Anda di halaman 1dari 5

3.

1 Metode Destilasi
Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton.
Hukum raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan parsial uap
komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara tekanan uap komponen
murni A (PAmurni) dan fraksi molnya XA
PA = PAmurni . XA (1)
Sedang tekanan uap totalnya adalah,
Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (2)
Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran cairan
biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam campuran.
Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan uap
suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing komponen A dan B
(PA dan PB)
P = PA + PB (3)

Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat menggambarkan
apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan
pada cairan yang mendidih selama proses destilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih
akan memiliki komposisi yang berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap
komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan
uapnya lebih besar). Komposisi uap dan cairan terhadap suhu tersebut dapat digambarkan
dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.

Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu tertentu, komposisi
campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan
meningkat di dalam campuran. Karena komposisi campuran cairan berubah, maka titik didih
akan berubah, biasanya yang diukur adalah suhu uap.

3.2 Prinsip kerja Destilasi


Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur dengan
cairan lain yang titik didihnya berbeda, cairan yang dikehendaki kita didihkan sampai
menguap, lalu cairan itu dilewatkan melalui alat pengembunan (kondensor). Air murni yang
kita pakai di labolatorium diperoleh dengan cara destilasi yang biasa disebut aquades atau air
suling.
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu
suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang
terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu.
Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan
diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran
dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air.
Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-
larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di laboraturium
dan industri. Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi menjadi
fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan sebagainya. Pemisahan dengan destilasi
berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi
semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil).
Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang
sama. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih
lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.

3.3 Komponen Alat Destilasi Sederhana


Keterangan : 1. wadah air
2. labu distilasi
3. sambungan
4. termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
13. pemanas
14. air pemanas
15. larutan zat
Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
a. Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas).
Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan dengan
menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
b. Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
c. Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan
menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
d. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku didalam tangki
pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku
menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudahmendapatkan bahan bakar maka
digunakan kompor gas yang menggunakan bahan bakar LPG.

3.4 Macam- Macam Destilasi


Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1. Destilasi menggunakan uap
Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi dengan cara
open steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di dalam sistem distilasi baik pada
proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya distilasi dilakukan dengan penambahan
komponen inert seperti nitrogen, karbondioksida, flue, dan sebagainya.

Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:


a. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari sejumlah bahan
masukan.
b. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang mempunyai titik didih
tinggi.
c. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas yang mempunyai
titik didih lebih tinggi.

2. Destilasi menggunakan reboiler


Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat penukar
panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil bawah
fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas permukaan menjadi
besar. Namun, untuk membersihkannya harus menghentikan operasi distilasi. Reboiler
dipanaskan oleh steampemanas.
Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
a. Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik
pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
Alkohol. Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu
distilasi sederhana.

b. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi
dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.

Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk
cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan
diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan
ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-lahan.
Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika
uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer
energi panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih,
membentuk uap baru. Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik
didih rendah dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap
cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan titik
didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini
berkondensasi dan ditampung.
c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

d. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air.
Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa
dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau
zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena
melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain
yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik
adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya
dapat dilakukan secara refluks.
5. Distilasi Kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

3.5 Aplikasi Metode Destilasi


Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode
destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang
sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air
kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan
dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi
menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut
dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa
digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun
demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi,
bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti
stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya
mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung
karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan
pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu
proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan
kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial.
Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses
hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain
itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap
langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat
menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap
bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah
membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa
dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan
kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan
separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk
bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel
tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan
seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air
panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis
serta efektifitas produksi.

Anda mungkin juga menyukai