Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FISIKA LINGKUNGAN

DEBIT AIR DAN CURAH HUJAN

Oleh :

Jamiyatun Nurjannah P27833112107


Yulia Safitri P27833112101
Anggita Nafisah Anodya P27833112089
Lady Softa L. P27833112103
Ranggi M. Lintang P27833112105
Nisa Olivia P27833112108
Hayu Anita W. P27833112099
Yunita T. P27833112100
Ajeng P278331120
Deddi P27833112

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

PRODI D III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, berkat hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas ini. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini. Untuk itu
saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibi Daryati, selaku dosen fisika lingkunga yang telah memberi bimbingan kepada
kami selama ini.
2. Teman kelompok 4 yang telah membantu menyelesaikan tugas sehingga dapat
selesai.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait,yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua
pihak kepada penulis menjadi amal yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang
berlipat ganda dari Tuhan YME.
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam tugas ini, untuk
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Surabaya, 20 November 2012

Penulis
DEBIT AIR

Debit air adalah banyaknya air yang mengalir pada suatu pertimpaan atau badan air
persatuan waktu ( L/s , m3/s , dm3/s ).

Debit air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Debit air aliran terbuka


Contoh : debit air aliran sungai , waduk , air terjun , dll

Rumus Dasar :
Q =vA

Q = Debit air (L/s , m3/s , dm3/s )


v = Kecepatan Aliran ( m/s )
A = Luas penampang sungai ( m2 )

Cara kerja pengukuran debit air Sungai :


Ukur luas penampang sungai yang akan diukur debitnya
Letakkan bola pingpong yang telah diisi air setengahnya pada garis start dan nyalakan
stopwatch saat bola pingpong mulai mengikuti arus sungai
Hentikan stopwatch saat bola pingpong telah mencapai jarak yang telah ditentukan .
Hitung debit dengan rumus dibawah ini

Sungai dengan luas penampang trapesium a

T
Q =vA
s 1
Q= (a+b)T
t 2
b
Q = Debit air (L/s , m3/s , dm3/s )
v = Kecepatan Aliran ( m/s )
A = Luas penampang sungai ( m2 )
s = panjang aliran sungai yang diukur ( m )
t = waktu yang dibutuhkan ( s )
a & b = sisi sejajar ( m )
T = tinggi / kedalaman sungai ( m )

Sungai dengan luas penampang persegi p

Q = vA l
s
Q= t (pxl)

Q = Debit air (L/s , m3/s , dm3/s )


v = Kecepatan Aliran ( m/s )
A = Luas penampang sungai ( m2 )
s = panjang aliran sungai yang diukur ( m )
t = waktu yang dibutuhkan ( s )
p = panjang penampang sungai ( m )
l = lebar penampang sungai ( m )

2. Debit air aliran tertutup


Contoh : Debit air pipa , gorong-gorong , dll

Cara Kerja :
Buka kran air secara penuh
Tampung air dengan ember pada saat stopwatch di nyalakan
Hentikan stopwatch pada saat air mencapai volume ember yang dikehendaki
Catat volume air dan waktu yang dibutuhkan
Ulangi sampai mendapatkan hasil yang konstan untuk mencapai rata-rata dengan
perlakuan yang sama
Hitung debit air dengan rumus dibawah ini

Rumus Dasar :
V
Q= t
Q = debit air pipa ( mL/s )
V = volume air ( mL )
t = waktu ( s )
CURAH HUJAN
Curah Hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam
luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau
tertampung air sebanyak satu liter.
Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair
atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau
sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam mm.

Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer.
Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan
jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya
hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat,
pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan
beberapa keuntungan lain (Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005).
Alat mengukur curah hujan adalah ombrometer , Penakar hujan ini tidak dapat mencatat
sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm
dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan
biasa terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut
corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk
cincin (lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
Bak tempat menampung air hujan.
Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan
pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan
skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu
observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan
maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.

Cara pengukuran curah hujan rata-rata dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :


Pengukuran curah hujan rata-rata

Aritmatik Polygon Isohet

1. Cara rata-rata aritmatik


Cara rata-rata aritamatik adalah cara yang paling mudah diantara
caralainnya (poligon dan isohet). Digunakan khususnya untuk daerah
seragamdengan variasi CH kecil. Cara ini dilakukan mengukur serempak untuk
lama waktu tertentu dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya.Kemudian
hasil penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka
akandihasilkan rata-rata curah hujan di daerah tersebut. Secara matimatik ditulis
persamaan :

Rata-rata CH : Ri/n

Dimana Ri = besarnya curah hujan pada stasiun/penakar I


n = jumlah stasiun/penakar

2. Cara Poligon ( Thiessen Polygon)


Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan variasi CH besar. MenurutShaw
(1985) cara ini tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH
tinggi. Dilakukan dengan membagi suatu wilayah (luasnya A) ke dalam
beberapadaerah-daerah membentuk poligon (luas masing-masing daerah a.i)

Perhitungan prosentasi luas daerah (ai) pada suatu wilayah A 1(10.000 ha)

Daerah Luas Daerah a1(ha) Tetapan thiessen Prosentasi Luas


A1 1000 0,10 10%
A2 3000 0,30 30%
A3 1500 0,15 15%
A4 4500 0,45 45%
Jumlah A=10.000 1,00 100%

Untuk menghitung curah hujan rata-rata cara poligon :


Rata rata CH = R1(a1A)+R2(a2A)+R3(a3A)+..Rn(aiA)

dimana R = jumlah curah hujan pada penakar /stasiun didaerah a

Perhitungan curah hujan rata-rata cara poligon di suatu wilayah A

Stasiun di daerah Kedalaman CH yang terukir Ratio aiA Volume CH (cm)daerah a

a1 6 0,10 0,60
a2 10 0,30 3,00
a3 8 0,15 1,20
a4 11 0,45 4,95
Curah Hujan Rata-rata wilayah A = 9,75

3. Cara isohet (isohyetal)


Cara ini dipandang lebih baik,tetapi bersifat subjektif dan tergantung pada
keahlian,penglaman,pengetahuan pemakaian terhadap sifat curah hujan pada daerah
setempat.
Isohet adalah garis pada peta yang menunjukkan tempat-tempat dengan curah
hujan yang sama.
Dalam metode isohet ini wilayah dibagi dalam daerah daerah yang masing-
masing dibatasi oleh dua garis isohet yang berdekatan,misalnya isohet1 dan isohet 2
atau (I1-I2).
Untuk mengitung luas daerah (I1-I2) dalam suatu peta kita bisa menggunakan
planimeter.
Secara sederhana bisa juga menggunakan kertas milimeter block dengan cara
menghitung kotak yang masuk kedalam batas daerah yang diukur.
Metode isohet berguna terutama untuk mempelajari pengaruh hujan terhadap
pegunungan)
Grafik curah hujan harian

DAERAH CH RATA-RATA PROSENTASI VOLUME CH


ANTARA DUA ANTARA DUA LUAS ANTARA (cm)
ISOHET ISOHET (cm) DUA ISOHET

I1-I2 6,75 40 % 2,700


Grafik
I2-I3 6,00 20 % 1,200
I3-I4 5,00 25 % 1,250
I4-I5 4,25 15 % 0,638

curah hujan bulanan

Grafik curah hujan tahunan


DAFTAR PUSTAKA
http://staklim-manado.bmkg.go.id/artikel/167-definisi-istilah-pada-prakiraan-hujan-
bulanan.html
http://www.infogue.com/article/2012/03/28/mengenal_pengertian_curah_hujan
http://afghanaus.com/pengertian-curah-hujan/
http://dc268.4shared.com/img/6BWC5xX2/preview.html
http://pusatseo.blogspot.com/2012/01/cara-menghitung-kecepatan-air-atau.html
https://www.google.co.id/search?q=debit+air&hl=id&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-
US:official&prmd
http://fitrahmutiara.blogspot.com/2012/03/menghitung-debit-air.html

Anda mungkin juga menyukai