Oleh :
kepada
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Studi
Keperawatan pada Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Manado
dan telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada bulan Agustus 2007.
Panitia Penguji
Ketua 1. Ketua
dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini, namun berkat bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sehingga karya
Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
2. Dr. Fione Pangemanan, MSi, Direktur Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
3. Hans Sumarauw, S.Kp, Ketua Jurusan Keperawatan dan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Manado.
4. Marjes N. Tumurang, S.Pd, M.Kes, Ketua Program Studi Keperawatan Manado Politeknik
Kesehatan Manado.
5. Dr. Felix Pohajouw, M.Sc, pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Esrom Kanine, S.Kep.Ns, pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian telah
7. Dra. Juliana Tompunu, M.Repro, pembimbing akademik yang selalu membimbing penulis
8. Seluruh staf dosen dan tata usaha Program Studi Keperawatan yang telah memberi bekal
Manado beserta perawat-perawat ruangan yang sudah banyak membantu penulis dalam
penelitian ini.
10. Papa, Mama, serta kakak dan adikku tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan material dan moril kepada penulis selama menjalani pendidikan di bangku
perkuliahan.
11. Om Hardy dan tante Metty serta adik-adik sepupu yang telah membantu dan mendoakan
12. Rekan-rekan seperjuangan Jalur Reguler Angkatan V Jurusan Keperawatan dan Kesehatan
13. Sahabat-sahabatku Andika, Nando, Alen, Iko, Indhi, Ivon, Devi, Ane yang selalu bersama
dengan penulis baik dalam suka maupun duka dan yang senantiasa mendorong penulis untuk
menyelesaikan perkuliahan.
14. Spesial buat Pricilia Massie, atas bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat
Penulis menyadari bahwa pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan karya
Akhirnya penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan
memberikan dorongan bagi perawat dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..
LEMBARAN PENGESAHAN .
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI .
DAFTAR TABEL .
DAFTAR LAMPIRAN ..
ABSTRAK .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. 1
B. Rumusan Masalah .. 3
C. Tujuan Penelitian .. 3
D. Manfaat Penelitian . 4
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran ..
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN ..
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat beraktifitas yaitu untuk
melakukan kegiatan sehari-hari dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab baik dalam
keluarga maupun dalam masyarakat, namun pada kenyataannya masih banyak masalah
kesehatan yang timbul, sehingga manusia diperhadapkan dengan suatu keadaan yang tidak
baik dan menyenangkan yang mengganggu aktivitas hidup sehari-hari, keadaan ini disebut
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wilson dan Kneils (1988) dalam Keliat, B.A.
(1998) mengemukakan bahwa 30-60 % pasien yang dirawat di rumah sakit sering mengalami
stress dan masalah psikologis yang berkaitan dengan penyakitnya yang dapat mengakibatkan
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik
(Suliswati, 2005).
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya tetapi pada orang-orang tertentu
(Hawari, 2004).
Stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak yang dapat mematikan
(Gordon, 2002). Kesembuhan stroke tergantung pada beberapa elemen yaitu jumlah dan
lokasi otak yang rusak, kesehatan umum pasien yang bersangkutan, sifat-sifat (personality)
dan kondisi emosional pasien. Demikian juga dukungan dari keluarga dan kawan-kawan serta
pemberitahuan dan juga pemahaman empatik tentang perasaan, keyakinan, serta mekanisme
koping pasien. Perawat sebagai penolong dan pendamping pasien haruslah terapeutik.
Hubungan yang terapeutik antara perawat dan pasien akan merupakan pengalaman koreksi
terhadap emosi atau psikologi pasien. Perawat sebagai penolong haruslah terapeutik dan
kunci untuk menjadi terapeutik adalah dengan penggunaan diri secara terapeutik. Yang
didalamnya perawat mampu untuk melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien yang
sedang dirawat di rumah sakit sehingga komunikasi yang diterapkan dengan baik oleh
Berdasarkan data yang diambil dari IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
yakni dari bulan Juni 2006 sampai Mei 2007 terdapat 83 pasien dengan diagnosa stroke non
hemoragik yang terdiri dari 47 pria dan 36 wanita. Sedangkan dari hasil observasi penulis
pada awal bulan Juni 2007 terhadap beberapa pasien dengan stroke non hemoragik yang
dirawat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado menunjukkan adanya gejala-gejala
seperti merasa tegang, tidak bisa istirahat dengan nyenyak, gelisah, kurang tidur, daya ingat
menurun, ekspresi wajah tampak cemas, dan lain-lain. Gejala-gejala diatas merupakan gejala-
gejala yang ada pada seseorang yang sedang cemas, dan menurut beberapa pasien
mengatakan bahwa perawat yang bertugas di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Dengan melihat hal-hal diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka memberikan
dasar bagi penulis untuk merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: apakah ada
pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di IRINA
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan
pasien stroke non hemoragik di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
2. Tujuan khusus
hemoragik.
non hemoragik.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan yang bermakna untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
3. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan profesi sebagai
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terdiri dari teknik-teknik verbal dan non
Dalam membina hubungan terapeutik (interaksi) perawat mempunyai 4 tahap pada setiap
tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Keempat tahap itu adalah
a. Tahap Preinteraksi
b. Tahap Orientasi/perkenalan
c. Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana pasien memulai kegiatan. Tugas perawat dalam hal ini adalah
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dalam tahap preinteraksi. Perawat menolong
pasien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri
d. Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan interaksinya dengan pasien, tahap ini
bisa merupakan terminasi sementara maupun terminasi akhir. Terminasi sementara adalah
terminasi yang dilakukan untuk berhenti berinteraksi dalam waktu yang sebentar misalnya
pergantian jaga atau antar sesi. Sedangkan terminasi akhir adalah terminasi yang dilakukan
biasanya pada saat pasien akan kembali kerumahnya setelah dirawat di rumah sakit tempat
dia dirawat.
a. Mendengar aktif
Perawat berusaha mengerti pasien dengan cara mendengar apa yang disampaikan pasien.
b. Penerimaan
kepercayaan pasien.
Perawat diharapkan berhati-hati dalam menanyakan suatu hal pada pasien dimana perawat
diharapkan tidak mengajukan beberapa pertanyaan pada satu waktu atau berpindah pada
d. Paraphrasing
Paraphrasing adalah kemampuan untuk mengulang pesan pasien dengan menggunakan kata-
kata sandi.
e. Klarifikasi
f. Fokusing
Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga
g. Observasi
Observasi dilakukan apabila terdapat konlik antara verbal dan non verbal pasien. Observasi
dilakukan sedemikian rupa sehingga pasien tidak menjadi malu atau marah.
h. Menawarkan informasi
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
Penahanan informasi yang dilakukan saat pasien membutuhkan akan mengakibatkan pasien
tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati pasien saat memberikan
informasi.
i. Diam
perawat bersedia menunggu respon. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama
j. Assertive
k. Menyimpulkan
a. Kesejatian
Pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya.
b. Hormat
c. Empati
Kemampuan menempatkan diri kita pada posisi orang lain, serta memahami perasaan orang
lain dan apa yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang
lain.
d. Kongkret
Perawat menggunakan terminology yang spesifik bukan abstrak pada saat berdiskusi dengan
a. Konfrontasi
Proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi, memodifikasi, dan
b. Kesegeraan
Kesegeraan mempunyai konotasi sebagai sensitifitas perawat pada perasaan klien dengan
c. Membuka diri
Membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan dan pengalaman pribadi kita.
d. Katarsis
Kegiatan ini terjadi pada saat klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat
e. Bermain peran
dalam hubungan manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut
pandang lain dan juga memperkenalkan klien untuk mencoba situasi baru dalam
a. Resistensi
Resisten ini merupakan upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau
b. Transference
Pemindahan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan significant others
c. Countertransference
Reaksi perawat terhadap klien yang berdasar pada kebutuhan, konflik, masalah dan
d. Pelanggaran batas
Jika perawat berusaha memenuhi kebutuhan pribadi melalui hubungan dengan klien, maka
batasan professional berarti telah dilanggar, jika hal ini terjadi maka hubungan menjadi tidak
terapeutik.
1. Pengertian
Kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif
kekhawatiran, pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).
- Psikoanalitik
Kecemasan akan timbul apabila terjadi konflik antara dua elemen kepribadian yaitu antara id
dan super ego. Id mewakili dorongan instink dari impuls primitif seseorang, sedangkan super
- Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya pencerminan dari penolakan
interpersonal.
- Prilaku ansietas
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ansietas juga dianggap sebagai motivasi
- Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang bisa ditemui dalam suatu
- Kajian biologis
diperkirakan ikut mengatur ansietas dengan menghambat asam amino butirik gamma
neuroregulator (GABA).
b. Faktor presipitasi
yang terintegrasi.
a. Umur
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang sangat menentukan tingkat kecemasan klien. Klien dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mampu mengatasi kecemasan dan menggunakan
mekanisme koping yang efektif dan konstruktif daripada seseorang yang berpendidikan
rendah.
c. Pekerjaan
Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan akan lebih sulit beradaptasi dengan kondisi yang
baru bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai pekerjaan karena pekerjaan yang
dimiliki seseorang akan sering berhubungan dengan lingkungan lain sesuai dengan
pekerjaannya.
d. Pengalaman
Seseorang yang pernah mengalami stress maka akan merespon dengan koping mekanisme
4. Tingkat kecemasan
Menurut Peplau (1995) yang dikutip oleh Suliswati (2005), membagi kecemasan menjadi 4
tingkat yaitu :
a. Kecemasan ringan
Pada tahap ini dipandang penting dan konstruktif. Kecemasan ringan disertai dengan
ketegangan ringan, pandangan dan persepsi seseorang akan lebih luas, penginderaan lebih
tajam, energi tinggi, mempunyai perhatian pada lingkungan serta mampu memecahkan
masalah. Hal ini dapat dikatakan sebagai motivasi seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
b. Kecemasan sedang
Pada tahap ini lapangan persepsi seseorang menyempit dan seluruh indera dipusatkan pada
c. Kecemasan berat
Persepsi klien sangat menyempit, individu berfokus pada hal-hal kecil sehingga individu
d. Panik
Banyak ansietas yang ekstrim, individu tidak dapat bertindak, agitasi, dan hiperaktif. Ansietas
Adapun gejala-gejala yang tercantum adalah terdiri dari 14 item HARS (Hamilton
a. Perasaan cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.
b. Ketegangan : merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak dapat istirahat dengan
d. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidur tidak pulas, mimpi
g. Gejala somatik : nyeri otot, kedutaan pada otot, gigi gemetaran dan suara tidak stabil.
i. Gejala kardiovaskuler : berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi cepat, dan rasa lemas
mau pingsan.
j. Gejala pernapasan : rasa tertekan didada, terasa tercekik, dan merasa nafas pendek
atau sesak.
konstipasi, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri lambung sesudah makan, rasa
l. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan kencing, amenorea, frigiditas,
n. Prilaku sewaktu wawancara : gelisah, tidak senang, jari gemetar, mengerutkan dahi,
muka tegang, tonus otot meningkat, nalar pendek (cepat), muka merah.
Cara penilaian :
1. Pengertian
Stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak yang dapat mematikan (Gordon,
2002).
- Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai seperti
terbakar.
pelo, rero, sengal, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia).
- Vertigo (pusing puyeng), atau perasaan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas.
- Onset/awal terjadinya penyakit cepat dan mendadak pada saat bangun tidur/ istirahat.
Attack).
- Penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa
(Gordon, 2002).
3. Klasifikasi stroke
Klasifikasi stroke menurut New Neurological Institute, stroke dibagi atas dua golongan yaitu
- Trombosis
Terjadi saat sedang santai atau tidur, sering sebelumnya merasa pegal, agak lemah, atau
keram-linu pada separuh tubuh. Gejala bisa pelan-pelan bertambah berat atau langsung
menetap. Lebih sering pada usia tua dengan satu atau lebih faktor resiko.
- Emboli
Kejadiannya mendadak dengan gejala yang menetap. Bersumber dari penyakit jantung, sering
b. Stroke perdarahan
- Perdarahan intraserebral
Penderita tiba-tiba jatuh tanpa sebab lain, disertai langsung atau berangsur penurunan
kesadaran (GCS < 8). Sering kejadian tersebut diawali nyeri kepala, mual/muntah serta tidak
dapat berkomunikasi/berbicara dengan baik. Mata mungkin melirik ke satu sisi, kadang-
- Perdarahan subarakhnoid
Biasanya sakit kepala sangat hebat, ada kaku kuduk yang biasanya tidak ditemui pada
4. Penyebab stroke
Untuk stroke iskemik umumnya disebabkan trombosis serebral atau sumbatan aliran
darah ke otak karena proses aterosklerosis. Bekuan plak (trombus) memblok satu dari
pembuluh darah yang mensuplai ke otak, dan menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang
diperdarahi. Penyebab lainnya adalah hambatan aliran darah otak karena hal lain dari sistim
sirkulasi (emboli serebral), penyakit yang jarang lainnya seperti tumor otak (Shidarta, 1999).
Faktor resiko stroke adalah kelainan atau kondisi yang membuat orang rentan
terhadap serangan stroke. Faktor resiko stroke umumnya dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu :
- Umur
- Ras/bangsa
- Jenis kelamin
- Riwayat keluarga
- Hipertensi
Hipertensi pada kasus iskemik terjadi karena cedera (injuri) pada sel endotel pembuluh darah
yang kemudian berkembang menjadi plak aterosklerotik yang dapat mempersempit lumen
pembuluh darah.
- Fibrasi atrial
- Post stroke
- Abnormalitas lipoprotein
- Perokok
- Peminum alkohol
- Hyperhomochysteinemia
- Obesitas/kegemukan
- Hiperkolesterolemia/hipertrigliserida/hiperglikemia
(Shidarta, 1999).
D. Kerangka Konsep
Pengaruh
Keterangan :
E. Hipotesis
Ha : ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non hemoragik di
Ho : tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien stroke non
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pengumpulan data tentang kecemasan dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah
1. Populasi
Populasi adalah seluruh pasien yang sedang dirawat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ditentukan peneliti dengan teknik sampling yaitu
purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Aziz Alimul, 2003)
- Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik dan masih bisa dimengerti perawat
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
- Komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi perawat (penulis) dengan pasien dalam
memecahkan masalah untuk mengurangi kecemasannya dengan kriteria objektif yaitu terdiri
dari 4 tahap seperti tahap preinteraksi, tahap orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
- Kecemasan adalah pernyataan pasien tentang keadaan yang dialaminya sehubungan dengan
penyakit stroke non hemoragik yang dideritanya dengan kriteria objektif yaitu tidak ada
kecemasan (skor < 14), kecemasan ringan (skor 14-20), kecemasan sedang (skor 21-27), dan
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan mengambil tempat di IRINA F RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
F. Instumen Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari 2 set yaitu dalam
bentuk kuesioner dimana terdapat pertanyaan menurut 13 komponen skala HARS yang
menggunakan skala Guttman (Aziz Alimul, 2003) dan komponen lain dari skala HARS
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu penulis menggunakan teknik
dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, dan data didapat melalui metode
lembar observasi.
H. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan, kemudian data dianalisa secara univariat untuk menggambarkan
varibel dengan menggunakan Wilcoxon Test dengan p value ( < 0,05) (Mastono, 2001).
BAB IV
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, merupakan satu-satunya rumah
sakit terbesar saat ini di Sulawesi Utara yang tergolong tipe B, sehingga dijadikan sebagai
rumah sakit rujukan. Rumah sakit ini mempunyai misi yaitu memberikan pelayanan
kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tempat
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, serta tempat penelitian dan pengembangan ilmu
kedokteran klinis dan keperawatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit ini telah beroperasional secara penuh sejak tahun 1995. terletak di
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan rumah sakit rujukan
untuk wilayah Indonesia Timur bagian Utara yang meliputi : Kalimantan Timur, Sulawesi
Tengah, Maluku dan Irian Jaya. Merupakan rumah sakit pendidikan yang memberikan
pelayanan spesialis dan sub spesialis, serta sebagai tempat pendidikan calon dokter, dan
dokter spesialis dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, yang terdiri
dari : Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu
Penyakit Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Selain itu juga
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan tempat praktek bagi
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan rumah sakit rujukan yang melayani
penderita rujukan dari seluruh Puskesmas dan memiliki instalasi rawat inap yang terdiri dari
IRINA A, IRINA B, IRINA C (C1, C2, C3, C4), IMC (Intensif Medical Care), IRINA D,
IRINA E, IRINA F, IRINA VIP (Anggrek dan Nyiur Melambai), IRDM, IRDB, IRDO,
IRDA, ICU, ICCU, IBS. Memiliki poliklinik yang terdiri dari poliklinik penyakit dalam,
obstetri dan ginekologi, bedah, anak, gigi dan mulut, kulit dan kelamin, mata, jiwa, saraf,
B. Sds
DAFTAR PUSTAKA
Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah ; Salemba Medika. Jakarta.
ang. 2004. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi ; Universitas Indonesia. Jakarta.
2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
tansari. 2005. Komunikasi Keperawatan (dasar-dasar komunikasi bagi perawat) ; Mocomedika. Yogyakarta.
003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ; Salemba Medika. Jakarta.
guna. 1999. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum ; Dian Rakyat. Jakarta.
an. 2004. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol ; PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
k. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
Nomor responden :
Inisial responden :
Umur : thn
Jenis kelamin : (Laki-laki = 1 atau Perempuan = 2)
Pendidikan : (Sarjana/diploma = 4, SMA = 3, SLTP = 2, SD = 1)
n : (PNS = 4, Swasta = 3, Petani/buruh = 2, Tidak ada pekerjaan = 1)
Nomor responden :
Inisial responden :
Umur : thn
Jenis kelamin : (Laki-laki = 1 atau Perempuan = 2)
Pendidikan : (Sarjana/diploma = 4, SMA = 3, SLTP = 2, SD = 1)
n : (PNS = 4, Swasta = 3, Petani/buruh = 2, Tidak ada pekerjaan = 1)
A. Identitas
: Reychie Janis Sanggel
: PO 7120104258
nggal lahir : Bitung, 25 Juni 1986
min : Laki-laki
: Kristen Protestan
: Perum Pinokalan Indah Blok B.16 Kelurahan Pinokalan
Kecamatan Bitung Utara.
B. Riwayat pendidikan
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
JF luv
6073
PENGUNJUNG
hit counter
my spesial day
Mengenai Saya
Juf_Raranta
manado, sulawesi utara, Indonesia
"Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan
menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain
yang telah terbuka"
Lihat profil lengkapku
hit counter
sunset