Anda di halaman 1dari 75

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK

PADA SISWA LAKI-LAKI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS


NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi Sebagai


Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES
UBudiyah Banda Aceh

OLEH :
NOVI W. FRIHARTINE
NIM : 121010210019

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN UBUDIYAH BANDA ACEH
TAHUN 2013

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Diploma IV Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh

Banda Aceh, 02 September 2013


Pembimbing

(ZAHRUL FUADI, SKM, M.Kes)

MENGETAHUI
KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN
STIKES UBUDIYAH INDONESIA

( NURLAILA RAMADHAN, SST )

2
PERNYATAAN PERSETUJUAN

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-
LAKI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2013

NAMA MAHASISWA : NOVI W. FRIHARTINE

NIM : 121010210019

MENYETUJUI :
PEMBIMBING

(ZAHRUL FUADI, SKM, M.Kes)

PENGUJI I PENGUJI II

(RAHMAYANI, SKM, M.Kes) (AGUSSALIM, SKM, M.Kes)

MENYETUJUI MENGETAHUI
KETUA STIKes UBUDIYAH KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN

(MARNIATI, M.Kes) (NURLAILA RAMADHAN, SST)

3
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK


PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMA NEGERI 1
BANDA ACEH TAHUN 2013

Novi W. Frihartine1, Zahrul Fuadi2

xi + 48 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 12 lampiran

Latar Belakang : Perilaku merokok di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda


Aceh disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok, pengaruh
teman, stress skibat pacar, dan stress akibat tekanan dari keluarga. Selain itu
kurangnya sosialisasi masalah bahaya rokok dapat mengakibatkan meningkatnya
perokok di kalangan anak sekolah.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada siswa laki-laki di SMAN 1 Banda Aceh tahun 2013.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat
analitik dengan pendekatan Cross Sectional dilakukan pada tanggal 17 18 Juli
2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X dan XI di
SMAN 1 Banda Aceh Tahun 2013 yang berjumlah 131 orang. Dengan jumlah
sampel 57 responden.
Hasil Penelitian : Analisis ini menunjukkan bahwa Ada pengaruh antara
pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,001. Ada pengaruh
antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri
1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,014. Ada pengaruh
antara sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,000.
Kesimpulan : Ada pengaruh antara pengetahuan, psikososial dan sikap terhadap
perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.
Sebagi saran agar dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih
mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi
siswa serta mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pasa siswa dengan lebih
mengaktifkan bimbingan dan konseling.

Kata Kunci : Perilaku merokok, pengetahuan, psikososial, sikap


Daftar Pustaka : 10 buah buku (2002 - 2010), 5 internet (2008 - 2012), 3 Skripsi
(2008 - 2009)

1
Mahasiswa STIKES UBudiyah Indonesia Program Studi D-IV Kebidanan.
2
Dosen Pembimbing STIKES UBudiyah Indonesia Program Studi D-IV
Kebidanan

4
ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE SMOKING BEHAVIOR IN MALE STUDENT IN


SENIOR HIGH SCHOOL STATE 1 BANDA ACEH YEAR 2013

Novi W. Frihartine1, Zahrul Fuadi2

xi + 48 pages, 9 tables, 2 images, 12 attachments

Background : Smoking behavior at Senior High School Negeri 1 Banda Aceh


caused by the lack of knowledge about the dangers of smoking. The influence of
friends, stress with girlfriend, and stress due to pressure from family. Besides the
lack of socialization problems of smoking can lead to increased smoking among
school children.
Objective : To investigate the factors that influence smoking behavior in male
students at SMAN 1 Banda Aceh in 2013.
Methods : This research is an analytical survey of the cross-sectional approach
at 17 18 Juli 2013. The population in this study were male students of class X
and XI in SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, amounting to 131 people. With a
sample of 57 respondents.
Results : This analysis showed that Ada influence between knowledge on the
behavior of smoking on male students in SMA Negeri 1 Banda Aceh Year 2013,
marked with p-value = 0.001. There are between psychosocial influences on
smoking behavior in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, is
marked with p-value = 0.014. There is the influence of attitudes toward smoking
behavior in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, is marked with p-
value = 0.000.
Conclusion : No effect between knowledge, psychosocial and behavioral attitudes
toward smoking in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh Year 2013. As a
suggestion in order to provide input to the school to better control students from
smoking and reinforce the smoking rules for students and anticipate stress that
may occur pasa enable students with more guidance and counseling.

Keywords: Smoking behavior, knowledge, psychosocial, attitude


References: 10 books (2002-2010), 5 internet (2008-2012), 3 Thesis (2008-2009)

1
Student STIKES U'Budiyah Indonesian Studies Program Midwifery D-IV.
2
Dosen Advisors STIKES U'Budiyah Indonesian Studies Program Midwifery D-IV

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan.

Skripsi ini dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 Skripsi ini

disusun untuk memenuhi tugas akhir di STIKES UBudiyah Program Studi D-IV

Kebidanan. Sehubungan dengan tersusunnya Skripsi ini peneliti dapat mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus

peneliti menyampaikan terima kasih kepada Bapak Zahrul Fuadi, SKM, M.Kes,

selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan arahan dalam

penyusunan Skripsi ini.

1. Bapak Dedy Zefrizal, ST, selaku ketua Yayasan Pendidikan STIKes

UBudiyah Indonesia.

2. Ibu Marniati, SE, M.Kes, selaku ketua STIKes UBudiyah Indonesia.

3. Ibu Nurlaila Ramadhan, SST, selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan

UBudiyah Indonesia.

4. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banda Aceh, dimana peneliti

mengambil data untuk penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Staf Dosen Prodi D-IV Kebidanan STIKes UBudiyah Indonesia

6
6. Teristimewa untuk ayah dan ibunda, suami serta anak tercinta yang telah

dengan sabar memberikan motivasi dan semangat sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

7. Serta sahabat-sahabat dan rekan seperjuangan Prodi D-IV Kebidanan

UBudiyah Indonesia

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT,

dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin dan semoga Skripsi ini

bermanfaat, khususnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan peneliti terima

dengan senang hati demi penyempurnaan Skripsi ini di masa yang akan datang.

Banda Aceh, September 2013

Peneliti

7
DAFTAR ISI

Halaman

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
1. Tujuan Umum 4
2. Tujuan Khusus 4
D. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Perilaku Merokok 6
1. Pengertian Perilaku Merokok 6
2. Klasifikasi Perokok 7
3. Efek Merokok 9
4. Dampak Merokok 10
B. Faktor Penyebab Perubahan Perilaku 12
1. Pengetahuan 12
2. Psiososial 15
3. Sikap 19
C. Kerangka Pemikiran 21
8
D. Kerangka Konsep 22
E. Hipotesa 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 24
B. Populasi dan Sampel 24
C. Tempat dan Waktu 26
D. Teknik Pengumpulan Data 26
E. Definisi Operasional 27
F. Instrumen Penelitian 28
G. Pengolahan Data 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 32
1. Sejarah SMA Negeri 1 Banda Aceh 32
2. Letak Geografis 32
3. Jumlah Tenaga Kerja (SDM) 33
4. Fasilitas 34
B. Hasil Penelitian 35
1. Analisa Univariat 35
2. Analisa Bivariat 37
C. Pembahasan 40

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 48
B. Saran 48

9
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Proportional Stratified Sampling 25

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional 26

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di


SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 34

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Siswa Laki-laki di SMA


Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-laki di SMA


Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 35

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-laki di SMA


Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 35

Tabel 4.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa


Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 36

Tabel 4.6 Pengaruh Psikososial Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa


Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 36

Tabel 4.7 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki
Di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 37

10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 28

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 Surat Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 Kuesioner

Lampiran 8 Tabel Skor

Lampiran 9 Master Tabel

Lampiran 10 Hsil Pengolahan SPSS

Lampiran 11 Jadwal Kegiatan

Lampiran 12 Lembar Konsul

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok

menjadi semakin serius. Jumlah perokok dunia mencapai 1,35 miliar orang. Di

Negara-negara berkembang seperti Indonesia jumlah perokok dari waktu ke

waktu semakin meningkat. Pada tahun 1995 prevalensi perokok penduduk 15

tahun adalah 26,9%. Pada tahun 2001 meningkat menjadi 31,5%. Pada tahun

2007 mencapai 34,2%. Kemudian tahun 2010 naik lagi menjadi 34,7%

(Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Global Adult Tobbaco Survey

(GATS) dilansir Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa

190.260 orang di Indonesia meninggal dunia akibat konsumsi rokok berarti

sekitar 500 orang perhari penduduk Indonesia meninggal akibat konsumsi

rokok. Rokok tidak secara langsung menjadi penyebab kematian seseorang,

namun zat-zat yang terkandung dalam rokok terbukti menjadi penyebab utama

berbagai penyakit kronis (Suryanto, 2013).

Zat-zat yang terkandung dalam rokok antara lain nikotin yaitu zat

yang mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk terus

menghisap rokok, tar yaitu bahan dasar pembuat aspal yang dapat menempel

pada paru-paru dan dapat menimbulkan kanker, karbonmoniksida yaitu gas

yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini mengikat oksigen

13
14

dalam tubuh, zat karsinogen yaitu zat yang dapat memicu pertumbuhan sel

kanker dalam tubuh, zat iritan yaitu zat yang dapat mengotori saluran udara

dan kantung udara dalam paru-paru (Wijaya, 2012).

Umumnya tidak ada satupun organ di dalam tubuh yang tidak

terpengaruh oleh asap rokok hampir semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok.

Hal ini karena di dalam satu batang rokok mengandung 4.000 senyawa kimia

yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik) atau karsinogenik (dapat

menyebabkan kanker). Penyakit yang disebabkan oleh rokok, yaitu kanker

paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks, kanker

kerongkongan, kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, kanker

tenggorokan, serangan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), asteroklerosis,

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), impotens, darah tinggi (hipertensi),

gangguan kesuburan, memperburuk ashma dan radang saluran nafas, beresiko

lebih tinggi mengalami macula (hilangnya penglihatan secara bertahap),

katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda gigi dan gusi,

mengambangkan sariawan di usus dan merusak penampilan (Yudhe, 2013).

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah perokok

terbesar di dunia. Menurut data WHO pada tahun 2008, dapat disimpulkan

bahwa Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan India pada

sepuluh Negara perokok terbesar di dunia. Jumlah perokok di Indonesia

mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu China 390 juta perokok dan India

144 juta perokok (Endrawanch, 2009).


15

Perokok dimasyarakat Indonesia ternyata tidak hanya kalangan

dewasa saja, namun sudah merambat ke kalangan remaja. Data WHO tahun

2008 menyebutkan bahwa 63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah

perokok. Sedangkan statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia yaitu

24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita (Endrawanch, 2009).

Berdasarkan studi awal yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Banda Aceh dari 15 orang siswa laki-laki terdapat 9 orang yang

merokok dan 6 orang yang tidak merokok, diantara 9 orang terdapat 4 orang

tanpa sepengetahuan orang tuanya dan 5 orang sepengetahuan orang tuanya.

Faktor faktor yang mempengaruhi mereka merokok antara lain salah satu di

keluarganya ada perokok, stress menghadapi tekanan di sekolah, ada masalah

dengan teman dan pacar, mengikuti teman yang juga perokok, dan ada masalah

keluarga. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda

Aceh dikarenakan agar peneliti dapat mengambil sampel lebih banyak untuk

hasil penelitian yang optimal dan dapat meminimalisir waktu dan biaya yang

dikeluarkan oleh peneliti.

Stress tidak hanya mempengaruhi individu untuk mengkonsumsi

rokok, namun juga yang sudah menjadi perokok. Dengan demikian peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di Menengah Atas

Negeri 1 Banda Aceh 1 Banda Aceh tahun 2013.


16

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah adakah

faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah

Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013?.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku merokok

pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

b. Untuk mengetahui pengaruh psikososial terhadap perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

c. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku merokok pada siswa

laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

D. Manfaat

1. Bagi Responden

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan agar dapat memberikan

pengetahuan bagi remaja mengenai dampak buruknya perilaku merokok

bagi diri dan sekitarnya.


17

2. Bagi Tempat Penelitian

Untuk memberikan masukan bagi pihak sekolah agar lebih mengontrol

siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa serta

mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pada siswa dengan lebih

mengaktifkan bimbingan dan konseling.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama

perkuliahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Perilaku Merokok

1. Pengertian Perilaku Merokok

Wibisono (2008) menyatakan bahwa perilaku merokok merupakan

kebiasaan yang sudah membudaya di Negara Indonesia. Konsumsi rokok

terus meningkat setiap tahun dengan total perokok aktif di Indonesia pada

tahun 2008 adalah sekitar 70% dari total penduduk. Oleh karena itu,

bukanlah sesuatu yang mencengangkan jika setiap saat dapat dijumpai orang

yang merokok di tempat-tempat umum, seperti pasar, angkot, jalan-jalan,

bahkan rumah sakit, tidak terkecuali lingkungan pendidikan seperti sekolah

dan kampus.

Perilaku merokok dilakukan oleh orang dari berbagai lapisan

masyarakat, dari yang tua sampai yang muda, juga tidak mengenal

perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan. Perilaku merokok pada

pelajar pun merupakan fenomena sosial yang sudah amat sangat lumrah

ditemui dilingkungan sekolah (Arum, 2008).

Rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah

atau kertas. Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar

tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok

maupun menggunakan pipa (Arum, 2008). Senada dengan itu definisi

merokok juga dikemukakan oleh amstrong seperti yang dikutip oleh

18
19

Nasution (2007) yakni menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam

tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.

2. Klasifikasi Perokok

Perwitasari (2006) mengungkapkan bahwa tingkatan merokok

setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa sering seseorang

merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya merokok. Namun

sebelumnya perlu diketahui bahwa seseorang dikatakan sebagai perokok

jika ia memiliki kebiasaan merokok minimal 4 batang setiap hari dan telah

menghisap 100 batang rokok dalam hidupnya.

Mutadin (2004) mengelompokkan perokok menjadi beberapa tipe,

sebagai berikut :

a. Perokok sangat berat yaitu perokok yang mengkonsumsi rokok lebih dari

31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bagun pagi

b. Perokok berat yaitu perokok yang merokok sekitar 21-30 batang sehari

dengan selang waktu sejak bangun tidur pagi berkisar antara 6-30 menit

c. Perokok sedang yaitu perokok yang menghabiskan rokok 11-21 batang

dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun tidur

d. Perokok ringan yaitu menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan

selang waktu diatas 60 menit dari bangun tidur.

Selanjutnya menurut Silvan dan Tomkins (dikutip oleh Mutadin,

2004), terdapat tiga tipe perilaku merokok berdasarkan Management of

Affect Theory yakni sebagai berikut :


20

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Green seperti yang

dikutip oleh Perwitasari (2006) menambahkan ada tiga sub tipe ini, yaitu:

1) Pleasure relaxtion, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah minum kopi atau makan.

2) Simulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3) Pleasure of handing the cigarette, perilaku merokok dilakukan hanya

karena kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok sedangkan

untuk menghisapnya hanya butuh waktu beberapa menit saja. Ada

pula perokok yang lebih senang berlama-lama untuk memainkan

rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia menyalakan apinya.

b. Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Banyak orang yang

merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya (perwitasari,

2006). Misalnya merokok bila marah, gelisah, rokok dianggap sebagai

penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak

terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif. Perokok yang sudah adiksi, akan

menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek rokok

yang dihisapnya berkurang

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Perokok tipe ini

menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengandalikan perasaan

mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat


21

dikatakan pada tipe ini, merokok sudah merupakan suatu perilaku yang

bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan atau disadari.

Pengklasifikasian perilaku merokok juga dapat dilihat dari tempat

orang tersebut merokok, seperti yang diungkapkan oleh Trim (dikutip oleh

Perwitasari, 2006), sebagai berikut :

a. Merokok ditempat umum atau ruang publik

1) Kelompok homogen (sama-sama perokok secara bersama-sama

mereka menikmati kebiasaanya)

2) Kelompok heterogen (merokok ditengah orang lain yang tidak

merokok)

b. Merokok ditempat-tempat yang bersifat pribadi

1) Di kantor atau kamar pribadi. Perokok yang merokok di ruangan

pribadi digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan

diri, penuh rasa gelisah dan mencekam

2) Di toilet. Perokok yang merokok di toilet digolongkan sebagai orang

yang suka berfantasi.

3. Efek merokok

Rokok mengandung setidaknya 4000 zat kimia antara lain nikotin,

karbonmonoksida, tar dan lain sebagainya. Ketiga zat tersebut merupakan

zat kimia yang paling membahayakan kesehatan manusia. Karbon

monoksida merupakan gas yang dapat langsung diserap pembuluh darah

sehingga berpengaruh langsung pada fungsi fisiologis seperti mengurangi

kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah. Tar adalah partikel residu yang
22

terdapat pada asap rokok. Sementara itu nikotin merupakan zat yang

menyebabkan ketergantungan seseorang pada rokok.

4. Dampak Merokok

Perilaku merokok dapat menimbulkan banyak penyakit dan

memperberat penyakit lainnya (Perwitasari, 2006). Menurut Amstrong

seperti yang dikutip oleh Perwitasari (2006), penyakit jantung koroner,

diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, dan ashma merupakan

penyakit-penyakit yang berkaitan dengan akibat perilaku merokok. Ahnyar

(2009) menambahkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di Amerika

Serikat dan Inggris, ditemukan bahwa kebiasaan merokok memperbesar

kemungkinan timbulnya AIDS dua kali lebih cepat pada pengidap HIV.

Dalam penelitian lain yang dilakukan di Jerman ditemukan bahwa

responden yang memiliki ketergantungan nikotin akibat perilaku merokok

memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden

perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan (Ahnyar, 2009).

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa

membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).

Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat

bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru terjadi

peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Ahnyar, 2009).

Akibat perubahan anatomi saluran nafas, pada perokok akan timbul

perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya.


23

Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun.

Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,

termasuk emfisema paru-paru, bronkhitis kronis, dan asma (Ahnyar, 2009).

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti

dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan

merokok, terutama ciggarete, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan

ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama

terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren,

dibenzopiren dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar

berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan

perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-

30 kali lebih sering (Ahnyar, 2009).

Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama

(main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke)(Ahnyar, 2009).

Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok,

sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke

udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Berdasarkan uraian diatas, perilaku merokok berdampak pada

kesehatan fisiologis dan psikologis seseorang. Dampak perilaku merokok

tidak hanya akan dirasakan oleh perokok itu saja tapi juga akan dirasakan

oleh orang-orang yang berada di sekitar perokok.


24

B. Faktor Penyebab Perubahan Perilaku

Stressor didefinisikan sebagai kondisi-kondisi, naik fisik, lingkungan

dan sosial yang menyebabkan terjadinya stress (Yusuf, 2008). Penyebab stress

dapat datang dari sudut kehidupan manapun seperti aspek bioecological

(lingkungan), pekerjaan, serta aspek psikososial (Putri, 2008) dengan rincian

sebagai berikut :

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2010).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002), Pengetahuan

(knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior).


25

Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan

orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan

terjadi proses sebagai berikut :

1) Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus)

2) Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini

sikap subyek sudah mulai timbul.

3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya

terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah tidak baik lagi.

4) Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari


26

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, adanya prinsip terhadap obyek yang

dipelajari.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lainnya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.
27

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2010).

Penentuan kategori penelitian menurut Arikunto (2004) sebagai

berikut :

1) 76-100%, jika pertanyaan yang benar dijawab oleh responden adalah

kategori baik.

2) 61-75%, pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah

Kategori Cukup.

3) < 60%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah

kategori kurang.

2. Aspek Psikososial, psikologis dan sosial

a. Aspek Psikososial

Aspek Psikososial, mencakup perubahan-perubahan yang terjadi

dalam kehidupan, seperti ketika masuk kuliah pada hari yang pertama,

pindah rumah, menikah, melahirkan, kematian anggota keluarga,

persahabatan, masalah percintaan dan lain sebagainya.

Sejalan dengan hal itu, Nasution (2007) mengungkapkan bahwa

stressor dapat berwujud atau berbantuk fisik, seperti polusi udara, dapat

juga berkaitan dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial, ataupun

hanya pikiran dan perasaan individu sendiri yang menganggap sesuatu

hal sebagai ancama, baik nyata maupun hanya imajenasi.


28

Sementara itu Yusuf (2008) mengklasifikasikan stressor ke

dalam tiga kelompok besar, yakni fisik-biologik, psikologik, dan sosial.

Faktor fisik-biologik artinya faktor yang berasal dari kondisi fisik atau

kondisi biologis individu. Seperti penyakit yang sulit disembuhkan, cacat

fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, dan merasa

penampilan kurang menarik.

Faktor psikologik merupakan faktor-faktor yang merupakan

kondisi psikis individu, seperti negative thinking (buruk sangka), frustasi

(kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan), hasud

(iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik

pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan.

b. Aspek Psikologis

Ada tiga faktor psikologis yang terlibat disini, yaitu:

1) Perceived control, yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai

stressor itu sendiri

2) Learned helplessness, yaitu reaksi tidak berdaya akibat seringnya

mengalami peristiwa yang berada di luar kendalinya. Produk akhirnya

adalah motivational deficit (menyimpulkan bahwa semua upaya

adalah sia-sia), cognitive deficit (kesulitan mempelajari respon-respon

yang dapat membawa hasil yang positif), dan emotional deficit (rasa

tertekan karena melihat bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa dan

situasinya tak terkendalikan lagi)


29

3) Hadriness, yaitu keberanian dan ketangguhan yang terdiri dari tiga

karakteristik:

a) Keyakinan bahwa seseorang dapat mengendalikan atau

mempengaruhi apa yang terjadi padanya

b) Komitmen, keterlibatan dan makna pada apa yang dilakukan dari

hari demi hari

c) Fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, seolah-

olah perubahan merupakan tantangan untuk pertumbuhannya.

c. Aspek Sosial

Peristiwa penting dalam hidup merupakan stressor sosial yang

berpengaruh. Selain itu, tugas rutin sehari-hari ternyata juga berpengaruh

terhadap kesehatan jiwa. Dukungan sosial yang mencakup dukungan

emosional, dukungan nyata, dan dukungan informasi turut

mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress.

Carson dan Butcher (2005) mengungkapkan definisi yang lebih

konseptual mengenai stressor yakni meliputi semua hal atau situasi baik

itu positif maupun negatif yang menuntut penyesuaian diri dari individu.

Stressor menurut Carson dan Butcher (2005) terdiri dari tiga hal utama,

yakni sebagai berikut:

1) Frustasi (frustrations)

Individu merasa frustasi ketika usaha yang dilakukannya

menghadapi suatu rintangan. Frustasi juga bisa terjadi ketika individu

tersebut gagal dalam mencapai tujuan yang diharapkannya. Frustasi


30

membuat individu tidak mampu untuk menanggulangi masalah yang

dihadapinya karena disebabkan individu tersebut memiliki perasaan

bahwa ia tidak memiliki daya dan kemampuan sehingga gagal dalam

mencapai tujuannya. Frustasi bisa disebabkan oleh berbagai macam

hal, baik yang bersifat internal (misal keterbatasan fisik, kesendirian,

dan perasaan bersalah) maupun eksternal (misal deskriminasi dan

masalah relasi dengan orang lain)

2) Konflik (conflicts)

Dalam banyak hal stress disebabkan oleh dua atau lebih

kebutuhan yang muncul secara bersamaan. Individu dituntut untuk

menentukan pilihan dan ketika itulah konflik terjadi. Konflik dapat

terjadi dalam tiga situasi yakni pertama, ketika individu harus memilih

satu diantara dua atau lebih pilihan yang sama-sama meyenangkan

dalam satu waktu yang bersamaan, misalnya adalah pilihan dalam

menentukan film yang akan ditonton saat ke bioskop. Kedua, ketika

individu harus memilih satu diantara dua atau lebih pilihan yang

sama-sama tidak menyenangkan dalam satu waktu yang bersamaan.

Misalnya adalah ketika seseorang mahasiswa harus menentukan

pilihannya untuk berangkat kuliah atau tidak, yang mana jika ia tidak

berangkat kuliah, maka ia akan melewatkan ujian akhir, manun jika ia

berangkat kuliah, ia akan bertemu dengan orang-orang yang tidak

ingin ditemuinya.
31

Ketiga, ketika individu akan merasakan dilema atas akibat

positif dan negatif yang akan dihadapi ketika ia harus menentukan

sebuah pilihan. Misalnya ada seorang mantan perokok ingin merokok

ketika berada di dalam sebuah pesta namun ia menyadari jika ia

merokok akan membahayakan status sosialnya yang telah berubah

menjadi seorang nonperokok.

3) Tekanan (Pressures)

Stress tidak hanya berasal dari frustasi dan konflik, tapi juga

bisa dari pressures untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk

berperilaku dalam cara-cara tertentu. Secara umum, pressures

menuntut individu untuk meningkatkan kecepatannya dalam

bertindak, bahkan dapat mengubah arah perilakunya.

3. Sikap

a. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah

seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu suatu tindakan


32

atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo, 2010).

b. Komponen sikap

Menurut allport dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa

sikap mempunyai tiga komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend behave).

c. Tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan:

1) Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah salah

satu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah.


33

4) Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko dan merupakan

sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2010).

d. Pembagian sikap

Menurut Notoatmodjo (2010) sikap dibagi dalam dua arah,

yaitu:

1) Sikap positif adalah orang yang setuju, mendukung atau memihak

terhadap suatu objek sikap.

2) Sikap negatif adalah orang yang tidak setuju atau tidak mendukung

terhadap suatu objek.

C. Kerangka Pemikiran

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh


beberapa faktor, diantaranya
meliputi:
a. Pengetahuan
b. Umur
c. Intelegensi
d. Lingkungan
e. Sosial Budaya
f. Pendidikan
g. Informasi
h. Pengalaman (Notoatmodjo,
2010)
Perilaku Merokok

Menurut Carson dan Butcher (2005)


perilaku Seseorang dipengaruhi
oleh:
a. aspek Psikososial
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Sosial

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


34

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah suatu hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin di

teliti. Kemudian konsep tersebut harus di gambarkan ke dalam sub-sub variabel

(Arikunto, 2004).

V. Independen V. Dependen

Pengetahuan

Perilaku Merokok
Psikososial
pada siswa laki-laki

Sikap

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesa

Dari kerangka konsep diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

b. Ha : Ada hubungan antara psikososial dengan perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013


35

c. Ha : Ada hubungan antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa

laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh 1 Tahun 2013


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode analitik dengan

pendekatan Cross Sectional (Bisri, 2008). Cross sectional merupakan

rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada

waktu penelitian sedang berlangsung (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Berdasarkan pendapat

di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-

laki kelas X dan XI di Menengah Atas Negeri Tahun 2013 yang berjumlah

131 orang

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo, (2010) Sampel adalah sebagian yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.

36
37

Dengan menggunakan rumus slovin (Notoatmodjo, 2010), sebagai

berikut:

n= N
1 + N (d2)
Keterangan:

N : Besar Populasi

n : Besar Sampel

d : Tingkat Kepercayaan (ketepatan yang diinginkan) sebesar 90%

n= N
1 + N (d2)

n= 131
1 + 131 (0,12)

n= 131
1 + 131 (0,01)

n= 131
1 + 1,31

n= 131 = 56,7
2,31

Jadi, jumlah sampel yang digunakan berjumlah 57 orang

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

proportional stratified sampling adalah pengambilan sampel dilakukan

berdasarkan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-

masing strata/kelas (Notoatmodjo, 2010).

SPI = n x JS
N
38

Keterangan:

SPI = Jumlah sampel pada tiap-tiap subpopulasi

n = Jumlah responden dalam subpopulasi

N = Jumlah responden dalam populasi

JS = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Tabel 1 Tabel proportional stratified sampling

No Kelas Jumlah Responden Jumlah sampel


dalam subpopulasi yang
dibutuhkan
1 X1 15 7
2 X2 13 6
3 X3 12 5
4 X4 12 5
5 X5 12 5
6 X6 14 6
8 XI-IA-1 8 4
9 XI-IA-2 12 5
10 XI-IA-3 10 4
11 XI-IA-4 10 4
14 XI-IS-1 13 6
Total 131 57

C. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda

Aceh.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 17 18 Juni Tahun 2013.


39

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer di peroleh dengan cara memberikan kuisioner kepada

responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Instansi terkait

lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6
Variabel Depenen
1. Perilaku Kebiasaan Membagikan Kuisioner - Merokok Ordinal
merokok merokok kuisioner yang
pada siswa pada siswa terdiri dari 1 - Tidak merokok
laki-laki laki-laki baik pertanyaandengan
dilingkungan kriteria
terbuka
maupun Merokok, jika
tertutup jawaban ya

Tidak Merokok,
jika jawaban
tidak
Variabel Independen
1. Pengetahuan Segala Membagikan Kuisioner -Baik Ordinal
sesuatu kuisioner yang
informasi terdiri dari 10 -Cukup
yang di dapat pertanyaan
tentang dengan kriteria -Kurang
perilaku Penentuan
merokok kategori

76-100%, jika
pertanyaan yang
benar dijawab
oleh responden
adalah kategori
baik.

61-75%,
40

pertanyaan yang
dijawab benar
oleh responden
adalah Kategori
Cukup.

< 60%, jika


pertanyaan yang
dijawab benar
oleh responden
adalah kategori
kurang
2. Psikososial Aspek yang Membagikan Kuisioner -Mempengaruhi Ordinal
mencakup kuisioner yang
perubahan- terdiri dari 10 -Tidak
perubahan pertanyaandengan Mempengaruhi
yang terjadi kriteria
dalam
kehidupan Mempengaruhi,
jika jawaban
benar x 6

Tidak
Mempengaruhi,
jika jawaban
benar x < 6
3. Sikap Perilaku Membagikan Kuisioner -Positif Ordinal
individu kuisioner yang
dalam terdiri dari 5 -Negatif
menghadapi pertanyaandengan
perilaku kriteria
merokok
positif, jika
jawaban benar x
3

negatif, jika
jawaban benar x
<3

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisikan 26 pertanyaan yang sudah disusun secara terstruktur. Variabel

dependen yaitu perilaku merokok terdiri atas 1 pertanyaan pilihan terpimpin.

Variabel independen yaitu pengetahuan 10 pertanyaan , 10 pertanyaan tentang

psikososial dan 5 pertanyaan untuk sikap dengan jawaban pilihan terpimpin.


41

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui kuesioner, maka dilakukan

pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut:

a. Seleksi data (Editing)

Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang

diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam

penelitian.

b. Pemberian kode (Coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode

tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan

analisis data.

c. Pengelompokkan data (Tabulating)

Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama

dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan,

kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel (Notoatmodjo, 2010).

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil

penelitian.Pada umumnya dalam analisa hanya menghasilkan distribusi

dari tiap variable (Notoatmodjo, 2010).


42

Selanjutnya data dimasukkan dalam tabel data frekuensi, analisis

ini menggunakan rumus sebagai berikut:

f
P x100%
n

Keterangan:

P = Persentase

f = frekuensi yang diamati

n = jumlah responden yang menjadi sampel (Notoatmodjo, 2010).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel

bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terkait.

Analisa data yang digunakan adalah tabel silang. Untuk menguji hipotesa

dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Khi Kuadrat (Chi-

Square) pada tingkat kemaknaan 95% (p < 0,05) sehingga dapat

diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik

menggunakan program SPSS for windows very 16.00. Melalui

perhitungan Khi Kuadrat (Chi-square) tes selanjutnya ditarik kesimpulan

bila P lebih kecil dari alpha (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima,

yang menunjukkan adanya pengaruh bermakna antara variabel dependen

dan independen dan jika P lebih besar dari alpha (P > 0.05) maka Ho

diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan tidak adanya pengaruh

bermakna antara variabel dependen dan independen.

Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk

program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut:


43

1) Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari

5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.

2) Bia pada tabel Contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan)

kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity

Correction.

3) Bila tabel Contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan

lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square.

4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi

harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga

menjadi table Contingency 2x2 (Notoatmodjo, 2010)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banda Aceh

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh merupakan sekolah

tertua di Banda Aceh yang berdiri pada tanggal 1 September 1946

menempati gedung peninggalan Belanda yang bergaya Romawi, bertekad

mendidik putra-putri bangsa menjadi alumni yang dilahirkan sekolah ini.

Gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 telah meluluh lantahkan daerah ini

membuat Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh melakukan berbagai

pembenahan. Secara simultan sekolah terus menyiapkan diri menjadi

sekolah yang tetap digemari masyarakat. Ternyata masyarakat telah

menampakkan keinginan yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya di

sekolah ini. Akhirnya Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh ditetapkan

sebagai sekolah unggul di kota Banda Aceh.

2. Letak Geografis

Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh terletak di Jln. Prof A. Majid

Ibrahim no. 7 kecamatan Jaya baru yang berbatasan dengan :

a. Bagian Utara berbatasan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Banda Aceh

b. Bagian Selatan berbatasan dengan Rumah Sakit Gigi Universitas Syiah

Kuala

44
45

c. Bagian barat berbatasan dengan perumahan masyarakat Gampong Punge

d. Bagian Timur berbatasan dengan Lapangan Blang Padang

3. Jumlah Tenaga Kerja (SDM)

Jumlah tenaga kerja (sumber daya manusia/SDM) yang ada di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh berjumlah 64 orang yaitu

terdiri dari:

a. Kepala sekolah = 1 orang

b. Wakil kepala sekolah = 1 orang

c. Guru Matematika = 10 orang

d. Guru Bahasa Indonesia = 5 orang

e. Guru Pendidikan Kewarganegaraan = 5 orang

f. Guru Olah Raga = 2 orang

g. Guru Sejarah = 3 orang

h. Guru Tata Boga = 1 orang

i. Guru Fisika = 4 orang

j. Guru Akuntansi = 1 orang

k. Guru Bahasa Inggris = 5 orang

l. Guru Kimia = 7 orang

m. Guru Biologi = 4 orang

n. Guru Bimbingan Konseling = 3 orang

o. Guru Pendidikan Agama Islam = 3 orang

p. Guru Ekonomi = 1 orang

q. Guru Kesenian = 1 orang


46

r. Staf = 7 orang

4. Fasilitas

Fasilitas yang tersedia di sekolah Menengah Atas Negeri 1 yaitu:

a. 17 ruangan untuk kelas, terdiri dari:

1) Kelas X : 6 Ruangan

2) Kelas XI IA : 5 Ruangan

3) Kelas XI IS : 1 Ruangan

4) Kelas XII IA : 4 Ruangan

5) Kelas XII IS : 1 Ruangan

b. 3 ruangan untuk Laboratorium, terdiri dari:

1) Laboratorium Fisika : 1 Ruangan

2) Laboratorium Kimia : 1 Ruangan

3) Laboratorium Komputer : 1 Ruangan

c. 1 ruangan untuk kantin

d. 1 ruangan untuk perpustakaan

e. 1 ruangan untuk aula

f. 1 ruangan untuk koperasi

g. 2 lapangan parker

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 17 18 Juni Tahun 2013. Dari

data yang dikumpulkan terdapat 57 siswa dari populasi seluruh siswa yang

bersekolah di SMA Negeri 1 Banda Aceh. Data dikumpulkan melalui


47

kuesioner, data dari hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

a. Perilaku Merokok

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Siswa
Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

No Perilaku Merokok Frekuensi Persentase (%)


1. Merokok 42 73,7
2. Tidak Merokok 15 26,3
Jumlah 57 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57

responden yang diteliti ditemukan mayoritas siswa merokok, yaitu

sebanyak 42 responden (73,7%).

b. Pengetahuan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Siswa Laki-Laki
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 9 15,8
2. Cukup 11 19,3
3. Kurang 37 64,9
Jumlah 57 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57

responden yang diteliti ditemukan mayoritas siswa memiliki pengetahuan

kurang tentang rokok, yaitu sebanyak 37 responden (64,9%).


48

c. Psikososial

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-Laki
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

No Psikososial Frekuensi Persentase (%)


1. Mempengaruhi 35 61,4
2. Tidak Mempengaruhi 22 38,6
Jumlah 57 100,0
No Psikososial Frekuensi Persentase (%)
1. Mempengaruhi 35 61,4
2. Tidak Mempengaruhi 22 38,6
Jumlah 57 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57

responden yang diteliti ditemukan mayoritas psikososial siswa

mempengaruhi perilaku merokok, yaitu sebanyak 35 responden (61,4%).

d. Sikap

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Sikap pada Siswa Laki-Laki
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

No Sikap Frekuensi Persentase (%)


1. Positif 37 64,9
2. Negatif 20 35,1
Jumlah 57 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57

responden yang diteliti ditemukan mayoritas sikap siswa positif terhadap

perilaku merokok, yaitu sebanyak 37 responden (64,9%).


49

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Perokok pada Siswa Laki-


Laki

Adapaun hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan

perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5
Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok
Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

N Pengetahuan Perilaku Merokok Jumlah Uji


o Merokok Tidak Statistik
Merokok
f % F % f % p-value
1. Baik 2 22,2 7 77,8 9 100
2. Cukup 7 63,6 4 36,4 11 100 P = 0,001
3. Kurang 33 89,2 4 10,8 37 100
Jumlah 42 73,7 15 26,3 57 100
Signifikasi : P > 0,05

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dari 9 responden yang memiliki

pengetahuan baik terdapat 2 responden (22,2%) yang merokok dan 7

responden (77,8%) tidak merokok. Dari 11 responden yang memiliki

pengetahuan cukup terdapat 7 responden (63,6%) yang merokok dan 4

responden (36,4%) yang tidak merokok. Dari 37 responden yang

memiliki pengetahuan kurang terdapat 33 responden (89,2%) yang

merokok dan 4 responden (10,8%) yang tidak merokok.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-

square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001

yang berarti lebih kecil dari -value (0,05). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku


50

merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda

Aceh Tahun 2013.

b. Pengaruh Psikososial terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-


Laki

Tabel 4.6
Pengaruh Psikososial Terhadap Perilaku Merokok Pada
Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

N Psikososial Perilaku Merokok Jumlah Uji


o Merokok Tidak Statistik
Merokok
f % F % F % p-value
1. Mempengaruhi 30 85,7 5 14,3 35 100
2. Tidak 12 54,5 10 45,5 22 100
Mempengaruhi P = 0,014
Jumlah 42 73,7 15 26,3 57 100
Signifikasi : P > 0,05

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dari 35 responden yang mendapat

pengaruh psikososial terdapat 30 responden (85,7%) yang merokok dan 5

responden (14,3%) yang tidak merokok. Dari 22 responden yang tidak

mendapat pengaruh psikososial terdapat 12 responden (54,5%) yang

merokok dan 10 responden (26,3%) yang tidak merokok.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-

square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,014

yang berarti lebih kecil dari -value (0,05). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa ada pengaruh antara psikososial terhadap perilaku

merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda

Aceh Tahun 2013.


51

c. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki

Tabel 4.7
Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Merokok Pada
Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013

N Sikap Perilaku Merokok Jumlah Uji


o Merokok Tidak Statistik
Merokok
f % f % f % p-value
1. Positif 36 97,3 1 2,7 37 100
2. Negatif 6 30,0 14 70,0 20 100 P = 0,000
Jumlah 42 73,7 15 26,3 57 100
Signifikasi : P > 0,05

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dari 37 responden yang memiliki

sikap positif terdapat 36 responden (97,3%) yang merokok dan 1

responden (2,7%) yang tidak merokok. Dari 20 responden yang memiliki

sikap negative terdapat 6 responden (30,0%) yang merokok dan 14

responden (70,0%) yang tidak merokok.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-

square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000

yang berarti lebih kecil dari -value (0,05). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa ada pengaruh antara sikap terhadap perilaku merokok

pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh

Tahun 2013.
52

C. Pembahasan

1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-


Laki

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun

2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 diatas, dari 9 responden yang

memiliki pengetahuan baik terdapat 2 responden (22,2%) yang merokok dan

7 responden (77,8%) tidak merokok. Dari 11 responden yang memiliki

pengetahuan cukup terdapat 7 responden (63,6%) yang merokok dan 4

responden (36,4%) yang tidak merokok. Dari 37 responden yang memiliki

pengetahuan kurang terdapat 33 responden (89,2%) yang merokok dan 4

responden (10,8%) yang tidak merokok.

Hasil penelitian ini juga terbukti setelah diuji statistik uji chi-

square dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana didapat

nilai p-value (0,001) lebih kecil dari nilai -value (0,05), yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh yang

signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa laki-

laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002), Pengetahuan

(knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran,


53

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Lawrence

Green sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa

salah satu faktor yang menentukan faktor predisposisi, termasuk diantaranya

adalah pengetahuan. Sementara itu, WHO dalam Notoatmodjo (2003)

menganalisis bahwa pengetahuan merupakan salah satu alasan pokok yang

menyebabkan seseorang berperilaku. Dalam hal merokok, dapat dijelaskan

bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang cukup terkait rokok

cenderung untuk tidak merokok, sebaliknya responden yang memiliki

pengetahuan yang kurang tentang merokok cenderung berperilaku merokok.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Amelia Adisti (2009)

yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

merokok terutama pada remaja. Hasil penelitian mereka memperlihatkan

bahwa dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok maka

perilaku merokok akan jarang dilakukan. Begitu pula sebaliknya. Nilai p-

value 0,001 (p = 0,05)

Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui, peneliti

berasumsi bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki. Banyaknya remaja

yang merokok disebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang rokok.


54

Pada penelitian ini timbul masalah dimana masih terdapat 2 responden yang

berpengetahuan baik namun tetap merokok. Pada saat dilakukan penelitian,

responden tersebut mampu mengisi semua jawaban dengan hasil yang baik

namun ketika pertanyaan tentang perilaku merokok, mereka menjawab ya

yang berarti mereka merokok dan setelah ditelusuri penyebab mereka

merokok jawaban yang mereka lontarkan tidak logis maka peneliti

menyimpulkan bahwa pengetahuan para remaja hanya sampai pada batas

memahami perilaku merokok saja tidak sampai mengaplikasikan

pengetahuan mereka tentang perilaku merokok. Sedangkan responden

lainnya merokok karenakan pengetahuan mereka yang kurang tentang

perilaku merokok.

2. Pengaruh Psikososial terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-


Laki

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa psikososial

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun

2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 diatas, dari 35 responden yang

mendapat pengaruh psikososial terdapat 30 responden (85,7%) yang

merokok dan 5 responden (14,3%) yang tidak merokok. Dari 22 responden

yang tidak mendapat pengaruh psikososial terdapat 12 responden (54,5%)

yang merokok dan 10 responden (26,3%) yang tidak merokok.

Hasil penelitian ini juga terbukti setelah dilakukan uji statistik uji

chi-square dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana

didapat nilai p-value (0,014) lebih kecil dari nilai -value (0,05), yang
55

berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa

laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2008) menyatakan

bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi karena mamperhatikan,

mencontoh atau meniru perilaku orang lain. Dalam hal merokok, perilaku

merokok terbentuk karena melihat atau mencontoh orang di sekitar terutama

teman dan keluarga yang merokok. Remaja akan terus merokok jika bergaul

dengan teman yang merokok. Hal ini didukung oleh yang dikemukakan

Jessor dalam susiana (2007) bahwa perilaku merokok remaja terjadi karena

pengaruh dan tekanan dari teman sebaya, remaja biasanya merokok bersama

orang lain terutama teman sebaya. Remaja akan menghisap banyak batang

rokok bersama temannya yang juga perokok daripada saat ia sedang

sendirian.

Endrawanch (2009), menyatakan bahwa melalui hubungan

teman sebaya, remaja belajar mengambil keputusan sendiri dan melakukan

segala hal dengan mandiri seraya mempelajari pola perilaku yang diterima

dan dilakukan oleh teman atau kelompoknya. Hal ini dilakukan agar

mendapat pengakuan dan penerimaan dari teman atau kelompok tersebut.

Kelompok teman sebaya merupakan hal yang penting bagi remaja sehingga

mereka cenderung mengikuti perilaku yang diterima oleh kelompoknya.

Agus (2009) mengungkapkan bahwa hal yang mempengaruhi remaja

merokok paling besar adalah teman satu kelompok yang merokok. Remaja
56

terjebak dalam perilaku merokok agar memperoleh keuntungan psikososial

antara lain agar diterima dalam lingkungan sebaya, ingin terlihat lebih

dewasa dan merasa lebih nyaman.

Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang

berperilaku adalah karena berbagai alasan pokok antara lain pemikiran dann

perasaan (though and feeling) dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan, nilai-nilai seseorang terhadap objek, sumber-sumber daya

(resources), yakni mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, serta

kebudayaan (Riskesdas, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih Perwitasari (2006),

tentang hubungan psikososial, psikologi dan sosial dengan perilaku

merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psikososial, psikologi dan

sosial yang buruk mempengaruhi perilaku seseorang dalam berperilaku,

terutama perilaku merokok. Nilai p-value yang diperoleh adalah p = 0,0025

(p < 0,01).

Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui, peneliti

berasumsi bahwa psikososial merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki hal karena siswa

tersebut ingin diakui oleh teman kelompoknya. Pada penelitian ini

ditemukan masalah yaitu terdapat 12 responden yang tidak terpengaruh oleh

psikososial namun mereka merokok hal tersebut disebabkan oleh keinginan

mereka untuk mencoba-coba merokok dan lama-lama jadi ketagihan karena

pada rokok terkandung nikotin yang membuat orang-orang perokok menjadi


57

pecandu rokok. Sedangkan responden lain merokok disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya ingin mendapatkan pengakuan sebagai laki-

laki, terpengaruh oleh kawan bermainnya, stress oleh pacarnya dan stress

terhadap tekanan yang diberikan orangtauanya.

3. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa sikap

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun

2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.7 diatas, dari 37 responden yang

memiliki sikap positif terdapat 36 responden (97,3%) yang merokok dan 1

responden (2,7%) yang tidak merokok. Dari 20 responden yang memiliki

sikap negative terdapat 6 responden (30,0%) yang merokok dan 14

responden (70,0%) yang tidak merokok.

Hasil penelitian ini juga terbukti setelah dilakukan uji statistik uji

chi-square dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana

didapat nilai p-value (0,000) lebih kecil dari nilai - value (0,05), yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan antara sikap terhadap perilaki merokok pada siswa laki-laki

di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.;

Sikap belum merupakan suatu suatu tindakan atau aktifitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap


58

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

Sikap tidak selalu konsisten dengan perilaku karena antara sikap

dan perilaku ada faktor penghubung yaitu niat, dan niat itu sendiri

dipengaruhi banyak hal, baik dari dalam diri sendiri maupun karena faktor

luar, misalnya tekanan sosial. Sikap juga dipengaruhi oleh kepercayaan.

Apabila seseorang, dalam hal ini tidak percaya (baik dari hasil pengamatan

ataupun informasi yang diterima) bahwa merokok berbahaya bagi

kesehatan, maka kemungkinan remaja untuk berperilaku merokok adalah

besar. Sikap adalah salh satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan

masih banyak variabel lain yang juga berpengaruh terhadap timbulnya suatu

perilaku. Kar dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis perilaku dengan

bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat untuk bertindak

(behavior Intention), dukungan sosial dari masyarakat sekitar (acessbility of

Information), otonomi pribadi dalam pengambilan keputusan atau tindakan

(Personal Autonomy), dan situasi yang menungkinkan untuk bertindak

(Action Situation).

Penelitian yang dilakukan oleh M. Aji Bayu Nugroho (2008)

tentang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada

mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bersikap

positif terhadap rokok akan cenderung merokok dibandingkan dengan

responden yang bersikap negatif terhadap rokok. Nilai p-value 0,003 (p <

0,01).
59

Dari literatur dan hasil penelitian yang ditemui, peneliti berasumsi

bahwa sikap seseorang mempengaruhi perilaku orang tersebut. sikap yang

ditimbulkan terhadap perilaku merokok akan mempengaruhi individu

tersebut dalam mengambil keputusan untuk berperilaku. Sikap positif

terhadap rokok berarti mendukung terhadap adanya rokok dan perokok

maka orang tersebut akan ikut sebagai perokok dan sebaliknya jika bersikap

negatif terhadap rokok, orang tersebut cenderung tidak merokok. Dalam

penelitian ini terdapat masalah yaitu terdapat 6 responden yang bersikap

negatif terhadap rokok namun mereka juga perokok, hal tersebut sesuai

dengan pernyataan mereka. Bahwa mereka sebenarnya tidak menyukai

perokok karena asap rokok mereka yang ditimbulkan mengganggu orang

lain, setalah ditanya kenapa mereka juga merokok. Mereka mengungkapkan

ingin berhenti merokok namun belum bisa karena kawannya yang lain

perokok dan dengan rokok mereka bisa melupakan masalah yang ada.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian pada BAB sebelumnya, peneliti

membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa

laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013,

ditandai dengan nilai p-value (0,001) < dari -value (0,05)

2. Ada pengaruh antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa

laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013,

ditandai dengan nilai p-value (0,014) < dari -value (0,05)

3. Ada pengaruh antara sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki

di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai

dengan nilai p-value (0,000) < dari -value (0,05).

B. Saran

1. Bagi Responden

Agar dapat memberikan pengetahuan bagi remaja mengenai dampak

buruknya perilaku merokok bagi diri dan sekitarnya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Agar dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih

mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok

60
bagi siswa serta mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pada siswa

dengan lebih mengaktifkan bimbingan dan konseling.

3. Bagi Institusi

Agar dapat menambah bacaan perpustakaan di Stikes UBudiyah yang dapat

dijadikan untuk pengembangan pengetahuan serta dapat dijadikan penduan

bagi mahasiswi yang akan melanjutkan penelitian.

61
DAFTAR PUSTAKA

Adisti, Amelia. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku


Merokok Pada Remaja Laki-laki. Skripsi Psikologi. USU

Ahnyar. 2009. Dampak Merokok. Jakarta: Bina Medika

Arum. 2008. Perilaku Merokok. http://Arum.psy.blogspot.com/ diakses tanggal 28


Januari 2013

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Bisri. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : EGC

Carson dan Butcher (Alih Bahasa Nugroho). 2005. Sosiologi Dasar. Jakarta :
Hipokrates

Endrawanch. 2009. Indonesia dan Rokok. http://medicastore.blogspot.com/


diakses tanggal 28 Januari 2013

Helmi, Faradilla. 2008. Faktor Penyebab Perilaku Merokok Remaja. Skripsi.


UGM

Mutadin, Zanul. 2004. Panduan bagi Para Perokok. Jakarta : Hipokrates

Nasution. 2007. Merokok Pada Remaja Masa Kini. http://infokes.blogspot.com/


diakses tanggal 28 Januari 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Nugroho, M. Aji Bayu. 2008. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan


Perilaku Merokok Pada Siswa SLTP Di Kecamatan Sukoharjo. Skripsi
UMS.

Perwitasari, Ratih. 2006. Hal-hal Mengenai Rokok.


http://perwitasari.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013

62
Putri. 2008. Kerugian Merokok. http://Theo.blogspot.com/ diakses tanggal 28
Januari 2013

Poerwadarmanto. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Riskesdas. 2010. Prevalensi Merokok. http://Riskes.wordpress.com/ diakses


tanggal 28 Januari 2013

Suryanto. 2013. Kasus Akibat Rokok. http://Antaranews.com/ diakses tanggal 09


September 2013

Wibisono. 2008. Stress dan Rokok. http:// Indonesiaindonesia.com/ diakses


tanggal 28 Januari 2013

Wijaya, Adi. 2012. Bahaya rokok bagi kesehatan dan cara berhenti merokok.
http://permatihic.blogspot.com/ diakses tanggal 09 September 2013

Yudhe. 2013. 15 penyakit yang disebabkan oleh rokok. http://yudhe.com/ diakses


tanggal 09 September 2013

Yusuf, S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT


Remaja Resdakarya

63
KUESIONER

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa


Laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Banda Aceh Tahun 2013

A. Perilaku Merokok
1. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Tidak

B. Pengetahuan
1. Apakah rokok itu berbahaya bagi kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
2. Berbahaya bagi kesehatan siapa?
a. Perokok itu sendiri
b. Orang di sekitar perokok tersebut
c. Perokok dan orang di sekitar perokok
3. Seberapa besar resiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok pada orang di
sekitar perokok?
a. Lebih kecil resikonya dari perokok
b. Sama resikonya dengan perokok
c. Lebih besar resikonya dari perokok
4. Orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada di dekat orang yang
sedang merokok dan ikut menghirup asap rokok disebut?
a. Perokok aktif
b. Perokok pasif
c. Perokok aktif dan pasif

64
5. Bahaya kesehatan apa yang ditimbulkan oleh rokok?
a. Ashma
b. Penyakit jantung
c. Pikun
6. Apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya?
a. Ada
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Apakah anda tahu zat kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok?
a. Ada
b. Tahu
c. Tidak tahu
8. Zat kimia apa yang ada di bawah ini yang berbahaya untuk kesehatan?
a. Tar
b. Nikotin
c. Tidak tahu
9. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat membuat kecanduan?
a. Tar
b. Nikotin
c. Tidak tahu
10. Apakah anda mengetahui adanya peraturan yang melarang merokok di
tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar
mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum?
a. Ada
b. Tahu
c. Tidak tahu

65
C. Psikososial
1. Keadaan apa yang membuat anda merokok?
a. Merasa bosan
b. Merasa tertekan
2. Bagaimana keluargamu ketika anda merokok?
a. Ditegur
b. Dibiarkan
3. Pernahkah anda merokok bersama teman anda?
a. Pernah
b. Tidak pernah
4. Bagaimanakah tindakan teman anda ketika anda merokok?
a. Menasihati/menegur
b. Meminta rokok
5. Seberapa besar pengaruh iklan dalam memotivasi anda untuk merokok?
a. Besar sekali
b. Tidak ada pengaruh
6. Apakah di daerah sekolah anda ada warung yang menjual rokok?
a. Ada
b. Tidak ada
7. Apakah disekitar rumah anda ada warung yang menjual rokok?
a. Ada
b. Tidak ada
8. Apakah anggota keluarga anda ada yang merokok?
a. Ada
b. Tidak ada
9. Apakah ada teman anda yang merokok?
a. Ada
b. Tidak ada
10. Apakah ada guru disekolah anda yang merokok?
a. Ada
b. Tidak ada

66
D. Sikap
1. Anda akan tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap
rokok anda?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
2. Anda lebih percaya diri jika sedang merokok?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
3. Anda bebas merokok dimana saja anda ingin merokok?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
4. Menghirup udara bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
5. Pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok?
a. Setuju
b. Tidak Setuju

67
TABEL SKOR

Tabel 1. Variabel Perilaku Merokok

No Variabel No Urut Bobot Skor Rentang


Pertanyaan A B
1. Perilaku Merokok 1. 1 0 -Merokok, jika
jawaban ya

-Tidak
Merokok, tidak

Tabel 2. Variabel Pengetahuan

No Variabel No. Urut Bobot Skor Rentang


Pertanyaan A B C
1. Pengetahuan 1. 1 0 0 -Baik jika 76-
100%
2. 2. 0 0 1 pertanyaan
dijawab benar
3. 3. 0 1 0
-Cukup jika
61-75%
4. 4. 0 1 0 pertanyaan
dijawab benar
5. 5. 1 0 0
-Kurang jika
6. 6. 1 0 0 <60%
pertanyaan
7. 7. 0 1 0 dijawab
benar
8. 8. 1 0 0

9. 9. 0 1 0

10. 10. 0 1 0

68
Tabel 3. Variabel Psikososial

No Variabel No. Urut Bobot Skor Rentang


Pertanyaan A B
1. Psikososial 1. 0 1 Mempengaruhi, jika
jawaban benar x 6
2. 2. 1 0
Tidak Mempengaruhi,
3. 3. 1 0 jika jawaban benar x <
6
4. 4. 0 1

5. 5. 1 0

6. 6. 1 0

7. 7. 1 0

8. 8. 1 0

9. 9. 1 0

10. 10. 0 1

Tabel 4. Variabel Sikap

No Variabel No Urut Bobot Skor Rentang


Pertanyaan A B
1. Sikap 1. 1 0 positif, jika
jawaban benar
2. 2. 1 0 x3

3. 3. 1 0 negatif, jika
jawaban benar
4. 4. 1 0 x<3

5. 5. 0 1

69
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiwi D-IV Kebidanan

STIKES UBudiyah Indonesi

Nama : Novi Wage Frihartine

NIM : 121010210019

Adalah Mahasiwi D-IV Kebidanan STIKES UBudiyah Indonesia, yang

akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Skripsi sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Adapun penelitian yang

dimaksud berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada

Siswa Laki-laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.

Penelitian ini tidak merugikan anda, kerahasiaan informasi yang diberikan

akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan peneliti.

Jika anda tidak bersedia menjadi responden maka tidak akan ada ancaman

dan paksaan bagi anda dan keluarga. Dan jika terjadi hal-hal yang

memungkinkan anda untuk tidak mengundurkan diri dan menyetujui, maka saya

memohon kesediaannya untuk menandatangani lembaran persetujuan dan

menjawab dengan sesungguhnya dan sejujur-jujurnya pertanyaan pada kertas ini.

70
Dengan demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan

kesediaan anda sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Novi Wage Frihartine


NIM : 121010210019

71
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia

ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan di lakukan oleh Mahasiswi D-IV

Kebidanan STIKES UBudiyah Indonesia.

Nama : Novi Wage Frihartine

NIM : 121010210019

Judul KTI : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

pada Siswa Laki-laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Banda Aceh

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar

manfaatnya bagi perkembangan ilmu kebidanan di Negara Indonesia dan Provinsi

Aceh.

Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat

diperlukan seperlunya.

Banda Aceh, 2013

Responden

()

72
Frequency Table
Perilaku Merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Merokok 42 73.7 73.7 73.7
Tdk Merokok 15 26.3 26.3 100.0
Total 57 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 15.8 15.8 15.8
Cukup 11 19.3 19.3 35.1
Kurang 37 64.9 64.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

Psikososial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mempengaruhi 35 61.4 61.4 61.4
Tdk Mempengaruhi 22 38.6 38.6 100.0
Total 57 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 37 64.9 64.9 64.9
Negatif 20 35.1 35.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

73
Crosstabs
Pengetahuan * Perilaku Merokok
Crosstab

Perilaku Merokok
Merokok Tdk Merokok Total
Pengetahuan Baik Count 2 7 9
Expected Count 6.6 2.4 9.0
% within Pengetahuan 22.2% 77.8% 100.0%
Cukup Count 7 4 11
Expected Count 8.1 2.9 11.0
% within Pengetahuan 63.6% 36.4% 100.0%
Kurang Count 33 4 37
Expected Count 27.3 9.7 37.0
% within Pengetahuan 89.2% 10.8% 100.0%
Total Count 42 15 57
Expected Count 42.0 15.0 57.0
% within Pengetahuan 73.7% 26.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 17.452a 2 .001
Likelihood Ratio 16.399 2 .000
Linear-by-Linear
16.892 1 .000
Association
N of Valid Cases 57
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.37.

Psikososial * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok
Merokok Tdk Merokok Total
Psikososial Mempengaruhi Count 30 5 35
Expected Count 25.8 9.2 35.0
% within Psikososial 85.7% 14.3% 100.0%
Tdk Mempengaruhi Count 12 10 22
Expected Count 16.2 5.8 22.0
% within Psikososial 54.5% 45.5% 100.0%
Total Count 42 15 57
Expected Count 42.0 15.0 57.0
% within Psikososial 73.7% 26.3% 100.0%

74
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.768b 1 .009
Continuity Correctiona 5.256 1 .022
Likelihood Ratio 6.678 1 .010
Fisher's Exact Test .014 .011
Linear-by-Linear
6.649 1 .010
Association
N of Valid Cases 57
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.79.

Sikap * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok
Merokok Tdk Merokok Total
Sikap Positif Count 36 1 37
Expected Count 27.3 9.7 37.0
% within Sikap 97.3% 2.7% 100.0%
Negatif Count 6 14 20
Expected Count 14.7 5.3 20.0
% within Sikap 30.0% 70.0% 100.0%
Total Count 42 15 57
Expected Count 42.0 15.0 57.0
% within Sikap 73.7% 26.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 30.322b 1 .000
ContinuityCorrectiona 26.951 1 .001
Likelihood Ratio 32.073 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
29.790 1 .000
Association
N of Valid Cases 57
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.26.

75

Anda mungkin juga menyukai