Oleh :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, berkat hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas ini. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini. Untuk itu
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibi Daryati, selaku dosen fisika lingkunga yang telah memberi bimbingan kepada
kami selama ini.
2. Teman kelompok 4 yang telah membantu menyelesaikan tugas sehingga dapat
selesai.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait,yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua
pihak kepada penulis menjadi amal yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang
berlipat ganda dari Tuhan YME.
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam tugas ini, untuk
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
DEBIT AIR
Debit air adalah banyaknya air yang mengalir pada suatu pertimpaan atau badan air
persatuan waktu ( L/s , m3/s , dm3/s ).
Rumus Dasar :
Q =vA
T
Q =vA
s 1
Q= (a+b)T
t 2
b
Q = Debit air (L/s , m3/s , dm3/s )
v = Kecepatan Aliran ( m/s )
A = Luas penampang sungai ( m2 )
s = panjang aliran sungai yang diukur ( m )
t = waktu yang dibutuhkan ( s )
a & b = sisi sejajar ( m )
T = tinggi / kedalaman sungai ( m )
Q = vA l
s
Q= t (pxl)
Cara Kerja :
Buka kran air secara penuh
Tampung air dengan ember pada saat stopwatch di nyalakan
Hentikan stopwatch pada saat air mencapai volume ember yang dikehendaki
Catat volume air dan waktu yang dibutuhkan
Ulangi sampai mendapatkan hasil yang konstan untuk mencapai rata-rata dengan
perlakuan yang sama
Hitung debit air dengan rumus dibawah ini
Rumus Dasar :
V
Q= t
Q = debit air pipa ( mL/s )
V = volume air ( mL )
t = waktu ( s )
CURAH HUJAN
Curah Hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam
luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau
tertampung air sebanyak satu liter.
Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair
atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau
sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam mm.
Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer.
Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan
jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya
hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat,
pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan
beberapa keuntungan lain (Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005).
Alat mengukur curah hujan adalah ombrometer , Penakar hujan ini tidak dapat mencatat
sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm
dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan
biasa terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut
corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk
cincin (lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
Bak tempat menampung air hujan.
Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan
pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan
skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu
observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan
maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Rata-rata CH : Ri/n
Perhitungan prosentasi luas daerah (ai) pada suatu wilayah A 1(10.000 ha)
a1 6 0,10 0,60
a2 10 0,30 3,00
a3 8 0,15 1,20
a4 11 0,45 4,95
Curah Hujan Rata-rata wilayah A = 9,75