Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Asma merupakan penyakit kronik inflamasi (peradangan) saluran napas yang ditandai
adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas,
termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernapasan kronik. Walaupun mempunyai tingkat
fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. WHO
memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Jumlah ini diperkirakan akan
terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Apabila tidak dicegah dan
ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi
pada masa yang akan datang.1
Para ahli berpendapat asma adalah penyakit paru dengan karakterisitik: (1) obstruksi
saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan
maupun dengan pengobatan; (2) inflamasi saluran napas; dan (3) peningkatan respons saluran
napas terhadap berbagai rangsangan (hiperreaktivitas).2
Asma dapat ditemukan pada laki laki dan perempuan di segala usia, terutama pada usia
dini. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga saat ini jumlah penderita
asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan angka ini akan terus
meningkat hingga 400 juta penderita pada tahun 2025.3,4
Prevalensi asma di Indonesia berkisar antara 5 - 7% dari seluruh penduduk Indonesia,
artinya saat ini ada sekitar 12,5 juta pasien asma di Indonesia. Prevalensi asma bronkial pada
masa kanak-kanak ditemukan lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding perempuan yaitu sebesar
1,5:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa
menopause perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Sebuah penelitian di Pekanbaru
menunjukkan data kelompok umur terbanyak yang menderita asma adalah 25 34 tahun dengan
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki.2,5,6
Banyak faktor yang dapat berhubungan dengan kejadian asma bronkiale. Faktor pejamu
seperti predisposisi genetik, riwayat atopi keluarga, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor
risiko asma. Serangan akut asma umumnya timbul akibat pajanan terhadap faktor pencetus,
seperti alergen, infeksi virus, asap rokok, dan polusi udara. Selain itu, asma juga dapat
dicetuskan oleh cuaca dingin, kegiatan jasmani, dan ketidakstabilan emosi/psikis.7
Tingginya jumlah penderita asma menunjukkan bahwa asma merupakan salah satu jenis
penyakit yang memiliki pengaruh bagi kesehatan manusia. Asma dapat menunjukkan berbagai
gejala dari ringan hingga berat dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang ringan maupun
berat hingga dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan penanganan yang sesuai.
Oleh karena itu, perlu pembelajaran lebih lanjut mengenai asma.

Anda mungkin juga menyukai