Oleh :
Putra Marzuki
14742074
Oleh :
Putra Marzuki
14742074
Bandar Lampung, -
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Tanggal Ujian: -
ABSTRAK
Ikan nila secara luas telah dikenal dan merupakan bagian terpenting dalam
bdidaya perikanan. Pada umumnya ikan nila dipelihara diperairan tawar namun
ikan nila dapat dipelihara diperairan bersalintas tinggi. Hal tersebut dikarenakan
ikan nila bersifat euryhalin atau mampu beradaptasi pada kadar salinitas tinggi.
Diiringi banyaknya kegagalan dalam budidaya udang ditambak, sehingga benih
ikan nila salin ini berpeluang tinggi pada permintaannya. Tujuan dari pembenihan
ikan nila hitam salin yaitu mengetahui tekhnik dalam pembenihan ikan nila hitam
salin dan mengetahui tingkat kelangsungan hidup selama pembenihan ikan nila
hitam salin. Metode yang dilakukan dalam pembenihan ikan nila hitam salin yaitu
pengelolaan calon induk, pemijahan, pemeliharaan benih, pengamatan. Hasil dari
pembenihan nila hitam salin yaitu tingkat kelangsungan hidup bak 1 dan bak 2
adalah 67% dan 82%.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Tugas
Akhir ini.
Penulis
RIWAYAT HIDUP
01 Dente Teladas, jurusan IPA, yang juga termasuk kelas IPA pertama di SMA
Perikanan melalui jalur beasiswa CPP. Organisasi yang pernah penulis ikuti yaitu
(2016-2017).
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................7
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
hektar yang terdiri atas potensi air tawar sebesar 2,23 juta hektar; air payau 1,22
juta hektar; dan budidaya laut 12,14 juta hektar. Sedangkan pemanfaatannya
hingga saat ini masing-masing baru mencapai 10,1% untuk budidaya air tawar;
40% budidaya air payau; dan 0,01% untuk budidaya air laut. Mengingat
permintaan pasarnya sangat besar baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar
negeri. Banyaknya lahan yang tidak dioperasikan lagi (idle) merupakan lahan
Ikan nila merupakan salah satu komoditas yang telah banyak dibudidayakan
didunia. Ikan ini banyak dibudidayakan di perairan tawar dengan berbagai sistem
budidaya dari skala tradisional sampai intensif. Ikan ini memiliki banyak
keunggulan untuk dikembangkan dari pada ikan jenis lainnya karena sifat biologis
pemakan segala (Omnivora), daya adaptasi luas dan toleransi tinggi terhadap
berbagai kondisi lingkungan. Ikan nila ini bersifat euryhalin atau dapat
salinitas tinggi ini, ikan nila dapat dipelihara diperairan dengan salinitas tinggi
atau air laut. Sehingga dalam hal ini ikan nila menjadi salah satu jenis ikan yang
2
1.2. Tujuan
Ikan nila hitam (Oreochromis sp.) adalah ikan nila yang bersifat euryhalin
atau mampu menyesuaikan dengan kadar garam yang tinggi. Nila hitam salin
merupakan ikan nila hitam yang telah dilakukan adaptasi terhadap salinitas. Ikan
nila hitam salin mampu hidup dengan baik pada salinitas tinggi yaitu sampai
salinitas 33ppt. Kemampuan hidup sampai salinitas tersebut, ikan nila dapat
1.4. Kontribusi
dan manfaat kepada mahasiswa serta masyarakat umum tentang pembenihan ikan
nila hitam salin, selain itu diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Acanthopterigii
Order : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreocrhomis
Spesies : Oreocrhomis sp.
Pada awalnya, ikan nila dimasukkan kedalam jenis Tilapia Nilotica atau
ikan golongan tilapia yang tidak mengerami telurnya dan larva didalam mulut
mengerami telur dan larvanya didalam mulut induk jantan dan betinanya.
Akhirnya diketahui bahwa yang mengerami telur dan larva di dalam mulut ikan
4
bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreocrhomis niloticus atau
Orecrhomis sp. Nama niloticus menunjukkan tempat ikan ini berasal, yakni
2.2. Morfologi
kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila lebih panjang dan
ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, meonjol, dibagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang
memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah.
Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lunak dan keras.
Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya tampak hitam. Bagian sirip
pinggir punggung berwarna abu-abu atau hitam (Amri, 2003 dalam Aribowo,
2010).
dapat dipelihara mulai dari air tawar sampai air payau. Habitat hidup ikan nila
cukup beragam yaitu, sungai, waduk, danau, rawa, sawah, kolam, dan tambak.
Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada suhu berkisar antara 14-38oC, dan
pertumbuhannya akan terhambat jika ikan nila hidup di perairan yang suhunya
lebih rendah dari 14oC atau lebih tinggi dari 38oC, sedangkan untuk pertumbuhan
ikan nila, ikan nila dapat tumbuh dan berkembang biak pada kisaran salinitas 0-
29ppt. Ari (1999) dalam Novi (2011) menyatakan, jika pada salinitas 29-35ppt
ikan nila masih dapat tumbuh tetapi tidak dapat bereproduksi. Ikan nila yang
masih benih dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap salinitas dari pada ikan
umurnya. Makanan utama stadia larva adalah alga bersel tunggal, udang-udangan
kecil dan benthos. Setelah berukuran benih, ikan ini menyukai makanan sejenis
zooplankton, diantaranya rotifera sp, moina sp, dan dapnia sp. Namun terkadang
benih ikan nila menyukai alga yang menempel dipinggir kolam. Pakan buatan
2.4. Pembenihan
pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan kemudian benih yang
pembesaran.
2.5. Pemijahan
Khordi (1998) dalam Novi (2011) menerangkan, ikan nila dapat dipijahkan
sejak berumur 4 bulan. Masa pemijahan berlangsung singkat dan dapat memijah
setiap 6-8 minggu pada kisaran suhu antara 25-32oC. Pada saat memijah induk
6
jantan mampu membuahi telur-telur yang dikeluarkan lebih dari satu induk betina,
sehingga untuk pemijahan dilakukan induk betina lebih banyak dari pada induk
jantan. Oleh karena itu, perbandingan untuk pemijahan jantan dan betina
yakni dengan pembuatan lubang pada dasar kolam yang lunak. Setelah pemijahan
selesai maka induk betina akan menghisap telur-telur kedalam mulutnya untuk
dierami. Sistem pemijahan ikan nila oleh para peneliti perikanan disebut mouth
breeder atau mengerami dalam mulut. Susanto (1987) dalam Novi (2011)
menyatakan, induk betina yang sedang mengerami biasanya tidak makan atau
puasa.
2.6. Pendederan
hasil pemijahan 5-7 hari dipelihara dalam hapa berukuran 4x2x1m3 dengan
penebaran maksimal 500 ekor. Pemberian pakan berupa pellet tepung dengan
maksimal dalam menghasilkan benih yang baik maka penggunaan benih dengan
umum digunakan dalam produksi ikan nila kelamin jantan. Pemakaian juga dapat
7
perendaman (dipping).
Menurut Sucipto, dkk (2003) bahwa, dosis yang digunakan dalam produksi
benih nila tunggal kelamin jantan adalah 40 dan 60 mg/kg pakan. Dengan dosis
ini , diperoleh benih nila jantan sebanyak 99%. Dosis ini memang cukup besar,
apalagi jika dibandingkan dengan dosis penggunaan hormon secara dipping yang
Penyusunan Tugas Akhir ini didapat dari bahan Kegiatan Praktik Kerja
Lapang yang dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2016 sampai 01 Maret 2017
Alat dan bahan yang digunakan pada saat pelaksanaan PKL disajikan pada
No Nama Fungsi
No Nama Fungsi
indera mata atau visual. Praktik Kerja Lapang untuk mendukung data Tugas
10
salin.
3.3.2. Wawancara
Pengelolaan calon induk ikan nila hitam yang akan digunakan untuk induk
Media yang digunakan untuk pemeliharaan calon induk ikan nila hitam
yaitu tambak dengan ukuran 50m x 50m yang berada di PT. Biru Laut Katulistiwa
(BLK). Persiapan media meliputi pembersihan tambak dari kotoran, rumput dan
penyetingan saluran inlet dan outlet. Kemudian dilakukan pengisian air media
pemeliharaan dengan air laut kedalam tambak hingga ketinggian 50cm 100cm
plankton sudah tumbuh, benih calon induk ditebar dalam tambak dengan
Dalam menentukan induk yang baik diperlukan seleksi pada calon induk.
Seleksi calon induk ikan nila hitam salin yang akan dilakukan meliputi:
11
4. Seleksi umur
dengan ukuran 9m x 6m. Salinitas awal perairan kolam calon induk sebelumnya
33 ppt dan dilakukan penurunan secara berkala dengan menambah air salinitas 0
ppt sampai air media menjadi 0 ppt agar calon induk dapat memijah dengan baik.
Calon induk dipelihara dengan pemberian pakan 3 kali sehari. Jenis pakan yang
1 Protein 38 - 42
2 Lemak 4-6
3 Fiber 2-3
4 Kadar air 9 - 10
Pergantian air biasa dilakukan jika keadaan air sudah tidak baik atau
ditandai dengan warna air yang keruh, dan banyaknya kotoran didasar kolam.
3.4.2. Pemijahan
Pemijahan ikan nila hitam dilakukan selama 14 hari hingga 18 hari, adapun
Media yang digunakan dalam pembenihan ikan nila hitam salin berupa
dilakukan pada kolam pemijahan yaitu membersihkan kolam dari sisa-sisa kotoran
jam dilanjutkan penyikatan dinding kolam dan dasar kolam hingga tidak ada
kotoran atau lumut yang menempel. Kemudian dilanjutkan pembilasan dengan air
Seleksi dilakukan dengan melihat urogenital pada induk jantan dan betina. Induk
yang dipijahkan dengan bobot 450 gram/ekor untuk induk jantan dan 350
gram/ekor untuk induk betina. Ciri-ciri induk jantan yang sudah siap untuk
dipijahkan dapat dilihat dari pergerakan yang agresif serta perubahan warna yang
mencolok sedangkan untuk induk betina yang siap dipijahkna dapat dilihat dari
bersamaan pada kolam dengan ukuran 9m x 3m. total keseluruhan induk dimedia
selama 14- 18 hari dari peneberan induk. Perbandingan yang digunakan antara
berlangsung dengan ditandai induk jantan membuat sarang didasar kolam. Ciri-
ciri telah terjadinya pemijahan yaitu dengan ditandai adanya gerombolan larva
diponggiran kolam.
pergantian air. Pemberian pakan induk selama penijahan dilakukan 2 kali sehari
addlibitum, yaitu pagi pukul 09:00 WIB dan siang pukul 02:00WIB.. Pemberian
pakan tidak selalu sama, apalagi disaat kondisi induk sedang mengerami. Pada
masa mengerami induk berpuasa (tidak makan) sampai induk mengeluarkan larva
disesuaikan dengan kebutuhan induk agar kualitas air tidak menurun akibat pakan
1. Panen parsial
14
Larva yang keluar pada hari ke 12 setelah pemijahan akan dilakukan collect
atau memindahkan larva pada kolam penampungan larva dengan cara menyeser
larva yang ada dipermukaan kolam. Setelah 14 hari pemijahan, induk betina
dilakukan sourching atau pengeluaran larva dari mulut induk dan dimasukkan
kedalam kolam penampungan. Induk jantan dan betina yang sudah dilakukan
2. Panen total
waring penampungan larva pada outlet. Selanjutnya outlet dibuka sampai air
kolam bak habis, bila masih ada larva yang tertinggal, dilakukan penyemprotan
hingga larva tidak tersisa. setelah semua larva yang dipanen sudah tertampung
dalam waring, larva dipindahkan kekolam penampungan larva yang mana tempat
penampungan larva.
yang meliputi:
dilakukan penyikatan dinding dan dasar kolam hingga bersih. Setelah penyikatan
selesai dilanjutkan pembilasan hingga bersih dan dikeringkan. Kolam yang sudah
15
bersih dilakukan pengisian air tawar dan pemasangan aerasi sebanyak 8 titik untuk
suplai oksigen.
3.4.3.2.Penebaran larva
Larva yang telah dipanen ditebar pada media yang telah disiapkan. Kolam
bantuan alat grading dengan ukuran 0 1 cm agar benih dengan ukuran lebih
besar dapat dipisahkan. Kemudian benih yang tidak lolos dari alat grading
Pemberian pakan pada benih dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada
pagi hari pukul 08.00 WIB, siang hari pukul 02.00 WIB dan sore hari pukul 04.00
WIB. Metode pemberian pakan yang dilakukan adalah Addlibitum. Pakan yang
diberikan yaitu pakan CP dengan kode PS-P, PS-P, dan FF-888. Pakan yang
benih monosex atau pembelikan benih menjadi jantan. Pemberian hormon dimulai
pencampuran 0,02 gram hormon dilarutkan dengan air dan disemprotkan pada 2
mengukur suhu, salinitas, dan warna air. Suhu diukur dengan menggunakan
Thermometer yaitu pada pagi dan sore hari. Salinitas diukur menggunakan Hand
Refraktometer. Penambahan air laut dilakukan setiap hari dari 0 ppt hingga 30 ppt.
16
Penambahan air laut dilakukan maksimal 4 ppt/hari. Untuk penambahan air laut
pada nila hitam dilakukan pemberhentian pada salinitas 10-15 ppt, guna untuk
Pemberhentian penambahan air laut dilakukan selama 2-3 hari dilihat dari kondisi
benih itu sendiri. Pada kondisi salinitas 10-15 ppt inilah benih terlihat lemah
apabila tidak dilakukan pemberhentian benih akan mengalami letal. Setelah benih
telah beradaptasi pada salinitas tersebut benih dapat dilanjutkan pemberian air laut
untuk penaikkan salinitas hingga salinitas 30 ppt. Warna air yang pada media
dilakukan satu minggu sekali atau sesuai dengan kualitas dan kondisi perairan
Benih dipanen pada DOC 30 atau dapat dilihat dari ukuran benih.
benih. Benih yang digrading dengan ukuran 2-3 cm, 3-5 cm dan 4-6cm. benih
digrading dengan ukuran terpisah dan diletakkan pada happa yang sudah
dimasukkan kedalam ember dengan volume air sebanyak 4 liter dan penambahan
larutan supertetra yang sudah terlarut dalam air sebanyak 500ml. Dosis supertetra
telarut dalam air yaitu 1 kapsul untuk 5 liter air. Tujuan pemberian larutan
supertetra guna untuk menghindari benih dari stress selama perjalanan dan
mencegah air berbusa. Benih dipacking dengan plastik packing dengan kepadatan
17
500 ekor/ kantong packing. Penambahan oksigen kedalam plastik packing 2/3 dari
volume air.
3.4.4. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan selama proses pembenihan ikan nila hitam salin
meliputi:
menggunakan rumus:
SR = 0 x 100%
Keterangan :
calon induk ialah air laut dengan salinitas 32 ppt dengan ketinggian yang
secara alami dengan pemupukan, pupuk yang digunakan ialah pupuk urea dengan
4.2. Pemijahan
Seleksi induk dilakukan untuk mendapatkan induk yang baik. Berikut hasil
Warna tubuh
cerah
Warna lebih
gelap
Perut
membuncit
dikatakan baik dan memenuhi syarat sesuai SNI : 01 6138 1999 bahwa kriteria
induk jantan dan betina memiliki umur 6 14 bulan dengan bobot, bobot tubuh
400 600 gram untuk induk jantan dan 300 450 gram untuk betina.
4.2.2. Pemijahan
Pemijahan nila hitam dilakukan secara massal dengan jumlah 25 ekor induk
jantan dan 75 ekor induk betina. Perbandingan jantan dan betina 1 : 3, yaitu satu
ekor induk jantan membuahi 3 ekor induk betina. Perbandingan ikan nila ini
perbandingan pada proses pemijahan induk jantan dan betina ialah 1 : 3, begitu
juga dengan pernyataan Bakpahan (2014) perbandingan induk jantan dan betina 1
: 3. Bobot induk yang digunakan kisaran 450 gram 800 gram gram / ekor untuk
20
induk jantan dan 350 gram 600 gram / ekor untuk induk betina. Pemijahan ini
sehari. Pakan yang diberikan yaitu pellet CP 781-1 secara addlibitum. Pakan
diberikan pada pukul 09.00 WIB dan pukul 02.00 WIB. Kandunga nutrisi pakan
1 Protein 31 33
2 Lemak 35
3 Serat 46
4 Kadar abu 10 13
5 Kadar air 11 13
Prosedur Operational (SPO 03) BBI Kabupaten Blitar bahwa dalam proses
Panen larva dilakukan setelah telur yang terbuahi dan dierami dikeluarkan
dari mulut induk betina. Panen larva dilakukan dihari ke - 14 dari pemasangan
induk. Pemanenan larva dilakukan dengan dua metode yaitu panen selektif
21
(collect) dan panen total. Pemanenan dengan metode collect diambil setelah larva
keluar dari mulut induk yang berada dipermukaan perairan. larva diambil
dilakukan dengan menjaring seluruh induk dan mengeluarkan seluruh larva yang
larva dari mulut induk betina dan ditampung pada scopnet berbentuk kerucut yang
jaring pada saluran pembuangan atau outlet kemudian menguras habis air hingga
dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva. Berikut adalah hasil panen selektif
Jumlah larva yang dihasilkan oleh 1 induk betina sebanyak 250 400
ekor. Dalam satu siklus pemijahan dihasilkan estimasi jumlah larva 20.000 ekor
dari 74 induk betina dan 30.000 ekor larva dari 75 induk betina.
klorin dengan dosis 30 ppm. Ukuran bak yang digunakan yaitu 9 x 6 m. Pengisian
air sebanyak 15 ton atau 30 cm dari dasar bak. Klorin yang digunakan 500
gram.
Larva ditebar pada kolam bak yang sudah disediakan dengan aklimatisasi.
Larva yang ditebar dengan estimasi 20.000 30.000 ekor dalam kolam bak
dengan luasan 54 m2. Padat tebar yang digunakan ialah 300 600 ekor/m2.
Menurut SNI (1999) padat tebar benih ikan nila hitam dengan ukuran 0,4 1,5 di
bak adalah 75 100 ekor/m2, hal ini menunjukkan bahwa padat tebar yang
Pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB, 11.00
WIB, 14.00 WIB, dan 16.00 WIB. Pakan yang diberikan secara addlibitum atau
pemberian pakan sampai benih kenyang. Pengelolaan pakan benih juga dilakukan
hormon yang diberikan yaitu 0,02 gram/2 kg pakan. Pemberian hormon pada
pakan dilakukan dengan cara melarutkan hormon pada air 300ml lalu
disemprotkan pada pakan sampai merata. Menurut Rifai, dkk (2015) menyatakan
bahwa ikan nila jantan yang dipelihara secara monosex mampu menghasilkan
Ikan nila jantan dengan populasi monosex 87% lebih cepat dibanding dengan
pengukuran suhu, salinitas dan pergantian air. Pengukuran suhu yang didapat
selama pemeliharaan benih yaitu 27 - 31C. Menurut Ari bowo bahwa suhu
Pertumbuhan ikan nila biasanya terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari
14C atau pada suhu tertinggi 38C. Suhu yang didapat selama pemeliharaan
masih dikatakan baik karena tidak jauh dari suhu optimum. Salinitas yang
hal ini bertujuan agar ikan nila hitam tidak stress dan terganggu.
Panen benih dilakukan pada DOC 30 hari atau sesuai dengan ukuran.
Benih ikan nila hitam yang dipanen berukuran 2 3, 3 5 dan 4 6 cm. sebelum
dilakukan pemanenan benih ikan nila hitam dilakukan grading agar sesuai ukuran.
% Ekor % Ekor
4.4. Pengamatan
hidup dari awal pemeliharaan hingga akhir pemeliharaan. Berikut ialah hasil
Kelangsungan hidup pada pemeliharaan benih ikan nila hitam di kolam bak
20.000 ekor dan hasil panen 3.400 ekor. Pemeliharaan benih kolam bak 2 dengan
hasil 82% dari jumlah penebaran benih awal dengan estimasi 30.000 ekor dengan
hasil panen sebanyak 24.800 ekor. SR pemeliharaan benih ikan nila hitam
pemeliharaan dengan ditandai air keruh pekat berbusa. Pekatnya perairan dan
5.1. Kesimpulan
mencapai 10-15 ppt lalu dilanjutkan sampai salinitas 30 ppt sekitar 2 - 3 hari
setelah benih telah menyesuaikan diri pada salinitas tersebut dan kenaikkan
5.2. Saran
Dalam pembenihan nila hitam salin perlu dilakukan kontrol secara terus
Sucipto A. Sofi Hanif, Didi Juaedi, Tristiana Yuarti. 2003. Breeding Program
Produksi Nila Kelamin Jantan. Balai Budidaya Air Tawar (BBAT).
Sukabumi
Muslim, Helmizuryani, Nopirman. 2011. Pengaruh Hormon Testosteron Terhadap
Maskulinisasi Benih Ikan Nila(Oreochromis Niloticus) Dengan Metode
Dipping. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang.
Palembang
Rifai. M. A., Siti Aisyah, Hadiratul Kudsiah, fahmi Ansyari, Rukminasari. 2015.
Usaha Pembenihan Nila Jantan Unggul Di Sentra Pekolaman Rakyat
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Fakultas Perikanan Dan Kelautan
UNLAM Banjarmasin. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan UNHAS
Makassar. Banjar
27
Pengapuran klorin
Penjaringan benih
Perhitungan benih
Penghitungan benih