RENCANA KERJA
& SYARAT-SYARAT
1.1.3 Laporan
1.1.3.1 Laporan Bulanan dan Mingguan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan,
dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi.
pada titik yang sama dan arah yang sama, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga)
rangkap dan diserahkan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Photo Proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih, ukuran post card.
2. Gambar Kerja ( Shop Drawing )
a. Untuk bagianbagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawing)
belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana, maka
Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang memperlihatkan
secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
b. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
c. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan
yang dilakukan Kontraktor.
3. Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan lama
pelaksanaan pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanen dan seluruhnya akan
menjadi milik Kontraktor setelah pelaksanaan proyek berakhir, kemudian Kontraktor wajib
memelihara kebersihan halaman/bangunan dan melakukan perbaikanperbaikan direksi
keet selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas.
2.1.9 Pengukuran
2.1.9.1 Jaringan Titik Tetap
1. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton) yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum dalam
gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.
lingkungan sekitarnya.
4. Pekerjaan Pengeringan dilakukan selama pemasangan drainase beton bertulang precast
dan plesteran.
air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap
di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur
pengeringan dengan pompa.
3.1.2.5 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, Kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang
stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, Kontraktor harus
menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, Kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya
memonitor kemajuan dan keamanan.
Semen PC 50 Kg
Pasir Pasang
Air Bersih
a. Seluruh material tadi (kecuali air), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan
dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari
berat semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang akan
diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang telah bersih
kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian diplester. Plesteran
tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan menggunakan pasir pasang yang
telah diayak .
e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak bergelombang)
dan tidak retak.
h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm
6.1.2 Bahan
1. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
3. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-
syarat yang sudah diterangkan
4. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di depan.
bk = kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah
besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang
kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.
b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm). bm =
kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm)
Menurut rumus :
N
1
bm1
N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh pemeriksaan, jadi
jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, yang harus diambil minimum 20 buah.
S = deviasi standar (kg/cm).
N
s
"
N 1
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 ( 0,06) cm
pada umur 28 hari.
untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi dan
perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan
perubahan yang demikian.
6.1.4.3 Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer selama sedikitnya 1 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3,
Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam.
2. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
3. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
4. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi. Untuk
mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10
cm.
5. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan lokasi,
tidak boleh dicor langsung pada saluran.
6.1.4.4 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 Celcius dan tidak kurang dari 4,5
C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang
ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 C.
dengan cofferdam di udik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk memompa air
rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus dialihkan lewat talang di
atas saluran yang akan dibangun.
6.1.4.6 Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
3. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
4. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja.
5. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan.
6. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin
dijamin harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh sehingga
memungkinkan pemisahan bahan dan pengerasan beton.
7. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan beton
harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.
8. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi
tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut
dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
9. Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m 3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/ diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan
3. Bila sambungan vertikal diperlukan, maka baja tulangan harus diperpanjang melampaui
sambungan tersebut sehingga membuat struktur tetap monolit.
4. Alur sambungan paling sedikit 4 cm harus disediakan pada semua sambungan konstruksi
untuk dinding, plat dan antar telapak dengan dinding. Untuk pelat yang berada di atas
sambungan harus diletakan sedemikian rupa sehingga membagi pelat ke dalam bagian-
bagian yang lebih besar tidak lebih dari 120% terhadap bagian yang lebih kecil.
6. Untuk tanggul banjir, di setiap sambungan dilatasi pertahap, antara beton satu dengan
yang lainnya harus dipasang rubber waterstop. Letak/posisi waterstop harus ditengah-
tengah tebal pelat dinding/lantai/atap konstruksi sesuai dengan gambar perencanaan.
6.1.6.2 Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagianbagian
pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang
dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu
basah.
3. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.
dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat
satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak
akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang
tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
beton, diatas sokongan kayu atau tidak juga diatas agregat kasar
5. Precast mortar spacing block hendaknya digunakan untuk penahan jarak yang tepat
terhadap tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang akan dicor.
6. Bentuknya harus dibuat sepraktis mungkin dalam penggunaannya. Precast mortar
spacing block ini hendaknya dibuat dengan kawat baja dicor bersama-sama, maksudnya
untuk mengikatnya pada tulangan.
7. Sebelum digunakan harus direndam dahulu dalam air. Sebelum pengecoran, semua
penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-kotoran.
8. Penulangan yang ditempatkan pada suatu penampang dari pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi sebelum beton dicor pada penampang.
9. Harap diperhatikan sebelum pengecoran dimulai harus diberikan waktu yang cukup untuk
pemeriksaan.
8.1.2 Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan
syarat-syarat dan spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.
8.1.3 Pelaksanaan.
1. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Bekesting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut. Sambungan-sambungan pada begesting harus diusahakan lurus dan rata
dalam arah horisontal dan vertikal.
2. Bout-bout dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus diatur
sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada 4 cm dari permukaan beton.
3. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan harus
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton yang keropos
dan lain-lain kerusakan beton.
4. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat di dalam
beton.
5. Segera sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian dalam dari
bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa oleh Direksi
segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk,
kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya
pembongkaran begesting pada beton.
8. Pertanggungan jawab atas keselamatan pada waktu pembongkaran tiap bagian begesting
atau penyangga berada di pihak pemborong.
9. Waktu minimum untuk pembongkaran begesting ; Waktu minimum dari saat selesainya
pengecoran beton sampai dengan pembongkaran begesting dari bagian-bagian struktur
harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum
seperti tercantum pada daftar atau sebagai berikut :
Tabel 8. 1 Waktu Minimum Pembongkaran Begesting
Waktu minimum
Bagian-bagian
Pembongkaran
Struktur
Begesting ( hari )
Sisi balok dan dinding 3
Penyangga pelat lantai 21
Penyangga balok 21
Atau sesuai dengan data katalog tentang sertifikasi besi tulangan yang didapatkan
dari supplier.
5. Kontraktor membuat beton pracetak/precast tersebut pada tempat lokasi yang akan
dikerjakan (cetak ditempat), yang telah disetujui oleh pihak Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Mutu, Dimensi serta Detail beton pracetak/precast yang dibuat harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
7. Syarat diterimanya beton pracetak/precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi.
8. Bila mutu beton dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna
berhak menolak produk beton pracetak/precast
9. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pembuatan beton
pracetak/precast (yang berisi Job Mix Formula) serta Surat Dukungan dari Pabrik yang
dikeluarkan oleh Pabrik , kepada Direksi dan Pengawas.
10. Unit beton pracetak/ precast harus diangkat pada titik-titik pengangkatan yang ditentukan
dalam gambar kerja. Apabila tidak ditunjukkan secara spesifik dalam gambar, Kontraktor
harus mengusulkan dalam waktu 7 hari sebelum pelaksanaan dimulai. Gambar shop
drawing lengkap dengan bentuk kait yang akan ditanam dalam beton. Unit beton pracetak
baru boleh diangkat dan dipasang pada pekerjaan permanen setelah kekuatan mencapai
kekuatan karakteristik yang disyaratkan, yang ditunjukkan dari hasil uji tekan silinder dan
disetujui Direksi.
11. Kontraktor harus mengikuti prosedur pelaksanaan pemasangan beton pracetak/precast
dari pihak pabrikasi, diantaranya cara mengangkat, membongkar dan menumpuk seluruh
unit beton pracetak/ precast.
12. Biaya transportasi beton pracetak/precast sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa material yang tidak terpakai, areal diratakan dan dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga satuan
pekerjaan