu uap air jenuh atau suhu titik embun (perkataan titik embun
berasal dari penelitian yang dilakukan terhadap rumput pada pagi hari dengan embun
yang terbentuk di atasnya, pada saat itu suhunya hampir sama dengan bola termometer
basah). Kurvakurva lainnya yang terletak di antara sumbu suhu termometer kering
dengan kurva
Secara umum proses pengeringan bahan merupakan proses yang amat rumit,
karena melibatkan berbagai fenomena. Sampai sekarang ini, penjelasan secara terperinci
bagaimana pengeringan dapat terjadi masih belum diketahui,terutama untuk
menjelaskan proses pengeringan hasil pertanian yang melibat beberapa proses lain
seperti proses peragian, pengoksidaan dan sebagainya. Pengeringan melibatkan proses
pelepasan air dari sel-sel bahan yang dikeringkan, sehingga pengeringan tersebut bukan
saja melibatkan fenomena fisika tetapi juga melibatkan fenomena biologi dan kimia
atau ketiga-tiganya. Walaupun demikian secara umum kita menerima hakikat bahwa
apabila berlaku proses pengeringan maka akan berlaku:
a. Air akan menguap dari permukaan bahan
b. Air akan berpindah dari bagian dalam ke permukaan luar bahan.
26
Fenomena inilah yang akan kita perhatikan dalam mengkaji proses pengeringan sesuatu
bahan dan faktor-faktor luar yang mempengaruhi proses pengeringan.
27
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Oven
Baki
Kentang
BAB IV
27
28
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
28
4.2.1 Moisture Contain
29
Pengaruh suhu dalam oven juga sangat mempengaruhi proses pengeringan pada
bahan. Saat percobaan dilakukan, beberapa kali suhu dalam oven berkurang dari 100 oC
sehingga optimal suhu 100oC selama 5 menit tidak didapatkan. Moisture contain
menunjukkan besarnya kadar air dalam suatu bahan, apabila suatu bahan sudah kering
maka nilai moisture contain akan konstan. (GeanKoplis,1987)
30
0
0 10 20 30 40 50 60 70
t (menit)
Laju pengeringan suatu bahan akan berjalan cepat jika suhu yang diberikan besar
atau melebihi suhu dimana komponen yang ingin dihilangkan menguap. Grafik diatas
menerangkan bahwa terjadinya penurunan dan peningkatan laju pengeringan pada menit
ke-15 sampai menit ke-25. Dikarenakan karena 2 faktor:
1. Ketebalan sampel yang tidak merata sehingga kadar airnya yang terkandung
lebih banyak dari paa bagian lain, dan
2. Tidak optimalnya suhu 100oC yang didapat selama 5 menit
Penurunan suhu pada oven terjadi akibat kontak dengan suhu ruang pada saat oven
dibiarkan terlalu lama terbuka ketika bahan dimasukkan atau dikeluarkan dari dalam
oven.
Pada run II, laju pengeringan berlangsung turun secara perlahan-lahan. Tidak
adanya nilai yang bersifat rancu dalam grafik. Laju pengeringan berangsur-angsur turun
karena kadar air dalam sampelpun mulai berkurang.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
32
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
32
33
Christie, J. Gean Koplis. 1987. Transport Process and Valve Operation, 2nd Edition.
Allyn and Bacon Inc
Penuntun Praktikum Proses Teknik Kimia II. 2012. Jurusan Teknik Kimia Universitas
Malikussaleh ; Lhokseumawee
Mc. Cabe and Smith and Harriot, E. Josifi. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid I dan II
serta III Edisi Ke-4. Penerbit; Erlangga
LAMPIRAN
33 I
DATA PENGAMATAN
34
BAKI I II III
Berat Baki Run I 0.495 0.443 0.5143
Run II 0.5172 0.5469 0.534
kosong (gr)
Berat Baki Run I 1.5445 1.7763 1.784
Run II 0.9652 0.9566 0.817
Basah (gr)
Berat Baki Run I 0.6576 0.7197 0.7664
Run II 0.5958 0.6054 0.5775
Kering (gr)
Run I, T = 100oC
LAMPIRAN II
PERHITUNGAN
1.70091.6125
t = 5 menit, X= x 100=5.19
1.7009
1.70091.4012
t = 10 menit, X= x 100=17.62
1.7009
1.70091.2933
t = 15 menit, X= x 100=23.96
1.7009
1.70091.2033
t = 20 menit, X= x 100=29.25
1.7009
1.70091.1032
t = 25 menit, X= x 100=35.14
1.7009
1.70090.9861
t = 30 menit, X= x 100=42.02
1.7009
1.70090.9481
t = 35 menit, X= x 100=44.25
1.7009
1.70090.8791
t = 40 menit, X= x 100=48.31
1.7009
1.70090.8174
t = 45 menit, X= x 100=51.94
1.7009
1.70090.7736
t = 50 menit, X= x 100=54.51
1.7009
1.70091.7400
t = 55 menit, X= x 100=56.49
1.7009
1.70090.7145
t = 5 menit, X= x 100=57.99
1.7009
36
37
2) Run II
0.91290.8080
t = 5 menit, X= x 100=11.49
0.9129
0.91290.7167
t = 10 menit, X= x 100=21.49
0.9129
0.91290.6519
t = 15 menit, X= x 100=27.80
0.9129
0.91290.6154
t = 20 menit, X= x 100=32.58
0.9129
0.91290.6001
t = 25 menit, X= x 100=34.26
0.9129
0.91290.5945
t = 30 menit, X= x 100=34.87
0.9129
0.91290.5919
t = 35 menit, X= x 100=35.16
0.9129
0.91290.5937
t = 40 menit, X= x 100=34.96
0.9129
0.91290.5918
t = 45 menit, X= x 100=35.17
0.9129
0.91290.5929
t = 50 menit, X= x 100=35.05
0.9129
0.91290.5933
t = 55 menit, X= x 100=35.00
0.9129
0.91290.5929
t = 60 menit, X= x 100=35.05
0.9129
38
1) Run I
2) Run II
2 2
17.6 cm =0.00176 m
0,91290.8080 gr
R 1= =11.92 2 . min
0.00176 ( 50 ) m
0,91290.7167 gr
R 2= =22.29 2 . min
0.00176 ( 105 ) m
0,91290.6519 gr
R 3= =29.60 2 . min
0.00176 ( 1510 ) m
0,91290.6154 gr
R4 = =33.80 2 .min
0.00176 ( 2015 ) m
0,91290.6001 gr
R 5= =35.50 2 . min
0.00176 ( 2520 ) m
0,91290.5945 gr
R 6= =36.18 2 . min
0.00176 ( 3025 ) m
0,91290.5919 gr
R 7= =36.47 2 . min
0.00176 ( 3530 ) m
0,91290.5937 gr
R8= =36.27 2 . min
0.00176 ( 4035 ) m
0,91290.5918 gr
R 9= =36.48 2 . min
0.00176 ( 4540 ) m
0,91290.5929 gr
R10= =36.36 2 . min
0.00176 ( 5045 ) m
0,91290.5399 gr
R11 = =36.31 2 . min
0.00176 ( 5550 ) m
0,91290.5929 gr
R12= =36.36 2 . min
0.00176 ( 6055 ) m