Kebun Raya Purwodadi dulunya adalah sebuah sawah atau tegalan milik penduduk
yang kemudian di ambil alih/dibeli oleh orang Belanda dan didirikanlah sebuah kebun raya.
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian
pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya
pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali
menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti.
Kebun Raya Purwodadi berdiri pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens Gerhard
Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van Slooten yang luasnya sekitar 85 hektar,
dengan jumlah koleksi 177 suku, 952 marga, 2002 spesies, 2051 yang diketahui
spesiesnya saja belum diketahui marganya, dan 11.979 pohon. Kebun Raya Purwodadi berdiri
di ketinggian 300 m dari permukaan laut yang termasuk dataran rendah kering yang memiliki
curah hujan 2.372 mm per tahun. Suhu di kebun ini sekitar 22 C 24 C.
1. Sebagai tempat konservasi tumbuhan khusus tumbuhan dataran rendah kering ( baik
dari dalam negeri maupun luar negeri ).
2. Sebagai tempat penelitian ( riset ), seperti :
a. Tempat tanaman untuk bahan pangan
b. Tempat tanaman untuk bahan sandang
c. Tempat tanaman untuk bahan papan
d. Tempat tanaman untuk obat-obatan ( 200 jenis )
e. Tempat tanaman untuk kerajinan
f. Tempat tanaman untuk parfum, dll
3. Sebagai tempat pendidikan lingkungan, seperti :
a. Botani
b. Ilmu pengetahuan
4. Sebagi tempat wisata flora.
Sejarah Kebun Raya Purwodadi di atas termasuk dalam historiografi INDONESIA MODERN
Alasannya karena cerita sejarah di atas menjelaskan tentang sejarah peristiwa atau tempat di
wilayah Indonesia tepatnya di daerah pasuruan Jawa Timur, dan cerita di atas ditulis atau
diceritakan oleh orang Indonesia sendiri.