Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis


Diskusi Kelompok Debat Terhadap Kemampuan Berpikir Analitik
Mata Pelajaran PPKn Ditinjau dari Sikap Sosial Siswa X MM SMK
PGRI 2 Badung
I Pt. Agus Putra Adnyana1, Ni Kt. Suarni2, I Wyn. Koyan3
1,2,3
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {agus.putra,ketut.suarni,wayan koyan}@pasca.undiksha.ac.id


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kontekstual berbasis debat terhadap kemampuan berpikir analitik PKn ditinjau
dari sikap sosial siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung dengan rancangan
Post Test Only Control Group Design. Sampel penelitian ini berjumlah 54
siswa dengan sistem random sampling terhadap kelas. Pengambilan data
dilakukan dengan kuisioner dan tes. Data diolah dengan Anakova satu jalur.
Hasil penelitiannya adalah: (1) kemampuan berpikir analitik PKn siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis
debat lebih baik dari siswa yang belajar dengan model konvensional sebelum
kovariabel sikap sosial dikendalikan (Fhitung=15,696;P<0,05); (2) setelah
kovariabel sikap sosial dikendalikan, siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kontekstual berbasis debat memiliki kemampuan berpikir
analitik PKn yang lebih baik dari siswa yang belajar model konvensional
(Fhitung=9,748;P<0,05); (3) sikap sosial memberikan kontribusi positif terhadap
kemampuan berpikir analitik PKn, dengan kontribusi sebesar 16,4%.
Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis
debat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analitik PKn ditinjau dari
sikap sosial siswa.

Kata kunci: Debat, Berpikir Analitik, Sikap Sosial

Abstract
This study was intended to investigate the effect of contextual teaching
learning (CTL) based-debate upon civics analytical thinking skill reviewed from
students social attitude Grade X Multimedia SMK PGRI 2 Badung. Hence,
Post Test Only Control Group Design was applied. The sample was 54
students by applying Random Sampling. Students Analytical thinking skill was
measured using post test and students attitude was measured using
questionnaire. One-way ANACOVA Analysis was used to analyze data. The
results shows: (1) students Civics analytical thinking skill who apply CTL
based-debate is better than students who apply Conventional Model before
social attitude covariance controlled which showed from Ftest=15.696;P<0.05;
(2) the students who apply CTL based-debate gain better analytical thinking
skill than conventional model after social attitude covariance controlled which
showed from the result of Ftest=9,748;P<0.05; (3) social attitude delivers
positive contribution upon students civics analytical thinking skill and
contributes 16.4%. It can be concluded that the application of CTL based-
debate upon civics analytical thinking skill affects students social attitude.

Keyword: Debate, Analytical thinking, Social Attitude


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

PENDAHULUAN seperti : civic knowledge, civic dispotition,


Tujuan pendidikan nasional UU No. civic skills, civic confidence, civic
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan comitment, and civic competence (Sukadi,
Nasional, jelas mengisyaratkan bahwa 2009:12-15).
Pendidikan nasional berfungsi Jika kita melihat relitas yang kerap
mengembangkan kemampuan dan terjadi dewasa ini sebagai dampak dari
membentuk watak serta peradaban bangsa pesatnya persaingan dan kemajuan IPTEK
yang bermartabat dalam rangka di era global, dapat dikatakan bahwa SDM
mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia memiliki tingkat emosional dan
(Depdiknas 2006). intelektual yang labil. Hal ini dapat kita lihat
Tujuan pendidikan tersebut dari kenyataan yang terjadi pasca
kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan reformasi. Banyaknya aksi demonstrasi
kurikuler dalam Permendiknas No. 23 yang ricuh, terorisme, bentrokan antar
Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi pelajar di Jakarta yang sampai memakan
dan Kompetensi Dasar, yaitu (1) korban jiwa, bentrokan mahasiswa,
memahami konsep-konsep yang berkaitan bentrokan antarmasyarakat, dan suku
dengan kehidupan masyarakat dan mewarnai kehidupan demokrasi di
lingkungannya, (2) berpikir logis dan kritis, Indonesia.
rasa ingin tahu, memecahkan masalah, Tentunya semua fenomena yang
dan keterampilan dalam kehidupan social, terjadi, kembali lagi pada faktor pendidikan
(3) berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial yang menjadi pusat sorotan masyarakat
dan kemanusiaan, (4) berkomunikasi, dalam membentuk SDM Indonesia yang
bekerjasama dan berkompetisi dalam cerdas. Akan sangat menjadi pertanyaan
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, yang sangat besar ketika SDM yang
nasional, dan global. dihasilkan justru tidak mampu mencapai
Berbagai upaya dalam rangka harapan bangsa. Potret potret ini
pencapaian tersebut telah diupayakan, baik menandakan masih gagalnya proses
oleh pemerintah dan pakar pendidikan pembelajaran di dunia pendidikan,
melalui perbaikan kurikulum maupun oleh terutama dari segi metode yang diterapkan
guru itu sendiri sebagai mediator disekolah. Dominasi penggunaan metode
pembelajaran melalui berbagai kreativitas ceramah cenderung membuat siswa
metode dan teknik mengajar. Berbagai menjadi malas berfikir, karena melalui
upaya tersebut mengusung sebuah ceramah, siswa diberikan materi yang
paradigma baru bahwa sasaran pendidikan sudah diolah dan sudah jadi yang tertera
adalah siswa, sehingga siswalah yang dalam buku.
harus lebih aktif dalam pembelajaran Proses pembelajaran seperti ini
(student centered. akan kering dengan makna dan interaksi
PKn adalah pembelajaran yang sosial yang seharusnya merupakan hal
lebih berorientasi pada peserta didik yang bersifat lebih urgen yang harus
(student oriented) bukan berorientasi dipahami oleh siswa dalam proses
kepada guru (teacther oriented). pembelajaran. Selain itu, hal ini juga akan
Pembelajaran yang memberikan sangat berdampak serius pada daya
pemahaman, pengalaman yang bermakna, analisis dan sikap sosial siswa yang sangat
kecerdasan intelektual, sosial, emosional rendah sehingga fenomena negatif yang
dan moral. Konsep-konsep yang perlu terjadi di Indonesia akan selalu terjadi dan
ditanamkan dalam paradigma PKn yang mewujudkan SDM yang cerdas sesuai apa
baru tentunya harus memuat konsep yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
tentang politik dan pemerintahan, hukum 1945 akan sangat sulit tercapai.
dan norma, ideologi bangsa dan negara, Salah satu alternatif dalam
hak dan kewajiban sebagai warga negara, pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
konsep tentang nilai, moral, budi pekerti dengan menggunakan model kontekstual
dan konsep ilmu sosial lainnya, agar siswa berbasis debat. Pembelajaran dengan
nantinya mempunyai kecakapan hidup metode ini mampu menempatkan siswa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

secara berkelompok untuk dapat aktif dan asumsi ini, maka dipandang perlu untuk
mampu mempertahankan argumen yang melakukan penelitian secara empiris
diungkapkan berdasarkan kemampuan tentang pengaruh penerapan model
nalar dengan menggunakan logika. Untuk pembelajaran kontekstual berbasis debat
itu, perlu adanya pemikiran secara terhadap kemampuan berpikir analitik mata
mendalam sebelum mengungkapkan pelajaran PKn, ditinjau dari sikap sosial
sesuatu. Kelebihan metode ini yaitu melatih siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung.
keterampilan dan sikap sosial siswa seperti
menggalang kerjasama kelompok, METODE
sharring, tanggung jawab kepemimpinan, Rancangan dari penelitian ini
kemampuan mendistribusikan tugas, adalah menggunakan kuasi eksperimen
keberanian dan kemampuan komunikasi berupa Posttest Only Control Group
secara oral dalam presentasi dan debat, Design. Adapun variabel bebas dalam
memecahkan konflik kepentingan anggota penelitian ini adalah model pembelajaran
kelompok, keberanian dan kemampuan, pembelajaran kontekstual berbasis debat
belajar berkomunikasi secara intensif, dan model konvensional. Sedangkan
kemampuan mempertahankan pendapat, variabel terikatnya adalah kemampuan
kemampuan mempengaruhi pikiran dan berpikir analitik mata pelajaran PKn. Untuk
keyakinan orang lain secara oral serta mengetahui faktor lain yang
mengembangkan kemampuan berdiskusi mempengaruhi, makan peneliti
dan berdebat dengan teman sekelompok menghadirkan kovariabel sikap sosial.
atau sekelas (Sukadi, 2005). Populasi merupakan keseluruhan
Dalam penerapan model ini, dari unsur-unsur yang berupa manusia,
tentunya bukan hanya dari faktor kognisi hewan, tumbuhan, benda, zat cair,
saja yang dilihat, namun bisa juga dari peristiwa, dan sejenisnya (Koyan,2012:26).
faktor afeksi, salah satunya adalah sikap Adapun populasi dari penelitian ini yaitu
sosial. Sikap merupakan kecenderungan seluruh siswa kelas X SMK PGRI 2
untuk merespon yang bekonotasi positif Badung tahun ajaran 2012-2013, yang
dan negatif terhadap sesuatu sesuai akan menjadi subjek dari penelitian ini.
dengan kondisi lingkungan, serta Kemudian akan diambil dua kelas sebagai
mempelajari terlebih dahulu semua sampel dengan teknik random sampling
informasi tentang suatu objek sebelum sebagai kelas eksperimen dan kelas
menentukan prilakunya (Walgito,2002:72). kontrol.
Sedangkan sikap sosial merupakan Pada proses pengumpulan data,
sebuah kesiapan individu untuk untuk mendapatkan data tentang sikap
berinteraksi dengan lingkungan sosial akan digunakan tes skala sikap,
disekitarnya, serta memberikan respon dengan menggunakan instrument berupa
positif atau negatif terhadap kuisioner. Skor yang diperoleh dalam data
kecenderungan gejala sosial yang terjadi ini akan berupa data dalam skala interval.
terhadap suatu objek dalam pengalaman Kemudian, lebih lanjut data ini akan
hidup dan lingkungannya. Yang menjadi dikonversikan menjadi data dalam bentuk
dimensi sikap sosial adalah toleransi atau skala nominal berupa skor sikap sosial
tenggang rasa, kerjasama atau gotong siswa yang tinggi dan skor sikap sosial
royong, dan tanggung jawab. siswa yang rendah.
Melihat dari asumsi di atas, jelas Untuk mendapatkan data
kita melihat bahwa antara model kemampuan berpikir analitik akan
pembelajaran kontekstual berbasis debat, digunakan tes kemampuan berpikir analitik
kemampuan berpikir analitik, dan sikap dengan menggunakan instrument berupa
sosial mempunyai peran yang sangat soal pilihan ganda pada kelas eksperimen
strategis dan urgen dalam membentuk dan kelas kontrol. Data yang diperoleh
SDM Indonesia yang cerdas dan yaitu data dalam bentuk skor peringkat
berkarakter sesuai dengan tujuan interval.
pendidikan nasional. Untuk membuktikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Dari hasil pengukuran ini, akan Analisis yang digunakan dalam penelitian
dilakukan analisis secara bertahap sesuai ini adalah Analisis Kovarian satu jalur
dengan vaiabel untuk menjawab (Anakova satu jalur), dengan bagan seperti
permasalahan dan hipotesis penelitian ini. di bawah ini.

Tabel 1. Desain Penelitian

A1 A2
X Y X Y

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil analisis yang telah diperoleh Fhitung=15,696;P<0,05. Jadi dapat
dilakukan dalam rangka menjawab ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hipotesis, secara umum terdapat perbedaan kemampuan berpikir analitik
perbedaan kemampuan berpikir analitik siswa antara siswa yang belajar dengan
baik sebelum dan sesudah dikendalikan menggunakan metode pembelajaran
oleh kovariabel sikap sosial. Namun secara kontekstual berbasis diskusi kelompok
rinci dijelaskan sebagai berikut. (1) debat dan siswa yang belajar dengan
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama model konvensional sebelum kovariabel
dalam penelitian ini menggunakan analisis sikap sosial dikendalikan pada siswa kelas
varians (ANAVA). Dari hasil Anava, X MM SMK PGRI 2 Badung,

Tabel 2. Ringkasan Hasil ANAVA

Sumber Variasi JK dB RJK Fhitung Ftabel Ket


Antar Kelompok 528,907 1 528,907 15,696 4,00 Signifikan
Dalam Kelompok 1752,296 52 33,698 - -
Total 2281,204 53 - -

(2) hasil pengujian hipotesis kedua ini belajar dengan menggunakan metode
dilakukan dengan menggunakan Anakova. pembelajaran kontekstual berbasis diskusi
Dari hasil analisis, diperoleh nilai kelompok debat dan siswa yang belajar
Fhitung=9,748;P<0,05. Dengan demikian, dengan model konvensional setelah
terdapat terdapat perbedaan kemampuan kovariabel sikap sosial dikendalikan pada
berpikir analitik siswa antara siswa yang siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung,

Tabel 3. Ringkasan Hasil Anakova

Sumber
JK dB RJK Fhitung Ftabel Ket
Variasi
X 281,187 1 281,187 9,748 4,00 Signifikan
Antar 436,922 1 436,922 15,147
4,00 Signifikan
Kelompok
Dalam 1471,109 51 28,845
Kelompok
Total 2281,204 53 - -

(3) Hasil pengujian hipotesis ketiga diuji sebesar 16,4% dengan taraf signifikansi
dengan menggunakan analisis regresi linier 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
sederhana. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa terdapat kontribusi sikap sosial
nilai R sebesar 0,404 pada taraf terhadap kemampuan berpikir analitik pada
signifikansi 5%, dan diperoleh kontribusi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung konvensional pada siswa kelas X SMAN 1
sebesar 16,4%. Singaraja.
Berdasarkan uraian di atas, maka Jadi penerapan model kontekstual
dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berbasis debat menekankan kepada
berikut. Pertama, merujuk pada hasil uji proses keterlibatan siswa secara penuh
hipotesis pertama yang menyatakan Ho untuk dapat menemukan materi yang
ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa dipelajari dan menghubungkannya dengan
terdapat perbedaan kemampuan berpikir situasi kehidupan nyata, sehingga
analitik mata pelajaran PKn siswa yang mendorong siswa untuk dapat
mengikuti model pembelajaran menerapkannya dalam kehidupan mereka.
pembelajaran kontekstual berbasis debat Dalam pembelajaran kontekstual ini, siswa
dan siswa yang mengikuti model didorong untuk mengerti apa makna
konvensional siswa kelas X MM SMK PGRI belajar, apa manfaatnya dan bagaimana
2 Badung. Hal tersebut, ditunjukan mencapainya.
berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu siswa Proses pembelajaran yang terjadi
yang belajar dengan menggunakan model yang belajar dengan model pembelajaran
pembelajaran kontekstual berbasis debat, kontekstual berbasis debat penuh dengan
mempunyai kemampuan berpikir analitik pengalaman yang bermakna baik dari segi
mata pelajaran PKn yang lebih unggul kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
daripada kemampuan berpikir analitik mata Dalam pembelajaran ini membuat siswa
pelajaran PKn siswa yang mengikuti model memiliki pengalaman belajar yang kreatif,
konvensional. inovatif, dan menantang bagi siswa,
Hasil penelitian ini juga didukung dari sehingga siswa dapat terus aktif dan fokus
beberapa temuan sebelumnya yang dalam proses pembelajaran yang terjadi.
menunjukan hasil yang relevan dalam Proses yang bermakna inilah yang
mendukung hasil penelitian ini. Hasil membuat kemampuan berpikir analitik
penelitian temuan dari Wirta (2011) bahwa siswa kian meningkat menjadi baik. Hal ini
siswa prestasi belajar siswa yang belajar sesuai dengan teori Ausubel yaitu belajar
dengan menggunakan model Kontekstual bermakna timbul jika siswa mencoba
lebih baik dari siswa yang belajar dengan menghubungkan pengetahuan baru
menggunakan model konvensional. Hasil dengan pengetahuan yang dimilikinya.
ini dikuatkan lagi dengan temuan dari Pada belajar bermakna materi yang telah
Budiyasa (2012) bahwa siswa yang belajar diperoleh dikembangkan dengan keadaan
dengan model pembelajaran kontekstual lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.
berbasis asesmen kinerja memiliki hasil Kedua, berdasarkan hasil penelitian
belajar yang lebih baik daripada siswa yang telah dilakukan, diperoleh hasil
yang belajar dengan menggunakan model bahwa terdapat perbedaan Kemampuan
konvensional. Temuan dari Sidhiyasa berpikir analitik Siswa yang belajar dengan
(2011) juga memperoleh hasil bahwa menggunakan Model pembelajaran
penerapan metode debat berbasis advisory kontekstual berbasis Debat dengan
learning berpengaruh terhadap hasil Kemampuan berpikir analitik mata
belajar sistem politik ditinjau dari sikap pelajaran PKn siswa yang belajar dengan
politik siswa (studi eksperimen pada siswa menggunakan Model Konvensional,
SMAN 1 Kediri) menunjukan hasil belajar setelah dikendalikan oleh kovariabel Sikap
siswa yang mengikuti model debat lebih Sosial. Hal ini berdasarkan hasil uji
tinggi dari siswa yang mengikuti model hipotesis yaitu berhasil menolak Ho dan
konvensional. Selain itu, penelitian menerima H1, yang mengindikasikan
Wiradiani (2011) juga memperoleh hasil terdapat perbedaan kemampuan berpikir
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa analitik mata pelajaran PKn dalam
yang belajar dengan model pembelajaran penerapan kedua model ini. Pada siswa
kontekstual berbasis debat lebih baik yang belajar dengan menggunkaan model
daripada kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran kontekstual berbasis debat,
yang belajar dengan menggunakan model memiliki kemampuan berpikir analitik yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

lebih tinggi dari pada siswa yang belajar kemampuan dan ide sendiri dan belajar
dengan menggunakan model konvensional secara penuh dalam menggunakan
pada siswa kelas X MM SMK PGRI 2 inderanya, sehingga kemampuan berpikir
Badung. analitiknya terhadap mata pelajaran PKn
Hasil ini juga didukung beberapa hasil akan lebih baik.
penelitian yg relevan dengan penelitian ini. Sebaliknya, siswa yang belajar
Temuan ini didukung dari hasil penelitian dengan model konvensional memiliki sikap
dari Umbara (2011) yang menyatakan sosial yang rendah, karena siswa ini lebih
bahwa siswa yang mempunyai sikap sosial pasif dan hanya menerima informasi yang
yang tinggi dan belajar dengan diberikan oleh guru, tanpa memberikan
menggunakan model asessment project tanggapan atau sekedar pertanyaan atas
memiliki prestasi belajar yang lebih baik serangkaian pembelajaran dan materi yang
dari siswa yang belajar dengan disampaikan oleh guru. Dalam proses
menggunakan model konvensional. selain yang terjadi, siswa tidak mendapatkan
itu, hasil penelitian dari Badra (2011) dan kesempatan untuk belajar secara
Supriyadi (2010) yang menyatakan bahwa bermakna dan mengembangkan
siswa yang memiliki sikap sosial yang kemampuan dirinya, karena dalam belajar
tinggi dan belajar dengan menggunakan ini kurang menekankan pada tanggung
model kooperatif learning, memiliki prestasi jawab, toleransi, dan kerjasama dalam
belajar yang lebih baik dari siswa yang mendapatkan suatu pengetahuan,
belajar dengan menggunakan model sehingga kemampuan berpikir analitik
konvensional. terhadap mata pelajaran PKn juga rendah.
Dalam model pembelajaran Ketiga, sikap sosial memiliki
kontekstual berbasis debat ini, semua kontribusi positif terhadap kemampuan
kegiatan pembelajaran terpusat pada berpikir analitik mata pelajaran PKn pada
siswa. Guru hanya bersifat sebagai siswa. Hal ini ditunjukan dengan hasil
fasilitator. Sehingga kita mampu menilai penelitian dari Umbara (2011), Badra
siswa tidak hanya dari segi kognitif, namun (2011), dan Supriyadi (2010) yang
dari segi afektif dan psikomotor juga dapat menyatakan bahwa sikap sosial
kita nilai. Dalam proses belajar ini, kita memberikan kontribusi terhadap prestasi
mampu melihat sikap siswa saat belajar siswa.
menyampaikan argument, Kemampuan berpikir analitik mata
mempertahankan argument, kerjasama, pelajaran PKn pada siswa dipengaruhi oleh
dan sikap tenggang rasa serta lapang dada faktor internal dan faktor eksternal. Salah
ketika kalah dalam beradu argument satu faktor internalnya adalah sikap sosial
dengan temannya. Hal ini merupakan siswa. Sikap sosial ini dapat dilihat dari
bagian dari sikap sosial yang sangat tanggung jawab siswa dalam
mempengaruhi proses pembelajaran yang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
terjadi. Pada umumnya, siswa yang guru, toleransi siswa terhadap perbedaan
memiliki kemampuan berpikir analitik yang pendapat dan kondisi dari siswa, serta
baik, cenderung akan bersifat lebih tenang kerjasama siswa dalam membuat tugas
dan santun dalam menyampaikan kelompok yang dibebankan kepada siswa.
argument, karena cara mengkonstruksi Dengan mengamati sikap sosial dari siswa,
pikirannya jauh lebih baik dari siswa yang dapat dilihat juga kemandirian dari siswa
sikap sosialnya kurang baik yang lebih untuk menemukan, mengolah dan
bersifat pasif dalam proses interaksi belajar mengevaluasi sendiri pengetahuan yang
yang sarat dengan makna dan nilai mereka dapatkan kemudian disesuaikan
karakter. Siswa yang belajar dengan dengan realitasnya di lapangan. Dengan
menggunakan model model pembelajaran ini pula, dapat dilihat kemampuan berpikir
kontekstual berbasis debat, akan memiliki analitik mata pelajaran PKn siswa yang
sikap sosial yang tinggi karena para siswa memiliki sikap sosial yang tinggi akan
memiliki kesempatan untuk berpegaruh pada kemampuan berpikir
mengeksplorasi dan mengembangkan analitik mata pelajaran PKn.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Faktor eksternal yang PENUTUP


mempengaruhi kemampuan berpikir
Model pembelajaran kontekstual
analitik mata pelajaran PKn siswa adalah
berbasis Debat memberikan pengaruh
model pembelajaran. Model pembelajaran
pada kemampuan berpikir analitik mata
adalah faktor yang sangat penting dalam
pelajaran PKn daripada model
menentukan kemampuan berpikir analitik.
Konvensional pada siswa kelas X MM SMK
Model pembelajaran yang baik adalah
PGRI 2 Badung. Hal ini disebabkan karena
model pembelajaran yang memberikan
model pembelajaran kontekstual berbasis
pengalaman belajar yang bermakna bagi
debat memberikan pengalaman belajar
siswa dan mampu mengeksplorasi seluruh
yang lebih bermakna, yang kemudian
kemampuan yang siswa miliki. Menurut
dituangkan dalam sebuah diskusi
Johnson (1984) dalam (Mariani, 2009)
kelompok debat yang membuat proses
mengatakan bahwa Contextual teaching
pembelajaran menjadi lebih berpusat pada
and learning engages students in
siswa sebagai subjek dan objek belajar.
significant activities that help them connect
Setelah kovariabel sikap sosial
academic studie to their context in real-life
dikendalikan, kemampuan berpikir analitik
situations. Dalam artian, pendekatan
mata pelajaran PKn siswa yang belajar
kontekstual (Contextual Teaching and
dengan model pembelajaran kontekstual
Learning) adalah suatu metode
berbasis debat juga lebih baik dari model
pembelajaran yang menekankan kepada
konvensional. Hal ini karena dalam model
proses keterlibatan siswa secara penuh
pembelajaran kontekstual berbasis debat
untuk dapat menemukan materi yang
menekankan pada keaktifan siswa dalam
dipelajari dan menghubungkannya dengan
belajar secara berkelompok. Dalam proses
situasi kehidupan nyata, sehingga
ini akan sangat diperlukan sikap
mendorong siswa untuk dapat
kerjasama, gotong royong, toleransi, dan
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
Model pembelajaran kontekstual
atau memecahkan masalah. Dalam
berbasis debat akan mampu memperkaya
berdebatpun siswa juga dituntut memiliki
pengalaman belajar siswa melalui
sikap sosial. Toleransi dalam menyikapi
serangkaian proses proses yang
perbedaan pendapat, kerjasama dalam
bermakna. Debat sendiri adalah suatu cara
mencari data dan fakta untuk memperkuat
untuk menyampaikan ide secara logika
argument, serta tanggungjawab pada
dalam bentuk argumen disertai buktibukti
argument yang telah disampaikan
yang mendukung kasus dari masing
merupakan hal yang sangat vital dalam
masing pihak yang berdebat. Secara
debat selain substansi materi yang
umum debat sendiri dapat dilakukan
disampaikan. Oleh karena itu, dapat
dengan cara berkelompok, yaitu ada dua
dikatakan sikap sosial memiliki kontribusi
pihak yang di sini masingmasing
yang positif terhadap kemampuan berpikir
memegang peranan sebagai pihak positif
analitik mata pelajaran PKn.
(kelompok pro) dan negatif (kelompok
kontra). Selain itu, mereka mencoba
mempertahankan argumen mereka dengan DAFTAR RUJUKAN
didukung oleh buktibukti serta faktafakta Ahmadi, A, 2002. Psikologi Sosial. Edisi
yang mendukung kasus mereka. Jadi Revisi (Cet.2). Jakarta : Rineka
model ini memungkinkan siswa mengasah Cipta
kemampuan berpikir analitiknya terhadap
masalah-masalah yang ada di Ahmadi, A.1999. Psikologi Sosial. Cet. 8.
kehidupannya serta terhadap materi Jakarta : Rineka Cipta.
pelajaran di sekolah.
Anggoro, T. 2007. Metode Penelitian.
Jakarta: Universitas Terbuka.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi http://wianti.multiply.com pada


Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : tanggal 23 Juni 2010
Bumi Aksara.
Dasna, I Wayan. 2005. Penggunaan Model
Aryana. 2007. Buku Ajar Strategi Belajar Pembelajaran Problem-based
Mengajar. Denpasar: Fakultas Learning dan Kooperatif learning
Kedokteran Unud. untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar kuliah metodologi
Atkinson, R. L. dkk. 1993. Pengantar penelitian. Laporan Penelitian.
Psikologi (Cet. 2). Jakarta: Gelora Malang: Lembaga Penelitian UM
Aksara Pertama
Dharsana. 2001. Pendidikan Sebagai
Badra. 2011. Pengaruh Model Wahana Pembentukan Nilai.
Pembelajaran Teknik Klarifikasi Singaraja: Undiksha.
Nilai Bermuatan Multikultural
Ditinjau dari Sikap Sosial Siswa Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Kelas X SMAN 1 Semarapura. Cipta
Tesis. Singaraja: Undiksha
Eko, S.S. 2010. Pengaruh Implementasi
Budiyasa. 2012.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Konseptual Dalam
Model PEMBELAJARAN Pembelajaran Sejarah Terhadap
KONTEKSTUAL berbasis Asesmen Sikap Nasionalisme dan Kovariabel
Kinerja Terhadap Hasil Belajar Konsep Diri pada siswa kelas IX
Siswa Ditinjau dari Konsep Diri SMP N 3 Mengwi. Tesis. Singaraja:
Akademik. Tesis. Singaraja: Undiksha.
Undiksha
Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial.
Candiasa, I M. 2007. Statistik Multivariate Bandung: Eresco.
Disertai Petunjuk dengan Analisis
SPSS. Singaraja: Pascasarjana Gunada, I Wayan. 2010. Efektifitas Model
Undiksha Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah
Candiasa, I M. 2011. Pengujian Instrumen Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN Siswa (studi eksperimen dalam
dan BIGSTEPS. Singaraja : pembelajaran Fisika kelas X SMAN
Undiksha Press 1 Tabanan). Tesis. Singaraja :
Undiksha
Damayanti, A. 2006. Pengaruh Pendekatan
Intelegensi Multiple dalam Ibrahim, Muslimin dan Nur. 2000.
Pembelajaran Matematika Pembelajaran Berdasarkan
Terhadap Prestasi Belajar Siswa XI Masalah. Surabaya: UNESA.
SMA Negeri 2 Singaraja. Skripsi Iqbal. H.. 2004. Analisis Data Penelitian
(tidak dterbitkan). Singaraja; dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Undiksha Aksara

Dantes, 2008. Pengembangan model dan Kertih, I W. 2001. Peningkatan Kualitas


materi pendidikan multikultur dalam Pembelajaran PPKN Melalui
pembelajaran IPS dan PKn SMP. Penerapan Model Klarifikasi Nilai
Laporan Penelitian (Tidak di SLTP Negeri 3 Singaraja.
Dipublikasikan). Singaraja : Laporan Penelitian. Singaraja
Lembaga Penelitian Undiksha. IKIP.
Diakses dari
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Koyan, I W. 2012. Statistik Pendidikan. Nurkancana dan Sunartana. 1992.


Teknik Analisis Data Kualitatif Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
(Cet.2). Singaraja: Undiksha Usaha Nasional.
Press
Putra. 2011. Pengaruh Penerapan Model
Lasmawan, 2009. Meretas Keindonesiaan PBL berbasis Tri Premana dalam
dalam Bingkai Tirani Mayoritas, meningkatkan kemampuan
disampaikan pada Orasi berpikir analitik siswa kelas X
Pengenalan Jabatan Guru Besar SMA Saraswati Singaraja 2010-
Tetap dalam Bidang Pendidikan 2011. Skripsi. Singaraja;
IPS dalam sidang terbuka Senat Undiksha
Undiksha tanggal 31 Oktober
2009. Singaraja : Undiksha. Sardiman. 2005. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Lefrancois, G. 2007. Psycology For Raja Grafindo Persada
Teaching. Amerika: University Of
Alberta Sidhiyasa. 2011. Penerapan Metode Debat
Berbasis Advisory Learning
Margunayasa. 2009. Pengaruh Model Terhadap Hasil Belajar Sistem
Pembelajaran dan Gaya Kognitif Politik Ditinjau dari Sikap Politik
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa (studi eksperimen pada
Dan Kemampuan Berpikir Kritis siswa SMAN 1 Kediri). Tesis.
Pada Siswa Kls VIII SMPN 2 Singaraja; Undiksha
Singaraja. Tesis. Singaraja:
Undiksha. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya.
Mariani. 2009. Pengaruh Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta.
Konseptual dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Suada, I Made. 2008. Pengembangan
Pembelajaran Pendidikan Instrumen Penilaian
Kewarganegaraan (Studi Keterampilan Berpikir Kritis
Eksperimen Pd Siswa Klas IV Siswa SMA pada Mata Pelajaran
SDN 1 Dan 3 Renon Denpasar). Biologi. Tesis. Singaraja :
Tesis. Singaraja: Universitas Undiksha
Pendidikan Ganesha.
Sudjana, M.D. 1992. Pengantar
Mudjijono. 1996. Perbedaan Sikap Sosial Manajemen Pendidikan Luar
antara Siswa SMAN yang Sekolah. Bandung: Nusantara
mengikuti kegiatan Pramuka Press
dengan Siswa yang tidak Sujiono, Anas.2009. Pengantar Statistik
mengikuti kegiatan Pramuka di Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Kota Singaraja. Tesis. Program Grafindo Persada.
Pascasarjana IKIP Negeri Sukadi. 2006. Implementasi Model Praktik
Malang. Belajar Kewarganegaraan dan
Peningkatan Penguasaan Life
Munandar, U. 1998. Mengembangkan Skill Siswa (Studi Reflektif Pd
Bakat & Kreatifitas Anak Siswa Kls X SMA Lab). Laporan
Sekolah. Jakarta: Gramedia Penelitian. Singaraja: Undiksha.

Nurhayadi. 2004. Pembelajaran Sukerti, B. 2005. Implementasi Strategi


Konseptual. Malang; Universitas Pemecahan Masalah dalam
Negeri Malang Pembelajaran Fisika Sebagai
Upaya Peningkatan Kemampuan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Wahyono, T. 2005 Model Analisis Statistik
siswa kls X SMA N 1 Kubu dengan SPSS 17. Jakarta: PT
2004/2005. Skripsi. Singaraja; Elex Media Komputido
Undiksha
Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial (Suatu
Sundara, K. 2007. Determinasi Pengantar). Edisi Revisi. Yogya :
Pemahaman Nilai Norma Moral Andi Offset
Pancasila, Sikap Sosial, dan
Motivasi Berprestasi terhadap Winatapura, U. 2008. Pembelajaran PKn di
Hasil Belajar PKn di SMA Negeri SD. Jakarta: Universitas Terbuka
se Kota Mataram tahun
2006/2007. Tesis. Pascasarjana Wiradiani, M. 2011. Pengaruh Pendekatan
Undiksha. Pembelajaran Kontekstual
(PEMBELAJARAN
Supriyadi. 2010. Pengaruh Penerapan KONTEKSTUAL) dengan
Model VCT terhadap Prestasi Metode Diskusi Kelompok Debat
Belajar siswa ditinjau dari Sikap terhadap Keterampilan Berpikir
Sosial siswa kelas VIII SMPN 1 Kritis dan Pemahaman Nilai-nilai
Nusa Penida. Tesis. Singaraja : Anti Korupsi siswa kelas X
Undiksha SMAN 1 Singaraja 2010/2011.
Skripsi. Singaraja: Undiksha.
Suryabrata, S. 1983. Metodelogi Penelitian.
Jakarta; Grafindo. Wirta, I K. 2011. Pengaruh Implementasi
Model Pembelajaran Kontekstual
Suryanata. 2009. Pengaruh Model berbasis Asesmen Kinerja
Pembelajaran Klarifikasi Nilai terhadap Prestasi Belajar IPS
(VCT) terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas VIII di SMPN 2
Pkn Siswa kelas X SMA N 4 Nusa Penida ditinjau dari Minat
Singaraja 2008/2009. Skripsi. Belajar. Tesis. Jurnal Ilmiah
Undiksha Pendidikan dan Pembelajaran.
Sutrisno, H. 2002. Statistik . Yogyakarta: Program Pascasarjana
ANDI Yogyakarta Undiksha.

Suwitno, 1987. Konsep Diri Sosial dan Wulansari, A. 2011. Pengaruh Pendekatan
Sikap Sosial di Empat SMP Konstruktivisme dengan Teknik
Peserta Pendidikan Pemetaan Pikiran terhadap
Kepramikaan Kota Madya Sikap Kreatif dan Kualitas
Yogyakarta. Tesis. IKIP Negeri Struktur Kognitif Siswa dalam
Malang. Pembelajaran PKn di kelas X
SMA Lab. Undiksha tahun
Tim Cemerlang. 2005. Undang-Undang 2010/2011. Skripsi. Singaraja:
Guru dan Dosen. Jakarta; Undiksha.
Cemerlang

Umbara, S.P. 2011. Pengaruh Penerapan


Asesmen Proyek terhadap
Prestasi Belajar IPS ditinjau dari
Sikap Sosial (studi eksperimen
pada siswa kelas VIII SMPN 3
Tegallalang). Tesis.
Pascasarjana Undiksha.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

Anda mungkin juga menyukai