ABSTRAK
Performance Prism adalah suatu metode pengukuran kinerja yang dimulai dari pentingnya
menyelaraskan seluruh aspek (stakeholder) ke dalam suatu framework pengukuran yang
strategis. Performance Prism mempunyai lima sisi (facets) yang membentuk framework tiga
dimensi berupa prisma segitiga. Sisi atas dan bawah merupakan stakeholder satisfaction dan
stakeholder contribution dari semua stakeholder, sedangkan tiga sisi yang lain (sisi-sisi samping)
adalah strategi, proses, dan kapabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana kinerja pada RS PWS Malang. Perancangan dan pengukuran kinerja dengan
metodePerformance Prism dapat merefleksikan kebutuhan dan keinginan dari setiap stakeholder.
Hasil rancangan dengan metode performance prism menunjukan bahwa stakeholder yang ada di
RS PWS Malang meliputi: investor, pelanggan, tenaga kerja, supplier, serta pemerintah dan
masyarakat. Sistem pengukuran kinerja tersebut terdiri dari 37 KPI yaitu 10 KPI kriteria strategi,
16 KPI kriteria proses, dan 11 KPI kriteria kapabilitas. Hasil pengukuran kinerja mencapai skor
7,407 yaitu kinerja cukup baik.
ABSTRACT
Performance Prism is a performance measurement method which start from the importance of
aligning all aspects (stakeholders) into a strategic measurement framework. Performance Prism
has five sides (facets) that form a three-dimensional framework in the form of a triangular prism.
Top and bottom sides are stakeholder satisfaction and stakeholder contribution of all
stakeholders, while the other three sides (side-side) is a strategy, processes, and capabilities. The
purpose of this study was to determine how the performance of the PWS Hospital Malang. The
design and performance measurement with Prism metodePerformance to reflect the needs and
desires of every stakeholder. The results of the performance prism design method shows that
stakeholders in Malang RS PWS include: investors, customers, workers, suppliers, and
government and society. The performance measurement system is composed of 37 KPI 10 KPI
strategies criteria, process criteria IBC 16, and 11 KPI capability criteria. The results of
performance measurement of performance reached a score of 7.407 is pretty good.
PENDAHULUAN
Tingginya tingkat persaingan rumah sakit, mengharuskan rumah sakit memiliki
keunggulan yang mampu menarik sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin
cerdas dan sadar akan pentingnya kesehatan dan pelayanannya. Masyarakat telah dapat
menilai bahwa akreditasi rumah sakit menjadi hal yang penting dipertimbangkan. Kinerja
rumah sakit kini semakin berkembang ditinjau dari berbagai perspektif sudut pandang secara
keseluruhan. Aspek kesehatan lingkungan rumah sakit telah dirumuskan dalam beberapa
kebijakan resmi pemerintah. Rumah sakit diharapkan dapat mewujudkan lingkungan rumah
sakit yang ramah lingkungan.
Konsep Green Hospital merupakan konsep yang dapat menjadi unggulan bersaing
bagi rumah sakit. Rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) saat ini menjadi satu
kebutuhan dalam manajemen perubahan yang sedang dikembangkan di banyak rumah sakit.
Penerapan rumah sakit ramah lingkungan merupakan bagian dari alasan mengapa rumah
sakit perlu berubah menuju pada pemenuhan konsep industri pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan pasar dan masyarakat. Kebutuhan pasar dan masyarakat terkini akan industri
pelayanan kesehatan telah bergeser menuju industri dengan pelayanan yang memuaskan,
aman, nyaman dan menjamin pengguna tidak menerima akibat negatif dari kegiatan
pelayanannya. Unsur kenyamanan merupakan salah satu pertimbangan pasien dalam
memilih rumah sakit.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep green hospital di Indonesia terintegrasi dalam konsep PROPER yang
dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.127 Tahun 2002.
Peringkat kinerja PROPER berorientasi kepada hasil yang telah dicapai perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan yang mencakup tujuh aspek yaitu: pentaatan terhadap peraturan
pengendalian pencemaran air, pentaatan terhadap peraturan pengendalian pencemaran udara,
pentaatan terhadap peraturan pengelolaan limbah B3, pentaatan terhadap peraturan AMDAL,
sistem manajemen lingkungan, penggunaan dan pengelolaa sumber daya, community
development, participation, dan relation. Dalam penelitian ini, konsep green hospital
mengacu pada kriteria PROPER, dan dikembangkan dengan konsep green hospital di negara
lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit.
Konsep green hospital di Indonesia mengacu pada praktik-praktik terbaik dari
berbagai negara. Dalam Balifokus dinyatakan bahwa belum ada standar global yang
menetapkan bagaimana seharusnya rumah sakit hijau dan sehat (Green and Healthy Hospital)
itu [1]. Tapi pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai rumah sakit yang hijau dan sehat
mempromosikan kesehatan masyarakat dengan terus mengurangi dampak lingkungan dan
pada akhirnya menghilangkan kontribusinya terhadap beban penyakit. Sebuah rumah sakit
hijau dan sehat mengakui hubungan antara kesehatan manusia dan lingkungan dan
menunjukkannya melalui strategi tata kelola dan operasional.
Performance Prism merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang
menggambarkan kinerja organisasi yang sebagai bangun 3 dimensi yang mampunyai lima
sisi, yaitu sisi kepuasan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder
[2]. Teori ini dikembangkan oleh Universitas Cranfield oleh Neely, Adams, dan Kennerley
dengan mencoba memperkenalkannya sebagai sebuah metode pengukuran kinerja perusahaan
[3].
Metode ini mempertimbangkan seluruh stakeholder dari perusahaan seperti investor,
pelanggan, karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bagian yang saling terintegrasi.
Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut, yaitu [4]: adanya bahaya bahwa
stakeholder akan memberontak dan menolak untuk bekerja sama dengan organisasi apabila
organisasi tersebut tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan khusus mereka. Organisasi
memiliki tanggungjawab legal, moral, dan etika terhadap stakeholder mereka. Dan di zaman
ini, selalu ada perhatian dari media dan kelompok-kelompok kepentingan khusus, organisasi
juga memiliki reputasi yang harus dilindungi.
METODE PENELITIAN
Tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagaimana ditampilkan dalam diagram alir
penelitian berikut ini.
Mulai
Kesimpulan
Tabel 2. Identifikasi Key Perfomance Indicators dari Strategi, Proses dan Kapabilitas
masing-masing stakeholder
Kriteria Strategi Proses Kapabilitas
Investor 1. Prosentase pemenuhan 11. Prosentase kesesuaian 27. Prosentase jumlah SDM bagian
kebutuhan investasi anggaran terhadap kebutuhan keuangan yang kompeten dalam
2. Prosentase kondisi mengelola keuangan
peralatan kesehatan baik 28. Ketersediaan anggaran untuk
pemeliharaan sarana-prasarana
Pelanggan 3. Prosentase pelaksanaan audit 12. Prosentase ketersediaan 29.Hasil Akreditasi RS terhadap 16
medis tempat tidur (TT) sesuai pelayanan lengkap
standar RS.
13. Prosentase Bed Occupancy
Ratio (BOR).
14. Average Length of Stay
(ALOS).
15. Rata-rata Bed Turn Over
(BTO).
16. Rata-rata Turn OverInterval
(TOI)
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Balifokus. (2010). Activity Report. Assesment of Environmental Conditions and
Inventory for Guidance and TechnicalSupport to Develop Sound Management Practices
for Hospital Wastes. February 2010.
[2]. Neely, A.D.. and Adams, C.A. (2002). The Performance Prism The Scorecard for
Measuring and managing Business Success. Cranfield School Management. UK.
[3]. Neely, A.D., and Adams, C.A.(a).(2000). Perspectives on Performances: The
Performance Prism.Centre for Business Performance. Cranfield School of Management,
UK.
[4]. Neely, A.D., and Adams, C.A.(b).(2000). The Performance Prism Can Boost M & A
Success, Centre for Business Performance, Cranfield School of Management. UK.