Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional dalam bidang kesehatan,

peningkatan derajat kesehatan anak secara keseluruhan yang akan menjamin

proses tumbuh kembang anak secara optimal, menuju generasi muda yang

sehat sebagai sumber daya pembangunan (Depkes RI Jakarta 2006)


Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan Indonesia (UUD 1945)


Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan

bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak asasi

anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas berkualitas dimulai

sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI)

(Sarwono Prawirohardjo, 2008)


Menjelang abad ke-21 yang bercirikan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting sehingga

diharapkan lahir generasi yang sehat rohani dan jasmani serta mampu secara

maksimal untuk mengembangkan diri. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut

bidang kebidanan dan penyakit kandungan memegang peranan yang sangat

penting dalam upaya meningkatkan kesehatan sebelum, pada saat hamil,


2

menghadapi persalinan dan kala nifas, pertolongan persalinan yang tepat dan

perawatan setelah persalinan dengan kerusakan minimal pada ibu dan bayi,

serta kesiapan untuk memberi air susu ibu (ASI) sehingga tercapai tingkat

kesehatan optimal (Manuaba, 2009)


Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa di

Indonesia pada kenyataanya penggunaan ASI belum seperti yang dianjurkan.

Pemberian ASI yang dianjurkan adalah ASI eksklusif selama 6 bulan karena

ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi (Sarwono Prawirohardjo,

2008)
Ibu yang memberikan ASI secara dini lebih sedikit akan mengalami

masalah dengan menyusui. Bimbingan yang tidak ada benar dan tidak teratur

dari tenaga kesehatan merupakan kendala utama pemberian ASI. Bagaimana

cara mendukung dan memicu pemberian ASI dijelaskan dalam

WHO/UNICEF joint statement Promoting, Protecting and Supporting

Breastfeeding the Special Role Of the Maternity Service yang kemudian

disimpulkan dalam 10 langkah menyusui (Sarwono Prawirihardjo, 2008)


Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003 pada

tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang dan

1,5 juta diantaranya gizi buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar

8,1 juta anak. Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI eksklusif, keadaan ini

cukup memprihatinkan.
Menurut SDKI tahun 2005, lebih dari 95% ibu pernah menyusui

bayinya namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari

8% pada tahun 2000 menjadi 3,7% pada tahun 2005. Cakupan ASI eklsklusif
3

6 bulan menurun dari 42,4% tahun 2000 menjadi 24% pada tahun 2005.

Sementara itu penggunaan susu formula justru lebih dari 3 kali lipat dari

10,8% tahun 2000 menjadi 32,5% pada tahun 2005.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan SDKI tahun 2005 pemberian ASI eksklusif yang semakin

lama semakin menurun, sekitar 24% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada

bayi sampai usia 6 bulan. Berkaitan dengan hal tersebut belum diketahui

secara pasti faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif maka

peneliti sangat tertarik untuk meneliti adakah Hubungan Pengetahuan Ibu

Dengan Pemberian ASI?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian

ASI pada ibu-ibu yang datang ke BPS Bidan Murni tahun 2014

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi ibu yang memberikan ASI di

BPS Bidan Murni tahun 2014.


b. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI berdasarkan

pengetahuan ibu di BPS Bidan Murni tahun 2014.


c. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI berdasarkan

umur di BPS Bidan Murni tahun 2014.


d. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI berdasarkan

pekerjaan ibu di BPS Bidan Murni tahun 2014.


e. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI berdasarkan

pendidikan ibu di BPS Murni tahun 2014.


4

f. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI berdasarkan

paritas ibu di BPS Bidan Murni tahun 2014.


g. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI di BPS Bidan Murni tahun 2014.


h. Mengetahui hubungan antara umur ibu dengan pemberian

pemberian ASI di BPS Bidan Murni tahun 2014.


i. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian

ASI di BPS Bidan Murni tahun 2014.


j. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan

pemberian ASI di BPS Bidan Murni tahun 2014.


k. Mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan pemberian

ASI di BPS Bidan Murni tahun 2014.

D. Manfaat Penelitan
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori yang di dapat saat

kuliah ke dalam praktek lapangan sesungguhnya, dengan demikian

diharapkan dapat menambah wawasan penulis, khususnya dalam bidang

ilmu kesehatan masyarakat dan metodelogi penelitian. Serta memperoleh

pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian di

bidang kesehatan.

2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu tentang manfaat ASI. Serta dapat memberikan masukan

dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang ASI.

3. Bagi BPS
5

Memberikan masukan kepada BPS untuk mengadakan kegiatan

penyuluhan sebagai upaya mendukung program pemberian ASI eksklusif.

4. Bagi fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang


Menambah informasi dan wawasan mahasiswi kebidanan tentang

gambaran pengetahuan ibu yang memberikan ASI eksklusif dan

menjadikan sebagai bahan penambahan karya ilmiah pada bagian ilmu

kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai