Airbnb merupalan salah satu platform revolusioner berbasis online yang menyediakan
layanan sewa dan menyewakan tempat menginap yang mana dilakukan secara peer-to-peer
antara penyewa dan tuan rumah melalui platform tersebut. Layanan yang ditemukan pada tahun
2008 oleh Brian Chesky ini sudah digunakan lebih di 190 negara dan memiliki 2 juta lebih
properti. Bisnis model ini juga dikenal dengan istilah Sharing Economy. Namun dibalik semua
kesuksesan itu sama seperti teknologi baru lainnya, Airbnb juga menghadapi masalah seperti ;
perlawanan dari penyedia akomodasi konvensional, masalah hukum bahkan masalah antara
penyewa dan tuan rumah.
Persaingan antara hotel motel dan bnb bersaing dalam sebuah pasar akomodasi turis yang
sangat besar. Ketiganya menawarkan 1 produk yang sama yaitu Kamar atau Penginapan, tetapi
dibedakan dari fasilitas yang masing masing mereka miliki. Seperti motel yang biasanya hanya
meiliki kamar yang kecil dan memiliki akses yang cepat serta dekat dengan jalan raya. Karena
biasanya motel tidak digunakan sebagai tempat menginap diwaktu yang lama, tetapi hanya
sebagai tempat singgah bari traveler yang sedang dalam perjalanan jauh. Sedangkan hotel sangat
concern terhadap fasilitas yang mereka miliki.
Para pelaku bisnis local maupun global menganggap cara Airbnb merupakan praktek bisnis
yang tidak adil dan menuntut Airbnb mematuhi regulasi penyedia jasa penginapan. Seperti untuk
para tamu, terdapat regulasi untuk perlindungan dari akomodasi yang tidak aman bahkan hingga
hukum untuk mencegah adanya diskriminasi seperti melarang akomodasi yang hanya
menyediakan penginapan untuk jenis ras tertentu. Karena memang dalam prakteknya konsumen
Airbnb pernah mengalami diskriminasi dari para tuan rumah dan beberapa kasus lainnya.
Oleh karena itu dalam rangka untuk merespon itu semua, Chesky dan Airbnb sekarang
sudah berfokus untuk memobilisasi dan mengadvokasi para konsumen dan para penyedia
penginapan yang menggunakan aplikasinya.