Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
kami buat guna memenuhi tugas dari dosen kami. Makalah ini membahas tentang
7T menjadi 14T dan USG serta Aspek Legalnya, semoga dengan makalah yang
kami susun ini kami sebagai mahasiswi kebidanan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan kami. kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh
dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 20 Oktober 2016

\
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu peristiwa alamiah. Kehamilan akan terjadi pada
seluruh wanita yang telah mengalami pematangan pada system-sistem reproduksinya
khususnya pada ibu yang mengharapkan keturunan. Pada kehamilan sangat
dibutuhkan perhatian khusus karena pada saat proses kehamilan terjadi banyak
perubahan pada organ tubuh dan juga psikologis ibu hamil. Selain itu, untuk
mencegah dan mengetahui adanya kelainan atau gangguan-gangguan kehamilan.
Umumnya kehamilan berkembang secara normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan harapan. Maka dari itu, perlunya pelayanan antenatal care
untuk memantau, mendukung kesehatan ibu dan kehamilannya dan mendeteksi
adanya kehamilan resiko tinggi.
Ibu hamil jika merasakan adanya keganjalan pada dirinya atau kehamilannya
hendaknya disarankan untuk datang ke petugas kesehatan yang dibutuhkan. Maka
dari itu ibu hamil hendaknya rutin dalam memeriksakan kehamilannya baik dari
kehamilan dini sampai persalinan.
Untuk itu, para petugas kesehatan harus memiliki keterampilan dan juga
pengetahuan untuk memberikan pelayanan sebagaimana mestinya sesuai dengan
standar pelayanan yang telah diterapkan.
Gelombang merupakan gejala alam atau gejala fisika yang dapat ditemui
dalam kehidupan sehari - hari .Secara sederhana kita dapat mendefinisikan
gelombang sebagai usikan yang merambat. Salah satu contoh bahwa gelombang ada
disekitar kita adalah, ketika kita berbicara, ada suara atau bunyi yang kita keluarkan.
Sebenarnya suara kita merupakan gelombang yang dirambatkan melalui udara. Tak
hanya itu masih ada banyak contoh lain yang menyatakan bahwa gelombang itu ada .
Gelombang memiliki banyak manfaat sehingga tak heran gelombangpun
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperi : militer ,teknologi,
kedokteran dan lain -lain. Dalam dunia kedokteran gelombang dimanfaatkan untuk
banyak hal, salah satunya untuk mendeteksi penyakit di dalam tubuh manusia, yang
dikenal dengan Ultrasonografi.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia dengan
gelombang ultrasonic, yang dinamakan USG. Ultrasonografi merupakan aplikasi
gelombang bunyi dalam bidang kedokteran. Pemeriksaan dengan menggunakan
Ultrasonografi memanfaatkan sifat gelombang yaitu bisa dipantulkan .
Sekalipun gelombang telah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran khususnya
dalam bidang diagnose, namun belum semua orang tahu tentang jenis gelombang apa
yang digunakan, apa saja komponen komponen USG, manfaat USG bahkan prinsip
dasar USG.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mencoba menyajikan materi
yang berkaitan dengan hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


dapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan standar asuhan kehamilan?
2. Apa saja standar pelayanan antenatal?
3. Apa sajakah standar pelayanan asuhan kehamilan antenatal?
4. Apa yang dimaksud dengan USG ?
5. Apa Tujuan dari USG ?
6. Apa Manfaat dari USG ?
7. Bagaimana Aspek Hukum bagi bidan dalam penggunaan USG ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Standar Pelayanan pada Masa Kehamilan


2.1.1 Antenatal Care
A. Pengertian
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)

B. Tujuan kunjungan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Rukiah, Yulianti,
Maemunah, & Susilawati, 2013)
C. Jadwal kunjungan
Sebaiknya setiap wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaandilakukan setiap 6
minggu sampai kehamilan. Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan setiap 2
minggu. Dan sesudah 36 minggu.
Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
Satu kali pada trimester pertama
Satu kali pada trimester kedua
Dua kali pada trimester ketiga. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, &
Susilawati, 2013)

D. Pelayanan antenatal terpadu


Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan
program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.
Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

E. Standar asuhan kebidanan


Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4
- 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil
sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil.
Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan
berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2

Tabel 2.1 Klasifikasi Nilai IMT


Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 18
Normal 19,8 26 11,5 16
Tinggi 26 29 7 11,5
Obesitas > 29 7
Gemeli - 16 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan
bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III
perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg.
Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa
tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal,
yaitu:
a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari,
Ulfa, & Daulay, 2015)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan
dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 -
120/80 mmHg.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)


Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald
adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya
bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)


Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam
folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah
untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada
masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin.
Zat besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan volume darah
yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan
dan perkembangan janin.

5) Pemberian Imunisasi TT (T5)


Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin
tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan
untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana
biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke
sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah
diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling
sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat
kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian)Jarak
pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu
(Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay,
2015)
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Lama %
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan
-
TT 1 Pada kunjungan -
antenatal pertama
3 tahun
TT 2 4 minggu setelah 80
TT1
5 tahun
TT 3 6 bulan setelah 95
TT2
10 tahun
TT 4 1 tahun setelah 99
TT3
25 tahun/seumur
TT 5 1 taun setelah TT4 99
hidup
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

6) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis
dan dengan cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu
hamil pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi Anemia
pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan Protein urine (T7)


Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein
dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-
3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi,
kaki oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil
kearah preeklampsia.
8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)
adalah untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit
menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil
yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena 2 cc. Apabila
hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan.
Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 16
minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat
bawaan.

9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)


Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka
perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
Diabetes Melitus Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu
dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa pre-eklampsia,
polihidramnion, bayi besar.

10) Perawatan Payudara (T10)


Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil,
dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6
Minggu.

11) Senam Hamil ( T11 )


Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah
memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan
latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.
12) Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga
kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat
penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi
abortus, partus prematurus juga anemia.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di
daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang
manusia.

14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).


Pelayanan Standar Asuhan 17 T

Tabel 2.3 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu


Jenis Trimester Trimester Trimester
No Keterangan
Pemeriksaan I II III
1 Keadaan Umum Rutin
2 Suhu Badan Rutin
3 Tekanan Darah Rutin
4 Berat Badan Rutin
5 LILA Rutin
6 TFU Rutin
7 Presentasi Janin Rutin
8 DJJ Rutin
9 Pemeriksaan HB Rutin
10 Golongan Darah Rutin
11 Protein Urin Rutin
Gula
12 Atas indikasi
Darah/reduksi
13 Darah Malaria Atas indikasi
14 BTA Atas indikasi
15 Darah Sifilis Atas indukasi
16 Serologi HIV Atas indikasi
17 USG Atas indikasi
Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
Sebelum adanya peraturan 14 T standar antenatal care dinas kesehatan
RI sejak tahun 2009 telah merekomendasikan standar layanan antenatal yang
dikenal sebagai 10T standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status Gizi (LLA)
4. Pemeriksaan TFU
5. Tentukan Presentasi Janin dan DJJ
6. Skrinning status TT
7. Pemberian Tablet Zat Besi
8. Tes Labolatorium
9. Tatalaksana Kasus
10. Temu Wicara
Apabila suatu daerah tidak dapat melaksanakan 14 T sesuai kebijakan
dapat dilakukan standart minimal pelayanan ANC yaitu 7T yang meliputi :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah .
3. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lenkap.
4. Pemberian zat besi (Fe).
5. ukur tinggi fundus.
6. tes terhadap penyakit menular seksual.
7. temui cara dalam rangka mempersiapkan rujukan.
2. 2 USG dan Aspek Legalnya

A. Pengertian
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan
alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip
kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini
pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an
memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima
menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih
jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses
sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser.
Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar
monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil
gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG
berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi
medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI)
adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam
organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat
sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue
dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk
diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar
bekerjanya peralatan MI.
Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang
bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi
atau disingkat USG adalah suatu kaidah pemeriksaan tubuh
menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. Teknologi USG
tidak asing bagi kaum ibu karena mereka biasanya menggunakannya
pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan janin dalam
kandungan. USG ini adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan
telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kea rah medis, USG
medis (sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi,
sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Namun biasanya
sonografi obstetrik digunakan ketika masa kehamilan.
Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara dengan
frekuensi 1-10 MHz. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar
dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Gelombang suara frekuensi
tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu
alat yang disebut transducer/probe. Perubahan bentuk akibat gaya
mekanis pada kristal akan menimbulkan tegangan listrik dimana
fenomena ini disebut efek Piezo electric. Bentuk kristal juga akan
berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Kristal akan
mengembang dan mengkerut sesuai dengan pola medan listrik yang
melaluinya sehingga dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.
Salah satu contoh ultrasonografi adalah Sonografi obstetric
yang digunakan oleh dokter spesialis kebidanan untuk memperkirakan
usia kandungan, memperkirakan hari persalinan dan juga dapat
membantu melihat adanya kelainan pada kandungan/janin.

B. Sejarah USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik
untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging)
oleh Langevin (1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I,
untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan
dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang perang
dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah
perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-
alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan
pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan
ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan pemeriksaan
klinis yang luas.

C. Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih
tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga
kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar
manusia mempunyai frekwensi antara 20 20.000 Cpd (Cicles per
detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan
frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tinggi tersebut dihasilkan dari
kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.
Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan
menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-
electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya.
Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik.
Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tingi.

D. Peralatan Yang Digunakan


1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada
bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding
poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser
terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang
yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih
dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga
fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya
untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin
USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-
komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG
MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR
E. Metode Pemeriksaan
Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode
yang lazim ditempuh. Pertama, metode transabdominal. Metode ini
paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan
mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakan Transducer
untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana,
jelly berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk
mengantarkan gelombang suara. Metode kedua adalah transvaginal.
Pada metode ini, Transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini,
gambar yang di hasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi.
Maklum, obyek yang diperiksa berada lebih dekat dengan Transducer
ketimbang pada metode transabdominal. Sebagai catatan, metode
transvaginal dijamin tidak berefek negatif apa pun utnuk wanita hamil
dan janin yang dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan meyode
ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan, pasien
dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.
Pemeriksaan USG tidak ada kontra indikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit
penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena USG tidak
mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk
pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar
rontgen. USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400
kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas
yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir
ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat
ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan
berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk
menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek
samping terhadap pasien.
Berikut ini adalah pemaparan dari dr. Ivan R. Sini,
MD,FRANZCOG, GDRM, SpOG dari Rumah Sakit Bunda di Jakarta.
Ultrasonografi (USG) adalah suatu alat yang digunakan untuk
memotret atau merekam gambar hidup janin untuk mendiagnosa
kondisi atau kelainan penyakit pada janin. Secara harfiah USG berarti
pengambilan gambar dengan gelombang suara ultra, yaitu gelombang
suara dengan frekuensi 20.000 Hertz yang dipancarkan secara
menyebar. USG berperan sangat penting dalam perkembangan medis.
Seiring kemajuan zaman, perkembangan USG juga makin canggih.
Dulu pergerakan janin yang terlihat di monitor masih dalam bentuk
gerakan patah-patah. Tapi sekarang dengan resolusi yang lebih detail
akan tampak gerakan janin yang lebih halus (smooth), fluently, dan
setiap slice (lapis) bisa dilihat lebih jelas sehingga fungsi medisnya
juga lebih baik. Bagi dokter, kemajuan teknologi USG dapat
menajamkan akurasi pemeriksaan.

F. Tujuan USG (Ultrasonografi)


Ultrasonografi (USG) mempunyai tujuan yaitu untuk
mendeteksi kelainan pada janin dan masalah yang mungkin muncul
sejak proses kehamilan sampai akhir kehamilan. Pada trimester satu
merupakan tahap awal untuk melihat janin sudah terbentuk atau
belum, jantung sudah ada atau belum dan panjang janin.
Ada beberapa opsi yang bisa dipantau yaitu:
Usia kandungan 12 minggu untuk mengetahui apakah ada
kelainan atau tidak seperti down syndrome yang dapat
dideteksi dengan mengukur tebal tengkuk janin dan bisa
dikombinasikan dengan pemeriksaan darah (triple test).
Usia 5 bulan untuk mengetahui kelainan yang sifatnya
anatomis seperti kelainan bibir sumbing, otak, jantung dan
lain-lain.
Usia 7 bulan untuk mengetahui apakah ada masalah dengan
pertumbuhan.
Trimester dua sudah dapat melihat janin secara utuh, semua
organ janin sudah terbentuk, jumlah jari ada berapa, klep
jantung ada berapa, apakah ada kelainan otak, dan sebagainya.
Dan trimester tiga sudah lengkap, biasanya untuk melihat
pertumbuhan secara keseluruhan sesuai Indikasi. Saat dokter
melakukan USG untuk memantau kehamilan, ibu hamil harus
mengerti bahwa USG dilakukan sesuai indikasinya.
Ada fase tertentu seperti fase 12 minggu, 20 minggu, 28
minggu yang memerlukan pemeriksaan khusus seperti dengan
alat USG 4D. Keistimewaan 4D selain dapat melihat janin
dengan baik, juga memiliki daya tangkap terhadap kelainan
janin yang lebih jelas. Misalnya, bisa melihat gambar muka
dengan jelas.
Selain USG, dapat juga digunakan alat yang namanya Efek
Doppler untuk mendeteksi denyut jantung janin. Tapi alat
sederhana yang familiar dan sejak dulu dipakai, bahkan sampai
sekarang adalah tangan dokter atau bidan yang ahli tentunya.
Misalnya, dengan meraba tinggi rahim menggunakan tangan
untuk mengetahui perkembangan janin.
G. Manfaat USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan USG (ultrasonografi) adalah salah satu metode
skrining untukmemeriksa kehamilan yang dianggap aman, non-invasif,
akurat dan efektif.
USG kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut:
1. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.
Dengan pemindaian USG, embrio dapat diamati dan diukur
pada usia lima setengah minggu. Bila terjadi perdarahan pada trimester
pertama, USG sangat diperlukan untuk diagnosis awal kehamilan
ektopik (kehamilan di luar rahim) dan kehamilan molar/anggur
(kehamilan yang disertai tumor).

2. Melihat posisi dan kondisi plasenta.


Plasenta yang menghalangi jalan lahir (plasenta previa) dapat
menyulitkan proses kelahiran bayi. Plasenta yang memiliki kelainan
dalam kondisi seperti diabetes dan hidrops janin (cairan berlebihan di
dua atau lebih bagian tubuh seperti toraks, abdomen atau kulit yang
biasanya terkait dengan penebalan plasenta) juga bisa dilihat melalui
USG.

3. Memeriksa denyut jantung janin.


Denyut jantung janin bisa dilihat dan dideteksi pada umur
kehamilan 6 minggu dan menjadi jelas pada 7 minggu. Jika denyut
jantung teramati, kemungkinan kehamilan berlanjut adalah lebih dari
95 persen. Denyut jantung janin cenderung bervariasi mengikuti usia
kehamilan. Denyut jantung pada 6 minggu adalah sekitar 90-110
denyut per menit (dpm) dan pada 9 minggu menjadi 140-170 dpm.
Pada usia 5-8 minggu, bradikardia (denyut kurang dari 90 dpm)
seringkali berkaitan dengan risiko tinggi keguguran.
4. Mengetahui bila Anda memiliki lebih dari satu bayi
(kembar).
Kehamilan kembar meningkatkan risiko hambatan
pertumbuhan janin, persalinan prematur, plasenta lepas (abruptio
placenta), kelainan bawaan, morbiditas dan kematian perinatal.
Kehamilan kembar terdeteksi selama ultrasonografi rutin di minggu 18
sampai 20.

5. Menghitung usia kehamilan dan berat janin.


Ukuran tubuh janin mencerminkan usia kehamilan. Dengan
mengetahui usia kehamilan, hari perkiraan lahir juga dapat dihitung
lebih akurat. Hubungan yang erat antara ukuran janin dan usia
kehamilan terutama berlaku pada awal kehamilan. Untuk itu,
pengukuran-pengukuran berikut dapat dilakukan dengan USG:
Crown-rump Length (CRL). CRL adalah istilah untuk panjang
antara bokong dan ujung kepala janin. Pengukuran CRL
dilakukan pada janin berusia 7-12 minggu dan memberikan perkiraan
yang sangat akurat mengenai usia kehamilan. Setelah usia
kehamilan 12 minggu, CRL tidak lagi akurat mengukur usia janin,
sehingga pengukuran lain diperlukan.
Biparietal Diameter (BPD). Diameter antara 2 sisi kepala, yang
diukur setelah bayi berusia di atas 12 minggu. Diameter kepala bayi
meningkat dari sekitar 2,4 cm di usia 13 minggu menjadi sekitar 9,5
cm pada saat kelahiran. Dua bayi dengan berat yang sama dapat
memiliki ukuran kepala berbeda sehingga BPD di tahap akhir
kehamilan umumnya dianggap tidak dapat diandalkan.
Femur Length (FL). Mengukur panjang tulang paha yang
mencerminkan pertumbuhan memanjang janin. FL meningkat dari
sekitar 1,5 cm di 14 minggu menjadi sekitar 7,8 cm pada akhir
kehamilan. Kegunaan FL mirip dengan BPD.
Abdominal Circumverence (AC). Mengukur lingkar perut ibu. Ini
adalah pengukuran yang paling penting pada akhir kehamilan, namun
lebih mencerminkan ukuran dan berat janin daripada usianya.
AC, BPD dan FL digabungkan dalam rumus untuk
memperkirakan berat badan janin. Mesin USG langsung menghitung
secara otomatis perkiraan berat janin, yang formulanya antara lain
adalah : 1,4 BPD X FL X AC (semua dalam cm) 200 = berat janin.

6. Mendiagnosis kelainan janin.


Banyak kelainan struktural janin seperti malformasi janin
(anensefali, spina bifida, dll), kelainan jantung, dan hidrosefalus dapat
didignosis dengan USG yang biasanya dilakukan sebelum 20
minggu. Sejumlah kecil masalah dapat diobati sebelum bayi Anda
lahir. USG dapat menunjukkan beberapa masalah perkembangan bayi,
tetapi tidak semua. Beberapa masalah bayi mungkin baru berkembang
setelah 20 minggu dan beberapa mungkin tidak terlihat melalui USG.
Inilah sebabnya, pada sejumlah kecil kasus, bayi lahir dengan masalah
meskipun tidak ada masalah yang terlihat selama pemindaian.
Mengetahui masalah sebelum kelahiran dapat membantu Anda
mempersiapkan diri dan menyusun rencana perawatan setelah bayi
lahir. Bayi Anda mungkin perlu dilahirkan di rumah sakit berbeda
yang menyediakan staf dan fasilitas khusus yang diperlukan bayi
Anda.
7. Memeriksa jumlah cairan ketuban.
Jumlah cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
dengan jelas digambarkan oleh USG. Kedua kondisi ini
dapat berdampak merugikan pada janin:
Polihidramnion (kelebihan cairan ketuban) dapat mengakibatkan
sesak nafas berat pada ibu dan persalinan prematur. Faktor risiko
termasuk diabetes ibu yang tidak terkontrol, kehamilan kembar,
isoimunisasi, dan malformasi janin.
Oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban) dapat menyebabkan
kematian janin. Kondisi ini sering terkait dengan kelainan bawaan
pada saluran kemih, hambatan pertumbuhan janin dan berat janin
kurang.

8. Mengetahui jenis kelamin bayi.


Jenis kelamin bayi tidak memiliki signifikansi medis. Namun,
banyak calon orangtua yang sangat ingin tahu jenis kelamin bayinya
sebelum lahir. Beberapa faktor seperti tahap kehamilan dan posisi
janin dapat mempengaruhi keakuratan prediksi gender. Anda dapat
mengetahui usia janin melalui USG dengan akurasi 95% lebih pada
minggu 18 sampai 20. Dalam sebuah penelitian, USG hanya
mengidentifikasi jenis kelamin dengan benar pada 46 persen janin
berusia 12 minggu dan 80 persen pada janin berusia 13 minggu. Di
usia 13 minggu, bayi Anda masih dapat meringkuk dan melakukan
akrobatik sehingga mendapatkan sudut yang tepat bisa sangat sulit.
H. Persiapan dan pelaksanaan
Sebelum melakukan pemeriksaan USG ada beberapa persiapan
yang harus dilakukan oleh pasien yaitu :
1. Penderita obstipasi sebaiknya diberikan laksatif di malam
sebelumnya.
2. Untuk pemeriksaan organ-organ di rongga perut bagian atas,
sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pada pagi hari
dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam
perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa.
3. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi
pasif yang maksimal.
4. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus
dalam keadaan penuh.
Setelah dilakukan persiapan seperti diatas, maka pelaksanaannya
pun di mulai. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Lakukan informed consent.
2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum
pemeriksaan USG aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limpa,
dan pankreas.
3. Oleskan jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan
dilakukan USG.
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan ke depan dan ke
belakang di atas permukaan kulit.
5. Lakukan antara 10-30 menit.
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan
gelisah.
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk
mencegah masuknya udara.
8. Pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), pelvis,
dan ginjal, pasien dianjurkan untuk minum empat gelas air dan
tidak boleh berkemih. Sementara untuk trimester ketiga,
pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih
kosong.
9. Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua perhiasan
dari leher dan jepit rambut dari kepala.
10. Bila pemeriksaan dilakukan pada jantung, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan-lahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.

I. Cara Membaca Hasil USG


Foto USG terdiri dari beberapa tabel atau angka-angka yang
diukur dari pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan
diameter kepala. Semua itu bisa menghasilkan rumus yang
menunjukkan berapa berat janin di dalam kandungan. Beberapa istilah
yang umum ada di hasil foto USG antara lain:
1. GA = Gestational Age. Ini menunjukkan perkiraan umur
kehamilan Anda, berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai
kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu dari GA di foto USG
Anda menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter langsung
bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian
kepala.
2. GS: Gestational Sac. Yaitu ukuran kantung kehamilan, berupa
bulatan hitam. Ini biasanya muncul pada hasil foto USG
trisemester awal.
3. CRL: Crown Rump Length. Yaitu ukuran jarak dari puncak
kepala ke ekor bayi. Ini juga biasa digunakan dokter untuk
mengukur janin di usia kehamilan trisemester awal.
4. BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri
dan kanan. Biasa digunakan untuk mengukur janin di trisemester 2
atau tiga
5. FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.
6. HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala.
7. AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi.
Jika dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan
berat bayi.
8. FW: Fetal weight atau berat janin.
9. F-HR: Fetal Heart Rate atau frekuensi jantung bayi.
Dan jika moms penasaran dengan berat normal janin, bisa kok
minta dokter kandungan untuk mencetak hasil tabel perkiraan berat
badan janin seperti gambar berikut ini
Sementara itu, untuk panduan ibu memahami berat badan normal janin, berikut
tabelnya:
Gestational age Length (US) Weight (US) Length (cm) Mass (g)
(crown to rump) (crown to rump)
8 weeks 0.63 inch 0.04 ounce 1.6 cm 1 gram
9 weeks 0.90 inch 0.07 ounce 2.3 cm 2 grams
10 weeks 1.22 inch 0.14 ounce 3.1 cm 4 grams
11 weeks 1.61 inch 0.25 ounce 4.1 cm 7 grams
12 weeks 2.13 inches 0.49 ounce 5.4 cm 14 grams
13 weeks 2.91 inches 0.81 ounce 7.4 cm 23 grams
14 weeks 3.42 inches 1.52 ounce 8.7 cm 43 grams
15 weeks 3.98 inches 2.47 ounces 10.1 cm 70 grams
16 weeks 4.57 inches 3.53 ounces 11.6 cm 100 grams
17 weeks 5.12 inches 4.94 ounces 13 cm 140 grams
18 weeks 5.59 inches 6.70 ounces 14.2 cm 190 grams

19 weeks 6.02 inches 8.47 ounces 15.3 cm 240 grams

20 weeks 6.46 inches 10.58 ounces 16.4 cm 300 grams

(crown to heel) (crown to heel)

20 weeks 10.08 inches 10.58 ounces 25.6 cm 300 grams

21 weeks 10.51 inches 12.70 ounces 26.7 cm 360 grams

22 weeks 10.94 inches 15.17 ounces 27.8 cm 430 grams

23 weeks 11.38 inches 1.10 pound 28.9 cm 501 grams

24 weeks 11.81 inches 1.32 pound 30 cm 600 grams

25 weeks 13.62 inches 1.46 pound 34.6 cm 660 grams

26 weeks 14.02 inches 1.68 pound 35.6 cm 760 grams

27 weeks 14.41 inches 1.93 pound 36.6 cm 875 grams

28 weeks 14.80 inches 2.22 pounds 37.6 cm 1005 grams

29 weeks 15.2 inches 2.54 pounds 38.6 cm 1153 grams

30 weeks 15.71 inches 2.91 pounds 39.9 cm 1319 grams

31 weeks 16.18 inches 3.31 pounds 41.1 cm 1502 grams

32 weeks 16.69 inches 3.75 pounds 42.4 cm 1702 grams

33 weeks 17.20 inches 4.23 pounds 43.7 cm 1918 grams

34 weeks 17.72 inches 4.73 pounds 45 cm 2146 grams

35 weeks 18.19 inches 5.25 pounds 46.2 cm 2383 grams

36 weeks 18.66 inches 5.78 pounds 47.4 cm 2622 grams

37 weeks 19.13 inches 6.30 pounds 48.6 cm 2859 grams

38 weeks 19.61 inches 6.80 pounds 49.8 cm 3083 grams


39 weeks 19.96 inches 7.25 pounds 50.7 cm 3288 grams

40 weeks 20.16 inches 7.63 pounds 51.2 cm 3462 grams

41 weeks 20.35 inches 7.93 pounds 51.7 cm 3597 grams

42 weeks 20.28 inches 8.12 pounds 51.5 cm 3685 grams

43 weeks 20.20 inches 8.19 pounds 51.3 cm 3717 grams

J. Jadwal USG (Ultrasonografi)


Tidak ada aturan baku kapan dan berapa kali pemindaian USG
perlu dilakukan selama kehamilan. Secara umum, dokter menyarankan
pemindaian USG pada usia sekitar 7 minggu untuk mengkonfirmasi
kehamilan, memastikan tidak ada kehamilan ektopik atau molar,
memastikan denyut jantung dan menghitung hari perkiraan lahir.
Pemindaian ulang mungkin disarankan jika ada hambatan pada
pemindaian pertama. Beberapa hal yang mungkin membuat
pemindaian tidak mendapatkan gambaran menyeluruh di antaranya:
Bayi Anda berbaring di posisi yang membuat sulit pemeriksaan
Kehamilan Anda masih terlalu dini
Anda memiliki berat badan di atas rata-rata.
Pemindaian kedua dilakukan pada 18 sampai 20 minggu
terutama untuk mencari kelainan bawaan. Kehamilan kembar,
pertumbuhan janin, dan posisi plasenta juga bisa dievaluasi.
Pemindaian lebih lanjut kadang-kadang dilakukan pada sekitar 32
minggu atau lebih untuk mengevaluasi ukuran janin bila ada hambatan
pertumbuhan atau menindaklanjuti masalah yang terlihat pada
pemindaian sebelumnya.
K. Aspek Hukum bidan dalam penggnaan USG
Landasan yang digunakan penyelenggara pelatihan USG bagi
bidan adalah standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
bidan yaitu mampu mengembangkan diri dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, serta
menyadari keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kebidanan
serta menjunjung tinggi komitmen terhadap profesi bidan.
Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki bidan adalah
mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi terkini. Berikut adalah dasar-dasar yang dapat dijadikan
rujukan untuk standar kompetensi dan melihat kebolehan bidan dalam
penggunaan USG:
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 230/Menkes/SK/2010
tentang kurikulum pelatihan USG bidan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011
tentang sertifikasi tenaga kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464/Menkes/X/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
International Confideration of Midwives , Essential
Competencies for Basic Midwifery Practices, 2011
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di kabupaten/kota
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 1
tahun 2008 tentang jabatan fungsional bidan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938 tahun 2007
tentang standar asuhan kebidanan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/III/2007
tentang standar profesi bidan
Hasil kongres bidan tahun 2012 menyatakan bahwa bidan
diperbolehkan menggunakan USG sesuai dengan batas-batas
kompetensinya, hasil USG tidak boleh digunakan untuk mendiagnosa,
hanya untuk memastikan posisi janin saja kurang lebihnya, dan dalam
menggunakannya sangat dianjurkan bahkan harus bidan melakukan
pelatihan, kursus, atau training USG terlebih dahulu. USG yang boleh
digunakan bidan hingga saat ini baru sampai USG 2 dimensi saja.
Hasil Kongres Bidan XV Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada
tanggal 10-16 November 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta,
memutuskan bahwa bidan boleh menggunakan USG sesuai dengan
batas kompetensi kebidanan. Hasil pemeriksaan USG tidak
diperbolehkan untuk mendiagnosa, tetapi hanya untuk memastikan
posisi janin. Pernyataan IBI tersebut belum diikuti dengan
peraturan perundang-undangan yang memberikan payung hukum bagi
bidan dalam menggunakan USG.
Berdasarkan hasil penelitian Nunik Endang Sunarsih Tahun
2010 Universitas Gajah Mada program studi Megister Hukum
Kesehatan, penggunaan usg oleh bidan praktek mandiri belum diatur
dalam peraturan perundang undangan. Hal tersebut berakibat adanya
implikasi hukum secara administrasi, pidana, dan perdata sebagai
berikut:
1. Secara hukum administrasi belum adanya aturahn
mengenai kewenangan bidan dalam menggunakan usg
beresiko bidan mendapat sanksi administrasi yang
termuat dalam pasal 82 UU No.36 Tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan berupa teguran lisan peringatan tertulis
denda administratif atau pencabutan izin praktik.
2. Bidan dapat dikenai sanksi pidana pasal 78 UU No.29
Tahun 2004 apabila ada tuntutan dari dokter bahwa
penggunaan usg merupakan alat dan metode yang
merupakan kewenangan dokter.
3. Penggunaan usg yang tidak sesuai dengan standar dapat
mengakibatkan kerugian. Kerugian yang ditimbulkan
karena penggunaan usg dapat digugat secara perdata
sesuai dengan ketentuan pasal 1365 KUHP perdata.

Bidan praktek mandiri bukan temasuk subyek yang dapat


menyelenggarakan pelayanan radiologi, hal ini berdasarkan pada Pasal 3
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 780 Tahun 2008 tentang Pelayanan
Radiologi, bahwa pelayanan radiologi diagnostik hanya dapat
diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah swasta yang
meliputi :
1. Rumah Sakit;
2. Pusat Kesehatan Masyarakat (hanya untuk penggunaan USG);
3. Pusat Kesehatan Masyarakat dengan perawatan;
4. Balai Pengobatan Paru-Paru (BP4) /Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (BKPM) dan Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM)
5. Praktik Perorangan dokter atau praktik perorangan dokter
spesialis/praktik dokter berkelompok dokter atau praktik
berkelompok dokter spesialis;
6. Praktik Perorangan dokter gigi atau praktik perorangan dokter
gigi spesialis/praktik dokter berkelompok dokter gigi atau
praktik berkelompok dokter gigi spesialis;
7. Balai Besar Laboratorium Kesehatan/Balai Laboratorium
Kesehatan;
8. Sarana Kesehatan Pemeriksaan Calon Tenaga Kerja
Indonesia (clinic medical check up)
9. Laboratorium Kesehatan Swasta
10. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan
Menteri

Standar Profesi Bidan sebagai acuan untuk melakukan segala


tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek
pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat,
baik dari aspek input, process dan output., namun standar tersebut
tidak mengatur penggunakan USG oleh bidan, baik pengetahuan
dan keterampilan dasar maupun pengetahuan dan keterampilan
tambahan. Peraturan yang belum jelas mengenai batasan kewenangan
bidan dalam menggunakan USG berisiko bidan dapat dituntut dan
atau digugat secara pidana, perdata dan administrasi.
Masalah kesehatan yang semakin kompleks, tuntutan
masyarakat yang semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan,
pergeseran sistem pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut bidan praktik mandiri harus
mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang dilakukannya. Oleh
karena itu, diperlukan suatu landasan hukum yang mengatur
kewenangan bidan dalam hal penggunaan USG supaya bidan tidak
dianggap melanggar salah satu standar profesi kedokteran,
sekaligusmelindungi masyarakat dan bidan itu sendiri terhadap
hubungan yang ditimbulkan atas tanggung jawab profesi antara
bidan dengan masyarakat.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Sebelum adanya peraturan 14 T standar antenatal care dinas kesehatan RI
sejak tahun 2009 telah merekomendasikan standar layanan antenatal yang dikenal
sebagai 10T standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status Gizi (LLA)
4. Pemeriksaan TFU
5. Tentukan Presentasi Janin dan DJJ
6. Skrinning status TT
7. Pemberian Tablet Zat Besi
8. Tes Labolatorium
9. Tatalaksana Kasus
10. Temu Wicara
Apabila suatu daerah tidak dapat melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standart minimal pelayanan ANC yaitu 7T yang meliputi :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah .
3. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lenkap.
4. Pemberian zat besi (Fe).
5. ukur tinggi fundus.
6. tes terhadap penyakit menular seksual.
7. temui cara dalam rangka mempersiapkan rujukan.
Secara hukum administrasi belum adanya aturahn mengenai
kewenangan bidan dalam menggunakan usg beresiko bidan mendapat
sanksi administrasi yang termuat dalam pasal 82 UU No.36 Tahun 2014
tentang tenaga kesehatan berupa teguran lisan peringatan tertulis denda
administratif atau pencabutan izin praktik.
Bidan dapat dikenai sanksi pidana pasal 78 UU No.29 Tahun 2004
apabila ada tuntutan dari dokter bahwa penggunaan usg merupakan alat dan
metode yang merupakan kewenangan dokter.Penggunaan usg yang tidak
sesuai dengan standar dapat mengakibatkan kerugian. Kerugian yang
ditimbulkan karena penggunaan usg dapat digugat secara perdata sesuai
dengan ketentuan pasal 1365 KUHP perdata.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas diketahui bahwa untuk masalah 14T, 10T dan
7T dalam kebidanan untuk digunakan saat dilahan seharusnya menggunakan 14T
namun melihat tempat kesehatan yang masih kekurangan tenaga kesehatan bidan
diharapkan tiap bidan mampu melakukan setidaknya 7T.
Dengan peraturan yang ada mengenai penggunaan USG oleh bidan sebaiknya
dinkes dan IBI mengadakan sosialisasi kepada bidan praktek mandiri mengenai 3
aspek hukum yaitu administrasi, pidana, dan perdata dalam penyelenggaraan praktek
bidan dan bila perlu IBI sebagai organisasi profesi mengusulkan peraturan yang
memperbolehkan bidan menggunakan USG dengan batasan kewenangan yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai