8 1092 1 SM PDF
8 1092 1 SM PDF
Abstract
This study was intended to investigate the effect of contextual teaching
learning (CTL) based-debate upon civics analytical thinking skill reviewed from
students social attitude Grade X Multimedia SMK PGRI 2 Badung. Hence,
Post Test Only Control Group Design was applied. The sample was 54
students by applying Random Sampling. Students Analytical thinking skill was
measured using post test and students attitude was measured using
questionnaire. One-way ANACOVA Analysis was used to analyze data. The
results shows: (1) students Civics analytical thinking skill who apply CTL
based-debate is better than students who apply Conventional Model before
social attitude covariance controlled which showed from Ftest=15.696;P<0.05;
(2) the students who apply CTL based-debate gain better analytical thinking
skill than conventional model after social attitude covariance controlled which
showed from the result of Ftest=9,748;P<0.05; (3) social attitude delivers
positive contribution upon students civics analytical thinking skill and
contributes 16.4%. It can be concluded that the application of CTL based-
debate upon civics analytical thinking skill affects students social attitude.
secara berkelompok untuk dapat aktif dan asumsi ini, maka dipandang perlu untuk
mampu mempertahankan argumen yang melakukan penelitian secara empiris
diungkapkan berdasarkan kemampuan tentang pengaruh penerapan model
nalar dengan menggunakan logika. Untuk pembelajaran kontekstual berbasis debat
itu, perlu adanya pemikiran secara terhadap kemampuan berpikir analitik mata
mendalam sebelum mengungkapkan pelajaran PKn, ditinjau dari sikap sosial
sesuatu. Kelebihan metode ini yaitu melatih siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung.
keterampilan dan sikap sosial siswa seperti
menggalang kerjasama kelompok, METODE
sharring, tanggung jawab kepemimpinan, Rancangan dari penelitian ini
kemampuan mendistribusikan tugas, adalah menggunakan kuasi eksperimen
keberanian dan kemampuan komunikasi berupa Posttest Only Control Group
secara oral dalam presentasi dan debat, Design. Adapun variabel bebas dalam
memecahkan konflik kepentingan anggota penelitian ini adalah model pembelajaran
kelompok, keberanian dan kemampuan, pembelajaran kontekstual berbasis debat
belajar berkomunikasi secara intensif, dan model konvensional. Sedangkan
kemampuan mempertahankan pendapat, variabel terikatnya adalah kemampuan
kemampuan mempengaruhi pikiran dan berpikir analitik mata pelajaran PKn. Untuk
keyakinan orang lain secara oral serta mengetahui faktor lain yang
mengembangkan kemampuan berdiskusi mempengaruhi, makan peneliti
dan berdebat dengan teman sekelompok menghadirkan kovariabel sikap sosial.
atau sekelas (Sukadi, 2005). Populasi merupakan keseluruhan
Dalam penerapan model ini, dari unsur-unsur yang berupa manusia,
tentunya bukan hanya dari faktor kognisi hewan, tumbuhan, benda, zat cair,
saja yang dilihat, namun bisa juga dari peristiwa, dan sejenisnya (Koyan,2012:26).
faktor afeksi, salah satunya adalah sikap Adapun populasi dari penelitian ini yaitu
sosial. Sikap merupakan kecenderungan seluruh siswa kelas X SMK PGRI 2
untuk merespon yang bekonotasi positif Badung tahun ajaran 2012-2013, yang
dan negatif terhadap sesuatu sesuai akan menjadi subjek dari penelitian ini.
dengan kondisi lingkungan, serta Kemudian akan diambil dua kelas sebagai
mempelajari terlebih dahulu semua sampel dengan teknik random sampling
informasi tentang suatu objek sebelum sebagai kelas eksperimen dan kelas
menentukan prilakunya (Walgito,2002:72). kontrol.
Sedangkan sikap sosial merupakan Pada proses pengumpulan data,
sebuah kesiapan individu untuk untuk mendapatkan data tentang sikap
berinteraksi dengan lingkungan sosial akan digunakan tes skala sikap,
disekitarnya, serta memberikan respon dengan menggunakan instrument berupa
positif atau negatif terhadap kuisioner. Skor yang diperoleh dalam data
kecenderungan gejala sosial yang terjadi ini akan berupa data dalam skala interval.
terhadap suatu objek dalam pengalaman Kemudian, lebih lanjut data ini akan
hidup dan lingkungannya. Yang menjadi dikonversikan menjadi data dalam bentuk
dimensi sikap sosial adalah toleransi atau skala nominal berupa skor sikap sosial
tenggang rasa, kerjasama atau gotong siswa yang tinggi dan skor sikap sosial
royong, dan tanggung jawab. siswa yang rendah.
Melihat dari asumsi di atas, jelas Untuk mendapatkan data
kita melihat bahwa antara model kemampuan berpikir analitik akan
pembelajaran kontekstual berbasis debat, digunakan tes kemampuan berpikir analitik
kemampuan berpikir analitik, dan sikap dengan menggunakan instrument berupa
sosial mempunyai peran yang sangat soal pilihan ganda pada kelas eksperimen
strategis dan urgen dalam membentuk dan kelas kontrol. Data yang diperoleh
SDM Indonesia yang cerdas dan yaitu data dalam bentuk skor peringkat
berkarakter sesuai dengan tujuan interval.
pendidikan nasional. Untuk membuktikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
Dari hasil pengukuran ini, akan Analisis yang digunakan dalam penelitian
dilakukan analisis secara bertahap sesuai ini adalah Analisis Kovarian satu jalur
dengan vaiabel untuk menjawab (Anakova satu jalur), dengan bagan seperti
permasalahan dan hipotesis penelitian ini. di bawah ini.
A1 A2
X Y X Y
(2) hasil pengujian hipotesis kedua ini belajar dengan menggunakan metode
dilakukan dengan menggunakan Anakova. pembelajaran kontekstual berbasis diskusi
Dari hasil analisis, diperoleh nilai kelompok debat dan siswa yang belajar
Fhitung=9,748;P<0,05. Dengan demikian, dengan model konvensional setelah
terdapat terdapat perbedaan kemampuan kovariabel sikap sosial dikendalikan pada
berpikir analitik siswa antara siswa yang siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung,
Sumber
JK dB RJK Fhitung Ftabel Ket
Variasi
X 281,187 1 281,187 9,748 4,00 Signifikan
Antar 436,922 1 436,922 15,147
4,00 Signifikan
Kelompok
Dalam 1471,109 51 28,845
Kelompok
Total 2281,204 53 - -
(3) Hasil pengujian hipotesis ketiga diuji sebesar 16,4% dengan taraf signifikansi
dengan menggunakan analisis regresi linier 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
sederhana. Dari hasil analisis, diperoleh bahwa terdapat kontribusi sikap sosial
nilai R sebesar 0,404 pada taraf terhadap kemampuan berpikir analitik pada
signifikansi 5%, dan diperoleh kontribusi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
siswa kelas X MM SMK PGRI 2 Badung konvensional pada siswa kelas X SMAN 1
sebesar 16,4%. Singaraja.
Berdasarkan uraian di atas, maka Jadi penerapan model kontekstual
dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berbasis debat menekankan kepada
berikut. Pertama, merujuk pada hasil uji proses keterlibatan siswa secara penuh
hipotesis pertama yang menyatakan Ho untuk dapat menemukan materi yang
ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa dipelajari dan menghubungkannya dengan
terdapat perbedaan kemampuan berpikir situasi kehidupan nyata, sehingga
analitik mata pelajaran PKn siswa yang mendorong siswa untuk dapat
mengikuti model pembelajaran menerapkannya dalam kehidupan mereka.
pembelajaran kontekstual berbasis debat Dalam pembelajaran kontekstual ini, siswa
dan siswa yang mengikuti model didorong untuk mengerti apa makna
konvensional siswa kelas X MM SMK PGRI belajar, apa manfaatnya dan bagaimana
2 Badung. Hal tersebut, ditunjukan mencapainya.
berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu siswa Proses pembelajaran yang terjadi
yang belajar dengan menggunakan model yang belajar dengan model pembelajaran
pembelajaran kontekstual berbasis debat, kontekstual berbasis debat penuh dengan
mempunyai kemampuan berpikir analitik pengalaman yang bermakna baik dari segi
mata pelajaran PKn yang lebih unggul kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
daripada kemampuan berpikir analitik mata Dalam pembelajaran ini membuat siswa
pelajaran PKn siswa yang mengikuti model memiliki pengalaman belajar yang kreatif,
konvensional. inovatif, dan menantang bagi siswa,
Hasil penelitian ini juga didukung dari sehingga siswa dapat terus aktif dan fokus
beberapa temuan sebelumnya yang dalam proses pembelajaran yang terjadi.
menunjukan hasil yang relevan dalam Proses yang bermakna inilah yang
mendukung hasil penelitian ini. Hasil membuat kemampuan berpikir analitik
penelitian temuan dari Wirta (2011) bahwa siswa kian meningkat menjadi baik. Hal ini
siswa prestasi belajar siswa yang belajar sesuai dengan teori Ausubel yaitu belajar
dengan menggunakan model Kontekstual bermakna timbul jika siswa mencoba
lebih baik dari siswa yang belajar dengan menghubungkan pengetahuan baru
menggunakan model konvensional. Hasil dengan pengetahuan yang dimilikinya.
ini dikuatkan lagi dengan temuan dari Pada belajar bermakna materi yang telah
Budiyasa (2012) bahwa siswa yang belajar diperoleh dikembangkan dengan keadaan
dengan model pembelajaran kontekstual lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.
berbasis asesmen kinerja memiliki hasil Kedua, berdasarkan hasil penelitian
belajar yang lebih baik daripada siswa yang telah dilakukan, diperoleh hasil
yang belajar dengan menggunakan model bahwa terdapat perbedaan Kemampuan
konvensional. Temuan dari Sidhiyasa berpikir analitik Siswa yang belajar dengan
(2011) juga memperoleh hasil bahwa menggunakan Model pembelajaran
penerapan metode debat berbasis advisory kontekstual berbasis Debat dengan
learning berpengaruh terhadap hasil Kemampuan berpikir analitik mata
belajar sistem politik ditinjau dari sikap pelajaran PKn siswa yang belajar dengan
politik siswa (studi eksperimen pada siswa menggunakan Model Konvensional,
SMAN 1 Kediri) menunjukan hasil belajar setelah dikendalikan oleh kovariabel Sikap
siswa yang mengikuti model debat lebih Sosial. Hal ini berdasarkan hasil uji
tinggi dari siswa yang mengikuti model hipotesis yaitu berhasil menolak Ho dan
konvensional. Selain itu, penelitian menerima H1, yang mengindikasikan
Wiradiani (2011) juga memperoleh hasil terdapat perbedaan kemampuan berpikir
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa analitik mata pelajaran PKn dalam
yang belajar dengan model pembelajaran penerapan kedua model ini. Pada siswa
kontekstual berbasis debat lebih baik yang belajar dengan menggunkaan model
daripada kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran kontekstual berbasis debat,
yang belajar dengan menggunakan model memiliki kemampuan berpikir analitik yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
lebih tinggi dari pada siswa yang belajar kemampuan dan ide sendiri dan belajar
dengan menggunakan model konvensional secara penuh dalam menggunakan
pada siswa kelas X MM SMK PGRI 2 inderanya, sehingga kemampuan berpikir
Badung. analitiknya terhadap mata pelajaran PKn
Hasil ini juga didukung beberapa hasil akan lebih baik.
penelitian yg relevan dengan penelitian ini. Sebaliknya, siswa yang belajar
Temuan ini didukung dari hasil penelitian dengan model konvensional memiliki sikap
dari Umbara (2011) yang menyatakan sosial yang rendah, karena siswa ini lebih
bahwa siswa yang mempunyai sikap sosial pasif dan hanya menerima informasi yang
yang tinggi dan belajar dengan diberikan oleh guru, tanpa memberikan
menggunakan model asessment project tanggapan atau sekedar pertanyaan atas
memiliki prestasi belajar yang lebih baik serangkaian pembelajaran dan materi yang
dari siswa yang belajar dengan disampaikan oleh guru. Dalam proses
menggunakan model konvensional. selain yang terjadi, siswa tidak mendapatkan
itu, hasil penelitian dari Badra (2011) dan kesempatan untuk belajar secara
Supriyadi (2010) yang menyatakan bahwa bermakna dan mengembangkan
siswa yang memiliki sikap sosial yang kemampuan dirinya, karena dalam belajar
tinggi dan belajar dengan menggunakan ini kurang menekankan pada tanggung
model kooperatif learning, memiliki prestasi jawab, toleransi, dan kerjasama dalam
belajar yang lebih baik dari siswa yang mendapatkan suatu pengetahuan,
belajar dengan menggunakan model sehingga kemampuan berpikir analitik
konvensional. terhadap mata pelajaran PKn juga rendah.
Dalam model pembelajaran Ketiga, sikap sosial memiliki
kontekstual berbasis debat ini, semua kontribusi positif terhadap kemampuan
kegiatan pembelajaran terpusat pada berpikir analitik mata pelajaran PKn pada
siswa. Guru hanya bersifat sebagai siswa. Hal ini ditunjukan dengan hasil
fasilitator. Sehingga kita mampu menilai penelitian dari Umbara (2011), Badra
siswa tidak hanya dari segi kognitif, namun (2011), dan Supriyadi (2010) yang
dari segi afektif dan psikomotor juga dapat menyatakan bahwa sikap sosial
kita nilai. Dalam proses belajar ini, kita memberikan kontribusi terhadap prestasi
mampu melihat sikap siswa saat belajar siswa.
menyampaikan argument, Kemampuan berpikir analitik mata
mempertahankan argument, kerjasama, pelajaran PKn pada siswa dipengaruhi oleh
dan sikap tenggang rasa serta lapang dada faktor internal dan faktor eksternal. Salah
ketika kalah dalam beradu argument satu faktor internalnya adalah sikap sosial
dengan temannya. Hal ini merupakan siswa. Sikap sosial ini dapat dilihat dari
bagian dari sikap sosial yang sangat tanggung jawab siswa dalam
mempengaruhi proses pembelajaran yang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
terjadi. Pada umumnya, siswa yang guru, toleransi siswa terhadap perbedaan
memiliki kemampuan berpikir analitik yang pendapat dan kondisi dari siswa, serta
baik, cenderung akan bersifat lebih tenang kerjasama siswa dalam membuat tugas
dan santun dalam menyampaikan kelompok yang dibebankan kepada siswa.
argument, karena cara mengkonstruksi Dengan mengamati sikap sosial dari siswa,
pikirannya jauh lebih baik dari siswa yang dapat dilihat juga kemandirian dari siswa
sikap sosialnya kurang baik yang lebih untuk menemukan, mengolah dan
bersifat pasif dalam proses interaksi belajar mengevaluasi sendiri pengetahuan yang
yang sarat dengan makna dan nilai mereka dapatkan kemudian disesuaikan
karakter. Siswa yang belajar dengan dengan realitasnya di lapangan. Dengan
menggunakan model model pembelajaran ini pula, dapat dilihat kemampuan berpikir
kontekstual berbasis debat, akan memiliki analitik mata pelajaran PKn siswa yang
sikap sosial yang tinggi karena para siswa memiliki sikap sosial yang tinggi akan
memiliki kesempatan untuk berpegaruh pada kemampuan berpikir
mengeksplorasi dan mengembangkan analitik mata pelajaran PKn.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Wahyono, T. 2005 Model Analisis Statistik
siswa kls X SMA N 1 Kubu dengan SPSS 17. Jakarta: PT
2004/2005. Skripsi. Singaraja; Elex Media Komputido
Undiksha
Walgito, B. 2002. Psikologi Sosial (Suatu
Sundara, K. 2007. Determinasi Pengantar). Edisi Revisi. Yogya :
Pemahaman Nilai Norma Moral Andi Offset
Pancasila, Sikap Sosial, dan
Motivasi Berprestasi terhadap Winatapura, U. 2008. Pembelajaran PKn di
Hasil Belajar PKn di SMA Negeri SD. Jakarta: Universitas Terbuka
se Kota Mataram tahun
2006/2007. Tesis. Pascasarjana Wiradiani, M. 2011. Pengaruh Pendekatan
Undiksha. Pembelajaran Kontekstual
(PEMBELAJARAN
Supriyadi. 2010. Pengaruh Penerapan KONTEKSTUAL) dengan
Model VCT terhadap Prestasi Metode Diskusi Kelompok Debat
Belajar siswa ditinjau dari Sikap terhadap Keterampilan Berpikir
Sosial siswa kelas VIII SMPN 1 Kritis dan Pemahaman Nilai-nilai
Nusa Penida. Tesis. Singaraja : Anti Korupsi siswa kelas X
Undiksha SMAN 1 Singaraja 2010/2011.
Skripsi. Singaraja: Undiksha.
Suryabrata, S. 1983. Metodelogi Penelitian.
Jakarta; Grafindo. Wirta, I K. 2011. Pengaruh Implementasi
Model Pembelajaran Kontekstual
Suryanata. 2009. Pengaruh Model berbasis Asesmen Kinerja
Pembelajaran Klarifikasi Nilai terhadap Prestasi Belajar IPS
(VCT) terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas VIII di SMPN 2
Pkn Siswa kelas X SMA N 4 Nusa Penida ditinjau dari Minat
Singaraja 2008/2009. Skripsi. Belajar. Tesis. Jurnal Ilmiah
Undiksha Pendidikan dan Pembelajaran.
Sutrisno, H. 2002. Statistik . Yogyakarta: Program Pascasarjana
ANDI Yogyakarta Undiksha.
Suwitno, 1987. Konsep Diri Sosial dan Wulansari, A. 2011. Pengaruh Pendekatan
Sikap Sosial di Empat SMP Konstruktivisme dengan Teknik
Peserta Pendidikan Pemetaan Pikiran terhadap
Kepramikaan Kota Madya Sikap Kreatif dan Kualitas
Yogyakarta. Tesis. IKIP Negeri Struktur Kognitif Siswa dalam
Malang. Pembelajaran PKn di kelas X
SMA Lab. Undiksha tahun
Tim Cemerlang. 2005. Undang-Undang 2010/2011. Skripsi. Singaraja:
Guru dan Dosen. Jakarta; Undiksha.
Cemerlang