Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengetahuan adalah sesuatu

yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dapat di

pengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam seperti motivasi dan

faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.

(Notoatmodjo, 2010)

Pengetahuan siswa-siswi dapat di peroleh dari beberapa faktor baik

formal seperti pendidikan yang di dapat dari sekolah serta non formal.

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang.

Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu

yang telah di ketahui baik melalui pengalaman, Belajar, ataupun informasi

yang di terima dari orang lain. Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan

adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

7
2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif)

memiliki 6 tingkatan yang terdiri dari: mengetahui, memahami,

menggunakan, menguraikan, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

1) Mengetahui (Know)

Dapat di artikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Pengetahuan dalam tingkat ini yaitu mengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima.

2) Memahami (Comprehension)

Dapat di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menyelesaikan suatu

objek yang di ketahui secara benar dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar pula.

3) Menggunakan (Aplication)

Dapat di artikan sebagai suatu kemampuan untuk materi yang telah di

pelajari dalam situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Menguraikan (Analysis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek

ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi,

dan masih berkaitan antara satu dengan yang lain. Kemampuan abstrak

ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

7
menggambarkan atau membuat bagan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Menyimpulkan (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-

formulasi yang ada. Atau suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat

menyusun, merencanakan, dapat meringkasnya dan menyelesaikannya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.

6) Mengevaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan bias di

lakukan dengan cara wawancara atau angket yaitu menanyakan tentang

isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan di atas.

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Penelitian rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru

ada beberapa proses yang berurutan, yaitu awareness (kesadaran) pada

7
tahap ini seseorang mengetahui atau menyadari stimulus terlebih dahulu,

interserst yatiu orang mulai tertarik pada stimulus, selanjutnya adalah

evaluation yaitu mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. kemudian trial yaitu orang telah mulai mencoba perilaku

baru, dan yang terakhir adalah adoption yakni orang yang telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya

terhadap stimulus.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut depertement kesehatan RI, factor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai

saat berulang tahun semakin cukup umur, yang pada akhirnya tingkat

kematangan dan kekuatan individu tersebut akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.

Orang yang usianya lebih muda memiliki daya ingat yang lebih kuat yang

kreativitasnya lebih tinggi dalam mencari dan mengenal sesuatu yang

belum di ketahui di bandingkan dengan orang yang lebih tua. Di samping

itu, kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah di

lakukan karena otak berfungsi maksimal pada umur muda.

2) Pendidikan

7
Pendidikan merupakan bimbingan yang di berikan oleh seseorang kepada

orang lain untuk menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Dapat di

katakana bahwa pendidikan itu dapat menentukan individu dapat berbuat

dan mengisi kehidupannya dalam mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

mudah orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pengathuan yang dimilikinya.

3) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang harus di lakukan seorang

individu, terutama untuk menunjang kehidupannya beserta keluarganya.

Dalam hal ini, pekerjaan orang tua yang mencakup tentang penghasilan

keluarga akan berpengaruh terhadap pendidikan seorang anak, misalkan

anak yang harus putus sekolah yang di sebabkan tidak memiliki biaya

Karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah akibat dari

pekerjaan yang tidak memadai, sehingga otomatis pendidikan sehubungan

dengan pengetahuan yang di peroleh seorang anak, hanya sedikit di

bandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki pekerjaan yang

baik sehingga dapat menyekolahkan anaknya sampai di tingkat tinggi.

4) Social ekonomi

7
Pengetahuan juga di pengaruhi oleh tingkat social ekonomi seorang

individu. Hal ini berhubungan dengan pekerjaan seperti yang telah di

uraikan pada factor pekrjaan.

2.2 Sikap (Attitude)

2.2.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap merupakan tindakan atau aktifitas,

akan tetapi predisposisi dari tindakan atau perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup dan bukan reaksi atau tingkah laku terbuka. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Dalam penentuan sikap yang utuh

ini, pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

(Notoadmodjo, 2003)

2.2.2 Tingkatan Sikap

7
Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Menerima (receiving), yang berarti subjek mau dan memperhatikan

stimulus yang di berikan objek,

b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang di berikan adalah suatu

indikasi dari sikap,

c. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah,

d. Bertanggung jawab (Responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah di pilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2003).

2.2.3 Sifat Sikap

Menurut azwar (2005), Sikap dibagi menjadi dua sifat, antara lain:

1. Sikap positive, yaitu kecenderungan tindakannya mendekati, menyenangi,

dan mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negative, yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, dan tidak mempunyai obyek tertentu.

2.2.4 Ciri-ciri sikap

Menurut azwar (2005) ada 5 ciri-ciri sikap, yaitu:

a. Sikap bukan di bawa sejak lahir melainkan di bentuk atau di pelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini

7
membedakannya dengan sifat motiv-motiv biogenis seperti lapar, haus,

kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat di pelajari dan sikap dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu

yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, di pelajari atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat di

rumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah

yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang

di miliki orang.

2.2.5 Factor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut azwar (2005) ada beberapa factor yang mempengaruhi sikap

terhadap obyek sikap, antara lain:

a. Pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalamn pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalamn pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional.

7
b. Pengaruh orang lain yang di anggap penting, pada umumnya individu

cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang di

anggap penting. Kecenderungan ini di motivasi oleh keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang lain yang di anggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebuadayaan, tanpa di sadari kebudayaan telah menanamkan

garis yang mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan

telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang

memberi corak pengalamn individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media masa, dalam pemberiataan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual di sampaikan

secaraobyektiv cenderung di pengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya

berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari

lembaga pendidikan dan lemabaga agama sangat menentukan system

kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f. Factor emosional, kadang kala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yang di dasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frusatasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.3 Kebiasaan merokok pada pelajar

2.3.1 Merokok

7
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya

baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok sudah

menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi

kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu

kebiasaan buruk. Sementara, alasan utama merokok adalah cara untuk bisa

diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa

jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan stress.

2.3.2 Alasan merokok

Ada beberapa alasan umum yang menjadikan seseorang menjadi

perokok menurut Monique tahun 2000, yaitu:

a. Mencoba-coba dan ikut- ikutan, dimana kedua hal ini sering menjadi suatu

alasan beberapa pelajar menjadi perokokterutama laki-laki yang ingin

mencoba pengalaman baru tanpa mengetahui bahaya yang diakibatkan

b. Menambah kepercayaan diri/jati diri, alasan ini juga sering menjadi alasan

pelajar terutama laki-laki didalam pergaulannya selalu mencari jati diri dan

menambah kepercayaan dirinya.

c. Menghilangkan waktu senggang, ini juga merupakan alasan yang sering

dijumpai pada beberapa golongan usia.

7
d. Mengusir rasa dingin sementara pada tubuh, alasan ini merupakan alasan

dari beberapa golongan masyarakat yang tinggal di daerah dingin karena

dapat mengusir rasa dingin pada tubuh.

e. Dapat menghilangkan rasa sakit kepala dan stress, alasan ini sering

dijumpai pada orang yang sudah terbiasa merokok dan sudah lama menjadi

perokok sehingga apabila tidak merokok seperti ada sesuatu yang hilang

yang menyebabkan sakit kepala dan stress.

2.3.3 Factor yang menyebabkan adanya kebiasaan merokok pada pelajar

Ada beberapa factor yang mempengaruhi pelajar untuk merokok.

Yaitu sebagai berikut:

a. Factor psikologi yang terdiri dari factor perkembangan social yaitu

menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri,

penyesuaian psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok

dapat menjadi suatu cara bagi pelajar agar mereka tampak bebas dan

dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya

yang merokok. Factor psikiatrik yang dilihat dari suatu study

epidemiologi pada dewasa mendapatkan hubungan antara merokok

dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan jiwa, depresi, cemas, dan

penyalahgunaan zat-zat tertentu dan pelajar yang memperlihatkan gejala

depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk memulai

merokok dari pada pelajar yang tidak menampakkan gejala.

7
b. Factor biologic yang terdiri dari lima bagian, yaitu factor kognitif

merupakan factor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan

kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek yang bermanfaat dari

nikotin. Telah dibuktikan bahwa nikotin dapat mengganggu perhatian dan

kemampuan. Tetapi hal ini akan berkurang apabila mereka diberi nikotin

atau rokok. factor jenis kelamin, di mana belakangan ini kejadian

merokok meningkat pada pelajar perempuan. Perempuan perokok di

laporkan menjadi percaya diri, suka menentang, dan secara social baik.

Keadaan ini berbeda dengan laki-laki perokok yang sacara social tidak

aman. Factor etnik, dapat ditunjukkan bahwa di Amerika serikat angka

kejadian merokok tertinggi pada orang-orang kulit putih dan penduduk

asli amerika, serta terendah pada orang-orang amerika keturunan afrika

dan asia. Faktor genetic, pada factor ini, variasi genetic mempengaruhi

fungsi reseptor dopamine dan enzim hati yang memetabolisme nikotin.

Konsekuensinya adalah meningkatkan resiko kecanduan nikotin pada

beberapa individu.

c. Factor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan rokok antara lain:

1) Pengaruh orang tua dari keluarga sejak kecil

Salah satu temuan tentang alasan merokok adalah bahwa

remaja yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana

orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan

7
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi

perokok dibanding remaja yang berasal dari lingkungan rumah

tangga yang bahagia.

Remaja yang berasal dari kelurga konservatif yang

menekankan nilai-nilai social dan agama yang baik dengan tujuan

jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan perokok

/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif

dengan penelkanan pada falsafah kerjakan urusanmu sendiri-

sendiri, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua

sendiri menjada figur contoh yaitu sebagai prokok berat, maka anak-

anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang

tinggal dengan satu orang tua (single parents). Remaja akan lebih

cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok daripada

ayah yang merokok, hal ini terlihat pada remaja puteri (Al Bachri,

Buletin RSKO, tahun IX, 1991). Dari kebiasaan yang terbawa sampai

mereka dewasa.

2) Pengaruh orang lain atau teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin besar

kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian

sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,

7
pertama perokok tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan

teman-teman perokok tersebut dipengaruhi oleh diri perokok

tersebut yang semua akhirnya menjadi perokok. Diantara perokok

terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih

sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

3) Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan

diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat

prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah

konformitas social.

4) Pengaruh iklan

Melihat iklan dimedia massa dan elektronik yang

menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan

atau glamour, membuat perokok khusunya remaja seringkali terpicu

untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

(Mu tadin, http://www.e-psikologi.com,2007)

2) Factor peraturan berupa peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai

yang tinggi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Tetapi

kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok pada

7
pelajar walaupun telah dibuat usaha-usaha untuk mencegahnya

(Soetjiningsih, 2004)

2.3.4 Bahaya Kebiasaan Merokok

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999,

sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila

konsumsi tembakau tidak dihentikan Merokok sangat berbahaya bagi

kesehatan, karena di dalam rokok sendiri terdapat ribuan unsur zat kimia yang

terkandung. Dengan merokok, sama saja dengan menggunakan zat kimia

secara tidak langsung dan juga menghancurkan organ-organ tubuh. Secara

garis besarnya, merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh. Berdasarkan

penelitian dokter, berbagai jenis kerugian merokok, yaitu:

1. Jangka Pendek

a. Asap rokok dapat merangsang batuk

b. Asap rokok menyebabkan saluran napas menyempit yang

berlangsung antara 30-40 menit

c. Asap rokok melumpuhkan peralatan pembersih pada saluran napas

yang menyebabkan napas sesak

d. Bahan-bahan beracun dari asap rokok diserap oleh darah masuk ke

seluruh tubuh, sehingga menimbulkan pusing dan sakit kepala.

2. Jangka Panjang

7
a. Terjadinya gangguan fungsi paru-paru secara potensial

b. Menyebabkan produksi lendir pada saluran napas berlebihan

setelah kurang lebih 15 tahun merokok

c. Penyempitan saluran napas yang menetap dengan gejala sesak

napas

d. Sebesar 80% dari pengaruh rokok dapat mengakibatkan kanker.

e. Memperbesar tingkat penyempitan / pengerasan pembuluh darah

f. Penyebab utama kanker tenggorokan

2.3.5 Cara Menghindari kebiasaan merokok

Menurut Monique tahun 2000, ada beberapa cara untuk menghidari

kebiasaan merokok, yaitu:

a. Menumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok, dalam hal ini

kita harus mengingat penyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok.

b. Meminta bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak

lagi menghisap rokok. Yang pertama dilakukan adalah dengan

memberitahukan niat untuk tidak lagi merokok kepada orang terdekat

sehingga merekaakan membantu dan mengingatkan agar tidak merokok,

sehingga perlahan-lahan anda akan merasa risih dan sungkan karena terus-

menerus di ingatkan.

c. Menanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama

sekali dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan dengan memulai

7
menurunkan jumlah batang rokok yang di hisap perhari, sehingga semakin

lama semakin sedikit sampai tidak sama sekali.

d. Menjauhi semua kemungkinan yang dapat membuat kembali menjadi

perokok. Cara ini dilakukan dengan menghindari berkumpul dengan

teman-teman atau orang lain yang merokok sehingga anda tidak ingin

kembali merokok.

e. Mencari pengganti yang lebih positive dari pada rokok. Untuk mengganti

waktu yang digunakan untuk merokok maka dapat melakukan olahraga,

makan permen, atau melakuakan aktivitas lain.

2.4 Kerangka Berfikir

2.4.1 Kerangka Teori

Pengetahuan adalah sesuatu yang berkaitan dengan proses

pembelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa pengetahuan merupakan

hasil tahu, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu. Pengetahuan siswa-siswi dapat di peroleh dari beberapa

faktor baik formal seperti pendidikan yang di dapat dari sekolah serta non

formal. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat pentinguntuk

terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2005) domain

tingkat pengetahuan (kognitif) memiliki 6 tingkatan yang terdiri dari:

7
mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan, dan

mengevaluasi.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup. Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi

empat, yaitu: Menerima (receiving), Merespon (responding), Menghargai

(valuing), Bertanggung jawab (Responsible).

Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di

masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui

orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Sementara, alasan utama merokok

adalah cara untuk bisa diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok,

menghilangkan rasa jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan stress. Ada

beberapa alasan umum yang menjadikan seseorang menjadi perokok menurut

Monique tahun 2000, yaitu: Mencoba-coba dan ikut-ikutan, Menambah

kepercayaan diri/jati diri, Menghilangkan waktu senggang, Mengusir rasa

dingin sementara pada tubuh, Dapat menghilangkan rasa sakit kepala dan

stress. Ada beberapa factor yang mempengaruhi pelajar untuk merokok. Yaitu

sebagai berikut: Factor psikologik, Factor biologic, Factor lingkungan, dan

Factor peraturan

7
Faktor predisposisi: Faktor Pendukung:
1.Pengetahuan
a.Definisi merokok - Lingkungan
b.Alasan merokok sekolah
Kebiasaan
c. Factor yang - Lingkungan
Merokok
menyebabkan kaluarga
kebiasaan merokok - Lingkungan
pada pelajar masyarakat
d.Bahaya kebiasaan
merokok.
e. Cara menghindari
Faktor Pendorong:
kabiasaan merokok
2.Sikap - Orang tua
sikap pelajar - Teman sebaya
sehubungan dengan
- Petugas
kebiasaan merokok
pada diri sendiri, di kesehatan
lingkungan tempat
tinggal, sekolah, dan
tempat umum lainnya

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

2.4.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Kebiasaan
Merokok

sika
p

Keterangan:

7
= Variabel Independent

= Variabel Dependent

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

2.4.3 Hipotesis Penelitian

Ha :

1. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Kebiasaan Merokok

2. Ada hubungan antara Sikap dengan Kebiasaan Merokok

H0 :

1. Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Kebiasaan Merokok

2. Tidak ada hubungan antara Sikap dengan Kebiasaan Merokok

Anda mungkin juga menyukai