1 Metode Destilasi
Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton.
Hukum raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan parsial uap
komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara tekanan uap komponen
murni A (PAmurni) dan fraksi molnya XA
PA = PAmurni . XA (1)
Sedang tekanan uap totalnya adalah,
Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (2)
Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran cairan
biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam campuran.
Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan uap
suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing komponen A dan B
(PA dan PB)
P = PA + PB (3)
Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat menggambarkan
apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan
pada cairan yang mendidih selama proses destilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih
akan memiliki komposisi yang berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap
komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan
uapnya lebih besar). Komposisi uap dan cairan terhadap suhu tersebut dapat digambarkan
dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.
Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu tertentu, komposisi
campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan
meningkat di dalam campuran. Karena komposisi campuran cairan berubah, maka titik didih
akan berubah, biasanya yang diukur adalah suhu uap.
b. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi
dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk
cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan
diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan
ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-lahan.
Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika
uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer
energi panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih,
membentuk uap baru. Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik
didih rendah dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap
cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan titik
didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini
berkondensasi dan ditampung.
c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
d. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air.
Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa
dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau
zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena
melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain
yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik
adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya
dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi Kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.