Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Beberapa Sistem


Keberadaan Persamaan Ion Reaksi
Keberadaan
dan lokasi
dan lokasi
Sistem warna Reaksi Anoda Reaksi Katoda
warna biru
merah muda
Fe - Sepanjang Fe(s) Fe2+(aq) + O2(aq) + 2H2O(l) +
paku 2e 4e 4OH-(aq)
Fe/Sn Tengah paku Ujung dan Fe(s) Fe2+(aq) + O2(aq) + 2H2O(l) +
kepala 2e 4e 4OH-(aq)
Fe/Al Kepala dan - Al(s) Al3+(aq)+ O2(aq) + 2H2O(l) +
ujung paku 3e 4e 4OH-(aq)
Fe/Cu Tengah paku Ujung dan Fe(s) Fe2+(aq) + O2(aq) + 2H2O(l) +
kepala paku 2e 4e 4OH-(aq)

Paku merupakan logam besi yang mudah mengalami korosi karena mudah

teroksidasi dengan adanya oksigen dari udara membentuk suatu lapisan oksida.

Namun, oksida logam besi ini memiliki pori atau celah sehingga dapat ditembus

oleh oksigen atau uap air. Keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara

berkelanjutan pada bagian bawah lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya.

Demikian seterusnya sampai semua bagian logam besi teroksidasi, menyebabkan

perubahan bentuk yang gembur dan kropos, yang pada gilirannya akan

mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi tersebut.

Paku yang diamati terdiri dari 4 buah paku, 3 paku diantaranya dibungkus

dengan foil Cu, Al, dan Sn. Hal ini dimaksudkan untuk membuat paku kontak

dengan logam lain, sehingga dapat diamati pengaruh hubungan kontak dengan

logam lain terhadap peristiwa korosi yang terjadi pada besi. Sebelumnya, keempat

paku tersebut dimasukkan ke dalam larutan H2SO4 untuk mengkondisikan logam


tersebut dalam keadaan asam sehingga proses transfer elektron nantinya terjadi

lebih mudah. Selanjutnya paku tersebut dibilas dengan akuades panas untuk

menghilangkan sisa asam yang mungkin masih tinggal pada bagian permukaan

paku dan juga menciptakan kondisi adanya uap air pada permukaan logam yang

nantinya dengan mudah tereduksi. Keempat paku kemudian dimasukkan kedalam

4 buah tabung reaksi yang berbeda, kemudian kedalam masing-masing tabung

reaksi dituangkan gel indikator dalam keadaan hangat. Perlakuan ini dimaksudkan

untuk mengamati peristiwa korosi yang terjadi pada paku dalam gel indikator

yang akan menunjukkan tempat terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi.

Dari hasil percobaan ini diperoleh pada paku 1, terdapat warna biru di

sepanjang paku yang menandakan bahwa paku besi dengan mudah mengalami

korosi dengan teroksidasinya logam besi.

Untuk Paku yang dibungkus foil Al, hasilnya diperoleh warna merah di di

kepala dan ujung paku, hal ini menunjukkan bahwa paku tidak mengalami

reduksi. Percobaan ini tidak sesuai dengan teori sel volta, dimana Fe berada

disebelah kanan Al sehingga Fe mudah tereduksi oleh Al. Tapi pada praktikum

yang dilakukan hanya bagian kepala dan ujung paku yg berwarna merah dan tidak

berwarna pada bagiaan tengah paku.

Untuk paku yang terbungkus foil Cu diperoleh hasil terdapatnya warna

biru di kepala dan ujung serta disekitar foil Cu terdapat warna merah. Hal ini

menunjukkan bahwa logam Cu yang mempercepat korosi pada besi, sebab masih

adanya ion besi (II) yang terbentuk. Kenyataan ini terjadi oleh karena pada paku

yang dibungkus dengan foil Cu, Logam Fe lebih cenderung teroksidasi dari pada

logam Cu sebab logam Cu memiliki potensial oksidasi yang lebih kecil daripada
logam Fe. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, pada deret volta nampak bahwa

logam Cu berada lebih kanan dari logam Fe, sehingga keberadaan foil Cu yang

kontak dengan logam Fe akan mendorong Fe teroksidasi.

Untuk paku yang terbungkus foil Sn diperoleh hasil terdapatnya warna

biru di kepala dan ujung paku serta warna merah di sekitar foil Cu. Hal ini

menunjukkan bahwa logam Sn tidak dapat menghambat korosi pada besi, sebab

masih adanya ion besi (II) yang terbentuk. Kenyataan ini terjadi oleh karena pada

paku yang dibungkus dengan foil Sn, Logam Fe lebih cenderung teroksidasi dari

pada logam Sn sebab logam Sn memiliki potensial oksidasi yang lebih kecil

daripada logam Fe. Seperti halnya pada deret volta nampak bahwa logam Sn

berada lebih kanan dari logam Fe. Sehingga keberadaan foil Sn yang kontak

dengan logam Fe akan mendorong Fe teroksidasi.

4.2 Reaksi

4.2.1 Sistem Fe

Anoda : Fe Fe2+ + 2e- x2 Eo = 0,44 V

Katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Eo = 1,23 V

2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH- Eo = 1,67 V

Reaksi lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2

4.2.2 Sistem Fe/Sn

Anoda : Fe Fe2+ + 2e- x2 Eo = 0,44 V

Katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Eo = 1,23 V

2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH- Eo = 1,67 V

Reaksi lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2


4.2.3 Sistem Fe/Cu

Anoda : Fe Fe2+ + 2e- x2 Eo = 0,44 V

Katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Eo = 1,23 V

2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH- Eo = 1,67 V

Reaksi lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2

4.2.4 Sistem Fe/Al

Anoda : Al Al3+ + 3e- x4 Eo = 1,66 V

Katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x3 Eo = 1,23 V

4Al + 3O2 + 6H2O 4Al3+ + 12OH- Eo = 2,89 V

Reaksi lengkap : 4Al + 3O2 + 6H2O 4Al(OH)3

Anda mungkin juga menyukai