Anda di halaman 1dari 29

1

RENCANA KERJA
& SYARAT-SYARAT

1.1 RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Kegiatan : Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi
Riau
Nama Pekerjaan : Pembangunan Drainase Lingkungan Perumahan Lagan Permai 2 & 3
Kecamatan Tampan
Lokasi : Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

1.1.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan Saluran Drainase
2. Pembuatan Box Culvert / Gorong-Gorong

1.1.2 Pekerjaan Dan Bahan-Bahan Yang Termasuk Di Dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan
ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk
tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya
penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang.

1.1.3 Laporan
1.1.3.1 Laporan Bulanan dan Mingguan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan,
dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi.

1.1.3.2 Laporan Harian


Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.
Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada pekerjaan yang diperkerjakan di
pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan,
kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.

1.1.3.3 Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi Proyek).

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


2

Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

1.1.3.4 Gambar-Gambar Dan Ukuran


1. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
b. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
c. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
2. Gambar asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 1 (satu)
set cetak copy dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya.
3. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak copy di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
4. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
6. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
7. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

1.1.4 Wilayah Kerja


1. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan
di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
2. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan
dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk
pekerjaan satu hari.
3. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi yang
terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

1.1.5 Bahan-Bahan Dan Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri
dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan
masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-bahan yang
terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
2. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


3

peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar


3. peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya
belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus
mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
4. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti
mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
5. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh
yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang
telah diperiksa terdahulu.
6. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
7. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat
dijamin.
8. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung
jawab Kontraktor .
9. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan
oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau di lokasi pabrik
atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili
Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi dan demobilisasi adalah mendatangkan dan mengembalikan peralatan/tenaga
yang meliputi peralatan kecil maupun besar, dan tenaga yang akan digunakan oleh
Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga dilaksanakan selama masa pekerjaan.


Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab kontraktor dan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


4

harus diperhitungkan dalam penawaran harga.

Alat-alat yang harus disediakan antara lain :


a. Excavator
b. Pompa air dewatering
c. Vibratory compactor/ stamper/ mini roller
d. Generator set
e. Alat ukur/ Theodolit TO/ waterpass dan rambu-rambunya
f. Concrete Mixer
g. Komputer
h. Printer
i. Peralatan lain yang dianggap perlu.

2.1.2 Pengaturan Lalu Lintas


1. Lalu Lintas Proyek
a. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan mentaati
ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya
mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang yaitu
polisi lalu lintas dan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya.
b. Penggunaan jalan harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan
kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan
kerusakan terhadap jalan, gorong-gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek
dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.
2. Pengalihan Arus Lalu Lintas Umum maupun Lalu Lintas di Area Proyek dan Pembuatan
Jalan Darurat
Kontraktor diharuskan membuat rencana khusus untuk setiap sub proyek sehubungan
dengan pengaturan arus lalu lintas dalam menunjang kelangsungan pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan yang menuntut dialihkannya arus lalu lintas umum untuk
sementara waktu harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi


a. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian rupa
agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak
melampaui kapasitas jalan/jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat berat yang

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


5

dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut


beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan
konstruksi.
b. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta pengawalan
dari instansi yang berwenang.
4. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-
rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan
di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan persetujuan pengelola setempat.

Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, Kontraktor diharuskan


menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan sementara yang tidak
diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di
sekitar lokasi proyek.

2.1.3 Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel


1. Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel infrastruktur eksisting adalah pipa distribusi air
bersih PDAM, pipa gas, kabel listrik, kabel telepon dan fiber optik lainnya yang
pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.
2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) di atas dan yang masih berfungsi
atau sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran air dalam
saluran harus diamankan atau dialihkan sesuai petunjuk Direksi.
3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang masih
berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya
adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian memperdalam
dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih berfungsi, maka Direksi
dan Kontraktor menghubungi instansi yang mengelola jaringan tersebut untuk menentukan
biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang dimaksud untuk dialihkan di bawah dasar
saluran rencana.
5. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi
semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan
pipa dan kabel.

2.1.4 Photo Dokumentasi


1. Photo Proyek
a. Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


6

pada titik yang sama dan arah yang sama, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga)
rangkap dan diserahkan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Photo Proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih, ukuran post card.
2. Gambar Kerja ( Shop Drawing )
a. Untuk bagianbagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawing)
belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana, maka
Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang memperlihatkan
secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
b. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
c. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan
yang dilakukan Kontraktor.

3. Gambar Hasil Pelaksanaan Revisi ( As Built Drawing )


a. Hasil pekerjaan yang belum terdapat dalam Gambar kerja karena penyimpangan atau
perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
ataupun tidak, Kontraktor harus membuat gambargambar yang sesuai dengan apa
yang dilaksanakan, yang penting memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

2.1.5 Jalan Kerja


Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan keperluan
lainnya. Kontraktor diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan
tersebut di atas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan. Lokasi jalan
kerja harus sesuai dengan persetujuan Direksi.

2.1.6 Pembuatan Direksi Keet


1. Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang cocok dan
fasilitas yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.
2. Ruangan yang diperlukan adalah ruang Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, minimum
4m x 6m, dengan perlengkapan 4 (empat) buah meja tulis kerja, 1 (satu) buah lemari arsip,
1 (satu) set meja kursi tamu, 1 (satu) unit komputer & Printer, Soft/White Board, serta
penyediaan air bersih dan tenaga listrik.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


7

3. Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan lama
pelaksanaan pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanen dan seluruhnya akan
menjadi milik Kontraktor setelah pelaksanaan proyek berakhir, kemudian Kontraktor wajib
memelihara kebersihan halaman/bangunan dan melakukan perbaikanperbaikan direksi
keet selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas.

2.1.7 Bengkel dan Gudang Kontraktor


Di lapangan, Kontraktor harus memiliki bengkel dengan perlengkapan secukupnya dan tenaga
listrik yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, serta gudang untuk menyimpan
material dan suku cadang peralatan.

2.1.8 Kebutuhan Listrik dan Air Kerja


Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna kebutuhan
penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
pelaksanaan pekerjaan.

2.1.9 Pengukuran
2.1.9.1 Jaringan Titik Tetap
1. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton) yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum dalam
gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

2.1.9.2 Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk
melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya
lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama
dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua situasi pekerjaan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka,bila akan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


8

mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.


4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagianbagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya
pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli
ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.

2.1.9.3 Pematokan dan Pekerjaan Bouwplank


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan dan
pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
2. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar dasar
pondasi saluran.
3. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan jarak antar
patok 15 meter.
4. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.

3.1 PEKERJAAN TANAH


3.1.1 Pekerjaan Pengeringan Air
1. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah membuang genangan air pada lokasi
pekerjaan yang akan dipasang pondasi beton bertulang.
2. Pengeringan dilakukan dengan memakai pompa air dengan diameter 3 s/d 4 sesuai
kebutuhan lapangan.
3. Buangan Air hasil pengeringan harus dicarikan tempat buangan yang tidak mengganggu

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


9

lingkungan sekitarnya.
4. Pekerjaan Pengeringan dilakukan selama pemasangan drainase beton bertulang precast
dan plesteran.

3.1.2 Pekerjaan Galian Tanah


3.1.2.1 Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada
dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran dan pondasi, untuk
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara
umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi.

3.1.2.2 Toleransi Dimensi


1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang
ditentukan.
2. Permukaan galian yang sudah selesai yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus
cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk pembuatan saluran dan menjamin
drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi genangan.

3.1.2.3 Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :

1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut


2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

3.1.2.4 Prosedur Penggalian


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan
lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan seluruh
material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, panggalian saluran

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


10

air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap
di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur
pengeringan dengan pompa.
3.1.2.5 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, Kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang
stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, Kontraktor harus
menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, Kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya
memonitor kemajuan dan keamanan.

3.1.2.6 Penggunaan dan Pembuangan Material Galian


1. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek
dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
urugan kembali maupun lime treatment.
2. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau benda
tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi akan menyulitkan
pemadatan dari material atau yang mengakibatkan kerusakan atau menurunan yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan
dalam pekerjaan permanen.
3. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material yang
tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan
dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Direksi.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk pengangkutan
dan perolehan ijin dari pemilik tanah di mana pembuangan dilakukan.
4. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus
dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
5. Seluruh tempat bekas penempatan tanah bekas galian, harus ditinggalkan dalam keadaan
rapih dengan tepi dan lereng yang stabil.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


11

3.1.3 Pekerjaan Galian Drainase


1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain (Lumpur)
yang ada dan terdapat didalam area saluran.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk membersihkan dan memelihara kembali saluran
yang akan ditingkatkan.
3. Elevasi galian Drainase yang digali tidak boleh berbeda dari yang direncanakan sesuai
dengan gambar spek yang ada.
4. Volume galian Drainase yang digali tidak boleh kurang dari yang direncanakan sesuai
dengan gambar yang ada.
5. Pekerjaan galian drainase yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki
oleh Kontraktor dengan cara menggali lagi sampai elevasi dan volume galian yang digali
terpenuhi
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada
saluran sebelum operasi penggalian dan pengerukan dilakukan untuk setiap seksi
pekerjaan galian.
7. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai.

3.1.4 Pengangkutan Tanah Sisa Galian Keluar Proyek


1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila
tidak bisa dibuang secara langsung, maka untuk sementara dapat diletakan di daerah
sekitar saluran.
2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
3. Walaupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 (satu hari)
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas penempatan
sementara hasil galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump Truk
dengan kapasitas muat 5 m3 atau bila kondisi jalan/area yang tidak memungkinkan bisa
menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan pengangkutan
material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3 volume dari material
yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


12

4.1 PEKERJAAN PASANGAN


4.1.1 Pemasangan Lubang Drainase
4.1.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah
Pipa PVC 2,5
Ijuk
4.1.1.2 Prosedur Pemasangan
1. Lubang drainase dipasang bersamaan dengan pekerjaan cor. Lubang Drainase dipasang
pada setiap sisi saluran sebanyak 1 buah dengan Jarak memanjang 2 meter.
2. Jarak antara lubang drainase pada sisi saluran sejarak 60 cm dari dasar saluran dan 40
cm dari bibir saluran.
3. Pipa Drainase dipasang menonjol pada bagian belakang drainase dan dibungkus dengan
ijuk yang berfungsi sebagai saringan supaya sistem drainase berfungsi dengan baik.

4.1.2 Pengurugan Tanah Kembali


4.1.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah yang didatangkan.

4.1.2.2 Mutu Bahan


Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair.

4.1.2.3 Prosedur Pelaksanaan


Urugan tanah tidak boleh urugan hingga pekerjaan telah diselesaikan dan diperiksa serta
disetujui oleh Direksi. Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan
dengan menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia dengan
menggunakan alat bantu pemadat jenis Vibrator.

5.1 PEKERJAAN PLESTERAN


5.1.1 Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada gambar
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


13

5.1.2 Bahan Bahan

Semen PC 50 Kg
Pasir Pasang
Air Bersih

5.1.3 Mutu Bahan


a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Jenis semen yang digunakan adalah Kelas I
3. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
4. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa sehingga
mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir-butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organik
lainnya.
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air yang
diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

5.1.4 Prosedur Pelaksanaan


Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air

a. Seluruh material tadi (kecuali air), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan
dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari
berat semen yang digunakan.

b. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


14

pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.

c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.

d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang akan
diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang telah bersih
kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian diplester. Plesteran
tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan menggunakan pasir pasang yang
telah diayak .

e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak bergelombang)
dan tidak retak.

f. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus


menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.

g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur dengan


4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan di lapangan Kontraktor harus membuat kotak
takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.

h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm

6.1 PEKERJAAN BETON


6.1.1 Umum
1. Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan, saluran drainase,
bangunan gorong-gorong, jembatan, rumah stasiun pompa, pintu air yang akan dikerjakan
dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan dan sebagaimana
diminta oleh Direksi harus diperinci dari bahan-bahan yang diperinci disini dan harus
dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disebut di
sini.
2. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termasuk di sini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.

6.1.2 Bahan
1. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
3. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


15

injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-
syarat yang sudah diterangkan
4. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di depan.

6.1.3 Kelas dan Mutu Beton


Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I. 1971,
menurut tabel di bawah ini :

Tabel 6. 1 Standar Mutu Dan Kelas Beton Indonesia


bk bm Kategori Pengawasan Pengawasan
Mutu
(Kg/cm2) (Kg/cm2) Dari Bangunan Kualitas Agregat Kualitas Tekan
Non Kualitas Tidak ada
BO - -
Struktural dengan mata Pengujian
Pemeriksaan Tidak ada
B - - Struktural
dengan teliti Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
B1 - - Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-125 125 200 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-175 175 250 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci
K-225 225 300 Struktural Pengujian
dengan analisa ayakan
Pengujian terinci
K-300 300 300 Struktural Pengujian
dengan analisa ayakan
Pengujian terinci
K-350 350 350 Struktural Pengujian
dengan analisa ayakan

bk = kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah
besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang
kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.
b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm). bm =
kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm)
Menurut rumus :
N

1
bm1
N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh pemeriksaan, jadi
jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, yang harus diambil minimum 20 buah.
S = deviasi standar (kg/cm).

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


16

N
s
"
N 1
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 ( 0,06) cm
pada umur 28 hari.

Tabel 6. 2 Tabel Penggunaan Mutu Beton


No. Uraian Pekerjaan Mutu Beton
1 Lantai Kerja K 125
2 Tanggul Banjir K 225
3 Saluran Drainase Beton Precast K 300
4 Penutup Beton Precast K 300
5 Box Culvrt/Gorong-Gorong Precast K 350
6 Jembatan K 300
7 Bak Kontrol K 225

6.1.4 Pencampuran dan Pengecoran Beton.


6.1.4.1 Komposisi/Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang
ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
2. Untuk beton mutu Bo campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural dipakai
perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang
dari 1 : 8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
3. Untuk beton mutu K 225, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau banyaknya semen
untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
4. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
5. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
6. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari beratnya)

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


17

untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi dan
perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan
perubahan yang demikian.

6.1.4.2 Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan
beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan Direksi.

6.1.4.3 Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer selama sedikitnya 1 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3,
Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam.
2. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
3. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
4. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi. Untuk
mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10
cm.
5. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan lokasi,
tidak boleh dicor langsung pada saluran.

6.1.4.4 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 Celcius dan tidak kurang dari 4,5
C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


18

ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 C.

6.1.4.5 Cetakan Beton


1. Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran
dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar yang diusulkan oleh
Kontraktor dan yang sudah disetujui oleh Direksi.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus
digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran Plywood, papan yang diserut/
diketam rata dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga baik saluran
drinase ataupun tutup beton. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari
kayu dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang
dikehendaki dan harus berkekuatan dan berkakuan yang tetap pada tempat dan
bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Semua percetakan kayu harus diketam rata/digosok dengan kertas pasir untuk
menghilangkan tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan. Usaha
yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan
pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya
pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan
permukaan beton yang telah diselesaikan.
4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang
selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan yang mencegah secara efektif
lekatnya beton, semua material untuk melepaskan lekatan harus dipakai hanya setelah
disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati untuk kontak
dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak ada
perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan (perancah)
harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
6. Pada pekerjaan saluran longsor harus dalam daerah yang kering maka harus dibatasi

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


19

dengan cofferdam di udik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk memompa air
rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus dialihkan lewat talang di
atas saluran yang akan dibangun.

6.1.4.6 Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
3. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
4. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja.
5. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan.
6. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin
dijamin harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh sehingga
memungkinkan pemisahan bahan dan pengerasan beton.
7. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan beton
harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.
8. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi
tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut
dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
9. Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m 3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/ diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


20

terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.


10. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus dapat menenmbus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Semua
beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dbenamkan dalam beton.

6.1.5 Sambungan Konstruksi


1. Sambungan konstruksi harus dicor seperti terlihat pada gambar. Bila sambungan tersebut
tidak terlihat, maka kontraktor harus mempersiapkan suatu jadwal pembetonan untuk
setiap struktur yang disetujui Pemberi Tugas Teknik/Konsultan Pengawas. Sambungan
konstruksi tidak boleh diletakan pada pertemuan dari bagian konstruksi, kecuali sebaiknya
ditetapkan.

2. Sambungan konstruksi melalui tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan


konstruksi harus tegak lurus terhadap garis-garis utama tegangan dan pada umumnya
harus diletakkan ada titik dengan gaya geser minimum.

3. Bila sambungan vertikal diperlukan, maka baja tulangan harus diperpanjang melampaui
sambungan tersebut sehingga membuat struktur tetap monolit.

4. Alur sambungan paling sedikit 4 cm harus disediakan pada semua sambungan konstruksi
untuk dinding, plat dan antar telapak dengan dinding. Untuk pelat yang berada di atas
sambungan harus diletakan sedemikian rupa sehingga membagi pelat ke dalam bagian-
bagian yang lebih besar tidak lebih dari 120% terhadap bagian yang lebih kecil.

5. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan bahan-bahan tambahan sebagaimana


diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan dalam hal setiap
penangguhan pekerjaan yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh hujan atau
kemacetan persediaan beton atau penangguhan pekerjaan oleh Pemberi Tugas
Teknik/Konsultan Pengawas.

6. Untuk tanggul banjir, di setiap sambungan dilatasi pertahap, antara beton satu dengan
yang lainnya harus dipasang rubber waterstop. Letak/posisi waterstop harus ditengah-
tengah tebal pelat dinding/lantai/atap konstruksi sesuai dengan gambar perencanaan.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


21

6.1.6 Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan.


6.1.6.1 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan
untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk
dinilai kualitas pengecorannya, beton yang banyak keropos sampai tulangan terlihat harus
mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi.
2. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-
dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya; tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 14 hari untuk dek-dek jembatan atau
gorong-gorong jalan.

6.1.6.2 Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagianbagian
pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang
dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu
basah.
3. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.

6.1.6.3 Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan sesudah pengecoran beton atau
sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

6.1.6.4 Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli
dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/ ditest oleh Direksi
dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-
batas yang ditentukan disini. Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


22

(abrupt) atau lambat laun (gradual).


2. Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan
lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyongsekonyong
(abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung. Semua
ketidakteraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang gradual dan akan
diperiksa dengan teliti oleh Direksi, kalau perlu dengan menggunakan peralatan
pengetesan beton. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus membersihkan
semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran yang lainnya.

6.1.6.5 Perbaikan Permukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak
atau keluar dari garis, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini.
Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi
dan kalau Direksi memerintahkan untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti
yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, lubanglubang baut,
ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan, dan bergeraknya cetakan.
Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
3. Jika menurut pendapat Direksi Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-
bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambalan saja tidak akan
menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan
untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari
Direksi.
4. Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/ mortel tambalan yang kering yang disusun dari satu
bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi
yang tidak susut, yang disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


23

dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat
satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak
akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang
tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.

7.1 PEKERJAAN TULANGAN


7.1.1 Umum
Seluruh pekerjaan tulangan yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud
yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Harus terdiri dari bahan-bahan yang
diperinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua pekerjaan
tulangan, kecuali ada ketentuan lain dari Direksi untuk pekerjaan tertentu.

7.1.2 Material (Baja Tulangan)


Besi yang dipakai adalah baja tulangan dengan diameter sesuai dengan yang diisyaratkan,
ada pada gambar perencanaan.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, Kontraktor diwajibkan untuk
memperlihatkan data katalog tentang sertifikasi besi tulangan yang didapatkan dari supplier.
Pemakaian besi dari pabrikasi Krakatau Steel dengan mutu sebagai berikut :
Besi ulir tegangan leleh 4500 kg/cm2, tegangan tarik 5000 kg/cm2
Besi polos tegangan leleh 3200 kg/cm2, tegangan tarik 2780 kg/cm2

7.1.3 Pembengkokan dan Pelaksanaan


1. Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran seperti tercantum dalam
gambar dan mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai dengan gambar
dengan memperhatikan selimut beton yang tetap.
2. Tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan yang dapat mengakibatkan kerusakan
dari material. Tulangan dimana telah mempunyai cacat atau pembengkokan tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh digunakan. Bila terdapat radius tertentu untuk bengkokan atau
hook harus dibuat sekeliling paku yang mempunyai diameter empat (4) kali dari tulangan
yang akan dibengkok.
3. Kawat baja digunakan untuk mengikat tulangan hendaknya mempunyai diameter tidak
lebih kecil dari 1, 6 mm dengan ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampung
beton.
4. Beugel-beugel harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Tulangan tidak boleh disokong diatas tulangan baja yang keluar dari permukaan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


24

beton, diatas sokongan kayu atau tidak juga diatas agregat kasar
5. Precast mortar spacing block hendaknya digunakan untuk penahan jarak yang tepat
terhadap tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang akan dicor.
6. Bentuknya harus dibuat sepraktis mungkin dalam penggunaannya. Precast mortar
spacing block ini hendaknya dibuat dengan kawat baja dicor bersama-sama, maksudnya
untuk mengikatnya pada tulangan.
7. Sebelum digunakan harus direndam dahulu dalam air. Sebelum pengecoran, semua
penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-kotoran.
8. Penulangan yang ditempatkan pada suatu penampang dari pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi sebelum beton dicor pada penampang.
9. Harap diperhatikan sebelum pengecoran dimulai harus diberikan waktu yang cukup untuk
pemeriksaan.

8.1 PEKERJAAN BEGESTING


8.1.1 Umum
Pekerjaan ini adalah pembuatan begesting-begesting untuk cetakan konstruksi beton. Dan
dikerjakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan
oleh Direksi.

8.1.2 Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan
syarat-syarat dan spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.

8.1.3 Pelaksanaan.
1. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Bekesting harus halus dan rata, tidak boleh
melendut. Sambungan-sambungan pada begesting harus diusahakan lurus dan rata
dalam arah horisontal dan vertikal.
2. Bout-bout dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus diatur
sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada 4 cm dari permukaan beton.
3. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan harus
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton yang keropos
dan lain-lain kerusakan beton.
4. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat di dalam
beton.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


25

5. Segera sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian dalam dari
bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa oleh Direksi
segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk,
kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya
pembongkaran begesting pada beton.
8. Pertanggungan jawab atas keselamatan pada waktu pembongkaran tiap bagian begesting
atau penyangga berada di pihak pemborong.
9. Waktu minimum untuk pembongkaran begesting ; Waktu minimum dari saat selesainya
pengecoran beton sampai dengan pembongkaran begesting dari bagian-bagian struktur
harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum
seperti tercantum pada daftar atau sebagai berikut :
Tabel 8. 1 Waktu Minimum Pembongkaran Begesting
Waktu minimum
Bagian-bagian
Pembongkaran
Struktur
Begesting ( hari )
Sisi balok dan dinding 3
Penyangga pelat lantai 21
Penyangga balok 21

9.1 PEKERJAAN BETON PRACETAK/PRECAST


9.1.1 Pembuatan dan Pemasangan Saluran Beton Pracetak/Precast
1. Persyaratan yang berkenaan dengan beton pada umumnya harus diperhatikan dalam hal
pekerjaan beton pracetak/ precast.
2. Bahan pracetak pabrikasi di lapangan / ditempat yang disetujui Pemberi Tugas Teknik /
Konsultan Pengawas.
3. Yang termasuk dalam beton pracetak ini meliputi dan tidak terbatas pada seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar, diantaranya :
Saluran Terbuka Precast K 300
Penutup Beton Precast K 300
Bak Kontrol K 300
Box Culvert Precast K 350
4. Spesifikasi baja tulangan untuk beton precast :
Tegangan leleh 4500 kg/cm2
Tegangan tarik 5000 kg/cm2

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


26

Atau sesuai dengan data katalog tentang sertifikasi besi tulangan yang didapatkan
dari supplier.
5. Kontraktor membuat beton pracetak/precast tersebut pada tempat lokasi yang akan
dikerjakan (cetak ditempat), yang telah disetujui oleh pihak Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Mutu, Dimensi serta Detail beton pracetak/precast yang dibuat harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
7. Syarat diterimanya beton pracetak/precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi.
8. Bila mutu beton dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna
berhak menolak produk beton pracetak/precast
9. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pembuatan beton
pracetak/precast (yang berisi Job Mix Formula) serta Surat Dukungan dari Pabrik yang
dikeluarkan oleh Pabrik , kepada Direksi dan Pengawas.
10. Unit beton pracetak/ precast harus diangkat pada titik-titik pengangkatan yang ditentukan
dalam gambar kerja. Apabila tidak ditunjukkan secara spesifik dalam gambar, Kontraktor
harus mengusulkan dalam waktu 7 hari sebelum pelaksanaan dimulai. Gambar shop
drawing lengkap dengan bentuk kait yang akan ditanam dalam beton. Unit beton pracetak
baru boleh diangkat dan dipasang pada pekerjaan permanen setelah kekuatan mencapai
kekuatan karakteristik yang disyaratkan, yang ditunjukkan dari hasil uji tekan silinder dan
disetujui Direksi.
11. Kontraktor harus mengikuti prosedur pelaksanaan pemasangan beton pracetak/precast
dari pihak pabrikasi, diantaranya cara mengangkat, membongkar dan menumpuk seluruh
unit beton pracetak/ precast.
12. Biaya transportasi beton pracetak/precast sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

9.1.2 Pemasangan Alas Plastik


1. Kontraktor, sebelum memasang beton pracetak/precast, terlebih dahulu memberi alas
plastic pada area yang akan dijadikan sebagai dudukan untuk penempatan konstruksi
Beton pracetak/precast.
2. Pemasanagn alas plastik selebar dan sepanjang galian saluran drainase yang sudah
ditentukan pada gambar. Dan, yang sudah disetujui oleh Pengawas serta pihak Direksi.
3. Bahan plastik menggukan plastik hitam tebal yang tidak sobek/bolong sehingga dapat
melindungi lantai dasar dari rembesan air.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


27

9.1.3 Pemasangan Cerucuk Kayu 12 s/d 15 - P.4 m


1. Apabila kondisi tanah dasar pondasi beton pracetak sangat jelek/lembek maka daya
dukung tanah harus ditingkatkan dengan cara cerucuk kayu
2. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan lantai kerja. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan daya dukung tanah yang ada pada dasar bangunan konstruksi tersebut
sehingga diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar dari keadaan sebelumnya.
3. Material yang digunakan adalah kayu cerucuk kayu dengan diameter 12 s/d 15 cm.
Panjang masing- masing cerucuk 4 meter dengan jumlah dipasang sesuai gambar kerja.

9.1.4 Lantai Kerja Beton K-125


1. Pekerjaan ini dilakukan di bawah beton pracetak/precast (Pada Galian yang sudah sesuai
kedalamannya).
2. Beton yang digunakan sebagai lantai kerja adalah beton K-125
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Lantai kerja dipasang pada landasan konstruksi beton pracetak/precast. Pelaksanaan
ini harus diketahui oleh Direksi
b. Pelaksanaan lantai kerja selebar dan sepanjang Beton pracetak/precast

10.1 REKONDISI JALAN


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah area jalan diatas Box Culvert Precast yang sudah
terpasang, serta sepanjang berapa meter arah memanjang sesuai dengan gambar
perencanaan dan instruksi dari Direksi dan pengawas.
Kontraktor harus memastikan area dalam keadaan bersih sebelum diadakan pekerjaan
Rekondisi Jalan

11.1 PEKERJAAN LAIN LAIN


Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini,
tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan : misalnya
pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan. Untuk
pembentukan dasar saluran dengan meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada
permukaan tanah galian saluran.

12.1 PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN SELAMA PROYEK BERLANGSUNG.


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


28

berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa material yang tidak terpakai, areal diratakan dan dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga satuan
pekerjaan

13.1 PEKERJAAN TAMBAH KURANG


1. Pekerjaan Tambah Kurang adalah pekerjaan lain atau perubahan-perubahan dari yang
dimaksud dalam RKS dan gambar-gambar, berupa penambahan, pengurangan dan
peniadaaan suatu bagian pekerjaan.
2. Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang apabila ada
perintah dan atau persetujuan tertulis dari Direksi lapangan atau pemberi tugas. Dan
kontraktor wajib melaksanakan sejauh bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan
ruang lingkup kontrak.
3. Ketidaklengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak dapatdianggap
sebagai pekerjaan tambah kurang apabila jenis pekerjaan tersebut telah disebutkan
dalam Dokumen Kontrak atau pada salah satu bagian dari Dokumen Kontrak.
4. Pekerjaan tambah kurang dinilai berdasarkan pada harga satuan bahan dan upah yang
tercantum dalam perincian penawaran, yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak.
5. Dalam hal tidak adanya jenis pekerjaan tersebut dalam Dokumen Kontrak, maka harga
satuannya dinilai berdasarkan pemufakatan dan keputusan terkahir berada di pihak
Direksi Lapangan dan Pemberi Tugas.
6. Perhitungan biaya pekerjaan tambah dan pembayaran/diperhitungkan setelah penyerahan
pertama seluruh pekerjaan.
7. Penambahan atau pengurangan pekerjaan tidak dapat mengurangi kekuatan berlakunya
masa kontrak dan tidak dijadikan alasan untuk mengubah tanggal penyerahan pekerjaan
atau durasi kerja pelaksanaan proyek kecuali apabila penambahan pekerjaan tersebut
memerlukan penambahan waktu yang signifikan dampaknya terhadap durasi pelaksanaan
proyek dan keputusan terhadap kejadian ini yang akan ditentukan oleh Direksi Lapangan
atau Pemberi Tugas.

14.1 PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru


29

2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.


3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila Kontraktor telah melaksanakan kewajiban
pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala
yang berisi kondisi bangunan/saluran (yang selesai dibangun) serta laporan pekerjaan
perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan
pihak pengawas lapangan/Direksi dan konsultan pengawas.

DED Drainase Permukiman Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai