Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan akal dan pikiran kepada manusia dan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang berpikir, yang mana atas berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis
mampu menyelesaikan makalah Pengantar Pengawetan Kimia tentang korosi ini
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak, untuk memperbaiki segala kekurangannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, 21 Juni 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 3

2. Rumusan Masalah 4

3. Tujuan Penulisan 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian korosi 5

2. Pencegahan dan penghilangan korosi 6

3. Penyebab korosi 9

3. Faktor Yang menyebabkan korosi 10

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan 19

Daftar Pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada


berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang
memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya
semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain pada perkakas logam ukuran
besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada komponen-
komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat
manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.

Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung
seperti pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan
sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses
produksi dalam industri serta kelancaran transportasi yang umumnya lebih
besar dibandingkan biaya langsung.

3
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu korosi
2. Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi?
3. Apa penyebab korosi?
4. Apa saja faktor penyebab korosi

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian korosi
2. Untuk mengetahui penyebab korosi
3. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya korosi
4. Untuk mengetahui faktor penyebab korosi

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Korosi

Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi


dengan lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena
elektrokimia dan hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu
logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan
lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut
dengan karat dengan rumus Fe2O3xH2O. Proses perkaratan termasuk proses
elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan
oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak
sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe2+ + 2 e
Katode : O2 + 2H2O 4e + 4 OH
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V


atau

5
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu
karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.

Kerugian Dari Korosi


Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan.
Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi
bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan,
sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri
makanan/farmasi/kimia.
Pencegahan Korosi
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1. Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini
dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar
teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di
sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif
dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.

2. Proses katode pelindung (proteksi katodik)


Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai
katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan
dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah
kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih
positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua
logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk
(A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat
logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan

6
tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa
digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling
sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam
Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai
habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron.
Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya : Fe 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-
elektron e- tetap tinggal pada logam.
Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e-
yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan bereaksi
dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- > 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2
Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.

3. Pelapisan dengan timah (Tin plating)


Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi
umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara
elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi
selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah
justru mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi
lebih positif dari timah.
4. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak.
Hal ini karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng,
maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga seng akan
mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.

7
5. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan
perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik
sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium
kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam
magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena
magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).

Menghilangkan Karat Menggunakan Bahan-bahan yang Mudah Didapat

Menggunakan cuka putih. Kandungan kimia dalam cuka putih dapat


bereaksi untuk menghilangkan karat. Rendam benda logam Anda yang
berkarat dalam cairan cuka putih selama beberapa jam, lalu angkat dan
gosok dengan menggunakan lap atau kain. Jika benda logam Anda
terlalu besar, Anda dapat menyiramkan cuka putih pada bagian yang
berkarat, atau Anda dapat menuangkan cuka putih pada kain lap
terlebih dahulu kemudian gosokan pada bagian logam yang berkarat.
Anda dapat menggunakan spons yang berbahan alumunium foil
daripada menggunakan spons yang berbahan dasar kawat untuk
menggosokan cuka putih pada karat agar hasilnya lebih maksimal. Jika
Anda tidak memiliki cuka putih, Anda juga dapat menggunakan cuka
biasa untuk menghilangkan karat. Caranya, rendam logam yang
berkarat dalam cairan cuka selama 24 jam, lalu gosok dengan
menggunakan kain lap atau spons alumunium foil.

Menggunakan air campuran garam dan jeruk atau lemon.


Campuran garam dengan jeruk atau lemon juga dapat Anda
gunakan untuk menghilangkan karat dari benda logam Anda.
Gunakan air campuran garam dengan jeruk atau lemon tadi pada
bagian logam yang berkarat, dan biarkan selama 2-3 jam, lalu

8
kemudian gosok dengan menggunakan kain lap atau spons
alumunium foil.
o Anda juga dapat menggunakan kulit lemon untuk
menghilangkan karat pada benda logam Anda.
o Lemon akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
jeruk.

Dan juga kandungan Asam sitrat pada Asam lemon apabila dipadukan dengan
salah satu kandungan dari garam maka akan menghasilkan larutan yang dapat
menghilangkan noda berkarat. Kandungan senyawa pada lemon dan garam dapat
mengangkat noda berkarat dan sehingga memudarkan bekas noda berkarat.

Menggunakan pasta yang terbuat dari baking soda. Campurkan baking soda
dengan air hingga mengental, kemudian balurkan pada bagian logam yang
berkarat. Biarkan selama beberapa saat kemudian gosok dengan menggunakan
kain lap atau spons alumunium foil. Anda dapat mencoba untuk menggunakan
sikat gigi untuk menggosok pasta tadi pada logam yang berkarat, lalu bilas
dengan air. Tidak ada takaran khusus untuk campuran baking soda ini,
semuanya tergantung pada Anda.

Reaksi perkaratan besi


a. Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- H2
2 H2O + O2 + 4e- 4OH-
b. 2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe 3Fe2+ + 4OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O

9
Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun
organik.

Faktor Yang Mempengaruhi Korosi


Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan
korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid )
konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung
TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan
dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya
korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka
kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada
umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan
naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7
semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang
berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- H2
4. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah
kecepatan korosi.

10
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa
logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah
teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat
lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-
logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari.
Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah
terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem
pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal
ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen
sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan
pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan
besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42) oleh bakteri pereduksi
sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada
di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika
terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri
besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang
dengan air yang mengandung besi.

PENELITIAN

Percobaan korosi paku


1. Alat
3 buah gelas plastic
Plastik 3 buah
Paku ukuran besar yang berkarat.
Karet

11
2. Bahan
Air suling
Larutan NaCl ( air garam) dan lemon

Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :


o Alat : 3 buah gelas plastik, kapas, paku ukuran besar yang berkarat
o Bahan : Air suling serta larutan NaCl dan lemon
2. Beri label setiap gelas dengan tulisan :
Gelas 1 (udara kosong)
Gelas 2 (air garam dan lemon)
Gelas 3 (air suling)
3. Menuangkan semua larutan ke dalam gelas dengan tinggi kira-kira 3 cm.
Gelas I : memasukan paku ke dalam gelas yang kosong dan ditutup
oleh Plastik
Gelas II : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi larutan NaCl
dan lemon kemudian ditutup oleh plastik, dengan posisi semua terkena
larutan
Gelas III : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H2O
( air suling ) , dengan posisi semua bagian terkena air dengan keadaan
terbuka.
4. Simpan tabung ( gelas aqua) tersebut selama 7 hari
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut
6. Buat Kesimpulan dari percobaan.

Hasil Pengamatan

12
Perubahan pada gelas
Nama
Ket.
Gelas Sebelum Setelah 7 hari

Paku akan tetep berkarat Udara kosong


1
( tertutup)
Paku yang sudah menghitam Paku dalam air garam
akan perlahan (NaCl) dan lemon
2 pengkaratannya akan ( tertutup)
memudar.
Paku yang berkarat

Paku tetap mengkarat dan Paku dalam aqua ( bening)


larutannya akan menjadi ( terbuka)
3
kuning

Hasil Pengamatan :

1. Paku yang dimasukan ke dalam wadah kosong tertutup mengalami korosi


sedikit karena adanya suhu.

2. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air garam dan lemon yang
tertutup akan berlahan memudar pengkaratannya.

3. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air bening yang terbuka
mengalami korosi karena adanya O2 dan H2O

13
Pembahasan

1. Paku yang tetap mengalami korosi terdapat pada gelas( III ) yang berisi air dan
paku serta wadah yang terbuka
2. Selanjutnya paku yang mengalami pemudaran pengkaratannya terdapat pada
gelas ( II ) yang berisi air garam dan lemon
3. Paku yang tetap mengalami sedikit korosi terdapat pada wadah kosong karena
pengaruh suhu

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan jika
KOROSI terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu benda,
adapun factor itu adalah :
1. Udara O2 : Korosi yang telah terjadi pada besi akan tetap terjadi
apabila berada di udara disekitarnya karena suatu logam berekasi
dengan udara.
2. Larutan garam dan lemon akan memudarkan pengkaratan pada besi
3. Air H2O : Korosi juga akan tetap terjadi jika pereduksinya adalah air
(H2O) , sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah
berinteraksi dengan air (O2 )

14

Anda mungkin juga menyukai